89 research outputs found
Kamasutra1 Journalism; Degradation of News Quality in Online Media in Indonesia
Online media in Indonesia is called secondary journalism as it gives priority on speed and tends to ignore other journalism principles such as accuracy and completeness. āKamasutra journalismā is another label for this platform since it provides space for discussing sexuality vulgarly, particularly during the boom of the āAriel and Luna Maya2 porn video caseā. This study applies the theory of determination technology (Marshall Mc Luhan; 1962) to explain how technology has influenced the newsroom. Exploration on media routines (Pamela J. Shoemaker; 1991) is done to get in-depth description of how the production of online news is occurred and how the quality of reporting is affected by the use of the internet. The results of this study indicate that internet technology has contributed to the degradation of news quality. It happens when the media industry forces the editor to defeat old platforms by maximizing internet superiority such us quickness, interactivity, etc
When Anonymous Controlling Professional Media: A Marginal Voice in Press Freedom Country
The emergence of citizen journalism get a skeptical response from professional journalists based on several reasons such as un-institutional, subjective and nonprofessional (OĀØrnebring, 2013; Allan, 2009; Moyo, 2009). This study explores how mainstream media play dominant role in producing fact by excluding citizen journalist apart from their system. The object of the study is āDiscourseā about the banned of a controversial article1 written by an anonymous2 citizen journalist named Jilbab Hitam (here in after referred to as the āJHā)3 in kompasiana.com4. The issues widespread quickly in cyberspace produce pros cons among internet user including professional journalists, NGO, etc. This research employs Critical Discourse Analysis (CDA) on articles and twitter conversations relevant to the issue. The results of the study show how anonymity becomes dominant Discourse submerging other important issue such us media manipulation and media corruption. Negative representation of anonymity ā hoax, liar, provocative ā might tend to hamper struggling of internet user freedom of expression
Citizen Journalism
Citizen journalism, selanjutnya disebut CJ, akhir-akhir ini menjadi perbincangan para pakar media Internasional karena di beberapa negara ternyata memiliki kemampuan menjadi media alternatif bagi warga, bahkan pada beberapa kasus menyaingi eksistensi jurnalisme profesional dalam hal ini televisi, surat kabar dan radio. Sebut saja blog ohmynews.com di Korea Selatan yang efektif menyuarakan aspirasi warganya, Stomp.sg milik warga Singapura dan Malaysiakini.com milik warga Malaysia yang disebut-sebut sebagai media oposisi pemerintah.Pada perkembangannya kemunculan CJ mendapatkan penolakan dari mainstream media yang merasa citizen jurnalis bukan profesional yang bisa melakukan reportase layaknya jurnalis profesional. Misalnya saja The New York Times yang mempertanyakan keakuratan dan objektifitas hasil peliputan CJ. Tradisional jurnalist juga mengaku skeptis dan menganggap CJ tidak dapat melakukan peliputan dengan baik karena hanya jurnalist terlatih yang mengetahui etika media saat melakukan peliputan.Meski mendapat kritikan pedas semacam ini, namun CJ terus berkembang, bahkan pada beberapa peristiwa penting di dunia CJ menjadi pihak nomer 1 yang memberikan informasi kepada masyarakat. Misalnya saja saat stunami terbesar di Samudera Hindia, video dan informasi penting justru bersumber dari blog yang dimiliki warga. Blog-blog pribadi warga juga menjadi2saksi peristiwa besar lain seperti perang Irak1, runtuhnya WTC, Bom Bali I dan II, dll.Perkembangan CJ sendiri juga sampai di Indonesia, dimana saat ini ā jika tidak bisa dibilang populer ā nama CJ versi online mulai bernunculan. Misalnya saja blog wikiku.com, kabarindonesia.com, Indonesiasatu.net dan mediabersama.com. Sayangnya keberadaan mereka masih kurang mendapat apresiasi warga sendiri. Padahal bloger di Indonesia pada dasarnya memberikan kontribusi besar bagi masa reformasi di Indonesia tahun 