13 research outputs found

    Pengembangan Komoditi Non Unggulan di Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung dalam Peningkatan Potensi Sumberdaya Lahan Marjinal

    Full text link
    Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung merupakan wilayah yang terdiri dari hamparan lahan kering dengan berbagai karakteristik komoditas tanaman yang diusahakan. Beberapa wilayah di Jawa Timur masyarakat petani mengembangkan beberapa komoditas non unggulan yang berpotensi menjadi komoditas unggulan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung lahan, kondisi sosial ekonomi dan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di kawasan lahan marginal yang akan dikembangkan komoditas non unggulan; serta untuk mengetahui nilai ekonomi pengusahaan komoditi non unggulan di lahan marginal. Data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: (1) data sumberdaya lahan: sifat dan ciri tanah; (2) data penggunaan lahan dan sistem pertanian; (3) data sosial ekonomi. Data primer dan sekunder tentang keadaan sosial ekonomi USAhatani yang dilakukan petani dikumpulkan untuk mendukung model evaluasi kesesuaian lahan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa optimalisasi penggunaan lahan marginal guna mendukung pengembangan komoditas non unggulan sebagai berikut (a) Kabupaten Blitar adalah pengembangan sistem pertanian keberlanjutan melalui penerapan teknik budidaya yang berkaitan langsung dengan perlakuan pada lahan dan tanaman agar berproduksi optimal, (b) Kabupaten Tulungagung adalah meningkatkan intensitas pembinaan petani lahan kering melalui wadah kelompok tani secara intensif dan berkesinambungan, terutama terkait teknik budidaya dan pasca panen pada berbagai jenis komoditas bernilai ekonomis. Kabupaten Blitar untuk komoditas padi, jagung, dan ketela pohon yang diusahakan petani memiliki pendapatan berturut-turut yaitu sebesar Rp. 8.663.250,00, Rp. 14.420.344,83, dan Rp. 9.808.600,00. Kabupaten Tulungagung untuk komoditas jagung, dan ketela pohon yang diusahakan petani memiliki pendapatan berturut-turut yaitu sebesar Rp. 15.896.521,74, dan Rp. 10.281.512,61. Artinya nilai ekonomi pengusahaan komoditi non unggulan rata-rata per hektar di lahan marginal sangat positif

    Keamanan Pemberian Berulang Ekstrak Kangkung Darat (Ipomoea Reptans,poir) Terstandar Terhadap Fungsi Ginjal Dan Hepar Mencit Betina

    Full text link
    Kangkung darat terbukti memiliki aktifitas antihiperglikemia pada mencit betina galur Swiss yang diinduksi streptozotosin. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kajian keamanan pemberian berulang ekstrak kangkung darat terstandar terhadap fungsi ginjal dan hepar pada mencit betina. Dua puluh hewan uji dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol (akuades 10 ml/ kg), dosis I (ekstrak etanolik kangkung darat 480 mg/ kg), dosis II (ekstrak etanolik kangkung darat 759 mg/ kg), dan dosis III (ekstrak etanolik kangkung darat 1200 mg/ kg). Ekstrak etanolik kangkung darat diberikan 1 kali sehari secara p.o. selama 14 hari. Pengamatan gejala toksik dilakukan selama 3 jam setelah pemberian senyawa uji. Kelompok dosis 1200 mg/ kg mengalami efek sedasi, konstipasi, dan feses berwarna hitam selama pemberian ekstrak etanolik kangkung darat terstandar, sedangkan kelompok lainnya tidak mengalami gejala toksik. Data berat badan, pemeriksaan ALT, dan pemeriksaan AST dianalisis secara statistik. Berat badan rata-rata hewan uji kelompok dosis 759 mg/ kg mengalami penurunan yang paling banyak dibandingkan kelompok lainnya dan berbeda signifikan dengan kelompok kontrol dari hasil analisis statistik. Kadar AST dan ALT mengalami peningkatan setelah pemberian berulang ekstrak etanolik kangkung darat selama 14 hari, dari hasil analisis statistik kadar ALT dan AST kelompok dosis 759 mg/ kg dan dosis 1200 mg/ kg berbeda signifikan dengan kelompok kontrol (p<0,05). Hasil histopatologi organ ginjal dan hepar hewan uji setelah pemberian berulang ekstrak etanolik kangkung darat terstandar selama 14 hari menunjukkan tidak adanya Perubahan yang membahayakan pada organ

