479 research outputs found
MEMBANGUN KOTA SEHAT (HEALTHY CITY) MENUJU INDONESIA SEHAT BERKEMAJUAN
Pembangunan kesehatan adalah upaya strategis untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Diperlukan  peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Pemerintah melalui Peraturan Bersama Mentri Dalam Negeri dan Mentri Kesehatan menetapkan pedoman penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat. Permasalahan umum yang berkaitan dengan Kota Sehat adalah karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah. Hal tersebut menyebabkan masyarakat tidak mengetahui program Kota Sehat yang sudah dicanangkan. Masalah umum lainnya adalah belum adanya kerjasama lintas sektor yang baik. Tidak semua kota terbentuk Forum Kota Sehat (FKS). Jika terbentuk, antara anggota pengurus sendiri juga belum ada keterpaduan dalam persepsi dan pelaksanaan kegiatan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang kota sehat, manfaat serta langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk menjadi kawasan pemukiman, sarana, dan prasarana umum yang sehat. Metode yang digunakan adalah melalui ceramah (talkshow), tanya jawab serta diskusi permasalahan tentang kota sehat. Sasaran pengabdian yaitu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan dan masyarakat umum yang memiliki respon baik terhadap program yang sudah dilaksanakan. Pada saat kegiatan pengabdian dilasanakan, tamu undangan hadir dan berpartisipasi aktif selama proses talkshow berlangsung
PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA (PENANAM HIDROPONIK MENGGUNAKAN MEDIA TANAM) BAGI MASYARAKAT SOSROWIJAYAN YOGYAKARTA
Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media. Tujuan: Tujuan dari kegiatan ini adalah mengurangi masalah sampah dan Menambah wawasan warga sekitar tentang cara pemanfaat barang bekas menggunakan hidroponik. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan memberikan ceramah mengenai hidroponik, melakukan diskusi dan tanya jawab, melakukan praktik kegiatan bercocok tanam secara hidroponik. Dampak yang diperoleh adalah peningkatan pengetahuan warga mengenai hidroponik, serta dapat Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan barang bekas sebagai upaya dalam mengurangi keberadaan sampah plastik di kehidupan masyarakat
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LEACHET HASIL PENGURAIAN SAMPAH DALAM PROSES BIODEGRADASI LIMBAH BATIK
Background : Treatment of textile waste industry, including batik can be implemented with a
biodegradation. Biodegradation by bacteria carried either aerobic or anaerob. The bacteria are
widely found in nature. On the other hand, the presence of bacteria in nature also function to
decompose the waste. Own waste as a potential waste in the community. The use of
environmental biotechnology is possible to simultaneously address the environmental pollution
caused by waste and garbage batik. The purpose of this study was to investigate to find out the
difference amount of in degrading microbial in leachet, the difference in content of organic C, N,
and P in leachet as a nutrient for degrading microbial growth, the effectiveness of the use
leachet biodegradation in the process of batik , and to determine the effectiveness of different
leachet in the biodegradation process of batik waste management.
Methods : This was quantitative study with laboratory test to determine differences in the
effectiveness of the use of leachet.
Results : The content contained microbs / bacteria so that the possibility of a biological process
can be implemented. There wave had of N, P, K nutrients in leachet for bacteria, waste pollution
parameters decreased but didn’t significantly improve the quality of batik waste.
Conclusion : There was no significant reduction the quality of batik waste.
Key words : waste, leachet, garbage, batik
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LEACHET HASIL PENGURAIAN SAMPAH DALAM PROSES BIODEGRADASI LIMBAH BATIK
Background : Treatment of textile waste industry, including batik can be implemented with a biodegradation. Biodegradation by bacteria carried either aerobic or anaerob. The bacteria are widely found in nature. On the other hand, the presence of bacteria in nature also function to decompose the waste. Own waste as a potential waste in the community. The use of environmental biotechnology is possible to simultaneously address the environmental pollution caused by waste and garbage batik. The purpose of this study was to investigate to find out the difference amount of in degrading microbial in leachet, the difference in content of organic C, N, and P in leachet as a nutrient for degrading microbial growth, the effectiveness of the use leachet biodegradation in the process of batik , and to determine the effectiveness of different leachet in the biodegradation process of batik waste management.Methods : This was quantitative study with laboratory test to determine differences in the effectiveness of the use of leachet.Results : The content contained microbs / bacteria so that the possibility of a biological process can be implemented. There wave had of N, P, K nutrients in leachet for bacteria, waste pollution parameters decreased but didn’t significantly improve the quality of batik waste.Conclusion : There was no significant reduction the quality of batik waste.Key words : waste, leachet, garbage, batik
PENERAPAN PROGRAM RUMAH RAMAH SAMPAH PADA KOMUNITAS KALIJAWI