1998, dimana saat itu para bloger lah yang melaporkan indikasi KKN di keluarga cendana.Semenara saat tsunami di Aceh, CJ dengan blogger dan gambar video amatir yang diupload di youtube, berhasil memberikan data multimedia yang ternyata membantu menggalang dana besar dari seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia bagi para korban di Aceh.Dalam sebuah seminar tentang berkembangan teknologi informasi yang diikuti oleh penulis, pembicara dari Malaysia mengatakan bahwa citizen online journalism di Malaysia berkembang karena negara ini tidak memiliki kebebasan pers. Jadi dia sendiri mengatakan bahwa pada dasarnya negara seperti Indonesia tidak memerlukan CJ karena pers konvensional sudah memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.Pernyataan itu bisa dibenarkan, namun meski demikian, seharusnya Indonesia tidak menutup diri untuk CJ kerena di negara asal CJ yaitu Amerika yang juga telah memiliki kebebasan pers saja, kehidupan media sudah1 http://www.camerairaq.com/citizen_journalism/3dipengaruhi oleh media online, termasuk informasi yang disediakan oleh para blogger dalam bentuk CJ.Di Indonesia sendiri, seiring dengan meningkatnya penggunaan internet di Indonesia dan tentu saja pengaruh dari trend media di era digital, CJ mulai dikenal. Namun sayangnya, saat ini belum ada perhatian dan pendataan yang resmi tentang gambaran CJ yang ada di Indonesia. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melihat ada 3 jenis website di Indonesia yang membuka forum untuk Citizen Journalism yaitu website mainstream media, portal (biasanya berita dan hiburan) dan situs khusus CJ.Peneliti juga melihat, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum paham tentang media baru yang di sebagian negara sudah menjadi channe demokrasi yang efektif bahkan melebihi fungsi yang dimiliki mainstream media. Pengenalan CJ di Indonesia justru berawal bukan dari website khusus CJ, namun justru buntut dari perkembangan online journalism gagasan mainstream media yang di era TI ini beramai-ramai membuat versi online. Sebut saja situs kompas.com milik harian Kompas yang memiliki dua situs CJ dengan brand extension masing-masing, yaitu Kompasiana dan KoKi. Dalam situsnya www.kompasiana.com2 dijelaskan bahwa kompasiana merupakan forum diskusi dan ruang kuliah berisi gagasan bernas dan mencerahkan, demokratis, konstruktif, dan bertanggung jawab. Pembaca atau pengunjung diajak urun rembug dengan mengomentari setiap artikel yang masuk. Sementara, āKomunitas kompasā atau Koki dengan alamat web http://community.kompas.com3 berisi2 22 Oktober 2009, sudah berubah format menjadi semacam facebook3 Sudah dihapus4tulisan masyarakat, sedangkan Kompasiana adalah semacam blog jurnalist yang berisi tulisan dari para jurnalist Kompas4.Contoh lain surat kabar daerah Suara Merdeka juga tidak mau ketinggalan dengan menyadiakan beberapa halaman di webnya untuk āsuara wargaā dengan alamat web http://citizennews.suaramerdeka.com. Hal yang berbeda dibuat oleh Media Indonesia yang menyediakan fasilitas weblog kepada pembacanya di alamat http://blog.mediaindonesia.com. Disini warga bisa membuat blog dan menulis tentang apa saja, dengan isi tanggung jawab pemilik blog.Sementara situ khusus CJ yang saat ini terdeteksi aktif melakukan kegiatan diantaranya www.wikimu.com, www.kabarindonesia.com, www.penyingkul.com, www.sumbawanews.com. Sementara yang ada di portal satu-satunya yang sementara ditemukan peneliti adalah www.inilah.com yang merupakan salah satu portal yang paling banyak dikunjungi di Indonesia selain www.detik.com dan www.okezone.com.Selain di media cetak dan situs internet, istilah CJ di Indonesia juga mucul dalam program berita televisi I-witness yang ditayangkan Metro TV, dimana didalamnya berisi berita video amateur yang diambil warga dan diolah kembali oleh tim pemberitaan Metro TV. Program sejenis ini, kabarnya juga akan segera dibuat oleh televisi berita terbaru di Indonesia yaitu TV One.Sementara dari media radio, radio Elshinta telah menerapkan citizen jounalism sejak tahun 2000 dan saat ini sudah memiliki 100.000 netizen. CJ di radio Elshinta sendiri bentuknya adalah laporan langsung dari warga