9 research outputs found
Pelatihan Peningkatan Produksi Peternakan Ruminansia Desa Jarak Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri
Pemerintah Kabupaten Kediri terus berupaya dalam peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pendapatan masyarakat. Upaya tersebut salah satunya yaitu mengadakan pelatihan yang diberikan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kediri. Pelatihan tersebut memiliki tema Peningkatan Produksi Peternakan Ruminansia oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kediri. Kegiatan ini bekerjasama dengan Universitas Islam Kadiri dalam bentuk Pengabdian kepada Masyarakat. Bentuk pengabdian yaitu sebagai pemateri dalam kegiatan pelatihan ini. Materi yang disampaikan berupa pelatihan penanganan sederhana dari gangguan reproduksi dan kesehatan ternak serta pembuatan pakan sapi potong. Pelatihan berlangsung selama dua hari dengan sesi pemberian materi, tanya jawab dan praktek. Kegiatan pelatihan berjalan dengan baik dan lancar serta kondusif. Kegiatan ini dapat menambah wawasan para peternak dalam usaha peningkatan hasil produksinya. Hasil dari proses pelatihan ini, para peternak dapat mencegah terjadinya kasus penyakit pada ternaknya dan dapat membuat pakan ternak ruminansia yang nutrisinya sesuai dan sederhana
PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH HIJAUAN DAN KONSENTRAT SERTA TEKNIK PEMBERIAN KONSENTRAT TERHADAP PERFORMANCE SAPI PERANAKAN FRIES HOLLAND (PFH)
Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja KUD Karyabakti, tepatnya didesa Babatan Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. Penelitian ini berlangsung selama 4 minggu mulai 25 April 2015 sampai dengan 24 Mei 2015.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan jumlah hijauan dan konsentrat serta teknik pemberian konsentrat terhadap performance sapi PFH.
Materi yang digunakan adalah 18 ekor sapi laktasi dengan jenis PFH. Pakan yang digunakan terdiri dari rumput gajah dan konsentrat, Pakan diberikan 2 kali sehari dengan rasio 1. 40% HMT : 60% konsentrat, 2. 50% HMT : 50% konsentrat, 3. 60% HMT : 40% konsentrat (dasar BK). Selain itu pada pemberian konsentrat dilakukan dengan teknik basah dan kering sedangkan air tersedia secara adlibitum. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah timbangan Ruddweigh, timbangan duduk shelter, alat pemerahan seperti timba perah, milkcan, minyak pelumas puting, selang air, sikat, timba takar dan alat tulis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan dengan perlakuan perbandingan jumlah HMT dan konsentrat yang didasarkan atas kebutuhan BK ternak menurut ARC (1984). Perlakuan yang diperoleh adalah R1T1,R2T1,R3T1,R1T2,R2T2,R3T2 dari masing-masing perlakuan dicobakan kepada 18 ekor ternak selama 21 hari, minggu pertama adalah tahap persiapan minggu kedua adalah tahap adaptasi minggu ketiga dan keempat adalah tahap koleksi data. Variabel yang diamati meliputi jumlah produksi susu dan perubahan BB. Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis ragam percobaan tersarang dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi susu dari 18 ekor ternak adalah 9,36(L), 11,67(L), 10,5(L), 9,46(L), 10,28(L), 8,07(L), 15,14(L), 16,07(L), 14,07(L), 17,39(L), 14,64(L), 13(L), 19,53(L), 20,75(L), 21,93(L), 22,39(L), 21,18(L), 22,03(L), dan perubahan BB adalah 5,63, 1,58, 8,16, (-16,66), 5,19, (-0,39),(-3,69), (-11,01), 25,42, 3,33, 5,64, 5,53, 4,55, 2,39, 5,57, (-6,76), (-2,78), (-1,56). Hasil uji statistika menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak nyata (P > 0,05) pada rasio dan teknik terhadap produksi susu dan terdapat perbedaan yang nyata (P < 0,05) pada rasio dan teknik terhadap perubahan BB.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah perbandingan jumlah hijauan dan konsentrat serta teknik pemberian konsentrat berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah produksi susu, tetapi berpengaruh nyata terhadap perubahan BB. Disarankan dalam penggunaan pakan memakai HMT 50% : konsentrat 50% dengan teknik konsentrat kerin
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN YANG DITAMBAH DEDAK FERMENTASI DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PERTAMBAHAN BOBOT DAN KONVERSI PAKAN PADA AYAM BROILER
Penelitian tentang pengaruh frekuensi dan dosis pemberian dedak fermentasi ayam broiler dilaksanakan di SMK N 1 Gondang Nganjuk. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi dan dosis pemberian dedak fermentasi terhadap performa ayam broiler serta interaksi antara frekuensi dan dosis pemberian dedak fermentasi
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain MB 202 sebanyak 90 ekor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan Raktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3 x 2 dengan 3 ulangan. Faktor A terdiri dari frekuensi 2 kali dan 3 kali pemberian. Faktor B terdiri dari dosis 5 %, 10 % dan 15 %. Peubah yang diamati yaitu pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan konversi pakan.
