98 research outputs found
PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN STATUS PERNIKAHAN PADA PERAWAT RUMAH SAKIT “X” GRESIK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan komitmen organisasi ditinjau dari jenis kelamin dan status pernikahan pada perawat Rumah Sakit “X” Gresik. Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan menggunakan 92 orang perawat tetap di Rumah Sakit “X” Gresik dengan masa kerja minimal 2 tahun. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan skala komitmen organisasi. Analisis data statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji analisis varian dua arah. Hasil uji analisis varian dua arah menunjukkan: (1). Tidak ada perbedaan komitmen organisasi ditinjau dari jenis kelamin (F=0,036, p>0,05); (2). Ada perbedaan komitmen organisasi ditinjau dari status pernikahan (F=4,930, p<0,05); (3). Tidak ada perbedaan komitmen organisasi ditinjau dari jenis kelamin dan status pernikahan (F=0,249, p>0,620). Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel jenis kelamin dan status pernikahan tidak secara bersama-sama berhubungan dengan komitmen organisasi, karena hanya variabel status pernikahan yang menunjukkan adanya hubungan terhadap komitmen organisasi
PERBEDAAN PSYCHOLOGICAL CAPITAL GURU SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, STATUS PERNIKAHAN, DAN MASA KERJA
Abstrak Pada masa pandemi saat ini tenaga pendidik yang salah satunya guru sekolah dasar mengalami tuntutan pekerjaan yang lebih berat karena perubahan sistem pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan psychological capital pada guru sekolah dasar negeri di Surabaya ditinjau dari jenis kelamin, status pernikahan dan masa kerja. Metode penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian ini adalah penelitian populasi dengan jumlah subjek sebanyak 70 guru sekolah dasar negeri. Alat pengumpulan data penelitian ini menggunakan skala psychological capital yang mengacu konsep dasar psychological capital milik Luthans, Youssef & Avolio yaitu self-efficacy, hope, optimism, dan resilience. Teknik analisa data yang digunakan yaitu Anova tiga jalur dan dibantu SPSS 25.0 for windows dalam perhitungannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara psychological capital guru sekolah dasar ditinjau dari jenis kelamin, status pernikahan dan masa kerja dengan nilai taraf signifikansi sebesar 0.827 (p>0.05). Selain itu, juga ditemukan bahwa tidak ada perbedaan antara psychological capital dengan jenis kelamin guru sekolah dasar yang memiliki nilai signifikansi 0.886 (p>0.05). Sedangkan jika ditinjau dari status pernikahan dan masa kerja ditemukan perbedaan yang signifikan antara psychological capital dengan status pernikahan dan masa kerja guru sekolah dasar yang memiliki nilai signifikasi 0.000 (p<0.05).
Kata Kunci: psychological capital, guru sekolah dasar, jenis kelamin, status pernikahan, masa kerja
Abstract
During the current pandemic, educators, one of whom is an elementary school teacher, have a more complicated job due to changes in the learning system. The purpose of this study was to determine the differences in psychological capital of public elementary school teachers in Surabaya in terms of gender, marital status, and years of service. This research method is comparative research. This study is a population study with several subjects as many as 70 public elementary school teachers. This research data collection tool uses a psychological modal scale that refers to the basic concepts of psychological capital belonging to Luthans, Youssef & Avolio, namely self-efficacy, hope, optimism, and resilience. The data analysis technique used is three-way Anova and assisted by SPSS 25.0 for windows in its calculations. This study indicates that there is no difference between primary school psychological capital teachers in terms of gender, marital status, and tenure with a significance level of 0.827 (p>0.05). In addition, it was also found that there was no difference between psychological capital and the gender of primary school teachers, which had a significance value of 0.886 (p>0.05). Meanwhile, when viewed from the marital status and period, found a significant difference between psychological capital with marital status and tenure of primary school teachers, which has a substantial value of 0.000 (p <0.05).
Keywords: psychological capital, elementary school teacher, gender, marital status, years of service
 
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI DENGAN KESIAPAN UNTUK BERUBAH PADA GURU
Abstrak
Perubahan yang dinamis dalam organisasi mengharuskan individu memiliki kesiapan untuk berubah yang baik agar terus mampu beradaptasi. Kesiapan untuk berubah salah satunya dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan organisasi terhadap karyawannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi dukungan organisasi dengan kesiapan untuk berubah pada guru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Subjek penelitian ini berjumlah 44 guru yang dipilih menggunakan teknik penelitian populasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala persepsi dukungan organisasi yang disusun mengacu pada teori Rhoades dan Eisenberger (2002) dan skala kesiapan untuk berubah yang disusun berdasarkan dimensi dari Kondakci, Beycioglu, Sincar, dan Ugurlu (2015) dengan menggunakan jenis skala likert. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi person product moment dengan bantuan software SPSS 25.0 for windows. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.703 (r=0.703), dan nilai signifikansi sebesar 0.00 (<0.05). Hal ini juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dukungan organisasi dengan kesiapan untuk berubah pada guru. Hubungan antar variabel juga menunjukkan arah yang positif yang berarti bahwa semakin tinggi persepsi dukungan organisasi maka akan semakin tinggi pula kesiapan untuk berubah seseorang. Sebaliknya semakin rendah persepsi dukungan organisasi maka akan semakin rendah pula kesiapan untuk berubah seorang individu.
