10,576 research outputs found
POLITICAL DISCOURSE ANALYSIS OF MEGAWATI'S SPEECH IN THE OPENING OF THE FOURTH CONGRESS OF THE PDIP
The study is about a critical analysis of a political discourse. Using Megawatiâs opening speech in
the Fourth Congress of the PDIP, I want to find out the ideological model context used by the text
producer and the social structure influencing the speech. Using the critical discourse analysis
approach of van Dijk, the finding shows that Megawati uses ideological values of Soekarnoâs
leadership concept to indoctrinate the audience. The concept is also used to tease the current
President Joko Widodo
(RE)-READING A KARTINIâS LETTER USING CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS
Discussing the ideas of Kartini through her collected letters has been done by many
scholars. However, they usually come from non-linguistic domain. As a result, the power of
language used by Kartini in expressing her ideas almost has not been analysed. This study
aims to identify meanings produced in one of her letter. Using the critical discourse analysis
approach, the analysis results that by means of her letter, Kartini criticised the custom of
Bumiputera society, struggled againts the domination of the custom, and recieved ânewâ
ideology from Western society. The ways she represented the Bumiputeraâs and Westernâs
custom result the way she constructed identities of herself and the others
PERKEMBANGAN TELAAH KEASPEKAN SECARA UMUM
Aspectuality is one of the universal temporal meanings found both in an aspect language and in a nonaspect language. The other temporal meanings are actionality and temporality. The close relationship has caused some grammarians conceive aspect and tense as the same concept (Comrie 1976; 1). Other grammarians such as Lyons (1977), Alieva (1992), and Verkuyl (1993) have also conceived the concept of aspectuality as one concept with different realizations. Beside the two groups, there are other grammarians such as Brinton (1988), Smith (1991) and Bache (1997) that have treated actionality and aspectuality as different concepts. Their argument was aimed to solve the problem of the confusing definitions of aspect and Aktionsart. Bache (1997; 12) even said that aspect, action, and tense should be kept distinct as separate categories
DISCOURSES AGAINST LGBT ISSUES
The issues of LGBT in Indonesia produce two major groups of society, antiâLGBT groups
and proâLGBT groups. The former is usually positioned as the groups that in their social
practices often dominate the later. They position themselves as the ones that have legitimate
rights to control the LGBT people, so the dominated groups feel to be discriminated.
The paper purposes to study the discourse produced by the dominant institutions in
articulating their power against the LGBT issues. The research problems answered are (i)
how the dominant groups practice their discourse againts LGBT issues and (ii) whether or not
the discourses contain the practice of social wrong such as the power abuse and discrimination.
The research data were taken from twenty texts of pro- and contra-LGBT downloaded from
Kompas.com and Republika.co.id. The data are the utterances realizing the discourses against
LGBT produced by people representing 18 institutions.
Using the critical discourse analysis approach, I found that mostly, the text producers
from the dominant group exploited lexico-grammatical expressions to oppose the LGBT
communities. They used material, relational, and verbal processes to represent the negative
activities and identities of LGBT commnity. They used certain vocabularies representing
strong controls and hate attitudes. There are discourse articulating power abuse to control all
aspects of LGBT communityâs life, discrimination, and legitimation of power practices
THE USES OF âINGâ FORM IN REFORM MAGAZIN ESECOND EDITION 2003
Mastering structure is a must for language learners, because if the structure of language is not known well it can make errors in comprehending the information. The purpose of this study is to explain the function and to know the frequency of occurrence of âingâ form in Reform magazine second edition 2003. The research design in this study is quantitative research. The population was twenty-five articles that contain ing-form sentences in Reform magazine second edition 20003 and the sample was taken from the whole population. The data collection was obtained through reading the articles and identifying the âingâ forms sentences in the Reform magazine. . The data analysis was conducted by identifying the entire sentences of Reform magazine consist of âingâ forms. Then deciding the function of âingâ forms in each sentence, classifying them and counting the frequency of occurrence and percentage each type in the table. The result of study shows that the uses of âingâ forms in Reform magazine second edition 2003 were dominated by gerund. The total occurrence of gerund which has seven functions is (64.43%) while the total occurrence of participle which has six functions is (35.57%). Concerning with the uses of âingâ forms, suggestion is offered for the teacher to give priority in teaching âingâ form as gerund that is to be the dominant type. For English students they can read more English articles and study how the writer applies the form. The last for the future researcher can conduct the research in the same field with different case of study
Implementation of the Futsal Field Ordering Platform Using the UCD Method
The development of information technology is exploding. We cannot separate the need for information from the use and use of computers. With a computerized information system, the work done will be more effective and accurate. Karawang Futsal is a sports venue in the Karawang Regency. Using the futsal ordering system is still manual, the data input system which is still recording in the ledger, making reports is not accurate because of frequent miscalculations that result in making reports not on time because all processes are done. Therefore, with the existence of a computer system, all the needs for everything in the Karawang Regency Futsal will run
TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN BATU BATA DI DESA PANGGISARI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Sumbangan pendapatan dari usaha batu
bata terhadap total pendapatan rumah tangga pengrajin batu bata Dusun Panggisari dan