Dilihat dari sumbernya, sektor rumah tangga termasuk dalam sektor yang paling besar menyumbang produksi sampah. Oleh karena itu, salah satu cara yang efektif untuk mengurangi jumlah timbulan sampah yaitu menyadarkan setiap keluarga maupun setiap individu untuk memperhatikan alat atau barang yang mereka pakai sehingga sampah yang terbentuk dapat diminimalisir. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi lebih lanjut minimal pada tingkat keluarga mengenai bagaimana cara mengurangi produksi sampah baik melalui cara 3R (Reduce, Reuse, Recycle) maupun menggunakan cara-cara lain yang mudah diterapkan di setiap rumah untuk mengurangi sampah yang dihasilkan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberi edukasi tentang upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi produksi sampah atau memanfaatkan timbulan sampah pada setiap rumah. Metode yang digunakan adalah melalui ceramah (workshop) dan pelatihan, tanya jawab serta diskusi permasalahan tentang rumah ramah sampah. Sasaran pengabdian yaitu Ibu-ibu Komunitas Kalijawi, yang memiliki respon baik terhadap program yang sudah dilaksanakan. Pada saat kegiatan pengabdian dilasanakan, tamu undangan hadir dan berpartisipasi aktif selama proses workshop berlangsung
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Masyarakat dalam Mengolah Sampah di Dusun Padukuhan Desa Sidokarto Kecamatan Godean Kabupaten Sleman YOGYAKARTA
Background : People\u27s habits in disposing waste by burning leaves or plastic waste has negative effect on health and also cause pollution. This is due to the lack of public knowledge in the processing of waste and the impact of the waste itself. This study aimed to determine the relationship between the level of knowledge and attitudes towards the behavior of the community in managing the daily garbage and waste management know that has been applied in the hamlet of Hamlet Village Sidokarto Godean Sleman district of Yogyakarta. Method : The study was an observational analytic cross sectional design. Sampling technique used was random sampling. The data was collected using questionnaires, with a total sample of 77 households. Analysis of data was using univariate and bivariate analysis with statistical test Fisher\u27s Exact Test. Results : The statistical result of the study, showed that as many as six heads of families or at (7.8%) had a level of knowledge that is not good in terms of waste management, and as many as 71 heads of households (respondent) or amount (92.2%) had a level of knowledge both in terms of waste manage-ment, while 7 households (respondent) or equivalent (9.1%) had a bad attitude in the process waste, and as many as 70 heads of households (respondent) or amount (90.9%) had a good attitude in process waste. Bivariate analysis to the level of knowledge on the behavior of the Hamlet Hamlet Village Si-dokarto Godean Sleman district of Yogyakarta in 2012 to process waste that is derived p <0.05 (p = 0.429) and RP = 1.246 (95% CI: 0.680 to 2.283). While the bivariate analysis for the behavioral attitude towards Hamlet Hamlet Village Sidokarto Godean Sleman district of Yogyakarta in 2012 to process waste that is derived p <0.05 (p = 0.088) and RP = 1.667 (95% CI: 1.141 to 2.434). Conclusion : There was no relationship between the level of knowledge of the behavior of people in the process waste in Hamlet Hamlet Village Sidokarto Godean Sleman district of Yogyakarta in 2012, and there is no relationship between attitude and behavior of people in the process waste in Hamlet Hamlet Village Sidokarto Godean Sleman district of Yogyakarta in 2012
PENANGGULANGAN HIPERTENSI DI DUSUN KRETEK RT 09 BANGUNTAPAN BANTUL
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia baik negara maju maupun negara berkembang. Permasalahan kesehatan yang perlu diperhatikan di Dusun Kretek salah satunya adalah hipertensi. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terkait penyakit hipertensi dengan harapan dapat mencegah meningkatnya penyakit hipertensi di Dusun Kretek RT 09, Banguntapan, Bantul. Metode yang diterapkan dalam program kegiatan pengabdian ini adalah dengan metode ceramah dengan media promosi kesehatan berupa leaflet tentang penyakit hypertensi. Berdasarkan pada hasil masih banyak warga yang terdiagnosis hipertensi namun tidak melakukan pengobatan atau masih banyak warga yang belum mengetahui apakah dirinya terdiagnosis hipertensi atau tidak. Hal tersebut menjadi dasar kegiatan pengabdian untuk meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku untuk menurunkan resiko hipertensi di lokasi pengabdian.Â
PERBANDINGAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA WUKIRSARI GUNUNGKIDUL DAN TPA BANYUROTO KULON PROGO
Sistem pengelolaan sampah kota umumnya dilakukan adalah sistem 3P (pengumpulan, pengangkutan dan
pembuangan). Sampah dikumpulkan dari sumbernya, kemudian diangkut ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara)
dan dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).Pengelolaan sampah di Indonesia masih menggunakan paradigma
lama kumpul-angkut-buang atau dikenal dengan pendekatan akhir (endof-pipe), yaitu sampah dikumpulkan,
diangkut,dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
perbandingan sistem pengelolaan sampah di TPA Wukirsari Gunungkidul dan TPA Banyuroto Kulon
Progo.Jenispenelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi,
dan dokumentasi.
Volume sampah yang masuk ke TPA Wukirsari Gunungkidul pada bulan Januari sampai April 2014 sebanyak
10.106,1 m3 sedangkan pada TPA Banyuroto Kulon Progo sebanyak 6.288 m3. Pelayanan pengangkutan yang
dilakukan oleh TPA Wukirsari Gunungkidul dan TPA Banyuroto dengandoor to door dan pengambilan pada
kontainer. Penerimaan sampah di TPA Wukirsari Gunungkidul dan TPA Banyuroto Kulon Progo petugas mencatat
volume sampah sesuai kapasitas muatan kendaraan tanpa ditimbang. Pengolahan akhir di TPA Wukirsari
Gunungkidul menggunakan metode sanitary landfill, pengolahan akhir di TPA Banyuroto Kulon Progo
menggunakan metode controlled landfill.TPA Wukirsari Gunungkidul belum efektif dalam melakukan pengolahan
akhir di TPA sedangkan TPA Banyuroto Kulon Progo sudah efektif melakukan pengolahan akhir untuk mengurangi
volume sampah yang masuk ke TPA.
Volume sampah di TPA Wukirsari Gunungkidul lebih banyak dibandingkan dengan volume sampah di TPA
Banyuroto Kulon Progo. Prosedur pengangkutan dan penerimaan sampah pada kedua TPA ini sama. Pengolahan
akhir di TPA Banyuroto Kulon Progo sudah efektif mengurangi volume sampah.
Kata Kunci : Pengelolaan sampah, TP
- …