6 research outputs found
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif pada Pembelajaran Tematik Tema 2 Subtema 2 di Kelas v SD N 091435 Manik Saribu
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif pada pembelajaran tematik tema 2 subtema 2 di kelas V SD N 091435 Manik Saribu. Peneliti memilih model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) karena siswa diberikan kesempatan untuk membentuk kemampuan berpikir secara kreatif di dalam proses pembelajaran. Pada penelitian ini , peneliti menggunakan desain penelitian One Group Pretest Posttest Design. Hasil yang diperoleh dari uji-t diperoleh nilai yaitu 69,39. Dengan frekuensi (db) sebesar 23 – 2 = 21, pada taraf signifikan 5% diperoleh yaitu 1,721. Maka diperoleh thitung > ttabel atau 69,39 > 1,721 maka Ha diterima dan H0 ditolak, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yakni terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif pada pembelajaran tematik tema 2 subtema 2 di kelas V SD N 091435 Manik Saribu.
Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Pembelajaran IPA Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur 2 Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk menguji: (1) perbedaan pemahaman konsep IPA siswa yang belajar dengan metode guided inquiry, modified free inquiry dan free inquiry, dan (2) perbedaan keterampilan proses IPA siswa yang belajar
dengan metode guided inquiry, modified free inquiry dan free inquiry.
Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen semu dengan design pretest-posttest. Dalam penelitian ini digunakan tiga kelompok eksperimen (metode guided inquiry, metode modified free inquiry, dan metode free inquiry). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. Sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan tes kemampuan pemahaman konsep dan laporan percobaan, serta melalui wawancara terhadap guru dan observasi terhadap siswa
dan terhadap proses pembelajaran. Untuk mengetahui keefektifan metode pembelajaran, data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan anava pada taraf signifikansi 0,05.
Hasil penelitian ini adalah: (1) tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pemahaman konsep IPA antara siswa yang belajar dengan metode guided inquiry, modified free inquiry dan free inquiry (p>0,05), (2) terdapat perbedaan aspek keterampilan proses yang berhasil dikuasai siswa yang belajar dengan metode guided inquiry, modified free inquiry dan free inquiry. Siswa yang belajar dengan metode guided inquiry berhasil menguasai aspek mempresentasikan hasil
percobaan, menganalisis data dan membuat kesimpulan. Siswa yang belajar dengan metode modified free inquiry berhasil menguasai aspek merumuskan permasalahan, membuat hipotesis, menentukan alat dan bahan, membuat langkah kerja, mempresentasikan hasil percobaan, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Siswa yang belajar dengan metode free inquiry berhasil menguasai aspek merumuskan permasalahan, membuat hipotesis, menentukan alat dan bahan, membuat langkah kerja, mempresentasikan hasil percobaan, dan membuat
kesimpulan
SINTENSIS DAN KARAKTERISASI POLIURETAN DARI MINYAK JARAK (CASTOR OIL) TERHIDRASI DENGAN METILEN-4,4’- DIFENILDIISOSIANAT (MDI)
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis poliuretan dari senyawa diisosianat yang berasal dari metilen-4,4'-difenildiisosianat (MDI) yang direaksikan dengan senyawa hidroksil yang berasal dari minyak jarak (Castor Oil), dan urtuk mengetahui sifat poliuretan hasil sintesis.
