2 research outputs found
Analisis Pengaruh Variasi Konsentrasi NH4Br Pada Proses Sintesis Katoda MnO2/Carbon Cloth Terhadap Performa Elektrokimia Aqueous Rechargeable Zinc Ion Battery (ARZIB)
Beberapa tahun terakhir, aqueous rechargeable zinc-ion battery (ARZIB) telah menarik cukup banyak perhatian karena keamanannya yang tinggi, dan toksisitas rendah dengan mangan dioksida (MnO2) sebagai material katoda utamanya. MnO2 memiliki berbagai struktur polimorfik yang dapat mempengaruhi kinerja baterai, dimana struktur polimorfik ini dapat dipengaruhi oleh konsentrasi prekursor. Pada penelitian ini digunakan KMnO4 dan NH4Br sebagai prekursor untuk sintesis MnO2/Carbon Cloth dengan variasi konsentrasi NH4Br dalam mengetahui pengaruhnya terhadap struktur polimorfik, morfologi dan performa elektrokimia ARZIB. Konsentrasi NH4Br yang digunakan adalah 0,2 mmol, 0,6 mmol, dan 1 mmol. Proses sintesis menggunakan metode microwave-assisted hydrothermal dengan daya 450-watt selama 25 menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada konsentrasi NH4Br 0,2 mmol terbentuk polimorf ɛ-MnO2, pada konsentrasi 0,6 mmol terbentuk polimorf α-MnO2, pada konsentrasi 1 mmol terbentuk polimorf β-MnO2. Nilai performa elektrokimia terbaik didapatkan pada sampel dengan konsentrasi NH4Br 0,6 mmol, dengan kapasitas spesifik hingga 104.5 mAh/g dan capacity fading sebesar 22% pada siklus ke 10. Coulombic efficiency pada siklus sepuluh lebih besar dari sampel lain hingga 99.79% membuktikan masa hidup yang baik.
======================================================================================================
In recent years, aqueous rechargeable zinc-ion battery (ARZIB) has attracted quite a lot of attention due to its high safety and low toxicity with manganese dioxide (MnO2) as its main cathode material. MnO2 has various polymorphic forms that can affect battery performance, where this polymorphic shape can be influenced by the concentration of precursors. In this study, KMnO4 and NH4Br were used as precursors for the synthesis of MnO2/Carbon Cloth with various concentrations of NH4Br in determining their effect on the polymorphic shape, morphology and electrochemical performance of ARZIB. The concentrations of NH4Br used were 0.2 mmol, 0.6 mmol, and 1 mmol. The synthesis process uses the microwave-assisted hydrothermal method with power of 450 watts for 25 minutes. The results showed that at the concentration of 0.2 mmol NH4Br an ɛ-MnO2 polymorph was formed, at the concentration of 0.6 mmol an α-MnO2 polymorph was formed, and at the concentration of 1 mmol a β-MnO2 polymorph was formed. The best electrochemical performance values were obtained in samples with NH4Br 0.6 mmol, with a specific capacity of up to 104.5 mAh / g and a capacity loss of 22% on the 10th cycle. The coulombic efficiency over ten cycles is greater than that of other samples by up to 99.79% proving a good life span
Efek Kombinasi Ekstrak Temulawak dan Belimbing Wuluh terhadap Perbaikan Histologis Ginjal Tikus yang Terpapar Herbisida Paraquat
Paraquat merupakan herbisida yang digunakan pada pertanian. Akumulasi paraquat pada tanaman sayur jika dikonsumsi dapat bersifat racun dan menyebabkan gangguan pada organ ginjal seperti kerusakan pada glomerulus berupa edema spatium Bowman, serta pada tubulus berupa infiltrasi sel radang dan pembengkakan sel epitel tubulus. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak temulawak dan belimbing wuluh (TBW) terhadap perbaikan histologis ginjal tikus yang terpapar paraquat. Metode penelitian secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Induksi paraquat dilakukan pada seluruh perlakuan kecuali KN. Susunan perlakuan yang terdiri dari KN (tween 80 1%), KP (paraquat 25 mg/KgBB), P1 (kombinasi TBW 770 mg/KgBB), P2 (kombinasi TBW 385 mg/KgBB), P3 (kombinasi TBW 192,5 mg/KgBB). Parameter yang diamati yaitu histologis ginjal meliputi diameter glomerulus, lebar ruang Bowman, dan persentase nekrosis pada tubulus proksimal. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA pada taraf kepercayaan 95% kemudian dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan diameter glomerulus, penurunan lebar ruang Bowman serta penurunan persentase nekrosis sel tubulus proksimal pada perlakuan P1-P3 dengan dosis optimum yang dapat memperbaiki struktur histologis ginjal yaitu 385 mg/KgBB. Kesimpulan penelitian ini yaitu kombinasi ekstrak temulawak dan belimbing wuluh berpengaruh memperbaiki struktur histologis ginjal tikus yang terpapar paraquat