7 research outputs found
PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI PADA ANAK TUNARUNGU
Bahasanya yang disebabkan dari kurang berfungsinya alat pendengaran sebagai salah satu bagian atau alat penting dalam pembelajaran bahasa, sedangkan bahasa dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan seseorang dalam pengusaan ilmu. Dari hasil penelitian sebelumnya, penulis menemukan bahwa anak tunarungu memiliki hambatan dalam Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain.. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.. Proses komunikasi secara sekunder merupakan penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau media kedua setelah menggunakan lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya , karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang berbeda. Proses komunikasi sekunder ini sering disebut telekomunikasi atau komunikasi jarak jauh. Media yang sering digunakan dalam telekomunikasi tersebut antara lain, surat, telepon, faximail, surat kabar, radio, televisi, film, dan melalui jaringan internet. Bahasa memasuki proses komunikasi ketika sender memiliki pesan untuk disampaikan. Sender merumuskan dan mengirimkan pesan menurut aturan dari bahasa secara khusus, maksudnya sender menterjemahkan informasi ke dalan unit yang spesifik ( suara-suara, tulisan, kata-kata, gestures, titik pada layar radar ( blips) dalam pesanan yang dibutuhkan oleh bahasa. Pada saat bentuk dan isi pesan (bahasa) disampaikan melalui bicara, sender mempergunakan suara-suara bicara yang spesifik untuk menghasilkan pola suara secara khusus. Penerima pesan mendengar dan melihat unit suara tersebut dan mentejemahkannya ke dalam pesan. Jika tidak terdapat gangguan dalam pengiriman pesan (encoding) atau dalam pemahaman pesan (decoding), pesan yang dikirimkan menjadi pesan yang diterima, dan terjadilah komunikasi
PEMBELAJARAN ONLINE BAGI SISWA TUNARUNGU DI UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
Anak Tunarungu adalah anak yang mengalami kehilanga pendengaran baik ringan, sedang, berat maupun sangat berat, hal ini berdampak pada aspek pembelajaran di sekolah ataupun universitas. Maka pembelajaran yang diberikanpun tidak bisa disama ratakan dengan pembelajaran anak mendengar lain. Perlu di tambah tampilan- tampilan visual yang dapat membantu siswa tunarungu agar dapat tetap memahami setiap pembelajaran. Pada penelitian ini masalah yang diangkat adalah anak yang mengalami ketunarunguan sejak lahir dan memerlukan adaptasi untuk dapat tetap belajar sebagaimana mestinya dan kondisi pandemi yaitu melalui pembelajaran online, dalam penelitian ini daoat bagaimana masalah yang terjadi pada saat pembelajaran online, dan saran apa yang dapat dilakukan sehingga pembelajaran online lebih baik dapat dilakukan oleh siswa tunarungu. Maka dapat diambil kesimpulan tujuan dari penelitian ini adalah menjadi gambaran masalah pembelajaran online bagi siswa tunarungu dan apa saja yang dapat dikembangkan dan diperbaiki agar pembelajaran online bagi anak tunarungu dapat berjalan sebagaiaman mestiny
PEMBELAJARAN BAHASA RESEPTIF ANAK TUNARUNGU PADA USIA DINI DI SEKOLAH PRIMA BHAKTI MULYA
Anak Tunarungu adalah seorang yang mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya yang disebabkan dari kurang berfungsinya alat pendengaran sebagai salah satu bagian atau alat penting dalam pembelajaran bahasa, sedangkan bahasa dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan seseorang dalam pengusaan ilmu. Dari hasil penelitian sebelumnya, penulis menemukan bahwa anak tunarungu memiliki hambatan dalam perkembangan bahasa terutama dalam mengarang reproduksi yang merupakan tahap perkembangan bahasa yang dikuasai paling akhir oleh manusia. Sesuai dengan permasalahan di atas dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Bagaimana kondisi objektif anak Bagaimana tingkat kemampuan anak tunarungu pada usia dini di sekolah? Bagaimana seharusnya model pembelajaran anak tunarungu disekolah? Bagaimana model pembelajaran ini digunakan di sekolah? Bagaimana model pembelajaran ini efektif digunakan sekolah untuk meningkatkan kemampuan anak tunarungu dalam keterampilan reseptif? Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka peneliti menggunakan desain penelitian mixed methods research design. Mixed methods research design adalah suatu prosedur untuk mengumpulkan , menganalisis, dan “mencampur” metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam satu kajian untuk memahami sebuah masalah penelitian (Creswell, 2008). Alasan penggunaan desain penelitian ini adalah bahwa penggunaan metode kuantitatif dan metode kualitatif, yang dikombinasikan , memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah penelitian dan pertanyaan penelitian daripada hanya menggunakan salah satu metode saja.
