14 research outputs found
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR GAMIFICATION BUPATI SUKAPURA DAN GALUH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH
Berdasarkan hasil wawancara dengan dosen-dosen Program Studi Pendidikan Sejarah di Priangan Timur sebagian besar mahasiswa belum memiliki keterampilan berpikir kritis dan kreatif yang baik serta materi sejarah lokal khususnya Bupati Sukapura dan Galuh belum begitu dikembangkan secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini berdampak pada kurangnya pengetahuan tentang tokoh lokalnya. Salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengembangkan bahan ajar gamification Bupati Sukapura dan Galuh. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar gamification Bupati Sukapura dan Galuh untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif mahasiswa pendidikan sejarah. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kombinasi (mixed methods) yaitu menggunakan metode historis dan literature review pada pendekatan kualitatif dan metode eksperiments quasi dengan pendekatan kuantitatif. Selain itu, dilakukan penelitian pengembangan bahan ajar gamification. Hasil penelitian menunjukkan bahwa historiografi Bupati Sukapura dan Galuh ditentukan berdasarkan lamanya memimpin dan kemampuannya dalam memajukan wilayahnya, yaitu Raden Anggadipa dan Raden Adipati Aria Wiratanuningrat sebagai Bupati Sukapura dan Raden Adipati Aria Kusumadiningrat serta Raden Adipati Aria Kusumasubrata sebagai Bupati Galuh. Desain gamification diawali dengan menentukan dan merancang elemen-elemen game yang akan digunakan pada aplikasi dan mendesain alur penggunaannya dalam kegiatan pembelajaran. Pengembangan gamification dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu menyusun historiografi Bupati Sukapura dan Galuh, validasi dan revisi dari ahli materi dan media, dan tahap uji coba produk. Berdasarkan uji efektivitas keterampilan berpikir kritis di Universitas Siliwangi melalui uji Mann-Whitney U sebesar 0,000 dan di Universitas Galuh melalui uji independent sample t test sebesar 0,000. Artinya nilai signifikansi < 0,05 menunjukkan perbedaan signifikan antara penggunaan bahan ajar gamification Bupati Sukapura dan Galuh dengan yang bukan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Sementara itu, hasil uji efektivitas keterampilan berpikir kreatif di Universitas Siliwangi dan Universitas Galuh melalui uji Mann-Whitney U menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Artinya nilai signifikansi < 0,05 menunjukkan perbedaan signifikan antara penggunaan bahan ajar gamification Bupati Sukapura dan Galuh dengan yang bukan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa
EKSISTENSI KESENIAN UBRUG DALAM MENGHADAPI TANTANGAN DI ZAMAN MILENIAL (Suatu Tinjauan Historis di Kabupaten Serang)
Fakta di lapangan menunjunkan bahwa kesenian Ubrug mengalami pasang surut pada tahun 1990-2009 dimana pada periode tersebut terjadi dinamika dalam perkembangan kesenian Ubrug mulai dari kolaborasi dengan dangdut, kuantitas grup kesenian, serta bentuk pertunjukan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis yaitu meliputi pengumpulan sumber baik lisan maupun tulisan, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Kesenian Ubrug yang berasal dari Kabupaten Serang ini merupakan kesenian tradisional dengan nilai budaya lokal yang diwariskan secara turun temurun. Kesenian Ubrug dalam perkembangannya mengalami pergeseran fungsi sesuai dengan perkembangan zaman. Pada awal kemunculannya, kesenian Ubrug berfungsi sebagai kompensasi setelah bekerja berat di sawah dan diadakan setelah pesta panen, berangsur-angsur menjadi kesenian pertunjukan hiburan semata dan diadakan di sembarang waktu. Selain itu, setelah dikolaborasikan dengan dangdut, terjadi perubahan dari bentuk pertunjukan, lagu, dan penambahan waditra. Dalam kurun waktu 1990-2009 kesenian Ubrug ini telah mengalami pasang surut. Berbagai faktor masalah yang menghambat baik internal maupun eksternal terus dihadapi kesenian ini. Akibat pesatnya arus globalisasi yang masuk ke tengah masyarakat, menyebabkan kesenian ini harus menyesuaikan dengan perkembangan seni modern saat ini
LITERASI DIGITAL MELALUI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