Kata Kunci: Persepsi Dukungan Organisasi, Kesiapan Untuk Berubah, Guru.
Abstract
Dynamic changes in organizations require an employee to have an excellent readiness to change to be adaptable. One of the factors that affect readiness to change is employee’s perceived organizational support. This study aims to determine the relationship between perceived organizational support and readiness to change in teachers. This research uses quantitative research methods. The subjects of this study were 44 teachers who were selected using population technique. The data collection technique was carried out using a perceived organizational support scale which was compiled according to the theory of Rhoades and Eisenberger (2002) and a readiness to change scale based on the dimensions of Kondakci, Beycioglu, Sincar, and Ugurlu (2015) using the Likert scale. The data was analyzed using the pearson product moment correlation test using spss 25.0 for windows. The results of the analysis show that the correlation coefficient value of 0.703 (r=0.703), and significance value of 0.00 (<0.05). This result show that there is a significant relationship between perceived organizational support and readiness to change in teacher. The relationship between variables also shows a positive direction, which means that the higher the perceived organizational support, the higher readiness to change. Conversely, the lower the perceived organizational support, the lower the readiness to change an individual.
Keywords: Perceived Organizational Support, Readiness to Change, Teacher.
 
HUBUNGAN ANTARA OTONOMI PEKERJAAN DENGAN PERILAKU KERJA INOVATIF PADA GURU
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara otonomi pekerjaan dengan perilaku kerja inovatif pada guru dengan metode kuantitatif dan desain korelasional. Pengambilan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik sampling jenuh kepada 54 guru tetap di salah satu SD swasta. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan skala otonomi pekerjaan dan perilaku kerja inovatif dalam model penskalaan likert. Data yang diperoleh dianalisa dengan software SPSS 16.0 for windows. Hasil pengolahan data didapatkan hubungan antara otonomi pekerjaan dengan perilaku kerja inovatif pada guru, dengan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,940. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi otonomi pekerjaan pada individu dalam organisasi, maka akan cenderung tinggi juga pada perilaku kerja inovatifnya.
Kata Kunci: Otonomi pekerjaan, perilaku kerja inovatif, guru
Abstract
This study aims to determine the relationship between job autonomy and innovative work behavior in teachers with quantitative methods and correlational designs. Collecting data in this study using a saturated sampling technique to 54 permanent teachers in a private elementary school. The data collection technique used is the job autonomy scale and innovative work behavior on the Likert scale. The data obtained were analyzed using SPSS 16.0 software for windows. The results of data processing obtained a relationship between job autonomy and innovative work behavior in teachers, showing a significance value of 0.000 and a correlation coefficient of 0.940. Based on these results, it can be concluded that the higher the job autonomy of individuals in the organization, the higher the innovative work behavior of the individual will be high.
Keywords: Job autonomy, innovative work behavior, teacher
 
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap beban kerja dengan work engagement pada karyawan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling total sehingga keseluruhan anggota populasi menjadi subjek penelitian yang berjumlah 114 karyawan yang berstatus sebagai karyawan tetap. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala persepsi terhadap beban kerja dan skala work engagement. Jenis instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Data hasil penelitian ini kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi product moment dengan bantuan SPSS 22.0 for windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap beban kerja dengan work engagement pada karyawan yang dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0.002 (p<0,05) dan nilai koefisien korelasi sebesar -0.285. Hubungan kedua variabel terbukti berlawanan arah karena nilai koefisien korelasi menunjukkan tanda negatif, artinya semakin tinggi skor beban kerja maka persepsi karyawan terhadap beban kerja semakin negatif sehingga work engagement pada karyawan semakin rendah, begitu pula sebaliknya jika semakin rendah skor beban kerja maka semakin positif persepsi karyawan terhadap beban kerja sehingga work engagement karyawan semakin tingg
Hubungan antara Karakteristik Pekerjaan dengan Keterlibatan Kerja pada Karyawan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan keterlibatan kerja pada karyawan. Penelitian ini merupakan studi populasi, dimana keseluruhan anggota dari populasi menjadi subjek penelitian yang berjumlah sebanyak 114 karyawan. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan bentuk penelitian yaitu korelasional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala karakteristik pekerjaan dan skala keterlibatan kerja dengan jenis skala yang digunakan adalah skala likert. Analisis data menggunakan pearson product moment, dari hasil analisis data menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,685 (r = 0,685) dengan taraf signifikansi 0,000 (p<0,05), bermakna bahwa hipotesis “terdapat hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan keterlibatan kerja pada karyawan” dapat diterima. Hubungan kedua variabel terbukti searah, artinya semakin tinggi nilai karakteristik pekerjaan, maka semakin tinggi pula keterlibatan kerja. Sebaliknya, semakin rendah nilai karakteristik pekerjaan, maka semakin rendah keterlibatan kerja karyawan
