59 research outputs found
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL BRAIN-BASED LEARNING
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan keprihatinan peneliti terhadap rendahnya kemampuan berpikir kritis dan penalaran matematis siswa di sekolah dasar. Hal ini dapat dilihat dari beberapa studi yang telah dilakukan, baik oleh lembaga internasional maupun studi yang dilakukan oleh individu. Peneliti memberikan solusi model Brain-Based Learning (BBL), suatu model pembelajaran yang mengoptimalkan kerja otak serta diperkirakan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan dan penalaran matematis siswa.
Penelitian ini berbentuk studi kuasi eksperimen dengan desain penelitian berbentuk desain kelompok kontrol non ekuivalen. Peneliti memilih kuasi eksperimen karena pemilihan sampel tidak secara random tetapi menerima keadaan sampel seadanya atau disebut purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Negeri Cijati di Kabupaten Majalengka tahun pelajaran 2013/2014 dengan sampel penelitiannya adalah siswa kelas V-1 dan V-2. Dari dua kelas yang diambil sebagai sampel, salah satunya digunakan sebagai kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran BBL, sedangkan kelas lainnya sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Kedua kelompok diberikan pretes dan postes kemampuan berpikir kritis dan penalaran matematis. Adapun untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen digunakan lembar observasi. Data pretes dan N-gain yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dengan uji perbedaan dua rata-rata parametrik uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis dan penalaran matematis yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan BBL lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA SD BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION YANG BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Berpikir kritis merupakan keterampilan yang dibutuhkan agar mampu bersaing di abad 21. Oleh karena itulah, sangat penting keterampilan ini ditanamkan pada anak sedini mungkin. Namun keterampilan ini belum sepenuhnya dikembangkan pada anak. Hal ini terungkap dari beberapa studi yang menunjukkan keterampilan berpikir kritis siswa sekolah dasar masih rendah. Upaya yang dapat dilakukan guru adalah dengan mengembangkan bahan ajar yang dapat memfasilitasi peningkatan berpikir kritis serta ditunjang dengan model pembelajaran yang tepat. Atas dasar itulah penulis melakukan penelitian pengembangan bahan ajar matematika untuk siswa sekolah dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasil bahan ajar matematika yang valid, praktis dan efektif. Model penelitian pengembangan yang digunakan yaitu model Plomp yang terdiri dari lima fase pengembangan, yaitu (1) fase investigasi awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi, (4) fase tes, evaluasi, dan revisi, dan (5) fase implemestasi. Hasil penelitian menunjukkan bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (HIGHER ORDER THINKING SKILLS) SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu keterampilan yang dibutuhkan siswa dalam menghadapi era pendidikan 4.0. Proses pembelajaran di kelas memiliki peran besar dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Namun demikian, kemampuan berpikir tingkat tinggi bukan merupakan dampak langsung dari suatu proses pembelajaran. Kemampuan ini terbangun melalui aktivitas pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mendayagunakan kemampuan berpikir tingkat tingginya. Oleh karena itu, kemampuan berpikir tingkat tinggi harus dilatih dan dikembangkan melalui pembelajaran di kelas. Diperlukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif seperti: (1) Adakah Cara lain? (What’s another way?), (2) Bagaimana jika…? (What if …?), (3) Manakah yang salah? (What’s wrong?), dan (4) Apakah yang akan dilakukan? (What would you do?). Kata Kunci: Pembelajaran Matematika, Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi pada kenyataan bahwa sebagian besar siswa merasa kesulitan menyelesaikan soal pemecahan masalah. Sementara itu, kemampuan representasi matematis mempunyai peranan penting dalam pemecahan masalah-masalah matematis. Siswa yang memiliki kemampuan representasi baik akan dapat memecahkan masalah matematis dengan baik pula. Penelitian ini merupakan penelitian kuasieksperimen dengan desain pretest – posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD se-kecamatan Panyingkiran Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini melibatkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang dipergunakan adalah soalkemampuan representasi matematis yang berbentuk uraian. Hasil analisis terhadap data skor pretest ditemukan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama, dan hasil analisis terhadap dataskor posttest ditemukan bahwa kemampuan representasi dan matematis siswa yang memperoleh pembelajaran Collaborative Problem Solving lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan representasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran Collaborative Problem Solving lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Sebagai kesimpulan, penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Collaborative Problem Solving dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa. Kata Kunci. Pembelajaran Collaborative Problem Solving, Representasi Matematis