The purpose of this article is to describe digital literacy by utilizing edmodo learning media on learning history in class. Towards society 5.0, digital literacy should be owned by every student now. The use of technology is not new for students and in almost every activity, they cannot be separated from technology products. Seeing this situation, even history teachers should be able to use or create learning media based on information and communication technology. One that can be made or used is edmodo learning media. With this media, the teacher can provide historical resources that can be accessed by students and package their learning activities by utilizing the features in Edmodo and based on digital literacy. Utilization of edmodo by the teacher provides experience to students to select and analyze information needed in history learning activities in class.The stages contained in digital literacy include: digital competence, digital usage, and digital transformation. Broadly speaking, this article will explain the edmodo learning media, digital literacy, and history learning through digital literacy-based edmodo learning media. Tujuan artikel ini adalah untuk menggambarkan literasi digital dengan memanfaatkan media pembelajaran edmodo tentang pembelajaran sejarah di kelas. Terhadap masyarakat 5.0, literasi digital harus dimiliki oleh setiap siswa sekarang. Penggunaan teknologi bukanlah hal baru bagi siswa dan dalam hampir setiap kegiatan, mereka tidak dapat dipisahkan dari produk teknologi. Melihat situasi ini, bahkan guru sejarah harus dapat menggunakan atau membuat media pembelajaran berdasarkan teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu yang bisa dibuat atau digunakan adalah media pembelajaran edmodo. Dengan media ini, guru dapat menyediakan sumber daya sejarah yang dapat diakses oleh siswa dan mengemas kegiatan belajar mereka dengan memanfaatkan fitur-fitur dalam Edmodo dan berdasarkan pada literasi digital. Pemanfaatan edmodo oleh guru memberikan pengalaman kepada siswa untuk memilih dan menganalisis informasi yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran sejarah di kelas. Tahapan yang terkandung dalam literasi digital meliputi: kompetensi digital, penggunaan digital, dan transformasi digital. Secara garis besar, artikel ini akan menjelaskan media pembelajaran edmodo, literasi digital, dan pembelajaran sejarah melalui media pembelajaran edmodo berbasis literasi digital
Pengaruh Media Permainan Monopoli Terhadap Kemampuan Berpikir Historis Siswa Kelas XI MIPA 8 SMA Negeri 1 Tasikmalaya
The purpose of this thesis writing is to find out the influence of monopoly game media on students' historical thinking ability on history subjects in the XI MIPA 8 class of SMA Negeri 1 Tasikmalaya even semester semester 2019/ 2020. The method used in this research is quasi-experimental with a quantitative approach. The design used is nonequivalent control group design. The population in this study were all students of class XI MIPA of SMA Negeri 1 Tasikmalaya which were divided into 9 classes. The sample in this study was determined using a purposive sample technique, namely class XI MIPA 8 as an experimental class and XI MIPA 9 as a control class. Data collected through observation and tests. The instruments used are observation guidelines and items in the form of descriptions with indicators of historical thinking. the number of description questions used is 7 items after validity testing. Data analysis techniques were performed using SPSS software version 25.0. The results showed that the use of monopoly games in class XI MIPA 8 had an effect on increasing the ability to think historically. This is based on the results of data processing which shows that the value of t count> t table (6.248> 2,000) or Sig (2-Tailed) value of 0.00 <0.05 so that Ho is rejected and Ha is accepted. The effectiveness of the monopoly game as a medium of learning in history subjects is stated to be quite effective in improving the historical thinking ability of students of class XI MIPA 8 of SMA Negeri 1 Tasikmalaya semester even academic year 2019/ 2020
Ibbm Pelatihan Pelestarian Situs Sejarah Berbasis Kearifan Lokal Di Desa Nagaratengah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya
Berdasarkan observasi yang dilakukan bahwa masyarakat di kecamatan Cineam khususnya di Desa Nagaratengah belum memiliki pemahaman tentang bagaimana mengatasi masalah jika terjadi kerusakan pada benda-benda Cagar BudaÂya/situs sejarah di wilayahnya. Padahal pengetahuan ini sangat penting dan diperlukannya peran serta masyarakat untuk menjaganya. Metode yang digunakan dalam melakukan pengabdian ini adalah dengan melakukan kegiatan pelatihan. Konsep pelatihan pelestarian situs yang diberikan berdasarkan pada kearifan lokal yang dimiliki oleh Masyarakat Nagaratengah Kecamatan Cineam yaitu berdasarkan pada kepercayaan, tradisi, adat, organisasi-organisasi sosial, dan sistem pengelolaan. Pelatihan yang diberikan berupa penyuluhan kepada masyarakat bagaimana cara melalakukan pelestarian situs dan pengelolaan lingkungan di area situs dengan selalu menjaga kebersihan situs. Beberapa hal yang dapat membangun sinergi dan keterlibatan masyarakat dalam pelestarian situs, antara lain : (1). Merumuskan komitmen bersama dan menyatukan visi, misi dalam pelestarian situs yang berbasis pada kearifan lokal berupa organisasi-organisasi sosial yang terdapat pada masyarakat Nagaratengah; (2). Membentuk kemandirian dalam upaya menjalin keharmonisan antar masyarakat; (3) Bergerak dalam keragaman untuk melalui proses yang penuh tantangan; (4).Mengaktifkan organisasi-organisasi yang ada di masyarakat dan media sosial dalam konsep pelestarian situs
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COMPLEX INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe complex instruction pada mata pelajaran sejarah Indonesia pokok bahasan respons bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang terhadap hasil belajar siswa kelas XI MIPA 4 di SMA Negeri 5 Tasikmalaya tahun ajaran 2019/ 2020. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan bentuk desain yang digunakan yaitu Nonequivalent Experimental Group Design. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh kelas XI MIPA SMA Negeri 5 Tasikmalaya yang terbagi menjadi 7 kelas. Sampel pada penelitian ini yaitu XI MIPA 4 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 36 siswa dan XI MIPA 2 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 35 siswa, sampel diambil dengan teknik sampling purposif. Instrumen penelitian berupa soal pilihan ganda sebanyak 19 butir dengan 5 pilihan jawaban. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dan observasi. Teknik analisis data menggunakan SPSS 25.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe complex instruction berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe complex instruction sebesar 84,4 sedangkan kelas yang tidak menggunakan model tersebut sebesar 79,8. Hasil pengolahan data menggunakan Mann Whitney pada hasil posttest kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,001 0,05, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe complex instruction pada mata pelajaran sejarah Indonesia pokok bahasan respons bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang terhadap hasil belajar siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 5 Tasikmalaya tahun ajaran 2019/ 2020
JUNIOR TOURISM AGENT KADER WISATA MUDA DALAM PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA BARU DI DESA PAMOTAN KECAMATAN KALIPUCANG KABUPATEN PANGANDARAN UNTUK MEWUJUDKAN DESA WISATA YANG MANDIRI
Desa Pamotan merupakan wilayah yang berada di bawah administrasi Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Destinasi potensial wisata yang dapat diangkat di desa ini sangat unik dan beragam salah satunya wisata alam, budaya , dan situs bersejarah peninggalan zaman kolonial Belanda. Namun seluruh unsur potensial wisata di Desa Pamotan ini  terabaikan dan dipandang sebelah mata baik oleh pemerintah setempat, dinas pariwisata dan budaya, dan PT. KAI sebagai wadah dalam pengembangan aset potensial peninggalan Belanda. Oleh karena itu, perlu suatu upaya yang benar-benar nyata untuk mengangkat aset potensial wisata desa ini. Aset wisata potensial Desa Pamotan paling menarik yaitu Terowongan Wilhelmina yang sering disebut dengan Terowongan Sumber. Terowongan ini termasuk terpanjang se-Indonesia dengan total 1,1 km yang menghubungkan Banjar dan Cijulang namun ditutup pada 1984. Selain itu, Jembatan Panjang Cikacepit dengan panjang 290 meter layak pula untuk dibuka kembali sebagai destinasi wisata selain Air Terjun Alami yang dinamakan Air Terjun Sabot I dan II. Potensi wisata keempat yaitu Pelabuhan Penyeberangan Majingklak yang terletak di Dusun Majingklak yang merupakan akses penyeberangan ke pulau dan Pantai Putih Nusa Kambangan dan Kampung Laut Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Lokasi terakhir yaitu Palatar Agung yang terletak di Dusun Ciawitali dengan wisata andalan yang menjual panorama persawahan dan laut. Kelima aset potensial wisata ini sangat unik dan pantas diangkat menjadi wisata yang sesungguhnya. Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan, maka telah menginspirasi kami membuat program Kader Wisata Muda Desa Pamotan sebagai program kreativitas kami yang merekrut pemuda lokal berusia antara 13-18 tahun menjadi pelopor utama dalam pengangkatan potensi wisata desa. Pelatihan public speaking tiga bahasa yaitu Sunda, Indonesia, dan Inggris diberikan tim program sekaligus promo wisata lewat media sosial demi peningkatan aset potensi daerah. Melalui kegiatan ini diharapkan mampu menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara sehingga masyarakat, pemerintah Kabupaten Pangandaran, dan instansi pemerintah terkait lebih peduli akan situs peninggalan berupa cagar budaya yang mampu meningkatkan perekonomian daerah dan pencapaian Desa Wisata Pamotan yang mandiri
NILAI-NILAI BUDAYA BAHARI SULTAN AGENG TIRTAYASA (1651-1682) PADA PENDIDIKAN NILAI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL
Tulisan ini mendeskripsikan mengenai pendidikan nilai dalam pembelajaran sejarah lokal dengan mengangkat materi nilai-nilai budaya bahari Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682). Latar belakang dari penulisan ini adalah seringnya dijumpai dalam pembelajaran sejarah tentang penyampaian materi yang masih didominasi sejarah nasional dengan buku teks kurikulum sejarah nasional sebagai sumber pembelajarannya. Selain itu nilai-nilai budaya bahari pada masyarakat Banten sudah terkikis oleh karena itu diperlukan role model bagi siswa untuk kembali mengingat dan menumbuhkan nilai-nilai budaya baharinya sehingga kesadaran sejarah lokalnya pun akan menempel pada setiap jati diri siswa. Dengan permasalahan tersebut, maka salah satu alternatif pemecahannya yaitu menerapkan model pembelajaran sejarah lokal dengan pendekatan biografis yang dekat dengan lingkungan siswa sehingga dapat dijadikan sebagai teladan dan sumber inspiratif bagi siswa
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN NILAI KEJUANGAN SULTAN AGENG TIRTAYASA (1651-1682) DALAM MEMBANGUN SEMANGAT KEBANGSAAN: Penelitian Naturalistik Inkuiri di SMA Negeri 1 Baros Kabupaten Serang
Penelitian ini bertolak dari keresahan peneliti terhadap rendahnya pembelajaran sejarah lokal sebagai sebuah identitas yang semakin tidak menyentuh terhadap generasi muda. Padahal sejarah lokal sangat dekat dengan lingkungan siswa dan banyak sekali nilai-nilai yang bisa digali dan dikembangkan. Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah pembelajaran nilai kejuangan Sultan Ageng Tirtayasa dalam membentuk semangat kebangsaan siswa dan yang menjadi identifikasi masalahnya adalah: 1) Bagaimana nilai kejuangan Sultan Ageng Tirtayasa dalam pembelajaran sejarah, 2) Bagaimana implementasi pembelajaran nilai-nilai kejuangan Sultan Ageng Tirtayasa dalam membentuk semangat kebangsaan siswa di SMAN 1 Baros Kabupaten Serang, dan 3) Kendala apakah yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam penerapan pembelajaran sejarah berbasis biografis di SMAN 1 Baros Kabupaten Serang. Metodologi penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan naturalistik inkuiri yaitu mengamati dan mengumpulkan datanya dilakukan dalam latar/setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subyek yang diteliti atau apa adanya. Peneliti tidak membuat perlakuan karena peneliti dalam mengumpulkan data berdasarkan dari sumber data yang ditemukan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Dari Hasil penelitian pembelajaran sejarah lokal berbasis biografis dalam membangun semangat kebangsaan di SMA Negeri 1 Baros, yaitu: 1) pembelajaran nilai-nilai kejuangan Sultan Ageng Tirtayasa di SMAN 1 Baros dilakukan dengan melakukan pembelajaran sejarah lokal berbasis biografis dengan mengintegrasikan sejarah lokal ke dalam sejarah nasional, 2) Hasil-hasil Pembelajaran telah menunjukan adanya peningkatan pemahaman sejarah lokal tentang perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa, sebagai jati diri masyarakat Banten, sehingga menumbuhkan perasaan memiliki terhadap sejarah lokal yang ada di Banten, juga membangkitkan semangat kebangsaannya dalam kaitannya dengan kehidupan bersama dalam komunitas yang lebih besar, dan 3) Kendala yang menghambat pembelajaran sejarah lokal berbasis biografis Sultan Ageng Tirtayasa, yaitu (1) Keterbatasan sumber bacaan, baik itu buku maupun dokumen, (2). waktu dan biaya karena dengan sumbernya yang minim, dibutuhkan waktu dan biaya yang cukup menyita perhatian para guru sejarah.
