14 research outputs found

    Studi Arus Laut Dan Sedimen Dasar Dalam Hubungannya Dengan Kondisi Terumbu Karang Di Perairan Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa Jepara Jawa Tengah

    Full text link
    Pulau Parang merupakan bagian dari Taman Nasional Kepulauan Karimunjawa yang termasuk pada zona budidaya, zona rehabilitasi, dan zona pemukiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola arus laut dan jenis sedimen dasar dalah hubungannya dengan kondisi terumbu karang yang ada di Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 September 2012 sampai 31 Januari 2013di Perairan Pulau Parang dan di Laboratorium Geologi Ilmu kelautan UNDIP. Data yang digunakan adalah data primer arus laut, sedimen dasar, kondisi terumbu karang, pasang surut, suhu, salinitas, kecerahan, kedalaman, pH, DO dan data sekunder peta rupa bumi Kepulauan Karimunjawa, peta batimetri Karimunjawa dan kondisi terumbu karang Pulau Parang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif merupakan metode dalam meneliti suatu kondisi di alam dengan intrepetasi yang sistematis, aktual, cermat dan tepat. Analisa data arus laut menggunakan pemodelaan SMS 8.0 dan 8.1 model arus ADCIRC, data sedimen dengan analisa ukuran butir, dan kondisi terumbu karang berdasarkan prosentase tutupan karang hidup. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi terumbu karang baik apabila nilai ukuran butir sedimen Pasir 99,173 % tinggi, Lanau 0,662 % rendah dan Lempung 0,164 % rendah dengan kecepatan arus 0,002 m/detik, kondisi terumbu karang sedang Pasir 89,789 % tinggi, Lanau 8,214 % rendah, danLempung 1,166% rendah dengan kecepatan arus 0,001 m/detik, kondisi terumbu karang buruk Pasir84,845 % tinggi, Lanau 12,244 % rendah, Lempung 2,91 % rendah dengan kecepatan arus 0,001 m/detik

    Kajian Batimetri Dan Pasang Surut Dalam Menentukan Lokasi Instalasi Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut Di Selat Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur

    Full text link
    Larantuka adalah suatu daerah di Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur. Pada bagian sentral Selat Larantuka terdapat Sempitan Gonzales yang memiliki potensi srus laut untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi batimetri dan pasang surut di perairan Selat Larantuka, sehingga dapat ditentukan kesesuaian lokasi peletakkan turbin PLTAL berdasarkan kedalaman.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif.Penyajian batimetri dalam bentuk peta dibuat menggunakan perangkat lunak Arc Map 10. Sedangkan proses interpolasi data kedalaman dan menampilkan kontur menggunakan perangkat lunak Surfer 11.Interpolasi yang digunakan adalah interpolasi kriging.Data pasang surut perairandiperlukan untuk mendapatkan nilai elevasi Chart Datum (Zo), Highest High Water Level (HHWL), Lowest Low Water Level (LLWL) dan Mean Sea Level (MSL) dengan metode admiralty. Berdasarkanhasilpenelitianinididapatkan informasi bahwa kedalaman di seluruh area lokasi penelitian berkisar antara 1,77 – 95,69 meter dan terdapat cekunagan dan gundukkanpada dasar laut.Tipe pasang surut Selat Larantuka adalah campuran condong harian ganda dengan bilangan fromzahl 0.625. Nilai MSL, HHWL dan LLWL Selat Larantuka adalah 158,37 cm, 299,11 cm dan17,62 cm.Kesesuaian lokasi untuk peletakkan turbin PLTAL di Selat Larantuka adalah dari kedalaman 30,41 sampai 40 meter terhadap Zo yaitu pada bagian tengah Sempitan Gonzales

    Kajian Pengaruh Bangunan Pemecah Gelombang Tipe Sambung Pantai Terhadap Gelombang Laut Di Pelabuhan Tapaktuan, Aceh Selatan

    Full text link
    Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi gelombang dan proses trnsformasi gelombang sebelum dan sesudah adanya pemecah gelombang di Pelabuhan Tapaktuan, Aceh Selatan. Penelitian dilakukan pada tanggal 27 Oktober – 18 November 2015 di Pelabuhan Tapaktuan, Aceh Selatan bersama dengan Tim Unit Tugas Rigel 19-2015 OPS Tapaktuan, DISHIDROS TNI-AL. Variabel yang diamati berupa gelombang laut dan angin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini secara kuantitatif. Pengolahan data angin dilakukan secara statistik menggunakan peramalan gelombang metode SMB (Sverdrup-Munk-Bretschneider). Software yang digunakan untuk membuat model gelombang adalah MIKE 21 SW (Spectral Wave), dimana dapat diketahui proses transformasi gelombang akibat adanya pemecah gelombang. Hasil pengolahan data lapangan menunjukkan bahwa tinggi gelombang maksimum sebesar 2,75 meter dengan periode 5,86 detik. Tinggi gelombang signifikan (Hs) 0,98 meter dan periode signifikan (Ts) 5,74 detik. Tinggi gelombang minimum 0,04 meter dengan periode 5,38 detik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pelabuhan Tapaktuan, Aceh Selatan cocok jika akan dibangun pemecah gelombang tipe sambung pantai karena dapat mengurangi tinggi gelombang yang menjalar jauh lebih kecil