Dusun Dasih Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara; (2) Tingkat kesejahteraan
rumah tangga pengrajin batu bata di Dusun Panggisari dan Dusun Dasih Kecamatan
Mandiraja Kabupaten Banjarnegara; (3) Hubungan kondisi sosial ekonomi dengan tingkat
kesejahteraan rumah tangga pengrajin batu bata di Dusun Panggisari dan Dusun Dasih
Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
aktivitas manusia. Jumlah Dusun yang ada di Desa Panggisari sebanyak 5 dusun, kemudian
dipilih 2 dusun sebagai sampel wilayah. Dipilih secara Purposive Sampling dengan alasan
kedua dusun tersebut memiliki perbedaan fisik jika dilihat dari aksesibilitasnya sehingga
mempengaruhi hasil pemasaran batu bata, dan jumlah pengrajin paling banyak terdapat di
kedua dusun ini. Populasi penelitian di 2 dusun yang tersebar di Dusun Panggisari sebanyak
32 responden Dusun Dasih sebanyak 27 responden. Teknik pengambilan sampel secara
Proportional Random Sampling menggunakan rumus dari Taro Yamane. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan antara lain yaitu data primer yang meliputi observasi dan
wawancara, serta data sekunder yang meliputi data fisik daerah penelitian, peta administrasi,
data monografi. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu pemeriksaan data, pemberian
kode, tabulasi. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Sumbangan pendapatan usaha batu bata
terhadap total pendapatan rumah tangga pengrajin batu bata Dusun Panggisari sebesar
67,80%, Dusun Dasih sebesar 65,72%; (2) Tingkat kesejahteraan rumah tangga pengrajin
batu bata di Dusun Panggisari sebagian besar tergolong kategori Rumah Tangga Sejahtera
Tahap III yaitu sebanyak 27 responden, sedangkan Rumah Tangga Sejahtera Tahap II
sebanyak 5 responden, sedangkan Dusun Dasih sebanyak 25 responden masuk ke dalam
Rumah Tangga Sejahtera tahap III dan 2 responden masuk ke dalam Rumah Tangga
Sejahtera tahap II; (3) Hubungan kondisi sosial ekonomi dengan tingkat kesejahteraan
pengrajin batu bata di Dusun Panggisari dan Dusun Dasih Kecamatan Mandiraja adalah
sebagai berikut: (a) Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kesejahteraan responden
cenderung negatif (b) Jumlah tanggungan rumah tangga di Dusun Panggisari terdapat 29
responden pada kategori Rumah Tangga Sejahtera tahap III dengan tanggungan rumah tangga
1-5, Dusun Dasih terdapat 23 responden pada kategori Rumah Tangga Sejahtera tahap III
dengan tanggungan rumah tangga 1-4.
Kata kunci: Batu Bata, Tingkat Kesejahteraa
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN SAVI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH KELAS VIII SMP NEGERI 3 GODEAN
Latar belakang dilaksanakannya penelitian ini karena masih rendahnya
kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Godean.Berdasarkan
rumusan masalah yang telah dibuat, penelitian ini bertujuan untukmengetahui: 1)
bagaimana upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan 2)
bagaimanapeningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS
dengan menggunakan Pendekatan SAVI model pembelajaran berbasis masalah.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action
research)yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Peneliti bertindak
sebagai perancang tindakan sekaligus sebagai pelaksana tindakan, sedangkan guru
bertindak sebagai observer. Setiap siklus terdiri dari perencanaan (planning),
pelaksanaan (action) dan pengamatan (observe), serta refleksi (reflect). Penelitian
dilaksanakan di SMP Negeri 3 Godean pada bulan Maret-April. Subjek penelitian
yaitu siswa kelas VIII B yang berjumlah 32 siswa, yang terdiri dari 18 siswa
perempuan dan 14 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, tes, catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data
menggunakan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan menganalisis
data kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, verifikasi dan
penarikan kesimpulan, serta perhitungan skor.Tindakan dikatakan berhasil apabila
mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebesar 76%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) upaya untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilakukan dengan menerapkan langkahlangkah
pembelajaran pendekatan SAVI model pembelajaran berbasis masalah; 2)
hasil penelitian berdasarkan observasi menunjukkan kemampuan berpikir kritis
pada siklus I mencapai 51%, sedangkan pada siklus II mencapai 79%, yang berarti
mengalami peningkatan sebesar 28%. Berdasarkan hasil tes, siklus I terdapat
32,5% siswa yang mencapai kriteria keberhasilan, sedangkan pada siklus II
menjadi 87,5% siswa. Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini
berhasil mencapai kriteria yang telah ditentukan.
Kata kunci: pendekatan SAVI, model pembelajaran berbasis masalah, berpikir
kritis
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) TBK.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sumber dan penggunaan modal kerja dalam
upaya meningkatkan profitabilitas pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan dokumentasi. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang memakai angka numeric
(angka), yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil sebagai kesimpulan, dari data ini
dianalisis menggunakan metode analisis rasio likuiditas dan profitabilitasdalam menganalisis
aktivitas yang memberikan nilai tambah atau nilai yang tidak bernilai tambah pada aktivitas
penggunaan modal kerja sehingga menghasilkan efektifitas dan efisiensi biaya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Sumber dan penggunaan modal kerja yang
diterapkan oleh perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. selama periode 2013-
2017 dapat dikatakan masih kurang efektif. Tidak efektifnya pengelolaan kerja perusahaan
ditunjukan pada rasio likuiditas, khususnya rasio kas (Cash Ratio) kerja yang semakin menurun
selama lima tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari laba usaha yang meningkat dari tahun 2016
ke tahun 2017 sebesar 12,08%, tetapi pembelian asset tetap juga meningkat ditahun yang sama
yaitu sebesar 13,68% hal inilah yang menyebabkan laba yang didapatkan perusahaan menjadi
kurang stabil dan harus melakukan penambahan modal sebesar Rp 11,244,000,000 untuk
menutupi segala kebutuhan operasi perusahaan. Jika hal seperti ini terus terjadi, maka
perusahaan tidak akan bisa bertahan untuk waktu jangka panjang.
Kata Kunci :Profitabilitas, likuiditas, Cash rati
- âŠ