77 research outputs found
MAKNA SIMBOLIK KAIN SONGKET SUBAHNALE SUKU SASAK DESA SUKARARA LOMBOK
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1). Mendeskripsikan bentuk motif kain tenun
songket Sasak di Desa Sukarara Lombok Tengah, Lombok., 2). Mendeskripsikan
proses pembuatan kain tenun songket Sasak., 3). Mendeskripsikan makna simbolik
kain tenun songket Sasak
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan
pengambilan data dan mengorganisasi data menjadi karya skripsi. Metode yang
digunakan adalah wawancara dan dokumentasi dengan sumber-sumber yang
berasal dari pengrajin, tokoh adat, kepala desa dan masyarakat Desa Sukarara.
Subyek dari penelitian ini adalah kain tenun songket suku Sasak yang berada di
Desa Sukarara, Lombok. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1). Proses pembuatan kain tenun
songket suku Sasak di Desa Sukarara terdiri dari mempersiapkan alat dan bahan
yang terdiri dari mempersiapkan alat pembuat tenun, menyusun benang, memintal
benang, memasukan benang ke dalam sisir, proses terakhir yaitu finishing dengan
cara merapikan benang-benang yang terurai keluar dari kain. (2). Makna yang
terkandung dalam sepuluh kain songket pada umumnya bermakna rasa syukur
manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa atas apa yang telah diberikan kepada
manusia (3). Masyarakat suku Sasak menggunakan alam sekitar dan cerita rakyat
sebagai refrensi membuat tenun songket. Motif tersebut yaitu: 1). Motif Serat
Penginang, 2). Motif Panah, 3). Motif Keker, 4). Motif Tokek, 5). Motif Nanas, 6).
Motif Bulan Berkurung, 7). Motif Wayang, 8) Motif Bintang Empat, 9). Kain Ragi
Genep, 10). Kain Lempot Umbak
LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 1 SEWON
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merupakan pengembangan dari IKIP
Yogyakarta, dimana dalam pengembangannya masih tetap mempertahankan dan terus
mengembangkan salah satu fungsinya yaitu untuk mempersiapkan serta
menghasilkan guru atau tenaga kependidikan lainnya yang memiliki nilai, sikap,
pengetahuan dan keterampilan sehingga menjelma menjadi tenaga professional
pendidikan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka UNY memberikan pengetahuan
dan keterampilan kepada mahasiswa dalam serangkaian mata kuliah yang salah
satunya adalah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). PPL ini bertujuan untuk melatih
mahasiswa agar memiliki pengalaman nyata tentang proses belajar mengajar. Dengan
adanya PPL ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi mahasiswa untuk
mengembangkan diri sebagai tenaga keguruan yang professional sehingga memiliki
sikap, nilai, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam profesinya.
Kegiatan atau program PPL dilaksanakan di SMP N 1 Sewon pada tanggal 10
Agustus 2015 sampai dengan 12 September 2015. Sebelum kegiatan dilaksanakan,
terlebih dahulu diawali dengan berbagai kegiatan persiapan, di antaranya pengajaran
mikro, pembekalan, dan observasi. Kegiatan praktik pengalaman lapangan yang
dilakukan di SMP N 1 Sewon adalah kegiatan praktik mengajar di kelas sebagai
program utama. Program utama individu praktikan adalah membuat perangkat
pembelajaran, praktik mengajar, dan penyusunan evaluasi pembelajaran. Praktikan
mengampu pelajaran prakarya kelas 7 dan kelas 9 sebanyak 7 kelas, yaitu kelas VII A
VII C, VII E, dan IX A, IX B, IX C, IX G dengan total pertemuan sebanyak 7 kali.
Proses pembelajaran dilakukan menggunakan metode Scientific sebagai metode
dalam kurikulum 2013 yang menuntut siswa aktif melalui kegiatan pengamatan,
penyelidikan, diskusi, dan komunikasi (presentasi).
Hasil dari kegiatan PPL selama 1 bulan adalah pelaksanaan PPL berjalan
dengan baik dan lancar, tanpa kendala yang berarti. Kelancaran pelaksanaan program
PPL UNY 2015 ini tak lepas dari adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah,
khususnya guru pembimbing, mahasiswa serta peserta didik SMP Negeri 1 Sewon
MAKNA SIMBOLIK KAIN SONGKET SUBAHNALE SUKU SASAK DESA SUKARARA LOMBOK
Penelitian ini bertujuan untuk 1). Mendeskripsikan bentuk motif kain tenun
songket Sasak di Desa Sukarara Lombok Tengah, Lombok., 2). Mendeskripsikan
proses pembuatan kain tenun songket Sasak., 3). Mendeskripsikan makna simbolik
kain tenun songket Sasak
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan
pengambilan data dan mengorganisasi data menjadi karya skripsi. Metode yang
digunakan adalah wawancara dan dokumentasi dengan sumber-sumber yang
berasal dari pengrajin, tokoh adat, kepala desa dan masyarakat Desa Sukarara.
