144 research outputs found
PROFIL TERAPI ASMA DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG PERIODE JANUARI – NOVEMBER 2021
Asma merupakan suatu penyakit pada saluran pernafasan yang ditandai dengan peradangan saluran nafas. Asma memerlukan terapi yang cukup kompleks untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahhi mengenai gambaran terapi asma di RS Islam Sultan Agung. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode pengambilan sample secara retroskpektif. Kriteria inklusi sampel adalalah: Pasien usia > 1 tahun sampai 65 tahun yang terdiagnosis penyakit asma, pasien asma yang mendapatkan terapi antiasma, dan yang memiliki kelengkapan data rekam medis. Kriteria eksklusinya adalah pasien hamil dan data rakam medis tidak lengkap. Jumlah sampel sebanyqak 38 buah, kemudian dilakukan tabulasi dan dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian: jenis kelamin yang paling banyak adalah perempuan sebanyak 23 orang (60,5%), dengan usia paling banyak adalah usia 19-59 tahun sebanyak 18 orang (47,4%). Pemberian obat yang paling banyak adalah secara kombinasi 97,4 % dan kombinasi yang diberikan adalah kombinasi 2 sebanyak 55,2%, penggunaan 3 kombinasi obat sebanyak 42,2% dan golongan obat yaitu golongan agonis β2 + kortikosteroid sebanyak 52,6% dan Agonis ᵦ2 + antikolinergik + kortikosteroid sebanyak 21,1%, Agonis ᵦ2 + kortikosteroid + Metilxantin sebanyak 21,1%. Kesimpulan: penggunaan obat asma paling banyak adalah kombinasi 2 obat, yaitu agonis β2 + kortikosteroid sebanyak 52,6% Kata kunci : Asma, Obat, Terapi, Rumah Saki
EDUKASI KESEHATAN REPRODUKSI DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL KEPADA REMAJA DI DESA TLOGOMULYO
ABSTRAKRemaja rentan mengalami permasalahan kesehatan reproduksi yang disebabkan karena kurangnya informasi yang diterima. Saat ini jumlah remaja yang mengalami permasalahan kesehatan reproduksi dan menderita infeksi menular seksual mengalami peningkatan. Tujuan Kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan edukasi pada remaja, melalui kelompok remaja di Desa Tlogomuyo mengenai kesehatan reproduksi dan infeksi menular seksual sehingga akan mengurangi permasalahan terkait dengan kesehatan reproduksi remaja. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan memberikan penyuluhan kepada kelompok remaja Desa Tlogomulyo yang berjumlah 16 orang. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan, maka dilakukan pretes dan postes, sebelum dan sesudah pemberian materi edukasi. Hasil rata-rata pretes adalah 58,75 dan rata-rata postes meningkat menjadi 90. Hal ini menunjukkan bahwa setelah diberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan infeksi menular sesksual, terjadi peningkatan pengetahuan peserta. Diharapakan setelah kelompok remaja mengetahui mengenai informasi ini, dapat memberikan informasi yang tepat kepada remaja lain di lingkungannya sehingga akan menurunkan permasalahan mengenai kesehatan repoduksi pada remaja. Kata kunci: remaja; edukasi; kesehatan reproduksi; infeksi menular seksual ABSTRACTAdolescents are vulnerable to reproductive problems caused by a lack of information received. Currently, the number of adolescents experiencing reproductive health problems and suffering from sexually transmitted infections has increased. This service activity aims to provide education to adolescents, through youth groups in Tlogomuyo Village regarding reproductive health and sexually transmitted infections so that it will reduce problems related to adolescent reproductive health. The method used in this activity was to provide counseling to a group of 16 youths in Tlogomulyo Village. To determine the effect of counseling on the level of knowledge, pretest and posttest were carried out, before and after the provision of educational materials. The average pre-test result was 58.75 and the post-test average increased to 90. This shows that after being given education about reproductive health and sexually transmitted infections, participants' knowledge increased. It is hoped that after the youth group knows about this information, it can provide appropriate information to other adolescents in their environment so that it will reduce problems regarding reproductive health in adolescents.