yang4 Format terbaru kompasiana di-online-kan pada ulangtahunnya ke 1 tanggal 22 Oktober 20095menjadi saksi mata suatu kejadian. Mereka biasanya ditelpon oleh Elshinta untuk kemudian on-air melaporkan kejadian di lapangan.Perkembangan citizen online journalism menggembirakan karena memungkinkan masyarakat Indonesia memiliki akses untuk menjadi subyek dalam pemberitaan. Masyarakat juga mendapat kesempatan menyuarakan aspirasinya karena memiliki space di online media. Hal ini penting mengingat media massa ā meski berada di dalam lingkup negara yang memiliki kebebasan pers ā tetap memiliki keterbatasan misalnya kecondongan pada berbagai kepentingan terutama kapital dan politis. Dengan demikian maka penting untuk menyambut CJ yang diharapkan akan memberikan warna tersendiri yang lebih independen dan jujur di dunia media di Indonesia.Yang menjadi perhatian peneliti disini adalah masih minimnya sumber informasi tentang CJ di Indonesia, mengingat CJ masih hal yang baru. Peneliti juga melihat CJ di Indonesia memiliki beberapa keunikan dan perbedaan dengan konsep CJ yang terjadi di negara asalnya. Dari dasar itulah, peneliti tertarik untuk melakukan study kasus tentang perkembangan CJ di Indonesia
The Disabled People Virtual Communities in Social Media from The Perspective of Public Sphere Theory
Many researches view the internet as aĀ virtual public sphere or forum potential that provides a space for minority groups to voice their opinions.Ā This article identifies the role of social media in creating political public sphere for voters with disabilities in Indonesia during Presidential Election in 2019. By applying the normative values provided by Public Sphere Theory and Sphere Public Subaltern Theory, this article determines various potentials as well as stumbling blocks of the internet as a virtual public sphere for internet users.Ā Virtual ethnography method is used to determine the identity of virtual communities of disabled people on three most active social media platforms in Indonesia, namely Instagram, Facebook and Twitter. Virtual Ethnography enables researchers to conduct an online observation on virtual communities three months prior toĀ the 2019 Presidential Election. The data findings help the researchers draw conclusionĀ that social media has technically advocated the endeavor of the disabled peopleās political rights equality, proven by the existence of disabled peopleās virtual communities and the narratives of struggle for their political rights equality. However, the data has shown an inadequacy of disabled peopleās virtual community to create dynamic inter-activities between its membersĀ as this community has not been able to reflect a public sphere that is able to build public opinionĀ whichĀ effectively influences public policy
Video Investigasi: āMenguak Joki Skripsi di Perguruan Tinggi di Semarangā
INVESTIGATION VIDEOS : āREVEALING ROLE OF THESIS JOCKEY1 IN SOMEUNIVERSITIES IN SEMARANGāABSTRAKThesis is scientific papers that are done by students in order to get Bachelor Degree. Thesisis also one of requirements for students to pass education in university and get their BachelorDegree. Problem appears when students are not really qualified to mae their own pappers. So somepeople are willing to be thesis jockey because of students demand. Thesis jockey service isconsidered as a wayout for some students, so that as long as there is money thesis will be easy todo. Students do not need to be busy to do their own thesis, because thesis jockey will do their thesisuntil the students graduate from the university.Thesis jockey is a serius problem for education in university. Thesis jockey service producesunqualified and dishonest students. This condition happen because there is no enough sanctions forthe students and the Thesis Jockey. This investigation is done to explain to people about thesisjockey phenomenon that disgrace educational intitutions. So then university can avoid thisphenomenon to spread and build high quality graduates. Parents are also encouraged to lead theirchildren so they donāt use thesis jockey service. Factual investigation is done to explain the truth