3 research outputs found
Analisis Cluster Kepuasan Pengguna Terhadap Layanan Shopee Menggunakan Algoritma K-Means
Di era teknologi yang semakin berkembang, keseharian manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari semakin mudah, salah satu diantaranya adalah belanja online. Aplikasi yang bergerak dibidang itu Shopee. Shopee merupakan aplikasi belanja online yang paling besar di Indonesia, dikarenakan promosi yang sering dan beragam, membuat masyarakat tertarik untuk menggunakan aplikasi Shopee. Oleh karena alasan itu, Shopee harus mengetahui kepuasan pelanggannya. Mengetahui kepuasan pelanggan adalah salah satu hal yang harus diketahui oleh pihak Shopee. Di mana kepuasan pelanggan dapat membuktikan kualitas yang dimiliki oleh pihak Shopee. Di dalam penelitian ini, akan dilakukan pengelompokkan kepuasan pelanggan Shopee dengan menggunakan algoritma K-Means. K-Means adalah salah satu algoritma Clustering, di mana K-Means akan menghasilkan kelompok berdasarkan kepada kemiripannya, sehingga metode ini cocok untuk digunakan dalam penelitian ini. Nilai cluster yang digunakan adalah 2,3,4 dan 5, di mana cluster yang telah dibentuk akan dievaluasi dengan menggunakan Davies Bouldin Index (DBI). Di mana cluster yang memiliki nilai DBI paling kecil adalah cluster yang paling optimal. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menghasilkan cluster yang paling optimal yaitu K-Means dengan k=2 memiliki nilai DBI sebesar 1.587617820812729
PENGARUH SUHU KALSINASI PADA SIFAT KEMAGNETAN MATERIAL BESI OKSIDA HASIL ELEKTROLISIS
Kajian pengaruh suhu kalsinasi terhadap sifat kemagnetan besi oksida hasil elektrolisi telah dilakukan. Material besi oksida disintesis dengan metode elektrolisis menggunakan elektroda besi dalam media elektrolit NaCl. Hasil elektrolisis tersebut kemudian dikalsinasi pada variasi temperatur 250oC, 450oC, 650oC dan 850oC. Produk yang didapatkan dikarakterisasi menggunakan X-ray diffraction (XRD) dan vibrating sample magnetometer (VSM). Pengujian menggunakan XRD pada masing-masing variasi suhu pemanasan memunculkan puncak-puncak besi oksida dalam beberapa fasa. Pada suhu pemanasan 250oC dan 450oC menunjukkan terbentuknya pencampuran fasa magnetit (Fe3O4)dan fasa maghemit (γ-Fe2O3), sedangkan pada suhu 650oC dan 850oC terbentuk fasa hematit (α -Fe2O3). Meningkatnya temperatur kalsinasi mengakibatkan semakin melemahnya sifat kemagnetan material besi oksida.