Sintesis poliuretan dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi minyak jarak terhidrasi terhadap konsentrasi total reaktan (m/m). Variasi konsentrasi minyak jarak terhidrasi yang dipilih adalah 40% dan 60%. Reaksi polimerisasi dilakukan pac:a temperatur 60 °C selama 30 detik dengan temperatur curing 80 °C selama 6 ja,r_t. Karakrc;risasi poliiiretan didasarkan pada analisis gugus fungsi dengan spektrofotometw FTIR. Sifat termai poliuretan dikarakterisasi menggunakar alat D?' A- 50 merk Shimadzu dengan kecepatan pemanasan 20°C/menit, d.-,m sifat mekanik poliuretan dikarakterisrik, menggunakan alat uji kkerasan Shore A Duromeer. Selanjutnya dilakukan uji derajat penggembungan untuk mengetahui struktur ikatan silang poliuretan hasil sintesis
Poliuretan hasil sintesis dari minyak jarak terhidrasi dan MDI bersifat rapuh (brittle). Hasil karakterisasi dengan alat FTIR menuiJukkan adanya serapan¬scrapan yang karakteriskik untuk poliuretan. Karakterisasi sifat termal poliuretan hasil sintesis dari 40% minyak jarak terhidrasi dan MDI menunjukkan bahwa temperatur transisi gelas (Tg) poliuretan hasil sintesis adalah 8 °C dan temperatur degradasi poituretan hasil sintesis adalah 434,42 °C. Hasil uji kekerasan terhadap poliuretan hasil sintesis dari minyak jarak terhidrasi-PEG-MIDI adalah 85 Shore A. Poliuretan hasil sintesis menunjukkan nilai derajat penggembungan 6,14% pada konsentrasi 40% minyak jarak terhidrasi dan 41,44% pada konsentrasi 60% minyak jarak terhidrasi. Dengan demikian terjadi penurunan jumlah ikatan silang poliuretan den,tian meningkatnya konsentrasi minyak jarak terhidrasi yang digunakan pacia sintesis poliuretan
An Exploration of Culture and the Conceptions of Science in Elementary Indigenous Classrooms
This research explored how science is perceived by teachers, examined factors that may influence perceptions, and how perceptions may inform teaching practice, with the possibility of teachers embedding or drawing on their indigenous knowledge (IK). The study is qualitative and was conducted in the context of elementary Dayak teachers in Indonesia. During the nine months of fieldwork at two elementary schools with 6 teachers and 38 students as the participants, the data was gathered through three stages: (1) unstructured interviews, (2) classroom observation followed by video-stimulated recall interviews and (3) lesson-study modification.
Analysis suggested that: (1) teachers’ views about science were constructed within the prevailing Dayak culture and impact the development of scientific literacy (SL), (2) teachers’ conceptual understanding was influenced by the process of cross-linguistic transfer between science terms and ordinary language, (3) the curriculum demand and teachers’ perceptions about science might have marginalised and impacted teachers’ teaching confidence, leading to a high dependence on textbook presentation, (4) teachers used IK for contextual learning strategies, (5) teaching practice seemed to be influenced by teachers’ perception on indigenous pedagogy and the lack of access to science-related resources.
The contribution of this study has been to confirm the challenges and opportunities of teaching science in the context of indigenous schools and discussed for the first time the role of IK literacy, particularly in preparing science content in ways that are more relevant to students. In addition, this project revealed a new understanding of the way IK carved teachers’ perceptions and provided a pedagogical framework that is likely to promote learning.
Providing teachers’ voices, this study offered insights into the design of professional development programs as well as calling practitioners and policy-makers to consider cultural barriers in indigenous science classrooms.</p
LOCAL LANGUAGES’ EXISTENCE IN THE FOURTH INDUSTRIAL REVOLUTION ERA: A SURVEY ON EFL STUDENTS (KEBERADAAN BAHASA DAERAH DI ERA REVOLUSI INDUSTRI KEEMPAT: SEBUAH SURVEY PADA MAHASISWA EFL)
Previous studies have investigated the community's perspectives on local languages’ existence due to exposures to various languages in residential areas or through formal education in secondary schools. However, there is a lack of evidence on the research of university students’ perspectives on local languages’ existence because they are exposed to international languages as a result of learning and the vast development of technology. Therefore, the current study investigates English as a Foreign Language (EFL) students' beliefs on local languages' existence in the era of the Fourth Industrial Revolution. In order to measure intangibles, survey research with a one-shot design was conducted following the techniques of planning, defining the population, sampling, constructing the instrument, conducting the survey, and processing the data. The participants of this study were university students majoring in English Language Education and the setting of this study was at one public university in Central Kalimantan Province of Indonesia. A questionnaire in the open- and close-ended questions was distributed to collect data. The current study results confirm that the majority of the participants were active users of local languages and were exposed to international languages (English, Korean, Japanese) through education and entertainment. The participants positively viewed the local languages' existence amidst the exposure of international languages because the local languages were still used in daily life and parts of culture that had been inherited for generations. Furthermore, the participants had taken action to preserve their local languages by continuously using local languages in their family and friendship domains both in the real world and through social media