14 research outputs found
ANALISIS PERSEPSI GURU SDN 1 KALANGSARI TERHADAP LITERASI DIGITAL SKILLS
ANALISIS PERSEPSI GURU SDN 1 KALANGSARI
TERHADAP LITERASI DIGITAL SKILLS
ABSTRAK
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, perlu dimanfaatkan secara baik khususnya oleh dunia pendidikan. Maka, hal ini menjadi tantangan bagi para guru untuk selalu meningkatkan keterampilan literasi digitalnya, selalu berinovasi, atau bahkan mampu menciptakan suatu karya dengan sentuhan teknologi agar proses pembelajaran terus berkembang dan tidak terkesan monoton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Analisis persepsi Guru SDN 1 Kalangsari terhadap literasi digital skills yang di gagas oleh Kominfo, Siberkreasi, dan Deloit yang terdiri dari lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, dompet digital, lokapasar dan transaksi digital yang ditujukan untuk menunjang proses pembelajaran. Metode penelitian ini menggunakan deskriftif dengan pendekatan kualitatif sedangkan proses pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Penelitian dilakukan selama dua minggu kepada lima guru yaitu kelas satu sampai lima, yang menunjukkan hasil bahwa sekolah tersebut sudah memiliki fasilitas untuk menunjang pembelajaran berbasis teknologi, dari aspek guru sebagian besar sudah mumpuni dalam mengenal peralatan digital, mengakses, dan menggunakannya untuk kepentingan pembelajaran serta membekali siswa untuk memiliki keterampilan abad 21 seperti berfikir kritis, kreatif, komunikasi dan kolaborasi. Penyelenggaraan pendidikan perlu diimbangi dengan perkembangan zaman agar tidak tertinggal, Ali Bin Abi Thalib pernah mengatakan didiklah anak-anakmu sesuai zamannya, karena mereka bukan hidup di zamanmu.
Kata Kunci: Persepsi, Peran Guru, literasi digital skills
ANALISYS OF TEACHER PERSEPTION AT SDN 1 KALANGSARI
ON DIGITAL LITERACY SKILLS
ABSTRACT
The rapid development of technology, needs to be utilized properly, especially by the world of education. So, this is a challenge for teachers to always improve their digital literacy skills, always innovate, or even be able to create a work with a touch of technology so that the learning process continues to develop and does not seem monotonous. The purpose of this study was to determine the perception analysis of SDN 1 Kalangsari teachers on digital literacy skills initiated by Kominfo, Siberkreasi, and Deloit consisting of digital landscapes, information search engines, conversational applications and social media, digital wallets, marketplaces and digital transactions. which is intended to support the learning process. This research method uses a descriptive qualitative approach while the data collection process uses interviews, observation and documentation studies. The study was conducted for two weeks with five teachers, namely grades one to five, which showed the results that the school already had facilities to support technology-based learning, from the aspect of teachers most of them were already qualified in recognizing digital equipment, accessing, and using it for learning purposes as well as equipping students to have 21st century skills such as critical thinking, creative, communication and collaboration. The implementation of education needs to be balanced with the times so as not to be left behind, Ali Bin Abi Thalib once said educate your children according to their times, because they do not live in your era.
Keywords: Perception, Teacher's Role, digital literacy skill
PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI EDUCATION GAMES SEBAGAI PENGUAT PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 2 KOTA BANDUNG
This study aims to describe the application of dance art learning through education games as a booster of character education in grade X students in SMKN 2 Bandung City with emphasis on the value of discipline, creative value, and communicative value. This research is descriptive qualitative research. The subject of this research is the students of class X of Mechanical Engineering 10 in SMKN 2 Bandung. Data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. The data validity check uses triangulation, and data is analyzed through data reduction measures, data displays, and conclusions.