Hasil penelitian untuk frekuensi menunjukan perbedaan yang tidak nyata ( P > 0,05 ) terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan konversi pakan. Perlakuan dosis terdapat perbedaan yang nyata ( P < 0,05 ) terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan konversi pakan. Interaksi frekuensi dan dosis pemberian dedak fermentasi menunjukan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan konversi pakan. Pemberian dedak fermentasi dengan dosis 10 % menunjukan pertambahan bobot badan yang tertinggi dan konversi yang terendah dibandingkan dengan perlakuan dosis yang lai
Pendampingan Pengembangan Kapasitas Usaha Berbasis Klaster Peternak Sapi Kabupaten Magetan
Kegiatan pendampingan pengembangan kapasitas usaha klaster peternak sapi kabupaten Magetan adalah kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian UNISKA Kediri untuk mengawal dan mengontrol program peningkatan kapasitas usaha bagi para peternak di kabupaten Magetan. Pendampingan ini dilaksanakan agar program dapat berjalan sesuai alur yang direncanakan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan pendampingan dimulai dari survey untuk mengetahui kondisi awal peternakan di kabupaten Magetan yang dilaksanakan mulai tanggal 20 November 2018. Berdasarkan data hasil survey, dirumuskan 4 materi pelatihan yaitu: “Pentingnya Berkelompok Dalam Usaha Peternakan” disampaikan dalam pelatihan pertama pada tanggal 18 Desember 2018; “Jago Bikin Pakan, Panduan Praktis Pembuatan Pakan Ternak Alternatif Untuk Ruminansia” disampaikan pada pelatihan kedua pada tanggal 8 Januari 2019; “Reproduksi dan Kesehatan Ternak” disampaikan pada pelatihan ketiga pada tanggal 15 Januari 2019; dan “Olahan Produk Peternakan Zaman Now dan Cooking Demo Olahan Sapi” disampaikan pada pelatihan keempat pada tanggal 7 Pebruari 2019
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN FERMENTASI DENGAN FORMULA YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN SEKOLAH PETERNAKAN RAKYAT (SPR) DESA NGADILUWIH, KECAMATAN NGADILUWIH, KABUPATEN KEDIRI
Forty two cattles were kept for 21 days, to evaluated effects of different fermented rations using research operation. Nineteen were held in A pen while twenty three in B pen, and fed using A formula and B formula, respectively. Data were analizing using t test, and the parameters are included: feed quality, feedlot performance, and farmer perception. The result show that A formula consist of 64,64% DM; 9,13% CP; and 26,66% CF; while the other is 55,61% DM; 6,06% CP; and 41,02% CF. There are significant effect of ration (P<0,05) on ADG (1,28 kg/h/d vs 0,81 kg/h/d); DM consumption (14,62 kg/h/d vs 14,65 kg/h/d); FCR (12,53 kg/h/d vs 18,29 kg/h/d); and FER (8,76% vs 5,51%). There also difference perception among the farmers, especially on materials and the price. It’s conclude that A formula is betters than that B formula, but the both are need to be improved.Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pakan fermentasi dengan formula berbeda terhadap performa penggemukan. Materi yang digunakan adalah 42 ekor sapi, 19 ekor di lokasi A sedangkan 23 ekor di lokasi B. Metode yang digunakan adalah riset operasional (RO) dan analisis data dilakukan dengan uji t test tidak berpasangan. Perlakuan yang diberikan adalah P1 = formula fermentasi A; P2 = formula fermentasi B. Parameter yang diukur meliputi kualitas pakan; performa penggemukan; dan persepsi peternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi dengan formula berbeda memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap parameter yang diukur. Pakan P1 mengandung BK 64,64%; PK 9,13%; SK 26,66%; sedangkan P2 mengandung BK 55,61%; PK 6,06%; dan SK 41,02%. Pertambahan bobot badan P1 (1,28 kg/e/h) berbeda nyata (P<0,05) dengan P2 (0,81 kg/e/h); konsumsi BK P1 (14,62 kg/e/h) berbeda nyata (P<0,05) dengan P2 (14,65 kg/e/h); konversi pakan P1 (12,53 kg/e/h) berbeda nyata (P<0,05) dengan P2 (18,29 kg/e/h); dan efisiensi pakan P1 (8,76%) berbeda nyata (P<0,05) dengan P2 (5,51%). Persepsi peternak berbeda pada aspek harga dan bahan pakan. Penelitian menyimpulkan bahwa formula P1 lebih baik daripada formula P2, meskipun keduanya memiliki kualitas yang masih di bawah standart SNI. Disarankan untuk meningkatkan kualitas pakan dengan mengubah formula pakan yang saat ini digunakan.
