34 research outputs found
PENGEMBANGAN MODUL MATA KULIAH PEMODELAN MATEMATIKA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SISTEM MASSA PEGAS
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengetahui kualitas modulpemodelan matematika berbasis pemecahan masalah pada materi sistem massapegas. Bentuk penelitian yaitu penelitian dan pengembangan (R & D) denganrancangan model 4-D (Four-D Models) yang terdiri dari empat tahap, yaitu: tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap pendiseminasian (disseminate). Tahapan pengembangan modul dalam penelitian ini hanya pada tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design) dan tahap pengembangan (develop). Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh suatu modul pemodelan matematika berbasis pemecahan masalah pada materi sistem massa pegas. Kualitas modul pemodelan matematika berbasis pemecahan masalah pada materi sistem massa pegas horizontal memperoleh skor 2,77 oleh ahli materi dan memperoleh skor 2,80 oleh ahli media. Berdasarkan hal ini, maka modul pemodelan matematika berbasis pemecahan masalah pada materi sistem massa pegas layak untuk digunakan.Kata kunci: pengembangan, modul, pemodelan matematika, pemecahan masalah,sistem massa pega
Kemampuan Metakognitif Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Ditinjau Dari Jenis Kelamin Pada Materi Listrik Statis
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil kemampuan metakognitif siswa di dalam menyelesaikan soal pada materi listrik statis, mengetahui bagaimana kemampuan metakognitif siswa berdasarkan jenis kelamin. Metode yang digunkan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Bentuk penelitian adalah survei, instrumen adalah angket kemampuan metakognitif dan soal tes essai listrik statis. Sampel penelitian adalah siswa kelas XII MAN 1 Singkawang berjumlah 25 orang siswa laki-laki dan 30 orang siswa perempuan. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan statisik deskriptif dan uji t indenpendent sampel menggunakan SPSS. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, rata-rata kemampuan metakognitif pada aspek perencanaan sebesar 76,59%, aspek monitoring sebesar 73,09% dan evaluasi sebesar 67,64%. Terdapat perbedaan antara kemampuan metakognitif siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan nilai (thitung = 2,236 > ttabel = 2,005)
Penerapan Metode Eksperimen terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar pada Materi Elastisitas Bahan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar dan aktivitas siswa setelah diajarkan menggunakan metode eksperimen pada materi elastisitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah The One Shot Case Study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA MAN Model Singkawang 2014/2015 yang terdiri dari tiga kelas. Sampel yang dipilih terdiri dari satu kelas (kelas eksperimen) yang diambil menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpul data yang digunakan yaitu pengukuran dan observasi langsung. Data hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar berupa tes esai, sedangkan data aktivitas siswa diperoleh melalui lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar siswa terhadap KKM menggunakan statistik inferensial. Sedangkan untuk mengetahui aktivitas siswa menggunakan rumus persentase. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa thitung>ttabel yaitu 4,256 > 1,703 hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode eksperimen mencapai KKM pada materi elastisitas bahan. Hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode eksperimen mempreroleh nilai rata-rata sebesar78 dan aktivitas siswa tergolong baik dengan persentase nilai rata-rata 70,89%
Eksplorasi Dimensi Efikasi Diri Guru Fisika di Kalimantan Barat
Physics teachers need to pay more attention to each student's unique way of thinking, strive to recognize and correct misunderstandings, and apply cognitive learning methods such as assimilation and accommodation. The use of cognitive dissonance can be used as a tool to change students' way of thinking. Additionally, it is important to simplify experiments and provide practical exercises that can deepen students' understanding. Teachers must also be able to relate lesson material to real life and understand the role of emotions in the teaching and learning process. Therefore, it is necessary to have teacher self-confidence through self-efficacy. This study aims to provide a comprehensive understanding of the condition of educators' self-efficacy in West Kalimantan and its impact on learning. This research is a descriptive research. The population of this research is all physics teachers in West Kalimantan. The sample was selected using probability sampling technique. The number of samples in this study were 100 physics teachers from 13 cities/districts in West Kalimantan. Data collection technique is indirect communication. Data analysis used descriptive statistics, followed by a description of the physics teacher's level of self-efficacy. Based on the research results it was concluded that the average self-efficacy level of physics teachers in West Kalimantan was quite high. The factors measured, namely the efficacy in learning strategies, classroom management, and student involvement all show a good level of self-efficacy. Physics teachers in West Kalimantan demonstrated high efficacy in developing learning strategies and managing classrooms, and had sufficient confidence in engaging students in the learning process
Process-Oriented Inquiry Learning Enhances Studentsââ¬â¢ Critical Thinking Skills
The objective of this study is to determine the applied inquiry learning to improve the studentsââ¬â¢ critical thinking skills. This study uses non-equivalent control group design. Students in this study were divided into two class activities. The experimental class was treated with the application of inquiry learning, whereas the control class was given the conventional learning. In this study, the studentsââ¬â¢ critical thinking skill is obtained through a test. The test used was a critical thinking skill test consisting of five questions with the following indicators, namely: completing information, finding and defining problems, recognizing assumptions and formulating hypothesis. The result shows that the gain value in the experimental class is higher than the gain value in the control class. It indicates that the improvement of studentsââ¬â¢ critical thinking skills in the experimental class is higher than the studentsââ¬â¢ critical thinking skills in the control class. Therefore, it can be said that the application of inquiry learning provides a more significant improvement than conventional learning. The studentsââ¬â¢ critical thinking skills show an increase at the medium category on the aspect of completing information, recognizing assumption and formulating hypothesis. Meanwhile, on aspect of finding and defining problem, studentsââ¬â¢ critical thinking skills show an increase at the low category or it can also be said it does not show any increase
Analisis kemampuan kognitif ditinjau dari gaya belajar siswa pada pelajaran IPA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa ditinjau dari gaya belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di MTs. Darunna’im kelas IX Pontianak. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran dan komunikasi tidak langsung. Alat yang digunakan untuk memperoleh kemampuan kognitif menggunakan tes, sedangkan gaya belajar diperoleh melalui angket. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan secara deskriptif. Data berupa skor dikategorikan menggunakan skala likert, kemudian dianalisis berdasarkan indikator, dan disimpulkan berdasarkan tingkatan kemampuan kognitif yang dimiliki siswa ditinjau dari gaya belajar. Berdasarkan hasil analissi data, maka dapat disimpulkan bahwa 1) kemampuan kognitif siswa di MTs. Darunna’im Pontianak digolongkan menjadi kemampaun kognitif tinggi dan kemampuan kognitif rendah, 2) gaya belajar siswa di MTs. Darunna’im Pontianak yaitu gaya visual, kinestetik, auditorial, visual auditorial, dan auditorial kinestetik, 3) siswa dengan kemampuan kognitif tinggi memiliki gaya visual, kinestetik, auditorial, visual auditorial, dan auditorial kinestetik, dan 4) siswa dengan kemampuan kognitif rendah memilki gaya belajar visual, kinestetik, auditorial, dan visual auditorial