The results showed that in the learning activities, on the affective aspect, the values of discipline seen during the study, among others, students have been disciplined in time and obey the rules. Although there are still a small number of students who do not discipline behavior or disobey the rules. While the discipline of time, students are still considered less in the discipline of time because it often neglects the task by doing the school especially the work on the beginning of the learning begins. But the good behavior shown by the students is that the Student follows all the learning activities well and the students show the sportive attitude in the game. The cognitive aspect is the communicative value shown by the students is the students show the enthusiastic attitude of each dance art learning, and many students propose ideas or ideas to their group during group learning and students can express their opinions freely. In the psychomotor aspect students can follow the motion given in accordance with the technique as a whole, combining with rhythm and demonstrating in front of the class creatively.-----
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran seni tari melalui education games sebagai penguat pendidikan karakter pada siswa kelas X di SMKN 2 Kota Bandung dengan menitikberatkan pada nilai disiplin, nilai kreatif, dan nilai komunikatif. Penelitian ini merupaka penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Mesin 10 di SMKN 2 Kota Bandung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi, dan data dianalisis melalui langkah-langkah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kegiatan pembelajaran, pada aspek afektif, yaitu nilai disiplin yang terlihat selama penelitian antara lain siswa sudah disiplin dalam waktu dan mentaati peraturan. Meskipun masih ada sebagian kecil siswa yang tidak disiplin perilaku atau tidak mentaati peraturan. Sedangkan disiplin waktu, siswa dinilai masih kurang dalam disiplin waktu karena sering melalaikan tugas dengan mengerjakan disekolah terlebih yang mengerjakan pada saat awal pembelajaran dimulai. Namun perilaku yang baik yang ditunjukkan siswa ialah Siswa mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran dengan baik dan siswa menunjukkan sikap sportif dalam permainan. Aspek kognitif yaitu nilai komunikatif yang ditunjukkan oleh siswa ialah siswa menunjukkan sikap antusias setiap pembelajaran seni tari, Serta siswa banyak mengajukan gagasan atau ide kepada kelompoknya pada saat belajar kelompok dan siswa dapat menyampaikan pendapat secara bebas. Pada aspek psikomotor siswa dapat mengikuti gerak yang diberikan sesuai dengan tekniknya secara keseluruhan, menggabungkan dengan irama dan mendemonstrasikan di depan kelas secara kreatif
Analisis Tindak Tutur Ilokusi Terhadap Ungkapan Tertulis Pada Kemasan Permen Kis Dan Relaxa (Kajian Pragmatik)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tindak tutur ilokusi yang
terdapat dalam kemasan permen Kis dan Relaxa. Penelitian ini dilakukan
berdasarkan fenomena yang terjadi pada masyarakat dalam menggunakan bahasa
gaul sesuai yang terdapat dalam kemasan permen.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah kemasan permen Kis dan
Relaxa. Sebagai sumber penguat data dalam penelitianini, penulis mencantumkan
beberapa kemasan permen Kis dan Relaxa. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan metode simak dan dokumentasi. Sedangkan validitas data dilakukan dengan
triangulasi. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu dengan metode padan dan agih.
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu kartu data.
Hasil analisis mendapatkan 5 tindak tutur asertif meliputi, menyarankan,
memberitahukan, mengeluh, menuntut, dan menolak. Terdapat 6 tindak tutur direktif
meliputi, mengajak, melarang, mengingatkan, menyuruh, memohon, dan meminta.
Sedangkan tindak tutur komisif terdapat 2 meliputi, menawarkan dan memanjatkan
doa. Ditemukan 9 tindak tutur ekspresif meliputi, mengucapkan terima kasih,
mengucapkan selamat, memuji, meminta maaf, mengungkapkan rasa yakin,
mengungkapkan rasa kecewa, mengkritik, menyinidir, dan menyetujui. Terakhir
terdapat 3 tindak tutur deklaratif meliputi, memutuskan, menunjuk, dan memberi nama
PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING ACTIVITIES TERHADAP CONSUMER BRAND ENGAGEMENT (STUDI PADA AKUN TIKTOK @ALFAMARTKU)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Social Media Marketing Activities terhadap Consumer Brand Engagement pada TikTok @alfamartku. Data penelitian ini
diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner dengan sampel populasi 100 responden diolah mengunakan SPSS 29. Temuan dari penelitian ini menunjukan adanya pengaruh yang
positif dari variabel Social Media Marketing Activities terhadap Consumer Brand Engagement secara parsial, dengan nilai R – Square sebesar 58,9% menunjukkan bahwa sebagian besar variasi dalam keterlibatan merek konsumen dapat dijelaskan oleh kegiatan pemasaran di media sosial TikTok. Trendiness memiliki pengaruh yang kuat terhadap aktivitas pemasaran media sosial, sedangkan indikator Electronic Word of Mouth (EWOM) memiliki pengaruh yang lebih rendah. Selanjutnya, indikator yang memiliki pengaruh paling kuat pada variabel Consumer Brand ngagement adalah Cognitive Processing,
sementara indikator yang memiliki pengaruh paling rendah adalah Affection. Temuan ini menegaskan pentingnya strategi pemasaran yang efektif di media sosial dalam membangun
keterlibatan yang kuat antara merek dan konsumen.