byinterviewing trust worthy informan providing qualified data.This investigation is done based on a hypothesis that this phenomenon has been a commonthing to do to get bachelor degree. There are three steps in maing this investigation video, thooseare : pre production, production, and post production. This investigation was broadcasted in CakraSemarang tv in a program called āTarget Investigasiā on Monday june 17, 2013. The Tv station hasa role as a partner in broadcasting this video.Keyword : investigation, university students, thesis jockey, television1 Ė people who are paid to make someone's thesis.VIDEO INVESTIGASI: āMENGUAK JOKI SKRIPSI DI PERGURUAN TINGGI DISEMARANGāABSTRAKSkripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswaberkualifikasi sarjana. Skripsi merupakan salah satu syarat seorang mahasiswa dapat menyelesaikanpendidikannya di perguruan tinggi dan memperoleh gelar sarjana. Masalah muncul ketikamahasiswa merasa tidak mampu mengerjakan penulisan karya ilmiah tersebut. Sehingga muncullahjasa joki skripsi karena adanya permintaan dari kalangan mahasiswa. Jasa joki skripsi dianggapmempermudah penyelesaian skripsi mahasiswa, ada uang skripsi pun ditangan. Mahasiswa tidakperlu repot mengerjakan skripsinya sendiri, karena jasa joki skripsi lah yang akanmenyelesaikannya dan dengan jaminan lulus.Joki skripsi merupakan masalah yang cukup serius di kalangan perguruan tinggi. Jasa jokiskripsi menghasilkan sarjana yang tidak berkualitas dan tidak menjunjung tinggi nilai kejujuran.Maraknya jasa joki skripsi dikarenakan tidak adanya hukum yang memberikan sanksi secara tegasterhadap pemakai jasa maupun penyedia jasa. Investigasi ini diharapkan dapat memberikangambaran kepada masyarakat mengenai fenomena joki skripsi yang mencoreng institusi pendidikan.Sehingga nantinya pihak universitas dapat mencegah fenomena joki skripsi ini semakinberkembang dan memperbaiki kualitas sarjana yang dihasilkan. Pihak orang tua juga diharapkanmampu membimbing anaknya untuk tidak menggunakan jasa joki skripsi. Penelusuran faktadilakukan untuk memaparkan kebenaran dengan menghadirkan narasumber maupun data yangdapat dipercaya.Investigasi dilakukan berdasarkan hipotesis bahwa fenomena ini sudah menjadi hal yanglazim dalam memperoleh gelar sarjana. Dengan pelaksanaan proses produksi yang dibagi dalamtiga tahapan yaitu tahap: pra produksi, produksi dan paska produksi. Investigasi ini ditayangkan diCakra Semarang TV dalam program Target Investigasi pada hari Senin 17 Juni 2013. Pihak televisiberperan sebagai partner dalam penayangan video investigasi tersebut.Kata kunci : investigasi, mahasiswa, joki skripsi, televisiOleh: Amelia Ariyani D2C008008, Ilmu KomunikasiKARYA ILMIAH ā MENGUNGKAP JOKI SKRIPSI DI PERGURUAN TINGGIāPENDAHULUANSetiap tahun, ribuan sarjana dicetak dari berbagai universitas maupun lembaga pendidikantinggi lainnya. Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (OECD) menyatakan Indonesiaakan menjadi negara dengan jumlah sarjana muda terbanyak kelima di masa depan. Situasi ini akanterwujud paling lambat pada 2020 mendatang. Data itu merupakan proyeksi dari upaya Indonesiameningkatkan jumlah lulusan perguruan tinggi. Dua tahun lalu, Indonesia menyumbang empatpersen sarjana berusia 25-34 dari 129 juta mahasiswa di seluruh negara anggota G-20. Pada 2020,OECD memperkirakan jumlah itu akan bertambah menjadi 6 persen. Sehingga, Indonesia sekaligusmengalahkan Inggris, Jerman, dan Spanyol, sebagai negara penyumbang sarjana muda terbanyak.Bahkan pada masa-masa itu kemungkinan besar jumlah sarjana terdidik negara ini tiga kali lebihbanyak dibanding Prancis. (BBC, 12 Juli 2012)Para sarjana yang dihasilkan di Indonesia harus melalui masa studi selama 4 tahun ataumaksimal 14 semester dengan beban Satuan Kredit Semester (SKS) yang biasanya sebanyak 144-146 SKS. Para calon sarjana juga diwajibkan untuk membuat skripsi atau tugas akhir. Dirjen Diktimengatakan bahwa sarjana harus punya kemampuan menulis secara ilmiah. Sebagai salah satuprasyarat yang harus dilalui mahasiswa untuk mendapatkan gelar kesarjanaan strata 1 (S1), menulisskripsi dijadikan alat untuk mengukur kemampuan metodologi dan analisis