Subyek dari penelitian ini adalah kain tenun songket suku Sasak yang berada di
Desa Sukarara, Lombok. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1). Proses pembuatan kain tenun
songket suku Sasak di Desa Sukarara terdiri dari mempersiapkan alat dan bahan
yang terdiri dari mempersiapkan alat pembuat tenun, menyusun benang, memintal
benang, memasukan benang ke dalam sisir, proses terakhir yaitu finishing dengan
cara merapikan benang-benang yang terurai keluar dari kain. (2). Makna yang
terkandung dalam sepuluh kain songket pada umumnya bermakna rasa syukur
manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa atas apa yang telah diberikan kepada
manusia (3). Masyarakat suku Sasak menggunakan alam sekitar dan cerita rakyat
sebagai refrensi membuat tenun songket. Motif tersebut yaitu: 1). Motif Serat
Penginang, 2). Motif Panah, 3). Motif Keker, 4). Motif Tokek, 5). Motif Nanas, 6).
Motif Bulan Berkurung, 7). Motif Wayang, 8) Motif Bintang Empat, 9). Kain Ragi
Genep, 10). Kain Lempot Umbak
Mapping Indonesian Department of Communication
The beginning of the history of communication studies in Indonesia is constructed by the invisible college of Indonesian scholars who returned from their studies in the United States, but no one has explained the contemporary conditions. Popular invisible college researches have tended to use co-citation and co-authorship analysis, even though invisible college relations are also formed through a scholarly background. The explanation about invisible colleges contributes to explaining influential groups in a particular field of science. Using social network analytics combined with historical reviews, this study explains the link between communication science education institutions in Indonesia that form an invisible college based on academic background identity. This study uses data relations between educational backgrounds and work places for 741 lecturers from 30 communication studies with ‘A’ accreditation in Indonesia. This study found that there was a shift in the orientation of communication science education from the USA to the local because of the development of communication science education in the ASEAN region, one of which was Indonesia. This study found that there were five invisible colleges based on the most influential educational backgrounds in communication science education namely the University of Indonesia, University of Padjadjaran, University of Gadjah Mada, University of Mercu Buana, and LSPR College of Communication. There are three factors making them the influential institutions: historical factors, heterogeneity, and geographical proximity
Penguatan Pemahaman Masyarakat Terhadap Keterbukaan Informasi Publik
Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik memberikan jaminan hak memperoleh informasi publik. Warga negara sebagai pembayar pajak berhak tahu segenap pelaksanaan pelayanan publik yang dibiayai oleh pajak. Keterbukaan informasi juga merupakan pondasi penting dalam demokrasi. Pemikiran ini mendorong upaya berkelanjutan untuk semangat keterbukaan publik melalui penyelenggaraan webinar penguatan pemahaman masyarakat terhadap keterbukaan informasi publik. Tujuan kegiatan tersebut untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap keterbukaan informasi publik. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 27 Juli 2020 pada pukul 09.00 sampai dengan 11.00 WIB. Berdasarkan evaluasi webinar yang telah dilakukan terjadi peningkatan pemahaman tentang keterbukaan informasi publik. Materi yang disampaikan telah sesuai dengan kebutuhan peserta terkait terma tersebut. Sosialisasi keterbukaan informasi publik perlu dilakukan secara lebih massif untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam demokrasi serta mendukung tata kelola pemerintahan yang bai
HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 2 LUBUKLINGGAU
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 2 Lubuklinggau. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat keterampilan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 2 Lubuklinggau. Populasi dalam penenlitian ini adalah siswa Ekstrakurikuler SMA Negeri 2 Lubuklinggau yang berjumlah 22 siswa. sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan total sampling artinya seluruh populasi menjadi sampel penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasonal. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, sedangkan teknik analisis data dalam penelitianini adalah teknik analisis kuantitatif dan menggunakan rumus korelasi product moment. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa koofisien korelasi ganda, Koordinasimata-kaki dan kelincahan dengan keterampilan menggiring bola sebesar Ry1,2 = 0,837, untuk menguji signifikan korelasi ganda tersebut dengan membandingkan fhitung = 22,26 dan ftabel = 3,25. Pebandingan tersebut dapat terlihat bahwa fhitung > ftabel, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan koordinasi mata-kaki dan kelincahan dengan keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 2 Lubuklingga
Perempuan Hijrah : Tinjauan Identitas Keagamaan Anggota Komunitas Move Malang