This study aims to determine the influence of social media marketing activities on Consumer Brand Engagement on TikTok @alfamartku. The data of this study was obtained
from the results of the distribution of a questionnaire with a population sample of 100 respondents processed using SPSS 29. The findings of this study show that there is a positive influence of the variable of social media marketing activities on Consumer Brand Engagement partially, with an R-Square value of 58.9% indicating that most of the variation in Consumer Brand Engagement can be explained by marketing activities on TikTok social media. Trendiness has a strong influence on social media marketing activities, while the Electronic Word of Mouth (EWOM) indicator has a lower influence. Furthermore, the indicator that has the strongest influence on the Consumer Brand Engagement variable is Cognitive Processing, while the indicator that has the lowest
influence is Affection. These findings underscore the importance of effective marketing strategies on social media in building strong engagement between brands and consumers
Penerapan model praktikum Higher Order Thinking Laboratory (HOT-Lab) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada materi alat optik
Kemampuan pemecahan masalah melatih siswa memiliki kemampuan analisis untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keterlaksanaan pembelajaran dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menerapkan model praktikum HOT-Lab pada materi alat optik. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan desain pre-experimental tipe one-group pretest-posttest design. Sampel penelitian ini yaitu kelas XI MIPA 4 SMAN 26 Bandung yang berjumlah 37 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi, lembar kerja siswa, dan tes kemampuan pemecahan masalah. Teknik analisis data yang digunakan yaitu perhitungan persentase skor keterlaksanaan lembar observasi, persentase skor lembar kerja siswa, Normalized Gain (N-Gain), dan paired sample t-test. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa persentase keterlaksanaan untuk aktivitas guru yaitu 92% dengan kategori sangat baik dan aktivitas siswa 78% dengan kategori baik. Nilai rata-rata N-Gain kemampuan pemecahan masalah siswa yang diperoleh yaitu 0,7 termasuk pada kategori sedang. Berdasarkan hasil paired sample t-test diperoleh t_hitung=30,6 lebih besar dari t_tabel=2,02 (t_hitung>t_tabel) dengan taraf signifikansi 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model praktikum HOT-Lab terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi alat optik
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan penalaran matematis siswa kelas V SDN Anggrawati I. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh guru dan peneliti. Tindakan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Anggrawati 1, sebanyak 19 orang siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Alat pengumpul data yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes berupa lembar soal tes kemampuan penalaran matematis, lembar observasi berupa lembar observasi kegiatan siswa dan lembar observasi kinerja guru serta dokumentasi berupa foto kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Data yang diperoleh berupa hasil tes, hasil observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif untuk menganalisis hasil tes akhir setiap siklus dan analisis deskriptif kualitatif untuk hasil observasi setiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa kelas V SDN Anggrawati I. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan dari sebelum pemberian tindakan hingga siklus II. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa kelas V di SDN Anggrawati I
Pengaruh Kombinasi Seduhan Bawang Dayak dan Madu terhadap Penurunan Kadar Low Density Lipoprotein pada Tikus Model Hiperkolesterolemia
Latar Belakang: Tingginya kadar Low Density Lipoprotein (LDL) merupakan salah satu tanda hiperkolesterolemia. Kombinasi seduhan bawang dayak dan madu berpotensi menurunkan kadar LDL. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi seduhan bawang dayak dan madu terhadap penurunan kadar LDL pada tikus model hiperkolesterolemia.
Metode: Penelitian ini menggunakan true experimental pre and post test with control group design. Kombinasi seduhan bawang dayak dan madu diberikan selama 14 hari. Sampel berjumlah 30 ekor tikus dikelompokan menjadi enam kelompok yaitu kontrol sehat (A), kontrol sakit (B), perlakuan (C, D, dan E) diberi seduhan bawang dayak dosis 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB yang dikombinasikan dengan madu 1 ml/kgBB. Kontrol positif (F) diberi simvastatin 0,9 mg/kgBB. Analisis data kadar LDL pretest dan selisih menggunakan One-way ANOVA dan post hoc Duncan, sedangkan post-test menggunakan Welch’s ANOVA dan post hoc Games-Howell.
