2 research outputs found

    Strategy To Strengthen Cooperation Between The European Union And The Mediterranean Countries Through The Union For Mediterranean (UfM)

    No full text
    The European Union is an example of regional cooperations that represents regional identity. In the midst of the process of integration and expansion of membership, the European Union has an interest in building good relations with non-member countries in the immediate region, including the Mediterranean. The process of establishing cooperation between the European Union and the Mediterranean countries continues to change. The Euro-Mediterranean Partnership (EMP) in 1995 was the place for regional cooperation with most member countries and had a well-structured pillar of cooperation. However, the two entities re-formed a new cooperative platform, The Union for Mediterranean (UfM) in 2008. This study aims to explain why the European Union and Mediterranean countries changed the Euro-Mediterranean Partnership (EMP) into The Union for the Mediterranean (UfM) in 2008. Using the theory building approach in the Alex Warleigh-Lack regionalism concept, the findings in the research resulted in an answer that EMP has negative values that are not in accordance with the development of the issue so that it becomes a reason for the formation of UfM

    Pengaruh Legitimasi Uni Eropa Terhadap Proses De-Eropanisasi di Turki Pasca Kudeta Militer 15 Juli 2016

    No full text
    Tahun 2019 ditandai sebagai 56 tahun berlangsungnya hubungan diplomatik antara Turki dan Uni Eropa. Selama hubungan diplomatik tersebut berlangsung, Turki juga berupaya untuk menjadi bagian dari keanggotaan penuh Uni Eropa. Uni Eropa memiliki kepentingan untuk bertindak sebagai kekuatan normatif di Turki selama proses negosiasi keanggotaan. Namun, proses negosiasi tidak berjalan dengan mudah terutama pasca terjadinya kudeta militer 15 Juli 2016 di Turki. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses de-Eropanisasi pasca peristiwa kudeta dan pengaruh legitimasi Uni Eropa dalam menjalankan peran sebagai kekuatan normatif sehingga terjadi de-Eropanisasi di Turki. Penulis menggunakan konsep de-Eropanisasi dan teori legitimasi untuk mencapai tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang datanya diperoleh dari studi pustaka berupa buku, artikel jurnal, berita, dan internet. Penelitian ini memiliki temuan bahwa tindakan yang diambil Presiden Erdoğan dan partai AKP dalam merespons kudeta militer tidak mencerminkan nilai demokrasi, aturan hukum, dan HAM yang diagungkan oleh Uni Eropa. Hal ini juga dipengaruhi oleh lemahnya legitimasi Uni Eropa di Turki akibat dari bangkitnya pemahaman xenophobia serta Islamophobia di Eropa. Selain itu, Uni Eropa juga gagal menepati janji untuk memberikan hak bebas visa kepada Turki
    corecore