terhadap permasalahanyang ditulis (Djoko Santoso, 2012).Berdasarkan definisi awam yang dirumuskan skripsi mengandung komponen pengertianberikut : karya tulis ilmiah hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa berkualifikasi sarjana(Rahyono FX,2010:23). Skripsi merupakan syarat seorang mahasiswa menyelesaikan pendidikansarjananya dengan tujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuaidengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukanpengetahuan dan ketrampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan danmenjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Skripsimerupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri(PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Menurut kamus besar bahasaIndonesia, skripsi diartikan sebagai suatu karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian daripersyaratan pendidikan akademis.Permasalahan mulai muncul ketika mahasiswa merasa tidak cukup mampu untukmenyelesaikan tugas penulisan skripsi. inilah yang membuat beberapa pihak memanfaatkankesempatan untuk sekedar membuka jasa pengetikan ataupun melayani pengolahan data. Selain itumuncul juga jasa pembuatan skripsi yang semakin bertebaran dan mudah untuk ditemui. Jika dahulumungkin dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, dan informasi di sebarkan dari mulut ke mulut,maka saat ini jasa penulisan skripsi dengan mudah diakses oleh mahasiswa melalui internet. Hanyadengan memasukkan kata kunci ākonsultasi skripsiā dengan mesin pencari, hasilnya adalah 23.400file pada www.yahoo.com, 90.300 file pada www.google.com. Bahkan para penyedia jasapembuatan skripsi tidak segan untuk menempel iklan di beberapa tempat misalnya dinding ataupohon di sekitar kampus. Jasa seperti ini seolah-olah dilegalkan, karena tidak pernah terdengar adayang biro jasa skripsi yang dimeja hijaukan. Fenomena joki skripsi hadir karena adanya permintaandan penawaran. Sistem yang dibangun dunia pendidikan ternyata memuat kekuatan-kekuatan pasaryang terbilang anomin (Wahono, 2001:4-9).ISIMaraknya jasa pembuatan skripsi di beberapa kota merupakan tantangan serius bagiperguruan-perguruan tinggi yang ada. Pasalnya, jasa pembuatan skripsi telah menjadi āalternatif"bagi mahasiswa akhir yang ingin menuntaskan skripsi. Keberadaan jasa pembuatan di tengahdinamika pendidikan tak dapat dipandang sebagai fenomena biasa. Apalagi, kita tahu jasapembuatan skripsi begitu mudah ditemukan melalui jaringan teman, iklan promosi yang dipasang dijalan-jalan, atau lewat jasa iklan media massa. Itu artinya, fenomena tersebut tidak dapat diabaikanpihak perguruan tinggi. Dalam buku Academics Underground (2011) dengan gamblangmembeberkan data sedemikian banyaknya mahasiswa menggunakan BBS (Biro Bimbingan Skripsi)dalam proses pembuatan skripsi. (Suara Karta 24 April 2012). Secara sosiologis, Soekantomenyebut maraknya praktik bimbingan skripsi di luar kampus sebagai budaya tanding (counterculture)terhadap kultur akademik di perguruan tinggi, yang muncul dalam bentuk penyimpanganatau penyelewengan (1995:190-191).Ada berbagai alasan mengapa joki skripsi menjadi hal yang makin marak dan jasa inidiminati oleh mahasiswa tingkat akhir. Menurut Nugroho, Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)Unnes, ada tiga variabel yang menyebabkan maraknya bisnis joki skripsi. Yakni kultur akademikyang rendah, adanya pelaku pasar (para joki), serta regulasi yang tidak jelas. Regulasi pemerintahjuga menjadi problem tersendiri. Pemerintah memaksakan agar kuantitas lulusan perguruan tinggimeningkat. Program itu ditangkap secara jeli oleh perguruan tinggi dengan menyelenggarakanperkuliahan "instan", model ekstensi atau semester pendek. Alhasil, perguruan tinggi menjadiprodusen sarjana berkualitas fast food. (Suara Merdeka, 21 April 2005). Program perkuliahanekstensi banyak dinilai menjadi salah satu faktor mengapa joki skripsi tetap berjaya di tengahtengahmasyarakat. Bisnis joki skripsi ini kian menyeruak saat perguruan tinggi ramai-ramaimembuka program ekstensi. (Suara Merdeka, 14 April 2005, hal 10).Alasan lain mengapa joki skripsi kian marak juga tidak lepas dari dosen pembimbing yangkurang maksimal