This study departed from the low anxiety researchers to study local history as an identity that increasingly does not touch on the younger generation . Though local history is very close to the students and a lot of environmental values that can be explored and developed . As for the formulation of the problem is learning the value of struggle’s Sultan Ageng Tirtayasa in shaping the national spirit and the students identified with the problem is : 1 ) How struggle’s Sultan Ageng Tirtayasa value of teaching history , 2 ) How does the implementation of learning values struggle’s Sultan Ageng Tirtayasa in shaping national spirit Baros students at SMAN 1 Serang , and 3 ) whether the constraints faced by students and teachers in the application of learning based history in SMAN 1 Baros biographical Serang . The research methodology was qualitative naturalistic approach is to observe and collect data is performed in the background / natural setting , meaning without manipulating the subjects studied or what it is . Researchers do not make treatment as researchers in collecting data based on the data sources that are found . Of results -based local history research biographical learning in building a national spirit in SMA Negeri 1 Baros , namely : 1 ) learning the values struggle’s Sultan Ageng Tirtayasa in SMAN 1 Baros is done by learning local history -based biography by integrating local history into the national history , 2 ) Study results have shown an increased understanding of the local history of the struggle of Sultan Ageng Tirtayasa , as the Banten community identity , so it 's sense of belonging to the local history that is in Banten , also evokes the spirit of nationality in relation to living together in a community greater , and 3 ) barriers that impede learning local history -based biographical Sultan Ageng Tirtayasa , namely ( 1 ) the limited source of reading , be it books or documents , ( 2 ) . time and costs are minimal due to the source , it takes time and costs enough attention the teachers of history
AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) BERBASIS EDMODO DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Siliwangi pada mata kuliah Sejarah Islam di Indonesia di semester genap tahun ajaran 2018/2019 bahwa aktivitas belajar mahasiswa masih terlihat rendah yang ditunjukan oleh mahasiswa pendidikan sejarah sebagian besar kurang memperhatikan jalannya kegiatan pembelajaran dan mengacuhkannya, seperti mengobrol, main handphone, dan lain-lain. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif. penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Aktivitas belajar siswa yang muncdxsilkan dari lembar observasi siswa yang meliputi beberapa indikator yang telah mampu mencapai indikator-indikator aktivitas belajar tersebut yang menghasilkan 1) Indikator  Visual dengan hasil presentase sebesar 85,3%, 2) Indikator Listening dengan hasil presentase sebesar 82,4%, 3) Indikator Oral dengan hasil presentase sebesar 77,5% 4) Indikator Writing dengan presentase sebesar 88,2 %, 5) Indikator Mental dengan hasil presentase sebesar 80,9 &%., dan 6) Indikator Emosional dengan hasil presentase sebesar 76,5 %. Jumlah ke enam indikator tersebut dapat diakumulasikan dengan hasil presentase sebesar 81,8 % termasuk ke dalam kategori sangat tinggi