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap beban kerja dengan work engagement pada karyawan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling total sehingga keseluruhan anggota populasi menjadi subjek penelitian yang berjumlah 114 karyawan yang berstatus sebagai karyawan tetap. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala persepsi terhadap beban kerja dan skala work engagement. Jenis instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Data hasil penelitian ini kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi product moment dengan bantuan SPSS 22.0 for windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap beban kerja dengan work engagement pada karyawan yang dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0.002 (p<0,05) dan nilai koefisien korelasi sebesar -0.285. Hubungan kedua variabel terbukti berlawanan arah karena nilai koefisien korelasi menunjukkan tanda negatif, artinya semakin tinggi skor beban kerja maka persepsi karyawan terhadap beban kerja semakin negatif sehingga work engagement pada karyawan semakin rendah, begitu pula sebaliknya jika semakin rendah skor beban kerja maka semakin positif persepsi karyawan terhadap beban kerja sehingga work engagement karyawan semakin tingg
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Optimisme Karier: Kajian Literatur
Pandangan positif seseorang terhadap masa depan tentunya memiliki pengaruh besar untuk mencapai tujuan yang dicapai. Dengan adanya optimisme, seseorang akan cenderung memiliki rasa percaya diri dan membawa dirinya meraih hasil yang terbaik. Optimisme karier adalah sikap seseorang yang memiliki padangan positif terhadap dirinya dengan mengusahakan kemungkinan baik untuk mencapai keberhasilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hasil-hasil studi literatur mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi optimisme karier pada seseorang. Penelusuran literatur dilakukan pada database Google Scholar dan Sematic Scholar dengan menggunakan kata kunci “career optimism”. Hasil dari penelusuran menunjukkan bahwa optimisme karier dipengaruhi dua faktor, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terbentuk dari dalam individu, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang terbentuk dari luar individu. Faktor internal yang mempengaruhi optimisme karier, yaitu: efikasi diri, orientasi karier boundaryless, protean karier, serta kepercayaan diri. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi optimisme karier, yaitu: dukungan sosial dan layanan karier yang baik
PELATIHAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA WIRAUSAHA
Mahasiswa yang berwirausaha akan dihadapkan pada berbagai pilihan yang mengharuskan untuk mengambil suatu keputusan dengan cepat dan efektif. Mahasiswa wirausaha perlu memiliki keterampilan untuk pengambilan keputusan. Pelatihan keterampilan pengambilan keputusan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa mengenai pengambilan keputusan. Metode yang digunakan pada pelatihan keterampilan pengambilan keputusan ini meliputi brainstorming, permainan, diskusi, dan roleplay. Hasil dari kegiatan pelatihan pengambilan keputusan ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan pengambilan keputusan mahasiswa antara sebelum dan sesudah pelatihan keterampilan pengambilan keputusan. Keterampilan pengambilan keputusan mahasiswa wirausaha meningkat setelah mengikuti pelatihan keterampilan pengambilan keputusan
HUBUNGAN ANTARA TUNTUTAN PEKERJAAN DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tuntutan pekerjaan dengan stres kerja pada anggota satuan polisi pamong praja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling, yakni 120 subjek dari total 300 anggota satuan polisi pamong praja bagian lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala tuntutan pekerjaan dan skala stres kerja menggunakan jenis skala likert. Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi product moment dengan bantuan software SPSS 24 for windows. Hasil analisa menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,416 (r=0,416) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara tuntutan pekerjaan dengan stres kerja pada anggota satuan polisi pamong praja artinya semakin tinggi tuntutan pekerjaan maka semakin tinggi stres kerja. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tuntutan pekerjaan maka semakin rendah pula stres kerja.
Kata Kunci: tuntutan pekerjaan, stres kerja, stres, pegawai
Abstract
This study aims to determine the relationship between job demands and work stress on members of the civil service police unit. This study uses quantitative methods. The sampling technique used was accidental sampling, which consisted of 120 subjects from 300 members of the civil service police unit in the field. The data collection technique used in this research is the scale of job demands and work stress using a Likert scale. Analysis of the data used is the product-moment correlation test with the help of SPSS 24 software for windows. The results of the analysis showed that the correlation coefficient was 0.416 (r=0.416), and the significance value was 0.000 (p<0.05). It offers a significant and positive relationship between job demands. It works stress on members of the civil service police unit, meaning that the higher the job demands, the higher the job stress. The lower the job demands, the lower the work stress.
Keywords: job demands, job stress, stress, employee
- …