KETERAMPILAN MATEMATIKA DI ABAD 21
Salah satu tantangan besar masyarakat Indonesia pada abad ke-21 adalah globalisasi, dimana globalisasi dapat menyebabkan persaingan di segala bidang kehidupan masyarakat semakin besar. Kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung mutlak tidak lagi cukup untuk dapat berkompetisi di abad 21 yang penuh dengan tantangan. Pendidikan yang dilaksanakan harus mampu menyiapkan para siswa agar dapat berkompetisi di masyarakat global. Setiap orang yang hidup di abad 21 ini, setidaknya harus memiliki 4 keterampilan yaitu keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), keterampilan komunikasi (communication), dan keterampilan kolaborasi (collaboration). Matematika merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Matematika memiliki sebuah kekuatan yang mampu diaplikasikan ke dalam beberapa aspek, termasuk teknologi. Besarnya peranan matematika sebagai ilmu dasar, dapat dilihat pada besarnya tuntutan keterampilan matematis yang harus dimiliki terutama dalam menghadapi abad 21. pembelajaran matematika di era Abad 21 dituntut harus menekankan keempat aspek keterampilan di atas. Aspek keterampilan tersebut dimaksudkan para siswa dapat menggunakan berbagai teknik untuk membuat ide-ide baru yang bermanfaat, merinci, memperbaiki, menganalisis, dan mengevaluasi ide-ide mereka guna mengembangkan dan memaksimalkan usaha kreatif dan mendemonstrasikan keaslian temuan, baik secara individu maupun kelompok Kata Kunci: keterampilan matematis, Abad 21
EKSPERIMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DITINJAU DARI SELF EFFICACY SISWA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksperimentasi model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran Guided Discovery Learning (GDL) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ditinjau dari self efficacy siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen murni. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V sekolah dasar sekecamatan Panyingkiran. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Jatipamor I yang berjumlah 57 siswa. Teknik pengumpulan data yaitu tes kemampuan pemecahan masalah dan angket self efficacy. Pengujian hipotesis menggunakan teknik anava dua jalur dengan taraf signifikansi 5%. Sebelum uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dengan uji kolmogorov-smirnov dan uji homogenitas dengan uji Levene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran model PBL siswa yang memperoleh pembelajaran model GDL, (2) terdapat perbedaaan kemampuan pemecahan masalah yang signifikan antara kelompok siswa yang memiliki self efficacy tinggi, sedang, dan rendah, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan self efficacy terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, (4) tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model PBL dengan siswa yang memperoleh pembelajaran model GDL pada kelompok siswa yang memiliki self efficacy tinggi, (5) tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model PBL dengan siswa yang memperoleh pembelajaran model GDL pada kelompok siswa yang memiliki self efficacy sedang (6) terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model PBL dengan siswa yang memperoleh pembelajaran model GDL pada kelompok siswa yang memiliki self efficacy rendah. Kata Kunci: Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Model Pembelajaran Guided Discovery Learning (GDL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Self Efficac
EFEKTIVITAS PENDEKATAN BRAINSTORMING TEKNIK ROUND-ROBIN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Abstrak: Penelitian ini berlatar belakang rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah dasar. Penulis menawarkan pendekatan Brainstorming teknik Round-Robin yang diduga dapat mengatasi permasalahan rendahnya komunikasi siswa sekolah dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pendekatan Brainstorming teknik Round-Robin dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah dasar. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V se-Kecamatan Talaga dengan sampel yaitu siswa kelas VA dan VB SDN Talagawetan III. Dari dua kelas yang dipilih sebagai sampel, VA digunakan sebagai kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Brainstorming teknik Round-Robin, sedangkan kelas lainnnya sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya konvensional. Dari kedua kelompok diberikan pretes dan postes kemampuan komunikasi matematis. Data pretes, postes dan N-gain yang diperoleh diuji secara kuantitatif dengan uji perbedaan rerata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Brainstorming teknik Round-Robin lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.Kata Kunci: Pendekatan Brainstorming Round-Robin; komunikasi matematisAbstract: The background of this study is the low mathematical communication skills of elementary school students. The author offers a Round-Robin brainstorming approach that is thought to be able to overcome the problem of poor primary school student communication. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the Round-Robin Brainstorming approach in improving mathematical communication skills of elementary school students. The population in this study were fifth-grade students in Talaga District with a sample of VA and VB grade students at Talagawetan III SDN. The two classes selected as samples, VA was used as an experimental class that obtained learning with the Round-Robin Brainstorming approach, while the other class was a control class with conventional learning. Both groups were given mathematical communication pretest and posttest. The pretest, posttest and N-gain data obtained were tested quantitatively using the mean difference test. The results showed that increasing mathematical communication skills of students who got learning by using the Round-Robin Brainstorming approach was better than students who used conventional learning.Keywords: Round-Robin Brainstorming approach; Mathematical Communicatio
MEMBENTUK KARAKTER SISWA DENGAN MENANAMKAN NILAI-NILAI MATEMATIKA
Kegagalan pendidikan dapat menciptakan produk yang tidak lagi memiliki kepekaan hati nurani yang berlandaskan moralitas, sense of humanity, dan problem kemerosotan moral. Banyak sekali kejadian yang mengindikasikan semakin terkikisnya moral anak bangsa, seperti pergaulan bebas, kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, dan sebagainya. Untuk itulah pendidikan harus kembali ke fitrahnya. Pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan emosional. Setiap mata pelajaran yang diajarkan hendaknya dapat membantu anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang lebih bermanusiawi dan bertanggung jawab. Mata pelajaran matematika sebagai mata pelajaran pokok di sekolah harus mampu menjawab tantangan bahwa pendidikan nilai dapat diajarkan melalui pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika harus lebih diberdayakan untuk mendukung pengembangan pribadi siswa
Peningkatan Kemampuan Self-Regulated Learning (SRL) Siswa Sekolah Dasar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya self-regulated learning siswa sekolah dasar. Peneliti memberikan solusi model pembelajaran kooperatif tipe think pair share untuk meningkatkan kemampuan tersebut. Penelitian ini berbentuk kuasi eksperimen mengambil populasi siswa sekolah dasar kelas IV dibawah UPTD Pendidikan kecamatan Cingambul kabupaten Majalengka dengan sampel 2 kelas yaitu pada Sekolah Dasar Negeri Cingambul 4 dan Cingambul 5. Dari dua kelas yang dipilih dalam penelitian ini, salah satunya digunakan sebagai kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe think pair share, sedangkan kelas lainnnya sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Kedua kelompok diberikan pretes skala dan postes skala kemampuan self-regulated learning. Data pretes skala dan postes skala self-regulated learning yang diperoleh diuji secara kuantitatif dengan uji perbedaan rerata parametrik uji-t dan nonparametrik Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan self-regulated learning siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe think pair share lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajarannya konvensional. Kata kunci : pembelajaran kooperatif tipe think pair share, self-regulated learnin
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan penalaran matematis siswa kelas V SDN Anggrawati I. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh guru dan peneliti. Tindakan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Anggrawati 1, sebanyak 19 orang siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Alat pengumpul data yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes berupa lembar soal tes kemampuan penalaran matematis, lembar observasi berupa lembar observasi kegiatan siswa dan lembar observasi kinerja guru serta dokumentasi berupa foto kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Data yang diperoleh berupa hasil tes, hasil observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif untuk menganalisis hasil tes akhir setiap siklus dan analisis deskriptif kualitatif untuk hasil observasi setiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa kelas V SDN Anggrawati I. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan dari sebelum pemberian tindakan hingga siklus II. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa kelas V di SDN Anggrawati I
- …