    Kajian Penjalaran Dan Transformasi Gelombang Di Perairan Tanjung Kelian Kabupaten Bangka Barat

    Full text link
    Pantai Tanjung Kelian terletak di Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat Morfologi pantai di daerah ini berbentuk tanjung dan merupakan wilayah perairan selat Bangka, dimana perairan ini memiliki potensi arus dan gelombang yang cukup kuat. Di daerah ini juga terdapat Pelabuhan yang menjadi moda transportasi masyarakat pesisir sehingga pembahasan mengenai gelombang menjadi penting dalam penentuan letak bangunan pantai yang cocok untuk melindungi wilayah pelabuhan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan model matematis hidrodinamika dengan software SMS (Surface – Water Modelling System). Software SMS 10.0 digunakan sebagai alat untuk menganalisa penjalaran dan arah gelombang di Perairan Tanjung Kelian. Data yang digunakan meliputi data primer yaitu data hasil pengukuran gelombang gelombang selama 7 hari, dan data sekunder yaitu peta batimetri Pulau Bangka, peta RBI, dan data angin per jam selam 7 tahun dari stasiun PT. Timah, Bangka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada musim Barat gelombang menjalar dari Barat Laut menuju Tenggara dengan tinggi gelombang maksimum mencapai 1,048 meter dan periode 3,512 detik. Pada musim Peralihan I arah penjalaran berasal dari Barat menuju Tenggara dengan tinggi gelombang 0,816 meter dan periode 3,063 detik. Sedangkan pada musim Peralihan II dan Timur, arah penjalaran berasal dari Tenggara menuju Barat Laut dan tinggi gelombang maksimum mencapai 0,579 dan 0,599 meter dengan periode 2,67 dan 2,707 detik

    Pemodelan Inundasi (Banjir Rob) Di Pesisir Kota Semarang Dengan Menggunakan Model Hidrodinamika

    Full text link
    Fenomena banjir rob yang terjadi di Semarang sudah sangat memprihatinkan, karena banjir ini tidak hanya terjadi pada daerah pesisir pantai saja tetapi sudah menggenangi wilayah pariwisata, pemukiman, maupun industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung jarak dan luas genangan rob di pesisir Kota Semarang akibat kondisi pasang surut pada saat purnama dan perbani.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pengumpulan data sekunder, pengambilan data lapangan, dan pengolahan data. Pengambilan data lapangan dilakukan di perairan Kota Semarang yang dilaksanakan dari tanggal 5 - 20 Juli 2010 pada koordinat 6052'30”- 6057'30” LS dan 110019'45”-110027'30” BT. Pengolahan data serta proses pemodelan dilakukan di BPPT, Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa arus di daerah penelitian didominasi oleh arus pasang surut sebesar 74,3%, dimana pergerakannya condong dari arah utara ke selatan dengan kecepatan rata-rata terhadap kedalaman mencapai 0,024 m/s. Sedangkan dari hasil analisis banjir rob (inundasi), jarak terjauh terjadi di kecamatan Genuk yang mencapai 4,295 km dari garis pantai pada saat pasang purnama dan jarak terdekat terjadi di kecamatan Semarang Barat yang mencapai 488,93 m dari garis pantai pada saat pasang perbani. Selain itu berdasarkan hasil penelitian didapat luas banjir maksimal terjadi di kecamatan Tugu dengan luas 3450,1 Ha pada saat pasang purnama. Sedangkan wilayah yang paling sedikit terendam terjadi di kecamatan Gayamsari dengan luas 71,228 Ha pada saat pasang perbani. Hasil verifikasi bathimetri mempunyai tingkat kebenaran sekitar 73,69%, pasut sekitar 84,87%, vektor u dan v arus lapangan sekitar 93,58% dan model sekitar 92%