dalam memberikan pelayanan pada mahasiswa. Wakil Direktur Bidang AkademikSekolah Pascasarjana UGM menyatakan, ketika pembimbing itu overload, punya kesibukan yangbanyak di luar kegiatan belajar-mengajar maka ada kecenderungan di dalam menyikapi tugaspembimbingan hanya sebagai rutinitas yang harus dia lakukan. Akhirnya, dosen-dosenpembimbing akan cenderung untuk kemudian menjadi stereotipik. (Edhi Martono, 2009).Maraknya bisnis joki skripsi dipengaruhi pula oleh beberapa faktor, diantaranya adalahrendahnya budaya penelitian di kalangan civitas akademika perguruan tinggi. Aktivitas penelitianhanya menjadi komoditas segelintir individu yang masih konsisten membaktikan keilmuannya padamasyarakat. Indikasinya bisa dilihat dari minimnya kebiasaan menulis (writing habit), yang biladitelusuri lebih lanjut juga diimbangi oleh rendahnya kebiasaan membaca (reading habit) dikalangan masyarakat kampus. (M.Isnaini, Pemerhati pendidikan (Bangkapos, 4 April 2012))Banyak yang terjadi di lapangan seputar maraknya bisnis joki skripsi, tidak hanya sebagaijasa konsultasi, namun pengerjaan skripsi hingga bab akhir. Bahkan dalam beberapa media dapatkita temukan pengakuan para joki skripsi yang melayani pengerjaan skripsi para mahasiswa sepertidalam tayangan āMata Najwaā di Metro TV pada 7 Maret 2012 dan dalam program āTopik Kitaā diANTV pada Januari 2012.Selain di media tv, ada juga beberapa fakta yang ditemukan di media online seperti:No Fakta yang terjadi di lapangan1 Seorang oknum MA. Pria lulusan pendidikan Ekonomi dari salahsatu universitas negeri di daerah Rawamangun, menjalani bisnisnyasejak 2001. Pada dasarnya dia memang menyediakan jasapengolahan data dengan SPSS, namun rata-rata klien berdatangandengan hasil lapangan yang tidak bagus ketika dianalisa, karena itudia meng-upgrade data supaya hasilnya memuaskan. Akhirnya iamenyarankan klien untuk tidak perlu turun lapangan(http://edukasi.kompasiana.com).2 Salah seorang joki skripsi di kawasan UMS. Narasumber mengakudirinya membanderol harga satu skripsi antara Rp1.100.000,00hingga Rp2.000.000,00. (http://pabelan-online.com).3 SJ alumnus STAIN Kudus, SJ mengaku bahwa ia tidak melakukanpromosi. Awalnya ia hanya membantu membuatkan satu-duamahasiswa, namun lambat laun menyebar. Mahasiswa yangkonsultasi kepada SJ dan umumnya ākonsultanā skripsi lainnyabervariasi dalam meminta jasa. Ada yang hanya meminta judul,hanya membuatkan proposal, hanya sebagian dari skripsi, namunyang paling banyak adalah membuatkan skripsi secara keseluruhan(http://paradigmainstitute.com).Keterangan:Gambar 1.1 Salah satu iklan yang menawarkan jasa konsultasi skripsi di daerah BendanDhuwur daerah Kampus Unika Semarang.Gambar 1.2 Iklan yang ditempel di dinding depan kampus Unisbank SemarangGambar 1.3 Iklan yang serupa dengan gambar 1.1 hanya berbeda tempatpemasanganGambar 1.4 Iklan yang ditempel di depan kantor Kopertis SemarangJoki skripsi menjadi sebuah fenomena yang membuat kejahatan akademis terlihat biasasaja, walaupun joki skripsi sebenarnya merupakan salah satu hal yang merusak citra pendidikankarena melahirkan sarjana yang tidak berkualitas. Bagi Ketua Dewan Pendidikan Provinsi DIYogyakarta Wuryadi, fenomena ini menandakan pendidikan telah dianggap sebagai komoditas yangpunya harga dan bisa diperdagangkan. Pemalsuan skripsi disebut sebagai bagian dari budaya instanpendidikan yang lebih mengutamakan kemudahan dibandingkan dengan moral dan proses. Merekaberambisi meraih gelar meski dengan skripsi pesanan. (Kompas, 19 Februari 2010).Dalam buku āAcademic Undergroundā diungkapkan bahwa Biro-biro Bimbingan Skripsi(BBS) merupakan permasalahan klise yang tidak hanya dialami di Jogja, tetapi juga dialami di kotakotapendidikan di Indonesia. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal tersebut, antara lain:(1) Kejujuran intelektual akademik S1, S2, S3 cukup memprihatinkan,(2) Birokrasi penulisan skripsi di institusi,(3) Pola bimbingan dosen, serta(4) Motivasi klien yang ingin cepat selesai skripsi. (Hujair AH. Sanaky,2011).Para penyedia jasa pembuatan skripsi melakukan berbagai promosi, selain dari mulut kemulut, para penyedia jasa ini melakukan pemasangan iklan di dinding bahkan di pohon-pohon yangmembuat iklan mereka mudah terlihat. Di Kota Semarang pun dengan mudahnya dapat kita jumpaiiklan-iklan yang menjual jasa skripsi, mulai dari pengetikan, olah data, bahkan pembuatan skripsi.Melalui iklan-iklan tersebut, joki skripsi mendapatkan klien dan dengan mudahnya klien dapatmenghubungi penyedia jasa skripsi tersebut.Adanya praktek joki skripsi di Semarang cukup menarik perhatian, karena Semarangmerupakan salah satu kota yang menjadi tujuan pendidikan karena terdapat banyak universitas baiknegeri maupun swasta. Semarang juga merupakan ibu kota provinsi Jawa Tengah yang tentu sajamenjadi kota tujuan para pelajar untuk melanjutkan studinya dalam jenjang S1. Semarang menjadialternatif pilihan calon mahasiswa dari seluruh Indonesia karena berbagai faktor di antaranya:sarana dan prasarana yang memadai, dukungan pemerintah, kualitas lulusan yang kompetitif danjuga biaya hidup yang relatif murah di pulau Jawa.Proses untuk menyelesaikan program S1 bagi para mahasiswa merupakan hal yang wajib.Skripsi menunjukkan karya tulis ilmiah yang ditulis berdasarkan riset dengan harapan dapatmelahirkan sarjana yang berkualitas secara intelektual dan mempunyai nalar ilmiah. Namun tugaspenulisan skripsi yang dibebankan kepada mahasiswa memunculkan ākebutuhanā dalampenyelesaiannya. Kebutuhan tersebut menuntuk ketersediaan waktu, kemampuan penelitian, biaya,akses internet, pembimbing, serta kebijakan akademik. Perguruan tinggi menyediakan layananpembimbing skripsi, dalam hal ini dosen menjadi pembimbing bagi mahasiswa, dosen yangditunjuk berdasarkan jurusan atau kompetensi sesuai dengan bidangnya. Namun masalah mulaimuncul ketika mahasiswa merasa kurang mampu atau tidak sanggup untuk menyelesaikanskripsinya, bisa karena faktor tidak adanya waktu, ketidakmampuan atau kurang menguasai materidan dapat juga karena terdesak batas masa studi, maka mahasiswa mencari jalan lain yaitumempertimbangkan layanan bimbingan skripsi bahkan layanan pembuatan skripsi. Karena adanyapermintaan atau kebutuhan akan layanan ini,makan bisnis layanan bimbingan skripsi atau perjokianskripsi ada dimana-mana.PENUTUPPraktek joki skripsi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tentu saja menarik menjadiperhatian karena citra pendidikan menjadi buruk apabila praktek semacam ini terus dibiarkan. DiSemarang praktek semacam ini diduga ada dan terjadi, dimana mahasiswa tingkat akhirmenyerahkan urusan skripsi ke tangan joki skripsi. Joki skripsi seperti menjadi solusi termudah bagimahasiswa yang malas mengerjakan skripsi. Fenomena joki skripsi menjadi hal yang menarik untukdibahas karena menyangkut praktek yang ādibiarkanā oleh masyarakat. Padahal pendidikan tinggimasih menjadi harapan bagi bangsa ini sehingga keberadaan para sarjana diharapkan membawaperubahan dan memantapkan generasi muda bangsa. Namun fenomena yang terjadi justruberseberangan dengan idealiatas karena dalam penulisan skripsi masih ada kecurangan yangdilakukan oleh mahasiswa yaitu dengan menggunakan jasa joki skripsi.Penulis mengangkat topik joki skripsi karena menganggap bahwa topik ini layak diketahuioleh masyarakat luas. Mereka tidak hanya mendengar opini saja akan tetapi mereka dapat melihatfakta yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penulis ingin permasalahan ini nantinya dapatmenjadikan pembelajaran bagi mahasiswa maupun masyarakat untuk meminimalisir kecuranganakademis (khususnya joki skripsi). Penulis berharap nantinya praktek seperti ini dapat ditindaktegas, sehingga pihak universitas dapat menghasilkan sarjana berkualitas yang tidak hanyamenggunakan joki skripsi sebagai jalan pintas.Daftar PustakaBuku textDarwanto. (2007). Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.Gaines, William. C. (2007). Laporan Investigasi untuk Media. Jakarta: ISAI.Kovach, Bill, dan Rosenstiel, Tom. (2006). Sembilan Elemen Jurnalisme. Jakarta: YayasanPantau.Laksono, Dhandy D. (2009). Menyingkap Fakta: Panduan Liputan Investigasi Media Cetak,Radio, dan Televisi. Jakarta: AJI.Muda, Deddy Iskandar. (2003). Jurnalistik Televisi. Bandung: Rosdakarya.Sanaky, Hujair dkk. (2011). Academics Underground. Yogyakarta: Pusat Studi Islam UII.Santana K, Septiawan. (2003). Jurnalisme Investigatif. Jakarta: YayasanObor.Santana K, Septiawan. (2005). Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor.Suhandang, Kustadi. (2004). Pengantar Jurnalistik. Bandung: Penerbit Nuansa.Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana.JurnalMarselinus Tondok, Hernanda Ristyadi, Aniva Kartika. 2008. Prokrastinasi Akademik danNiat Membeli Skripsi. Anima, Indonesian Psychological Journal., 24 (1), 76-87.Internethttp://edukasi.kompas.com/read/2012/02/03/15160740/Ini.Alasan.Mahasiswa.Wajib.Publikasi.Makalah akses 6 September 2012 20:22http://www.ugm.ac.id/index.php?page=headline&artikel=254 diakses pada 4 September2012http://www.uajy.ac.id/2011/07/25/bedah-buku-%E2%80%9Cacademicsunderground%E2%80%9D/ pada tanggal akses 4 September 2012 21:5
Video Reportase Investigasi: āMenguak Joki Skripsi Di Perguruan Tinggi Di Semarangā
INVESTIGATION REPORT VIDEO: āINVESTIGATING THESIS āJOKIā IN AUNIVERISITY AT SEMARANGABSTRACTThesis is one of the requirements in achieving undergraduate degree. The purpose isenable the students to arrange and write their scientific paper according to their subject major.The problem raises when the students feel that they are unable to compose thesis by themselves.It causes a phenomenon called thesis jockey. Thesis jockey is an illegal action where a personearns someone to do a thesis. Thesis jockey appears because there is a demand and order fromthe students. It is also because of the low academic culture, market doer (a thesis jockey), andunclear regulation. The government regulation also becomes the problem. This investigation canbe a reflection that this case really happens in Indonesian education. It can be a bad image foreducation. The investigation of the fact was based on the curiosity of the journalist inellaborating the truth. This bussiness, thesis jockey is influenced by some factors. One of themis the low awareness of the students in doing scientific research among the academicenvironment in university.This bussiness has been spreading out throughout the universities and it challenges forthe university to overcome it. Thesis jockey is an ilegal action that can give bad image foreducation. It will produce unqualified undergraduate students. The students tended to use thesisjockey because there was no regulation which can give punishment to the doer. Thisinvestigation could be a reflection on the existance of thesis jockey within education institution.The result of investigation could be used as the reference for the parents, educators, and thestudents in order to increase the quality of education in Indonesia.The investigation was done in order to obtain the facts. This investigation also used amethod which consists of some phases namely, pre-production, production, and post production.This investigation report has been broadcasted by Cakra TV Semarang on Monday June 17th2013. This investigation video was broadcasted after getting an agreement and negoitation.Keywords: investigation, students, thesis jockey, televisionVIDEO REPORTASE INVESTIGASI: āMENGUAK JOKI SKRIPSI DI PERGURUANTINGGI DI SEMARANGā____________________________________________________________________ABSTRAKSkripsi merupakan syarat seorang mahasiswa menyelesaikan pendidikan sarjanadengan tujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai denganbidang ilmunya. Permasalahan muncul ketika mahasiswa merasa tidak cukup mampu untukmenyelesaikan tugas penulisan skripsi. Fenomena joki skripsi hadir karena adanya permintaandan penawaran. kultur akademik yang rendah, adanya pelaku pasar (para joki), serta regulasiyang tidak jelas. Regulasi pemerintah juga menjadi problem tersendiri. Investigasi ini dapatmenjadi gambaran bagi masyarakat dan dunia akademik tentang adanya praktek joki skripsi yangmencoreng institusi pendidikan. Penelusuran fakta dalam jurnalisme investigasi didasarkan padakeinginan wartawan untuk mengetahui. Penelusuran fakta dilakukan untuk memaparkankebenaran. Maraknya bisnis joki skripsi dipengaruhi pula oleh beberapa faktor, diantaranyaadalah rendahnya budaya penelitian di kalangan civitas akademika perguruan tinggi
- ā¦