PROFIL TERAPI ASMA DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG PERIODE JANUARI – NOVEMBER 2021
Asma merupakan suatu penyakit pada saluran pernafasan yang ditandai dengan peradangan saluran nafas. Asma memerlukan terapi yang cukup kompleks untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahhi mengenai gambaran terapi asma di RS Islam Sultan Agung. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode pengambilan sample secara retroskpektif. Kriteria inklusi sampel adalalah: Pasien usia > 1 tahun sampai 65 tahun yang terdiagnosis penyakit asma, pasien asma yang mendapatkan terapi antiasma, dan yang memiliki kelengkapan data rekam medis. Kriteria eksklusinya adalah pasien hamil dan data rakam medis tidak lengkap. Jumlah sampel sebanyqak 38 buah, kemudian dilakukan tabulasi dan dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian: jenis kelamin yang paling banyak adalah perempuan sebanyak 23 orang (60,5%), dengan usia paling banyak adalah usia 19-59 tahun sebanyak 18 orang (47,4%). Pemberian obat yang paling banyak adalah secara kombinasi 97,4 % dan kombinasi yang diberikan adalah kombinasi 2 sebanyak 55,2%, penggunaan 3 kombinasi obat sebanyak 42,2% dan golongan obat yaitu golongan agonis β2 + kortikosteroid sebanyak 52,6% dan Agonis ᵦ2 + antikolinergik + kortikosteroid sebanyak 21,1%, Agonis ᵦ2 + kortikosteroid + Metilxantin sebanyak 21,1%. Kesimpulan: penggunaan obat asma paling banyak adalah kombinasi 2 obat, yaitu agonis β2 + kortikosteroid sebanyak 52,6% Kata kunci : Asma, Obat, Terapi, Rumah Saki
Tingkat Pengetahuan Swamedikasi Gastritis pada Siswa Sekolah Menengah Atas Di Tembilahan Propinsi Riau
Self-education is part of the community's efforts to maintain its own health. Gastritis is an inflammation or bleeding in the gastric mucosa caused by irritants, infections, and irregularities in diet, such as late eating, eating too much, eating fast, eating too many spicy spices, consuming high protein and drinking excessive coffee. The purpose of this study is to find out the level of knowledge of students on gastritis self-research. This research uses quantitative descriptive research methods. Data retrieval technique uses consecutive sampling technique with the number of 98 respondents, with research instruments that are google form kuisioner. Data analysis uses descriptive analysis. The number of respondents based on schools, namely Pharmacy Vocational School with 58 respondents and SMK N 2 Tembilahan with 40 respondents. The results showed that the percentage of questions that answered the questions correctly were 69% of Pharmacy Vocational School students and 60% of SMAKN 2 students. The level of knowledge of vocational school students about gastritis self-research belongs to the good category of 36 respondents (62%), and quite as many as 22 respondents (38%). While the level of knowledge of SMKN 2 Tembilahan students about gastritis self-sufficiency belongs to the good category of 15 respondents 37%), enough as many as 9 respondents (23%), and less as many as 16 respondents (40%). ABSTRAKSwamedikasi merupakan bagian dari upaya masyarakat untuk menjaga kesehatannya sendiri. Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidak teraturan dalam pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, makan cepat, makan-makanan yang terlalu banyak bumbu pedas, mengonsumsi protein tinggi dan minum kopi berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan pelajar terhadap swamedikasi gastritis. penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan data menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah 98 reponden, dengan instrumen penelitian yaitu kuisioner google form. Analisa data menggunakan analisa deskriptif. Jumlah Responden berdasarkan sekolah yaitu SMK Farmasi dengan 58 responden dan SMK N 2 Tembilahan dengan 40 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertanyaan ersentase yang menjawab pertanyaan dengan benar siswa SMK Farmasi sebanyak 69% dan SMAKN 2 ada 60%. tingkat pengetahuan pelajar SMK Farmasi tentang swamedikasi gastritis termasuk kategori baik sebanyak 36 responden (62%), dan cukup sebanyak 22 responden (38%). Sedangkan tingkat pengetahuan pelajar SMKN 2 Tembilahan tentang swamedikasi gastritis termasuk kategori baik sebanyak 15 responden (37%), Cukup sebanyak 9 responden (23%), dan kurang sebanyak 16 responden (40%).Â
Tingkat Pengetahuan Swamedikasi Gastritis pada Siswa Sekolah Menengah Atas Di Tembilahan Propinsi Riau
