92 research outputs found
Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah Domestik
Sampah berpotensi menciptakan masalah kesehatan lingkungan. Pemerintah
mengupayakan berbagai kebijakan pengelolaan sampah seperti
pelayanan sampah dan memberdayakan masyarakat untuk mengelola
sampah secara mandiri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kebijakan
pemerintah dalam mengelola sampah domestik di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY), perubahan kualitas lingkungan dan masyarakat akibat
kebijakan pengelolaan sampah, dan untuk mengetahui metode pemantauan
dan pengelolaan sampah yang ada di DIY. Jenis penelitian ini adalah
kualitatif dengan rancangan studi kasus. Fenomena yang menjadi studi
dalam penelitian ini adalah kebijakan pengelolaan sampah di DIY. Permasalahan
sampah yang ada di DIY adalah cakupan pelayanan pemerintah
kabupaten yang masih sangat rendah, kecuali Kota Yogyakarta (90%).
Sampah terangkut ke tempat pembuangan akhir masih rendah dibandingkan
volume sampah yang dihasilkan. Kebijakan untuk pengelolaan
sampah adalah di seluruh kabupaten/kota DIY telah terbentuk badan/unit
yang bertanggung jawab mengelola sampah. Perubahan kualitas lingkungan
dan masyarakat adalah lingkungan dan jalan menjadi bersih, asri, dan
nyaman. Metode pemantauan dan evaluasi kebijakan pengelolaan sampah
di DIY belum dituangkan dalam prosedur baku. Permasalahan sampah sudah
menjadi perhatian bagi pemerintah daerah DIY. Kebijakan telah
didukung dengan program layanan, proyek, regulasi, dan insentif khusus
untuk pengelolaan sampah.
Kata kunci: Kebijakan, pemerintah daerah, sampa
The Effectiveness of Health-Community-Based Waste Management in Yogyakarta
The people’s understanding of waste affects their attitudes and modes in waste management. The attitudes
towards health-community-based waste management has their positive impact i.e. improving environmental
and community health and in the end promoting community’s economy. This research aimed at understanding
the effectiveness of health-community-based waste management in Yogyakarta indicated by the residents’
knowledge of waste, attitude, behavior, and the existence of desease vector and economical condition. This
was a social action research, which applied a quantitative method. The research was conducted through implementing
waste management based on community health perception. The data-collecting technique involved
observation participant technique. There was a significant difference between people’s knowledge on waste
management before and after waste management counselling with p value 0.000 < 0.05. There was a significant
difference between the people’s attitude before and after waste management counselling with p value 0.021 <
0.05. There was a significant difference between the people’s behavior before and after waste management counselling
with 0.033 < 0.05. There was a significant difference between the density of fly population before and
after waste management counselling with p value 0.013 < 0.05. The average of 30 participants’ income earned
from garbage is IDR 55.952.83 quarterly or IDR 18.650.61 (IDR 13.450.00 = 1 US$). The conclusion is knowledge,
attitude, behavior indicators and vector density improved after the training of health-communicty based waste
management.
Keywords: knowledge; attitude; behavior; desease vector; waste managemen
DINAMIKA RELASI POLITIK ANTARA OTONOMI GURU DAN DOMINASI KEKUASAAN
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dinamika relasi politik antara otonomi guru dan dominasi kekuasaan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif fenomenologis. Lokasinya di Kabupaten Bantul. Subjek terdiri dari 37 orang yang dipilih secara purposive. Prosedur penelitian ditempuh dengan lima langkah, dengan metode penggalian data: angket terbuka, wawancara mendalam, dan kajian dokumen. Trianggulasi melalui trianggulasi: metode dan sumber, diskusi ahli, dan penjelasan banding. Analisis data dilakukan secara kualitatif fenomenologis. Temuan penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, upaya guru dalam membangun otonominya menuju sosok profesional dipengaruhi oleh dinamika politik. Kedua, terdapat politisasi guru oleh penguasa daerah, yang dilakukan melalui ‘praktik terselubung’ untuk ‘meraih dukungan’ dan berujung pada bargaining politik dan sharing kekuasaan. Ketiga, ada dua bentuk politik dominasi penguasa terhadap guru, yaitu melalui ‘politik kooptasi’ dan melalui ‘politik pengambilan hati’. Keempat, politik kooptasi berimplikasi negatif pada melemahnya sikap kritis guru, sedangkan politik pengambilan hati berimplikasi positif pada meningkatnya jumlah guru dalam studi lanjut dan meningkatnya kesejahteraan guru. Kata kunci: relasi politik, otonomi guru, dan dominasi kekuasaa
Pendidikan karakter dalam Serat Tripama karya Mangkunegara IV
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali kembali nilai-nilai kearifan lokal masa lalu seperti dalam Serat Tripama Karya Mangkunegara IV sehingga dapat dibedakan mana yang harus diteladani dan mana yang tidak tetapi dapat dijadikan materi analisis nilai dalam pembelajaran. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan interpretasi, hermeneutik, dan verstehen. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis data model interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian ini adalah tidak semua nilai dapat dijadikan sumber keteladanan bagi pembentukan karakter peserta didik. Nilai yang dapat diteladani adalah nilai niat yang baik, pengabdian yang tulus disertai dengan usaha, dan kerelaan berkorban pada kebenaran.