Hasil Penelitian: Hasil One-way ANOVA selisih kadar LDL menunjukkan kombinasi seduhan bawang dayak dan madu berpengaruh terhadap penurunan kadar LDL (p<0,05). Hasil uji post hoc Duncan terdapat perbedaan signifikan antar kelompok kecuali kelompok D, E, dan F.
Kesimpulan: Kombinasi seduhan bawang dayak 200 mg/kgBB dan madu 1 ml/kgBB merupakan dosis paling efektif untuk menurunkan kadar LDL
ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI TERHADAP UNGKAPAN TERTULIS PADA KEMASAN PERMEN KIS DAN RELAXA (KAJIAN PRAGMATIK)
Bahasa yang digunakan dalam kemasan permen sangat menarik untuk dibahas dalam sebuah
penelitian, maka judul dalam penelitian ini yakni analisi tindak tutur ilokusi terhadap
ungkapan tertulis pada kemasan permen Kis dan Relaxa. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan tindak tutur ilokusi serta makna dikaji secara pragmatik. Jenis penelitian
yang digunakan pada peneliti ini menggunakan kualitatif deskripsi. Sumber data penelitian ini
adalah kemasan permen Kis/ Relaxa dan ungkapan yang terdapat dalam kemasan permen
yang terkait dengan tindak tutur ilokusi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dengan menggunakan simak, catat, dan dokumentasi serta instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan kartu data. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini
dilakukan dengan triangulasi teori untuk membuktikan data yang telah ditemukan penulis.
Teknik analisis data yang digunakan adalah metode agih dan padan. Kemudian dianalisis
dengan tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis tindak tutur ilokusi dalam kemasan permen Kis
dan Relaxa terdapat lima jenis yakni asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif.
Sedangkan makna yang ditemukan yakni menyarankan, memberitahukan, mengeluh,
menuntut, menolak, mengajak, melarang, memperingatkan, mengingatkan, menyuruh,
memohon, meminta, menawarkan, memanjatkan doa, mengucapkan terima kasih,
mengucapkan selamat, memuji, meminta maaf, mengungkapkan rasa yakin, rasa kecewa,
mengkritik, menyindir, menyetujui, memutuskan, menunjuk, memberi nam
KOLABORASI KESEHATAN DALAM PENGENDALIAN MASALAH GANGGUAN PERSENDIAN PADA MASYARAKAT DESA SUSUKAN, KECAMATAN SUMBANG, KABUPATEN BANYUMAS
Latar Belakang: Sejak dua dekade yang lalu, permasalahan seiring bertambahnya usia adalah terjadinya peradangan pada sendi atau dikenal dengan istilah arthritis (Elders 2000). Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan persentase rata-rata penyakit sendi pada penduduk usia ≥ 15 tahun sebesar 7,3% (Kemenkes 2018). Arthritis merupakan sebuah kondisi yang menyebabkan gangguan aktivitas karena nyeri yang ditimbulkan. Berdasarkan wawancara dengan petugas di Puskesmas Sumbang 2 diperoleh data bahwa artrhritis merupakan urutan ke-8 penyakit terbanyak. Desa Susukan sebagai salah satu wilayah cakupan dari Puskesmas Sumbang 2 termasuk yang memiliki kasus arthritis yang cukup banyak namun kurang terkaji secara mendalam. Data wawancara dari kepala desa bahwa sebelumnya belum pernah ada kegiatan di desa yang berkaitan dengan masalah sendi. Masalah arthritis perlu menjadi kesadaran tidak hanya bagi lansia atau kelompok berisiko, letak demografis desa dengan kontur tanah yang tidak rata di kaki Gunung Slamet juga meningkatkan potensi beban sendi pada penduduknya.
Tujuan: Melalui program desa binaan diharapkan para kader kesehatan mampu memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang pencegahan dan penanganan masalah sendi melalui berbagai kegiatan seperti pemeriksaan, melakukan aktivitas fisik yang tepat, dan konsumsi makanan serta suplemen. Peningkatan nilai skor pengetahuan kader diukur dengan membandingkan skor pre dan post test.
Metode: Program pengabdian kepada masyarakat desa binaan merupakaan rencana pelaksanaan selama 3 tahun. Pada tahun pertama dilakukan kegiatan pada 2 target sasaran yaitu kader dan lansia. Kegiatan yang dilakukan pada kader yaitu FGD, penyuluhan kesehatan, dan demonstrasi pemeriksaan asam urat. Pada lansia dilakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan menggunakan pemeriksaan quantum resonance.