Self-education is part of the community's efforts to maintain its own health. Gastritis is an inflammation or bleeding in the gastric mucosa caused by irritants, infections, and irregularities in diet, such as late eating, eating too much, eating fast, eating too many spicy spices, consuming high protein and drinking excessive coffee. The purpose of this study is to find out the level of knowledge of students on gastritis self-research. This research uses quantitative descriptive research methods. Data retrieval technique uses consecutive sampling technique with the number of 98 respondents, with research instruments that are google form kuisioner. Data analysis uses descriptive analysis. The number of respondents based on schools, namely Pharmacy Vocational School with 58 respondents and SMK N 2 Tembilahan with 40 respondents. The results showed that the percentage of questions that answered the questions correctly were 69% of Pharmacy Vocational School students and 60% of SMAKN 2 students. The level of knowledge of vocational school students about gastritis self-research belongs to the good category of 36 respondents (62%), and quite as many as 22 respondents (38%). While the level of knowledge of SMKN 2 Tembilahan students about gastritis self-sufficiency belongs to the good category of 15 respondents 37%), enough as many as 9 respondents (23%), and less as many as 16 respondents (40%). ABSTRAKSwamedikasi merupakan bagian dari upaya masyarakat untuk menjaga kesehatannya sendiri. Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidak teraturan dalam pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, makan cepat, makan-makanan yang terlalu banyak bumbu pedas, mengonsumsi protein tinggi dan minum kopi berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan pelajar terhadap swamedikasi gastritis. penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan data menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah 98 reponden, dengan instrumen penelitian yaitu kuisioner google form. Analisa data menggunakan analisa deskriptif. Jumlah Responden berdasarkan sekolah yaitu SMK Farmasi dengan 58 responden dan SMK N 2 Tembilahan dengan 40 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertanyaan ersentase yang menjawab pertanyaan dengan benar siswa SMK Farmasi sebanyak 69% dan SMAKN 2 ada 60%. tingkat pengetahuan pelajar SMK Farmasi tentang swamedikasi gastritis termasuk kategori baik sebanyak 36 responden (62%), dan cukup sebanyak 22 responden (38%). Sedangkan tingkat pengetahuan pelajar SMKN 2 Tembilahan tentang swamedikasi gastritis termasuk kategori baik sebanyak 15 responden (37%), Cukup sebanyak 9 responden (23%), dan kurang sebanyak 16 responden (40%).
PENINGKATAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA PENYAKIT DEGENERATIF MELALUI KARMINO
Dewasa ini prosentase usia produktif yang menderita penyakit kronis cukup tinggi. Beberapa penyakit sering dijumpai antara lain Diabetes Mellitus, hipertensi dan hiperkolesterolemia. Hal ini terjadinya perubahan gaya hidup yang tidak baik. Akibat kurangnya pemahaman terhadap penatalaksanaan ketiga penyakit tersebut, sering menimbulkan keparahan seperti stroke yang dialami oleh usia produktif. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Lerep bertujuan untuk mengevaluasi sejauhmana pemahaman masyarakat terhadap penyakit degeneratif terutama Diabetes mellitus, hipertensi dan hiperkolesterolemia dan aplikasi KARMINO (Kartu Minum Obat). Metode yang digunakan adalah menggunakan pretes dan postes sesuai dengan materi yang diberikan kemudian dievaluasi prosentase peserta yang memahami materi tersebut dengan membandingkan antara sebelum dan sesudah penyampaian materi. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan pemahaman terhadap materi diabetes mellitus sebesar 33,6 %, materi hipertensi sebesar 60,4 % dan hiperkolesterolemia 42,8% sedangkan lebih dari 80 % peserta memahami tentang ketiga materi tersebut dan aplikasi KARMINO. Kata Kunci : penyakit degenaratif, hipertensi, diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, Karmino
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN “ISI PIRINGKU” PADA BALITA DI DESA BEJATEN UNTUK MENCEGAH STUNTING