Hijrah dalam perkembangannya dapat dipahami melalui tiga perspektif yakni politik, ahli fiqih dan umum. Pada penelitian terdahulu konsep hijrah hanya banyak dibahas dalam perspektif politik dan ahli fiqih yang bermakna migrasi dan perpindahan tempat dari negara kafir menuju negara Islam. Penelitian ini mengambil kekokosongan dari penelitian terdahulu yang jarang membahas makna hijrah dalam perspektif umum. Hijrah dalam perspektif umum adalah perubahan perilaku demi tujuan agama yang sangat berkaitan dengan  fenomena hijrah saat ini. Munculnya fenomena hijrah diiringi dengan ciri lahirnya komunitas hijrah, seruan kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits, serta maraknya penggunaan simbol-simbol keagamaan oleh pelaku hijrah seperti memelihara jenggot, mengenakan celana di atas mata kaki, cadar, dan baju longgar. Melalui pemaparan mengenai perilaku dan atribut, penelitian ini berfokus pada identitas yang bertujuan untuk mengetahui identitas keagamaan pelaku hijrah. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode fenomenologi melalui pengalaman pelaku hijrah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identitas pelaku hijrah sebelum berhijrah adalah individu nakal yang ditunjukkan melalui perilakunya sering berpacaran dan membuka aurat. Faktor yang mendorong pelaku hijrah untuk berhijrah adalah keluarga dan teman serta kesadaran diri dari pelaku hijrah. Saat berhijrah identitas pelaku hijrah merupakan individu yang lebih taat dalam melaksanakan perintah agama melalui perilaku mengurangi interaksi dengan lawan jenis, menutup aurat, meninggalkan musik dan menghadiri majlis ilmu. Tiga informan penelitian ini memiliki identitas sebagai anggota kelompok salafi yang ditunjukkan melalui perilakunya dengan tidak berjabat tangan seusai sholat, tidak membaca do’a qunut dan mengharamkan demo. Perilaku ini didasari oleh keyakinan untuk melaksanakan perintah agama seperti pada zaman Nabi Muhammad dan sahabat.
Penyusunan dan Pelatihan Kerangka Kerja Publikasi Karya Ilmiah Populer untuk Mahasiswa
Posisi karya tulis ilmiah yang dipublikasikan oleh mahasiswa sangat penting terutama untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan analisis akademik dan juga meningkatkan reputasi akademik Program Studi hingga Universitas akan tetapi muncul berbagai masalah seperti publikasi karya tulis ilmiah terutama karya tulis ilmiah populer yang seringkali tidak memiliki tolak ukur dan panduan yang jelas. Oleh karena itu tujuan program pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang publikasi karya ilmiah populer sebagai usaha untuk meningkatan kemampuan akademik dan reputasi program studi melalui sebuah kerangka kerja yang komprehensif. Dalam proses penyusunan kerangka kerja publikasi karya tulis ilmiah populer maka diperlukan tahapan yang sistematik yaitu dimulai dari penyusunan kerangka kerja melalui sebuah buku panduan, melakukan validasi terhadap buku panduan tersebut yang kemudian diperlukan sebuah workshop sebagai sarana edukasi bagi mahasiwa dan hasil akhir buku panduan dievaluasi oleh mahasiswa dan juga dosen sehingga semakin komprehensif. Pada akhirnya dapat disusun sebuah buku panduan sebagai kerangka kerja publikasi karya tulis ilmiah populer untuk mahasiswa yang dapat digunakan untuk kegiatan pelatihan guna meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang publikasi karya tulis ilmiah popule
LIFE AFTER NATURAL DISASTER: THE CASE OF RESETTLEMENT POLICY IN PAGERJURANG, YOGYAKARTA
Public policy in managing natural disasters in Indonesia has not yet optimal. Nonetheless, there emerge programs to deal with natural disasters as the case of the 2010 Mount Merapi eruption. The government relocated the survivors using the Rekompak (Community-Based Rehabilitation and Reconstruction of Society and Settlement) program. Researcher employs interpretative approaches to understanding the reality which experienced by local inhabitants. Rekompak finished in 2014 at Pagerjurang, but this study uncover the side of the survivors who have moved to the new residential area. As the final statement, this study presents that moving residents' residences is not only a matter of physical displacement, but other conditions might hinder the resilience of local inhabitants such as changes in economic and socio-cultural conditions
The determinant factors of school organizational change in Madura, East Java, Indonesia
Organizational change is a phenomenon that must be faced and carried out by every individual in the organization to achieve organizational goals. Embodiments of organizational change often occur not because it suits the needs of the organization but because of personal interests and power. This study aimed to determine the main factors that can create change, namely the relationship of leadership and political pressure of school principals that influence organizational change in the Public Secondary School in Madura, East Java, Indonesia. This research used a quantitative approach to survey methods. Based on the achievement of its objectives, this study included causal explanation research, the analysis of this study using Structural Equation Modeling (SEM) and a sample of about 650 people collected from 1000 respondents taken from 130 schools through probability sampling techniques using AMOS software. The results showed that the leadership and political pressure of regional heads were the main factors of organizational change at SMPN (Public Secondary School) in Madura, East Java. Organizational Change depends very much on the role of the political pressure of the regional head through education policy, as well as the role of the principal's leadership in running the wheels of the organization so that the school's goals can be achieved. This study also showed that the principal's leadership as an intermediary variable from political pressure shows no influence because the political pressure of the regional head is directly related to organizational change
- …