Hasil: Kegiatan penyuluhan kepada kader kesehatan di desa Susukan menunjukkan peningkatan pengetahuan berdasar nilai rata-rata preÂ-test dan post-test. Skor rata-rata pre-test sebesar 44,62, sedangkan skor post-test sebesar 64,49. Berdasarkan hasil uji analisis paired t-test diketahui nilai p=0,00. Hasil analisis yang diperoleh memberikan makna terdapat perbedaan bermakna antara nilai skor pengetahuan kader kesehatan desa Susukan Kecamatan Sumbang terhadap pemahaman tentang pengenalan dan penanganan pada masalah gangguan sendi antara sebelum dan setelah pemberian edukasi.
Kesimpulan: Program PKM desa binaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan dalam mengangkat suatu masalah, dalam hal ini masalah persendian. Kegiatan penyuluhan dilanjutkan dengan tindak lanjut untuk mendeteksi kasus masalah persendian dan tulang yang ada di masyarakat khususnya lansia.Background: Over the past two decades, a growing issue associated with aging is the occurrence of joint inflammation, known as arthritis (Elders, 2000). In Indonesia, the 2018 Basic Health Research (Riskesdas) results indicated an average prevalence of joint diseases among individuals aged ≥ 15 years at 7.3% (Ministry of Health, 2018). Arthritis is a condition causing disruptions in activities due to the pain it generates. Based on interviews with personnel at the Sumbang 2 Community Health Center, data show that arthritis ranks 8th among the most prevalent diseases. Susukan Village, as part of the coverage area of the Sumbang 2 Community Health Center, has a considerable number of arthritis cases but lacks in-depth examination. According to the village head's interview data, there have been no previous activities in the village related to joint issues. The geographical location of the village, with uneven terrain at the foot of Mount Slamet, also increases the potential joint burden on its residents.
Objective: Through the community development program, it is expected that health cadres can acquire knowledge and skills in preventing and managing joint problems through various activities such as examinations, appropriate physical activities, and the consumption of foods and supplements. The improvement in the knowledge score of cadres is measured by comparing pre and post-test scores.
Method: The community development program is a three-year implementation plan. In the first year, activities target two groups: cadres and the elderly. Cadre activities include Focus Group Discussions (FGD), health education, and demonstrations of uric acid examinations. For the elderly, health examinations are conducted using quantum resonance.
Results: Health education activities in Susukan Village show an increase in knowledge based on the average pre-test and post-test scores. The average pre-test score is 44.62, while the post-test score is 64.49. The paired t-test analysis results reveal a p-value of 0.00, indicating a significant difference in the knowledge scores of health cadres in Susukan Village, Sumbang Subdistrict, regarding the understanding of the recognition and management of joint disorders before and after education.
Conclusion: The community development program is a continuous activity in addressing a specific issue, in this case, joint problems. Education activities are followed by follow-up actions to detect joint and bone problems in the community, especially among the elderly
Effectiveness of application of daily medicine boxes to compliance with anti-tuberculosis drug consumption in Indonesian tuberculosis patients
Tuberculosis (TB) is one of the infectious diseases and is a major cause of poor health, thus becoming one of the leading causes of death in the world. In 2021 the World Health Organization (WHO) said that, 9.9 million people experienced TB disease worldwide. It is also estimated that every year there are 13,110 cases of people who die from TB disease. The number of TB cases in Indonesia is estimated at 845,000 cases in 2020 with 393,323 TB cases notified. According to data from the Tasikmalaya City Health Office in 2020, there were 1.045 cases of TB sufferers in Tasikmalaya City. TB disease can be cured by taking treatment for 6 months. Adherence to treatment is one way to prevent failure in TB treatment. The daily medicine box is one solution to improve patient compliance with anti-TB treatment. This study aims to determine the effectiveness of daily medication use on adherence to anti-TB medication in TB patients at the Tamansari Public Health Center, Tasikmalaya City. This study uses a quantitative approach with the research method of Pre-Experimental Design, one group with pre-test & post-test. The sample was 16 respondents in this study, Wilcoxon Signed Rank test used in this research. Results: The results showed that the pretest-posttest had an effect of the daily medicine box on adherence to taking anti-TB drugs in TB patients with p-value 0.000 <0.05. Therefore, it can be concluded that there is a significant difference between before and after being given treatment. this study recommended that TB patients apply the daily medicine box as a tool to improve adherence to taking drugs so as to reduce failure in TB treatment