ABSTRAK Stunting merupakan gangguan pada tumbuh kembang oleh anak yang diakibatkan karena gizi buruk, kejadian infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Stunting adalah salah satu permasalahan gizi yang menjadi fokus Pemerintah Indonesia. Di Desa Bejaten berdasarkan observasi awal, terdapat 15 balita yang akan dilakukan skrining stunting, pengukuran dilakukan pada saat pelaksanaan Posyandu. Kondisi ini yang mendorong tim pengabdian kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan pemberian makanan tambahan kepada para balita tersebut. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kejadian stunting, sehingga pertumbuhannya tidak akan mengalami gangguan. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian adalah dengan melakukan skrining, pemberian makanan tambahan serta memberikan edukasi terkait stunting. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 7-25 Agustus. Hasil skrining menunjukkan 4(28,57%) balita masuk dalam kategori stunting, sedangkan 11(78,57%) tidak mengalami stunting. Untuk balita yang masuk dalam kategori stunting kemudian diberikan makanan tambahan sebanyak tiga kali. Setelah mendapatkan makanan tambahan dilakukan penimbangan berat badan, dan diperoleh hasil mengalami kenaikan berat badan. Para ibu juga diberikan edukasi mengenai bahaya stunting dan resep serta variasi menu makanan. Dengan adanya edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas ibu, sehingga nafsu makan balita naik karena adanya variasi makanan sehari-hari. Hasil akhir yang diharapkan adalah tidak adal lagi balita yang mengalami stunting. Kata kunci: balita; stunting; pemberian makanan tambahan; berat badan ABSTRACT Stunting is a developmental disorder in children caused by poor nutrition, repeated infections and inadequate psychosocial stimulation. Stunting is one of the nutritional problems that the Indonesian Government focuses on. In Bejaten Village based on initial observations, there are 15 toddlers who will be screened for stunting, measurements are taken during the implementation of Posyandu. This condition encouraged the community service team to carry out additional feeding activities for these toddlers. This is expected to reduce the incidence of stunting, so that their growth will not be impaired. The method of implementing community service activities is by screening, providing additional food and providing education related to stunting. This activity was carried out from August 7-25. The screening results showed that 4 (28.57%) toddlers fell into the stunting category, while 11 (78.57%) did not experience stunting. For toddlers who fall into the stunting category then given additional food three times. After getting additional food, weight weighing was carried out, and the results obtained had increased weight. Mothers are also given education about the dangers of stunting and recipes and variations of the food menu. With this education, it is hoped that it can increase the creativity of mothers, so that the toddler's appetite increases due to the variety of daily food. The expected end result is that there are no more stunted toddlers. Keywords: under-five; stunting; supplementary feeding; body weight
Yellow Pumpkin (Cucurbita maxima D.) Extract As Anti-Hypercholesterolemia
Hyperlipidemia is a risk factor for various diseases, which is still a big problem in Indonesia. Yellow pumpkin (Cucurbita maxima D.) is a plant containing flavonoids and terpenoids, which can be used as an anti-hypercholesterolemic agent. This study aims to analyze the activity and dosage of yellow pumpkin extract, which can be used as an anti-hypercholesterolemic agent to reduce total cholesterol levels comparable to simvastatin by 1.8mg/kg BW/day. This research is pure experimental research with a pre and post-test group design approach. The number of samples was 25 male Wistar rats induced by high-fat feed, quail egg yolk: pork oil (2:1) by 5 ml/200 gramBW/day for 7 days. The extract dosage range was 200, 400, 600 mg/kg BW/ day for 7 days. Data were analyzed using One Way ANOVA. The results showed that the administration of yellow pumpkin extract could reduce rats' total blood cholesterol levels with a dose of 600 mg/kg BW/day, comparable to simvastatin 1.8 mg/kg BW/day. The secondary metabolites of the extract were flavonoids and terpenoids. Extract of yellow pumpkin (Cucurbita maxima D.) could reduce total blood cholesterol levels of rats. The dose of 600 mg/kg BW/day could reduce blood cholesterol levels in rats comparable to simvastatin 1.8 mg/kg BW/ day
Keefektifan Ketoprofen Dan Ketorolak Sebagai Analgesik Pada Pasien Pasca Bedah Cesar