    Studi Pola Arus Di Perairan Khusus Pertamina PT. Arun Lhokseumawe - Aceh

    Full text link
    Perairan Khusus Pertamina PT. Arun yang terletak di Perairan Blang Lancang Lhokseumawe, Aceh, memiliki perairan yang cukup luas dan strategis karena berhadapan dengan Selat Malaka yang merupakan jalur lalu lintas kapal. Kondisi hidro – oseanografi seperti arus dan pasang surut merupakan dinamika perairan yang memberikan pengaruh terhadap proses Perubahan pada daerah perairan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif menggunakan model 2D dengan permodelan Surface Water Modelling System (SMS) untuk pola. Data yang digunakan meliputi data primer berupa data arus dan data sekunder berupa peta bathimetri Perairan Khusus Pertamina PT. Arun yang terletak di Perairan Blang Lancang Lhokseumawe, Aceh dan data pasang surut DISHIDROS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergerakannya dominan ke barat laut dan ke tenggara. Kecepatan maksimal sebesar 0,55 m/dt pada kedalaman 0,2 d bergerak ke arah tenggara dan kecepatan minimum sebesar 0,02 m/dt pada kedalaman 0,8 d bergerak ke arah tenggar

    Pemodelan Tumppahan Minyak Di Perairan Teluk Lampung

    Full text link
    Perairan Teluk Lampung, Provinsi Lampung merupakan salah satu perairan yang rentan mengalami tumpahan minyak. Kegiatan distribusi minyak yang berada di Pelabuhan Panjang kawasan Teluk Lampung erat kaitannya dengan proses bongkar muat minyak oleh kapal tanker. Kegiatan bongkar muat minyak inilah yang rentan terjadi tumpahan. Tumpahan minyak yang masuk ke perairan akan menyebar di permukaan laut dan menyebabkan dampak yang negatif bagi lingkungan pesisir dan laut. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui sebaran tumpahan minyak jenis bensin dan diesel di Perairan Teluk Lampung. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif. Tahapan penelitian ini yaitu pengukuran data lapangan, pemodelan hidrodinamika dan pemodelan tumpahan minyak. Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling. Hasil simulasi model hidrodinamika pola kecepatan arus di perairan Teluk Lampung bergerak secara bolak-Balik mengikuti periode pasang dan surut. Sebaran minyak jenis bensin dominan ke arah utara dan selatan, di utara teluk terjadi penumpukan minyak dengan ketebalan diatas 135 mm sedangkan ke arah selatan minyak menyebar sejauh Β±35 dengan waktu pemaparan 200 – 300 jam atau selama 8 – 13 hari. Sebaran jenis minyak diesel dominan ke arah utara dan selatan-barat daya, di utara teluk penumpukan minyak dengan ketebalan diatas 135 mm sedangkan ke arah selatan minyak menyebar sejauh Β±45 km dengan waktu paparan selama 300 – 400 jam atau selama 13 – 16 hari. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebaran minyak jenis bensin dan diesel mengikuti pola arus. Sebaran tumpahan minyak jenis diesel lebih jauh penyebarannya serta waktu pemaparannya dibandingkan sebaran tumpahan minyak jenis bensin, hal ini dikarenakan minyak jenis bensin lebih cepat menguap dan terdegradasi dibandingkan minyak jenis diesel

    Studi Pola Sebaran Tumpahan Minyak Dengan Aplikasi Model Hidrodinamika Dan Spill Analysis Menggunakan Software Mike 21 Di Perairan Selat Rupat, Provinsi Riau

    Full text link
    Berbagai aktivitas atau kegiatan industri seperti transportasi, penyimpanan, pengolahan dan distribusi minyak yang dilakukan di sekitar wilayah Selat Rupat, Provinsi Riau rawan terhadap pencemaran tumpahan minyak.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pola sebaran tumpahan minyak mentah (crude oil), avtur dan diesel dengan pendekatan model hidrodinamika dan spill analysis menggunakan software MIKE 21.Data yang digunakan mencakup data primer dan data sekunder.Data primer yaitu data arus laut, pasang surut, dan suhu air laut.Sedangkan data sekunder yaitu data angin, batimetri, data volume fraksi minyak dan data port information.Hasil yang diperoleh menunjukkan tipe pasang surutnya pasang surut harian ganda (semi diurnal) dengan nilai bilangan Formzhal 0,2287. Pola arus didominasi oleh arus pasang surut dengan kecepatan arus maksimum berkisar 0,9286 m/s dengan arah menuju timur Selat Rupat. Pola sebaran tumpahan minyak mentah (crude oil), avtur, dan diesel saat pasang bergerak ke arah timur Selat Rupat, sebaliknya pada saat surut bergerak kearah barat Selat Rupat. Minyak mentah (crude oil) memiliki waktu pemaparan yang lebih lama yaitu + 380 jam dibandingkan waktu pemaparan minyak avtur dan diesel yaitu+ 285 jam
    corecore