Kata kunci: pendidikan karakter, serat tripama, Mangkunegara IV
Â
CHARACTER EDUCATION IN SERAT TRIPAMA BY MANGKUNEGARA IV
Abstract
The purpose of this research is to dig again values local knowledge the past as work in the Serat Tripama Mangkunegara iv so as to be distinguishable which one to role models all and which ones have not but can be used as matter analysis value in learning. Methods used was a qualitative methodology with the approach interpretation, hermeneutic, and verstehen. Technique the analysis used is interactive data analysis model consisting of data collection, reduction data, presentation of data, and verification. The result of this research is not all value can be used as a source of exemplary for the establishment of character school tuition. Value that can be role models all is the value of good reasons, devotion sincere accompanied by business, and mutual consent sacrifice to the truth.
Keywords: character education, serat tripama, Mangkunegara I
Analisis Situasi Permasalahan Sampah Kota YOGYAKARTA dan Kebijakan Penanggulangannya
Kontak langsung dengan sampah dapat berisiko mengalami gangguan kesehatan. Volu-me sampah dipengaruhi oleh jumlah penduduk, aktivitas, dan gaya hidup. Pemerintah daerah memberlakukan berbagai kebijakan untuk mengatasi permasalahan sampah sebagai bentuk tanggung jawab pelayanan publik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui permasalahan sampah dan upaya penanganan di Kota Yogyakarta. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Informan merupakan stakeholder pengelolaan sampah di Yogyakarta. Data diolah dan disajikan dengan metode explanation building. Sampah di TPA Piyungan tertinggi pada Maret 2014 dan terendah pada Juli 2014. Kota Yogyakarta penyumbang sampah terbanyak di TPA Piyungan, kemudian Kabupaten Sleman dan Bantul. Volume sampah tertinggi pada 2012 dan terus menurun sampai tahun 2014. Semua permasalahan ada dari sisi hilir (masyarakat), proses (pengelola sampah) dan hulu (TPA). Setelah semua diidentifikasi, dibuat suatu kebijakan pengelolaan sampah secara optimal dengan melibatkan semua lintas sektoral dan program-program pemberdayaan oleh stakeholder terkait.Direct contact with the waste can be increasing health problems risk. The volume of waste is affected by population, population activities, and lifestyle. Government enforces many policy in order to address the waste problems. The purpose of this study was to find out the waste problem in the Yogyakarta Municipality and to know the strategy to handling it. Qualiative study was applied in this research. The informant was a delegation of stakeholder regarding waste management, with purposive sampling. Analysis data were performed by using explanantion building using content analysis. The highest number of waste was produced on March 2014 and the lowest on July 2014.. In Yogyakarta municipality, TPA Piyungan gave biggest waste contribution. . The peak of waste volume was in 2012 and tend to decrease until 2014. All the waste problems started from the downstream (community) , process (government who manage waste) and upstream (TPA). All problem were identified and government made a policy about manage waste that involved all sectoral empowering program by stakeholder on waste management
Hasil Penilaian Sejawat"Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah Domestik"
Sampah berpotensi menciptakan masalah kesehatan lingkungan. Pemerintah mengupayakan berbagai kebijakan pengelolaan sampah seperti pelayanan sampah dan memberdayakan masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam mengelola sampah domestik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), perubahan kualitas lingkungan dan masyarakat akibat kebijakan pengelolaan sampah, dan untuk mengetahui metode pemantauan dan pengelolaan sampah yang ada di DIY. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Fenomena yang menjadi studi dalam penelitian ini adalah kebijakan pengelolaan sampah di DIY. Permasalahan sampah yang ada di DIY adalah cakupan pelayanan pemerintah kabupaten yang masih sangat rendah, kecuali Kota Yogyakarta (90%). Sampah terangkut ke tempat pembuangan akhir masih rendah dibandingkan volume sampah yang dihasilkan. Kebijakan untuk pengelolaan sampah adalah di seluruh kabupaten/kota DIY telah terbentuk badan/unit yang bertanggung jawab mengelola sampah. Perubahan kualitas lingkungan dan masyarakat adalah lingkungan dan jalan menjadi bersih, asri, dan nyaman. Metode pemantauan dan evaluasi kebijakan pengelolaan sampah di DIY belum dituangkan dalam prosedur baku. Permasalahan sampah sudah menjadi perhatian bagi pemerintah daerah DIY. Kebijakan telah didukung dengan program layanan, proyek, regulasi, dan insentif khusus untuk pengelolaan sampah.
Kata Kunci:kebijakan; pemerintah daerah; sampah
- …