8 research outputs found
Algoritme Stacking Untuk Klasifikasi Penyakit Jantung Pada Dataset Imbalanced Class
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung. Data mining merupakan bidang yang dapat menjadi solusi untuk digunakan sebagai alat deteksi dini penyakit jantung. Pada penelitian yang dilakukan sebelumnya mayoritas menggunakan single classifier, hal ini akan menimbulkan sebuah permasalahan baru ketika dalam dataset penyakit terdapat ketidakseimbangan kelas. Keberadaan ketidakseimbangan tersebut dapat menyebabkan kinerja single classifier menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu pada penelitian ini akan digunakan metode ensemble atau meta learning. Berdasarkan pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa algoritme stacking mampu menghasilkan kinerja dari sisi akurasi TPR, TNR, G-Mean dan AUC yang lebih baik dibandingkan single classifier lainnya. Dengan adanya peningkatan nilai tersebut diharapkan penelitian ini mampu menjadi referensi untuk pengembagan berbagai sistem yang mendukung dan memaksimalkan tingkat keberhasilan proses deteksi dini penyakit jantung menggunakan data mining
DIAGNOSE OF MENTAL ILLNESS USING FORWARD CHAINING AND CERTAINTY FACTOR
The prevalence of mental disorders in Indonesia is increasingly significant, as seen from the 2018 Riskesdas data. Riskesdas records mental, emotional health problems (depression and anxiety) as much as 9.8%. This shows an increase when compared to the 2013 Riskesdas data of 6%. Based on these data, it can be said that many people still suffer from mental disorders. Meanwhile, the number of medical personnel, medicines and public treatment facilities for people with mental disorders is still limited. In addition, the lack of public awareness, concern and knowledge about mental health causes a lack of public interest in consulting a psychologist, so people tend to self-diagnose. One solution for self-diagnosis is to use an expert system. This study developed an expert system using the forward chaining method and certainty factor. Based on the research conducted, the results are as follows. First, the expert-based system that has been developed can help provide the results of a diagnosis that is carried out before there are complaints and will be detected early by efforts to increase awareness of the prevention of mental illness and reduce the tendency to self-diagnose. Second, applying the forward chaining method and certainty factor to this expert system can produce an accuracy rate of 95.918%. An expert has also validated these results; in this study, the expert was a psychologist at a hospital in Yogyakarta
Analisis Fitur Website Dan Aplikasi Manajemen Transaksi Dan Member Sistalisius
Sistalisius merupakan online shop yang memilih website sebagai media promosi pendukung aktivitas penjualan produk-produk etnik yang dipasarkan. Tetapi, website yang ada saat ini belum mampu mendukung pelayanan Perusahaan kepada pelanggan secara optimal. Manajemen transaksi belum terintegrasi dengan website, sehingga menimbulkan kesulitan dalam menghitung omzet dan merekapitulasi transaksi.Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan analisis terhadap fitur pada website dan aplikasi manajemen transaksi dan member. Analisis didasarkan pada kebutuhan pelanggan dan Perusahaan, dimana bisa membantu memetakan fitur yang dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi. Metode analisis yang digunakan adalah metode Customer Knowledge Manajemen (CKM) yang didasarkan pada fase Customer Relationship Management (CRM) dan Knowledge Management (KM).Penelitian ini berfokus pada analisis fitur website dan manajemen transaksi dan member sistalisius. Hasil dari analisis metode CKM adalah rekomendasi fitur yang disarankan untuk pengembangan aplikasi pada sistalisius dan fitur rekomendasi untuk aplikasi e-commerce serupa
Implementation of Scrum Method in the Learning Activity Monitoring Feature Outside the Study Program
Learning activities outside the study program can be participated by active students in the current semester through the credit recognition mechanism according to the study program policy. These activities are monitored by Field Supervisors (DPL) through certain communication media. The obstacles that arise such as students not contacting DPL or communicating with DPL, not reporting activities regularly, only asking for a signature on the final report, and only asking DPL to fill out an activity assessment. The activity recording information system that available only has features for submitting proposals, recording activities and reporting activities for study program admin users. So that it is necessary to develop a feature for monitoring learning activities outside the study program to make it easier for DPL to monitor student activities in certain semesters. The information system was created using the MySQL database and the Codeigniter 3 framework. Feature development was created using the Scrum method with a focus on determining priority features, working on priority features and reviewing the results of feature work. This can help to get information system output quickly according to development needsKegiatan pembelajaran di luar program studi dapat diikuti oleh mahasiswa aktif pada semester berjalan melalui mekanisme pengakuan sks sesuai kebijakan program studi. Kegiatan tersebut dipantau oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) melalui media komunikasi tertentu. Kendala yang muncul antara lain mahasiswa tidak menghubungi DPL atau berkomunikasi dengan DPL, tidak melaporkan kegiatan secara berkala, hanya meminta tanda tangan pada laporan akhir, dan hanya meminta DPL mengisi penilaian kegiatan. Sistem informasi pencatatan kegiatan yang tersedia hanya memiliki fitur pengajuan proposal, pencatatan kegiatan dan pelaporan kegiatan untuk pengguna admin program studi. Sehingga diperlukan pengembangan fitur pemantauan kegiatan pembelajaran di luar program studi untuk memudahkan DPL memantau kegiatan mahasiswa pada semester tertentu. Sistem informasi dibuat menggunakan database MySQL dan framework Codeigniter 3. Pengembangan fitur dibuat menggunakan metode scrum dengan fokus pada penentuan fitur prioritas, pengerjaan fitur prioritas dan review hasil pengerjaan fitur. Hal tersebut dapat membantu untuk mendapatkan output sistem informasi dengan cepat sesuai kebutuhan pengembanga