    Potensi Biji Labu Kuning sebagai Agen Fitoestrogen pada Wanita Post Menstrual

    Full text link
    Osteoporosis and hypercholesterolemia are prevalent condition in menopausal women. The common therapy to prevent the estrogen degrading condition is Hormone Replacement Therapy (HRT). However, HRT possessed various risks. Curcubita pepo L. seed (pumpkin seed) contains lignan secoisolariciresinol and lariciresinol which exhibit estrogenic effect. The aim of this study is to determine the estrogenic effect of Ethanolic Extract of Pumpkin Seeds (EEPS) through in silico and in vivo study. In silico study were conducted by molecular docking of lignan which is secoisolariciresinol and lariciresinol with Estrogen Receptor (ERα and Erβ). In vivo study conducted by using ovariectomized Sprague dawley female rats as a model of postmenopausal women. Blood lipid profile, bone density, and uterine weight were assayed after thirty days. Molecular docking score of secoisolariciresinol and lariciresinol were similar to estradiol. In vivo study found that EEPS increase bone density and uterine weight percentage while also improve the blood profile. In conclusion, these result showed that EEPS is potential to be developed as an osteoporosis and hypercholesterolemia prevention agent

    Pembinaan Budidaya Pertanian Berbasis Smart Vertical Farming untuk Pemanfaatan Lahan Sempit di Daerah Perumahan

    Full text link
    Pembangunan Perumahan di perkotaan yang sangat pesat, cenderung tidak mempertimbangkan faktor konservasi lingkungan dengan memberikan sumbangsih ruang terbuka hijau yang terbatas. Pekarangan merupakan lahan yang potensial untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif terutama untuk pemenuhan kebutuhan pangan yang bergizi bagi si pemilik. Keterbatasan lahan bukanlah hal yang menjadi hambatan untuk mengaktualisasi potensi nilai ekonomi. Lahan di lingkungan Perumahan yang cenderung terbatas dapat dioptimalkan untuk ditanami tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti tanaman pangan, tanaman hias, tanaman obat dan tanaman penyuplai oksigen dalam jumlah besar. Salah satu model optimalisasi lahan terbatas untuk mendukung pertanian sederhana di lingkungan Perumahan yaitu model smart vertical farming. Metode pelaksanaan kegiatan antara lain dengan memberikan pelatihan teknik vertical farming, praktik budidaya vertical farming, pembuatan model smart vertical farming dan cara melakukan perawatan. Paparan pelatihan dan praktik disampaikan oleh narasumber dari bidang agribisnis, sedangkan pemodelan smart vertical farming disampaikan oleh narasumber dari bidang teknik informatika. Opini yang berkembang di masyarakat bahwa menerapkan konsep vertical farming adalah sesuatu yang mahal dan rumit, nyatanya tidak semuanya benar. Dengan bermodalkan bibit tanaman, paralon atau botol bekas, maka masyarakat dapat membuat model pertanian vertikal. Model tersebut akan menjadi lebih efisien apabila menerapkan konsep pertanian cerdas berbasis sensor dalam pemantauan dan pengelolaan tanaman. Hasil dari kegiatan baik pelatihan, praktik, maupun pembuatan model smart vertical farming sangat diterima dengan baik oleh masyarakat

    Immunomodulatory effect of tea mistletoe (Scurrula oortiana) extract on chicken embryos