MODEL PEMBELAJARAN BINA PERSEPSI BUNYI, KOMUNIKASI, DAN IRAMA BAGI ANAK TUNARUNGU PADA USIA DINI DI SEKOLAH PRIMA BHAKTI MULYA
Anak Tunarungu adalah seorang anak yang mengalami masalah dalam mendengar, masalah dalam mendengarnya ini terbagi menjadi dua, yaitu tunarungu yang dialami sejak kelahiran, dan ada yang dialami setelah usia dewasa. Meskipun dalam lingkungan auditer terbaik, jumlah bunyi ujaran yang dapat dikenali oleh tunarungu berat secara cukup baik untuk memungkinkannya memperoleh gambaran yang lengkap tentang struktur sintaksis dan fonologi bahasa itu terbatas. Pada penelitian ini masalah yang diangkat adalah anakk tunarungu yang mengalami ketunarunguan sejak lahir dan mengakibatkan pada kemampuan berbahasa pada anak tunarungu, dari masalah yang terjadi pada anak tunarungu inilah maka dibutuhkan latihan yang diberikan pada anak tunarungu untuk meningkatkan kemampuan berbahasa tersebut, latihan ini disebut PKPBI atau pengembangan komunikasi, persepsi bunyi dan irama, dengan alasan walaupun anak tunarungu sudah mengalami mengalami kehilangan pendengaran total sekalipun, diharapkan anak tunarungu tetap dapat merasakan sisa pendengarannya, dan walaupun itu tidak bisa, anak tunarungu diharapkan masoh dapat merasakan getaran dari sumber bunyi yang seharusnya masih dapat didengar oleh anak tunarungu itu sendiri. Maka dapat diambil kesimpulan tujuan dari penelitian ini adalah menemukan program yang tepat untuk pengembangan komunikasi bina persepsi bunyi dan irama. Untuk mencapai tujuan penelitian, dilakukan melalui tiga tahap penelitian, yaitu: 1) tahap studi pendahuluan, dimana peneliti akan mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi obyektif di lapangan (secara empiris) dan mengkajinya dengan melakukan studi literatur (secara teoritis); 2) tahap perencanaan model; 3) tahap penerapan model
Improving Deaf Children's Writing Skills using Learning Card Series
A person who experiences hearing loss that hinders the process of language information through hearing, whether wearing a hearing aid or not wearing a hearing aid. Whereas someone who lacks hearing is someone who usually uses a hearing aid, the rest of their hearing is enough to allow for the success of the language process through hearing. Language development is a complex process and is something interesting to study. The same goes for the language development of deaf children. So with the problems that occur in deaf children that will also have an impact on how deaf children learn, there is a need for media that can improve the language skills of deaf children, especially in expressive writing ability, where this expressive writing ability is the highest ability in language acquisition (Tarigan: 1994) Skills raised on This research is how to make a whole sentence, practice in using a word that has a blow, get to know many new objects, and how to use time sentences and place description
Rapid Automatic Naming (RAN) - Based Reading Intervention for Children with Learning Disabilities
In addition to phonology, the cause of reading problems in children with difficulty learning to read can occur due to obstacles in Rapid Automatic Naming (RAN). The purpose of this study is to develop a reading intervention program based on Rapid Automatic Naming for children with reading difficulties. This study uses a qualitative research approach with the method applied in this study is a qualitative descriptive method. A reading intervention program based on Rapid Automatic Naming (RAN) for children with learning difficulties to read that can be used by teachers, parents or those in need in order to help children with learning difficulties in reading. The result of this research is the Rapid Automatic Naming (RAN) based Reading Intervention program
The Effect of Interactive Web-Based Learning (LWL) Model on Learning Outcomes Students with Visual Impairment and Students with Hearing Impairment at Universitas Islam Nusantara
Learning allows all students to be able to access education, including students with special needs. In the current pandemic, all learning activities are converted into online. However, students with special needs, especially blind and deaf students, have difficulty adapting and accessing learning using e-learning. It causes difficulties in understanding the contents of the material, and applications used cannot fully accommodate the needs of blind and deaf children. It has an impact on decreasing learning outcomes. The method used in this study uses a Research and Development (R&D) approach with an exploratory mixed-method research design. The subjects of this study were blind students (7 people) and deaf students (3 people) special education department in Uninus. The results showed that the Interactive Web-Based Learning (IWL) learning model had a good effect on the learning outcomes of blind and deaf students, especially in the physiology analysis subject for children with special needs and the growth and development of children with special needs. With the Interactive Web-Based Learning (IWL) learning model, it is hoped that blind and deaf students can explore more in online-based learning