Pemberian analgetik yang efektif pada proses kelahiran cesar dapat meningkatkan mobilisasi ibu dan juga meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayi. Opioid sangat disukai oleh pasien, akan tetapi pemberian obat ini pada kelahiran cesar mengkhawatirkan karena dapat menyebabkan efek samping sedasi, mual, muntah, pruritus, dan konstipasi pada ibu (Benyamin et al., 2008) dan pada beberapa kasus pemberian opioid dapat menyebabkan depresi pernafasan pada bayi (Lam et al., 2012). Penggunaan anti inflamasi non steroid (AINS) dapat digunakan sebagai analgetik pilihan pada kelahiran cesar sehingga dapat menghindari efek samping opiod. Ketoprofen dan ketorolak merupakan obat golongan AINS yang dapat digunakan untuk terapi analgetik pasca cesar.Penelitian merupakan penelitian analitik observasional. Pengambilan data dilakukan secara prospektif. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkat atau skala nyeri pada pasien pasca bedah cesar yang diukur menggunakan metode pengukuran skala nyeri Visual Analog Scale. Subyek penelitian sebanyak 24 pasien yang mendapatkan ketoprofen dan 26 pasien yang mendapatkan ketorolak. Data tidak terdistribusi normal, sehingga dianalisa dengan uji Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95%.Nilai VAS pada pasien yang mendapatkan ketorolak lebih kecil daripada nilai VAS pada pasien yang mendapatkan ketoprofen. Akan tetapi nilai VAS pada jam ke-2 (p=0,907), jam ke-4 (p=0,303), jam ke-6 (p=0,089), jam ke-12 (p=0,449), dan jam ke-24 (p=0,593) berbeda tidak signifikan pada kedua kelompok.Kata kunci : analgetik, ketoprofen, ketorolak, bedah cesarProviding effective analgesics in the process of cesarean delivery can improve maternal mobilization and also increase the inner bond between mother and baby. Opioids are well-liked by patients, but the administration of these drugs in cesarean delivery is alarming because it can cause side effects of sedation, nausea, vomiting, pruritus, and constipation in the mother (Benjamin et al., 2008) and in some cases opioid administration can cause respiratory depression in infants (Lam et al., 2012). The use of non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) can be used as an analgesic of choice for cesarean delivery so that it can avoid opiod side effects. Ketoprofen and ketorolac are NSAIDs which can be used for post-cesarean analgesic therapy.Research is an observational analytic study. Data collection is carried out prospectively. The variables measured in this study were the level or scale of pain in patients after cesarean section which was measured using the Visual Analog Scale pain scale measurement method. The study subjects were 24 patients who received ketoprofen and 26 patients who received ketorolac. Data was not normally distributed, so it was analyzed by Mann-Whitney test with a confidence level of 95%.VAS values in patients who received ketorol ac were smaller than the VAS values in patients who received ketoprofen. However, the VAS value at the 2nd hour (p = 0.907), the 4th hour (p = 0.303), the 6th hour (p = 0.089), the 12th hour (p = 0.449), and the 24th hour (p = 0.593) was not significantly different in both groups.Key words : analgesia, ketoprofen, ketorolac, cesarean section
POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN SEMARANG PERIODE JANUARI – MEI TAHUN 2022
Latar Belakang : Hipertensi adalah kondisi seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal. Tatalaksana terapi hipertensi terkadang dibutuhkan
kombinasi obat, namun kombinasi obat dapat menimbulkan adanya interaksi obat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi interaksi obat pada pasien
hipertensi di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang.
Metode : Metode penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara
retrospektif. Sampel penelitian sebanyak 70 rekam medik pasien hipertensi
periode Januari-Mei 2022 di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Hasil : Hasil yang didapatkan adalah kombinasi obat antihipertensi yang paling
banyak diberikan adalah golongan Calsium channel blocker (amlodipine) dan
Angiostensin converting enzyme Inhibitor (captopril) sebanyak 64,29%. Dari 70
sampel rekam medik yang tidak terdapat interaksi antar obat sebanyak 12 sampel
(17,14%) dan sebanyak 58 (82,86%) berpotensi mengalami interaksi obat. Potensi
interaksi antara obat hipertensi dengan obat hipertensi sebanyak 51 kejadian
sedangkan terdapat 88 kejadian interaksi antara obat hipertensi dengan obat lain
dimana satu pasien dapat mengalami potensi interaksi obat lebih dari satu.
Simpulan : Potensi interaksi obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Bergas
Kabupaten Semarang terjadi pada 58 pasien terdapat 139 kejadian potensi
interaksi obat dengan tingkat keparahan mayor sebanyak 7 (5,04%), moderat
sebanyak 81 (58,27%) dan minor sebanyak 51 (36,69%).
Kata Kunci : Potensi interaksi obat, puskesmas, hipertens
- …