    No full text
    Tea mistletoe is one of medicinal herb which believed has an anticancer activity, it’s due to the capability of immunostimulator. The following research was carried out to determine the immunomodulatory effect of tea mistletoe (Scurrula oortiana) extract on chicken embryos. Twenty White Leghorn Specific Pathogen Free (SPF) 10 days old embryonated chicken eggs were divided into four groups of 5 eggs. The first group served as control and they were inoculated with aquabidestilate sterile. The second, third and fourth group was inoculated with 0.1 mg, 0.2 mg, and 0.4 mg S. oortiana extract/egg respectively. S. oortiana extract was inoculated via allantoic cavity. All experimental eggs were incubated at 37oC until day 21 and incubation was terminated before the embryos hatched. The embryos and the lymphoid organs (bursa of Fabricius, thymus and spleen) were weighed. Immunomodulatory effect of tea mistletoe extract was measured by counting the percentage of bursa of Fabricius active lymphoid follicle and the area of thymus medulla. The results showed tea mislestoe extract at the dose of 0.1mg, 0.2 mg and 0.4 mg have immunomodulatory effect on chicken embryos indicated by the increase of percentage of active lymphoid follicle of bursa Fabricius i.e. 68.8, 71.8 and 57.8% and increase area of thymus medulla i.e. 24.9 – 39.3% respectively compared to control group i.e. 22.6% of active lymphoid follicle of bursa Fabricius and 17.6% of thymus medulla area. It is concluded that S. oortiana extract at the dose of 0.1mg, 0.2 mg and 0.4 mg have immunomodulatory effect on chicken embryos

    Immunomodulatory effect of tea mistletoe (Scurrula oortiana) extract on chicken embryos

    Get PDF
    Tea mistletoe is one of medicinal herb which believed has an anticancer activity, it’s due to the capability of immunostimulator. The following research was carried out to determine the immunomodulatory effect of tea mistletoe (Scurrula oortiana) extract on chicken embryos. Twenty White Leghorn Specific Pathogen Free (SPF) 10 days old embryonated chicken eggs were divided into four groups of 5 eggs. The first group served as control and they were inoculated with aquabidestilate sterile. The second, third and fourth group was inoculated with 0.1 mg, 0.2 mg, and 0.4 mg S. oortiana extract/egg respectively. S. oortiana extract was inoculated via allantoic cavity. All experimental eggs were incubated at 37oC until day 21 and incubation was terminated before the embryos hatched. The embryos and the lymphoid organs (bursa of Fabricius, thymus and spleen) were weighed. Immunomodulatory effect of tea mistletoe extract was measured by counting the percentage of bursa of Fabricius active lymphoid follicle and the area of thymus medulla. The results showed tea mislestoe extract at the dose of 0.1mg, 0.2 mg and 0.4 mg have immunomodulatory effect on chicken embryos indicated by the increase of percentage of active lymphoid follicle of bursa Fabricius i.e. 68.8, 71.8 and 57.8% and increase area of thymus medulla i.e. 24.9 – 39.3% respectively compared to control group i.e. 22.6% of active lymphoid follicle of bursa Fabricius and 17.6% of thymus medulla area. It is concluded that S. oortiana extract at the dose of 0.1mg, 0.2 mg and 0.4 mg have immunomodulatory effect on chicken embryos.Key Words: Scurrula oortiana, Tea Mistletoe, Embryonated Chicken Egg, Immunomodulato

    Ketoksikan Akut Tablet Effervescent Dari Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle L.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar

    Full text link
    A research on acute toxicity of effervescent tablet from Piper betle leaf extractum on wistaralbino male rats was done. This research aimed to determine acute toxicity potential ofeffervescent tablet from piper betle leaf extractum, evaluated clinical symptom that perhaps occurdue to the giving of effervescent tablet, single dosage orally on 24 hours to 15 days observation.The research uses male rats, which are divided into 5 groups. Group I was negative control withaquadest. Group II was given sample with 0,38 g/kgBW dosage. Then, succesively group III with1,03 g/kgBW dosage, group IV with 2,79 g/kgBW dosage and group V was given test sample withhighest dosage, that was 7,50 g/kgBW dosage. On the basis of data analysis result having beenperformed both quantitively and qualitatively, it could be said that in general, the giving ofeffervescent tablet from Piper betle leaf extractum single dosage orally on male rats from 0,38g/kgBW dosage to highest level (7,50 g/kgBW) or approximately 19,74 times of therapy dosage,didn't cause toxic effect. It didn't cause mortality on research animal. So we can determine thequasi LD50, that was bigger than 7,50 g/kgBW, according to Loomis criteria (1978), that acutetoxicity potential of effervescent tablet from piper betle extractum was practically not toxic category
    corecore