IMPLEMENTASI METODE SCRUM PADA PEMBUATAN FITUR USULAN DAN KLAIM KONVERSI APLIKASI XYZ
Program pembelajaran di luar kurikulum formal bisa diikuti oleh mahasiswa pada semester tertentu. Pelaksanaankegiatan dari program tersebut dapat dikonversi ke kredit di dalam kurikulum formal, melalui pengajuan usulandan klaim konversi. Pengajuan masih dilakukan menggunakan Google Form. Pengolahan data usulan dan klaimkonversi dilakukan menggunakan Google Sheet. Kendala pengolahan data usulan dan klaim konversi antara lainsemua data ada pada satu file sehingga komponen data kadang terhapus, proses membuka file memerlukan waktulama untuk data banya, dan setiap semester perlu membuat file baru untuk pengarsipan. Proses pembuatandilakukan dengan metode scrum dengan tahapan product backlog, sprint backlog, sprint, dan sprint review.Metode scrum dapat membantu mengurutkan prioritas fitur yang dikerjakan sesuai kebutuhan dan fitur yang belumsesuai dengan kebutuhan bisa disesuaikan sebelum mengerjakan fitur berikutnya. Mahasiswa dapat mengajukanusulan dan klaim konversi sesuai jenis program yang diikuti. Admin dapat melakukan pengolahan data usulan danklaim konversi pada fitur yang tersedia
PENERAPAN METODE SCRUM PADA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENCATATAN MAGANG
Pencatatan kegiatan magang masih menggunakan google form dan pengecekan dokumen menggunakan Microsoft Excel. Kendala pada pencatatan kegiatan magang yaitu perlu mengubah secara berkala dan data banyak sulit dikelola arsipnya. Solusi untuk mengatasi kendala dengan mengembangkan sistem informasi pencatatan dengan metode scrum. Implementasi dilakukan dengan tahapan product backlog, sprint planning, daily scrum, sprint review, dan sprint retrospective. Kebutuhan fitur beserta detail fitur sudah ditentukan oleh stakeholder. Implementasi fitur dilakukan bertahap sesuai sprint planning yang sudah ditetapkan. Evaluasi dilakukan melalui sprint review dan sprint retrospective. Hasil sprint review menunjukkan setiap hasil pengerjaan sudah sesuai dengan estimasi pengerjaan dengan penambahan dan perbaikan pada fitur pendaftaran kegiatan dan log book. Hasil sprint retrospective menunjukkan keseluruhan hasil pengerjaan sesuai product backlog dengan detail penamaan file otomatis yang perlu ditambahkan pada fitur pendaftaran kegiatan, konfirmasi kegiatan, dan download atau export. Pengembangan sistem informasi dengan metode scrum bisa menghasilkan output fitur secara cepat
Rancang Bangun Interior Architectural Visualization Menggunakan Unreal Engine 4
AbstrakArchitectural visualization mampu memberikan informasi visual mengenai rancangan suatu bangunan tidak hanya pada si pembuat bangunan, melainkan juga untuk masyarakat umum. Hal ini biasanya dipresentasikan menggunakan media gambar dan juga video, adapun metode untuk mengatasi keterbatasan media dalam mempresentasikan rancangan suatu bangunan yaitu dengan mengimplementasikan teknologi architectural walkthrough. Architectural walkthrough adalah animasi simulasi yang memberikan gambaran umum tentang bangunan atau lebih kompleks yang sedang dibangun. Tidak seperti architectural rendering yang menawarkan gambar hanya dari satu sudut pandang saja, architectural walkthrough menampilkan serangkaian gambar yang berbeda dari berbagai sudut pandang yang dapat membantu untuk memperoleh ide yang tepat tentang arsitektur yang digunakan di sekitarnya. Penelitian ini menghasilkan aplikasi architectural visualization interior rumah T.90/15 menggunakan Unreal Engine 4. Pengukuran 4 variabel pada aspek usability memiliki nilai persentase yaitu variabel usefulness 85%, variabel ease of use 80%, variabel ease of learning 84,5%, variabel satisfaction 81,8%. Pengukuran aspek usability secara keseluruhan menghasilkan nilai persentase kelayakan sebesar 82,5% yang menunjukkan bahwa hasil pengukuran usability aplikasi architectural visualization ini memiliki nilai yang “sangat layak” atau dengan kata lain sistem sangat berguna dalam hal menampilkan visualisasi dari desain interior sebuah rumah.Kata kunci: architectural walkthrough, augmented reality, architectural visualization, unreal engine4.AbstractArchitectural visualization is able to provide visual information about the design of a building to the builder and to the general public. This is usually presented using image and video, the method to overcome the limitations of the media in presenting the design of a building is by implementing architectural walkthrough technology. Architectural walkthroughs are simulated animations that provide an overview of the building or complex under construction. Unlike architectural renderings which offer images from only one angle, architectural guides look at different scenes from multiple points of view which can help to get the right idea about the architecture used around them. This study resulted in the application of visualization of the interior architecture of the house T.90/15 using Unreal Engine 4. Measurement of 4 variables in the usability aspect are usability variable 85%, ease of use variable 80%, learning ease variable 84.5%, and satisfaction variable 81,8%. The measurement of the usability aspect as a whole is based on the specified value of 82.5% which indicates that the measurement results of the usability of this architectural visualization have a "very feasible" value or in other words a very useful system for interior design visualization.Keywords: architectural walkthrough, augmented reality, architectural visualization, unreal engine4.