8 research outputs found

    Arkeomusikologi

    Get PDF
    Disunting oleh seorang pakar di bidangnya, Ben M. Pasaribu, buku Arkeomusikologi ini diramu menjadi sebuah potret fenomena aktivitas musik yang terjadi pada masa lampau melalui serangkaian tulisan yang esensial. Namun potret semacam ini tidak seharusnya hanya dijadikan romantisme pada realitas yang telah berlalu saja, melainkan membuka berbagai kemungkinan pengungkapan dinamika yang lebih kompleks baik yang terjadi pada masa lampau, sekarang, dan kelak di masa depan

    KAJIAN UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK PADA PENULISAN PUSTAHA LAKLAK PODA NI TABAS NA RAMBU DI PORHAS

    Get PDF
    Pustaha Laklak Poda Ni Tabas Na Rambu Di Porhas merupakan karya sastra masyarakat Mandailing yang isinya tentang mantra. Terdapat dua unsur dalam mengkaji karya sastra yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana bentuk unsur intrinsik dan ekstrinsik Pustaha Laklak Poda Ni Tabas Na Rambu Di Porhas? Tujuannya untuk mendeskripsikan unsur intrinsik dan ekstrinsik naskah kuno tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pustaha laklak ini bertema nasihat dari mantra Rambu Di Porhas untuk melawan musuh. Naskah kuno ini memperlihatkan bahwa penulis merupakan orang yang pintar, sangat penting dan berpengaruh dalam kegiatan ritual. Dari sisi tipografi, naskah ini ditulis menggunakan aksara Batak (tulak-tulak). Tidak ditemukan pemenggalan kata dan jeda. Enjambemen pada naskah ini tetap terlihat meskipun tidak sesuai dengan baris ataupun tanda baca. Akuilirik dan sekaligus penulis naskah ditemukan dengan adanya penggunaan kata ganti orang pertama tunggal dan kata ganti milik orang pertama tunggal. Rima tidak ditemukan pada naskah ini. Citraan penulis digambarkan sebagai orang yang memiliki pengetahuan luas dan hebat. Ragam bahasa yang digunakan adalah hata sibaso atau hato hadatuan. Pustaha ini ditulis di Mandailing pada waktu pengaruh agama Islam dan kolonial di Mandailing namun masyarakatnya masih menganut kepercayaan roh leluhur. Kebiasaan perang antar huta atau etnis lain juga tergambar jelas dari isi pustaha yang sebagian besar berisi mantra dan ramalan

    KAJIAN UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK PADA PENULISAN PUSTAHA LAKLAK PODA NI TABAS NA RAMBU DI PORHAS

    No full text
    Pustaha Laklak Poda Ni Tabas Na Rambu Di Porhas merupakan karya sastra masyarakat Mandailing yang isinya tentang mantra. Terdapat dua unsur dalam mengkaji karya sastra yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana bentuk unsur intrinsik dan ekstrinsik Pustaha Laklak Poda Ni Tabas Na Rambu Di Porhas? Tujuannya untuk mendeskripsikan unsur intrinsik dan ekstrinsik naskah kuno tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pustaha laklak ini bertema nasihat dari mantra Rambu Di Porhas untuk melawan musuh. Naskah kuno ini memperlihatkan bahwa penulis merupakan orang yang pintar, sangat penting dan berpengaruh dalam kegiatan ritual. Dari sisi tipografi, naskah ini ditulis menggunakan aksara Batak (tulak-tulak). Tidak ditemukan pemenggalan kata dan jeda. Enjambemen pada naskah ini tetap terlihat meskipun tidak sesuai dengan baris ataupun tanda baca. Akuilirik dan sekaligus penulis naskah ditemukan dengan adanya penggunaan kata ganti orang pertama tunggal dan kata ganti milik orang pertama tunggal. Rima tidak ditemukan pada naskah ini. Citraan penulis digambarkan sebagai orang yang memiliki pengetahuan luas dan hebat. Ragam bahasa yang digunakan adalah hata sibaso atau hato hadatuan. Pustaha ini ditulis di Mandailing pada waktu pengaruh agama Islam dan kolonial di Mandailing namun masyarakatnya masih menganut kepercayaan roh leluhur. Kebiasaan perang antar huta atau etnis lain juga tergambar jelas dari isi pustaha yang sebagian besar berisi mantra dan ramalan.</jats:p

    Implementation of Porter Stemmer Algorithm to Obtain Basic Words in Toba Batak Language Documents with the Two-Level Morphological Method

    No full text
    Abstract Stemming is the process of deciphering words by carrying out affixes to words to get the right base words. In its development stemming has been developed for various languages, including Porter Stemmer. In this study, the stem was used to add Toba Batak language. Decapitation of affixes in the Toba Batak language is difficult because there are essential words that contain affixes and there are essential words that decay when affixed, namely the essential words beginning with the letter’s ‘t’, ‘s’ and ‘p’. To solve this problem by offering the implementation of a porter stemmer algorithm using the two-level morphological method. This stemmer method uses a dictionary of essential words. Each step in the stemmer process will always check the lexicon of the essential words so that the essential words that contain affixes will not be monitored, and if the word is not in the dictionary the basic word will not be stemming so when there are a name people or place names that contain affixes will not be implemented. The use of two levels of morphology was applied to the essential words beginning with the letter’s ‘t’, ‘s’ and ‘p’ to get the right essential words. From the results of testing on 20 Toba Batak language documents, the Porter stemmer algorithm with two levels of morphology can produce an accuracy rate of 87.503% with an average speed of 0.000460798 seconds per word.</jats:p

    Separation of Basic Words in Angkola Batak Text Documents using Enhanced Confix Stripping Stemmer Case: Mandailing Ethnic

    No full text
    AbstractStemming is the process of separating essential words from an affixed word. Stemming works by eliminating morphological variations which attached to a word by removing affixes in a word with a dictionary as a reference to the stemming process. One effective algorithm for resolving stemming in Indonesian is an Enhanced Confix Stripping Stemmer algorithm. In this case, the improved Confix stripping stemmer algorithm is implemented for the separation of essential words in the Angola-Mandailing Batak language document that has different phonologies and morphologies with Indonesian. The documents used are Latin character documents in the Angkola-Mandailing language that goes through the stages of filtering, folding cases, and tokenization before stemming. The stemming process is done by removing particles, ownership, suffixes, and prefixes. After testing this research, it was concluded that this algorithm was able to separate essential words in the Angkola-Mandailing Batak language with accuracy 87,05%.</jats:p

    Berkala Arkeologi Shangkhakala Vol. 23 No. 1, Mei 2020

    No full text
    BERKALA ARKEOLOGI SANGKHAKALA merupakan istilah yang dikiaskan sebagai terompet ilmuwan arkeologi dalam menyebarluaskan arti dan makna ilmu arkeologi sehingga dapat dinikmati oleh kalangan ilmuwan khususnya dan masyarakat luas umumnya. Selain itu juga merupakan wadah informasi bidang arkeologi yang ditujukan untuk memajukan arkeologi maupun kajian ilmu lain yang terkait. Muatannya adalah hasil penelitian,tinjauan arkeologi dan ilmu terkait. Dalam kaitannya dengan penyebarluasan informasi dimaksud, redaksi menerima sumbangan artikel dalam BahasaIndonesia maupun asing yang dianggap berguna bagi perkembangan ilmu arkeologi. Berkala Arkeologi ini diterbitkan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Mei dan Novembe
    corecore