Kata Kunci : Formula Pakan Fermentasi, Kualitas Pakan, Performa Feedloot, dan Persepsi Peternak
Effect of Adding Coconut Water (Cocus viridis) on Liquid Semen Quality of Kacang Goats (Capra aegagrus hircus) Stored at 4-5° C
The best semen quality is necessary for successful Artificial Insemination. Increasing population of Kacang goat, which is a native Indonesian goat breed can reach with the application of AI technology. It can support the suffice of national meat demand. The purpose of this study was to determine the effect of adding coconut water (CW) in the Skim Yolk Diluent (SYD) and storage time at a cold temperature of 4-5 C on the quality of liquid semen of Kacang goat. The research material was four Kacang goats aged 1 - 1.5 years, SYD, and coconut water. The research method was an experiment with a factorial randomized block design (RBD) consisting of two factors. The first factor is the addition of coconut water in SYD (D), namely D0 = 100% SYD + 0% CW; D1= 30% SYD + 70% CW; D2= 20% SYD + 80% CW; D3= 10% SYD + 90% CW. The second factor is the storage time of liquid cement at a temperature of 4-5°C (H), namely H0 = 0 days; H1= 1 day; H2 = 2 days, and H3 = 3 days. The treatment was repeated 10 times. Data were analyzed by Anova and further test using Duncan's multiple distance test. The results showed that the combination treatment showed a significantly different interaction effect (P<0.05) on the percentage of motility and abnormalities and the highly significant different interaction effect (P<0.01) on the percentage of spermatozoa viability. The best mean of motility, viability and abnormality was found in the D3H0 treatment. The conclusion is that the addition of coconut water in SYD can be done up to 90% with the time storage at 4-5ºC cold for 3 days because it is still able to maintain the quality of the Kacang goat liquid semen with a motility percentage more than 40%
Effects of supplementation of MgO and lysine in high ratio concentrate diets on rumen condition
Tiga persentase molase dan
air ditambahkan untuk meningkatkan palatabilitas dan kandungan air dari makanan untuk a
tingkat 60%. Pakan diberikan dua kali sehari, pada pukul 07.00 dan 19.00,
pada pembatasan pemberian pakan sebanyak 1.050 g DM/ekor/hari, sedangkan air diberikan
dalam akses bebas libitum. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan rasio yang tinggi
diet konsentrat meningkatkan kondisi cairan rumen seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan
suhu rumen, NH4
+ konsentrasi, populasi protozoa dan
bakteri, total VFA dan asam amino, serta menurunkan ORP rumen. Namun,
risiko asidosis rumen meningkat karena penurunan pH rumen. Meningkatkan
kondisi rumen dicapai dengan suplementasi MgO pada level 0,2,
0,4, dan 0,8% dan lisin pada level 0,25%, tetapi interaksi antara MgO dan
lisin telah mengubah pola fermentasi pakan dalam rumen
Pengaruh Dosis Molases Dan Waktu Ensilase Terhadap Kualitas Fisik Silase Ransum Komplit Limbah Tanaman Jagung
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level pemberian molases dengan perbedaan lama proses ensilase terhadap karakteristik fisik silase ransum komplit berbasis limbah tanaman jagung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi jerami jagung (batang dan daun), molases, bahan konsentrat (pollard, bungkil kelapa, dan bungkil kedelai). Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor yang terdiri dari faktor A yang merupakan level molasses (0%, 5%, 10%) dan faktor B yang merupakan lama proses ensilase (7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari) dan diulang sebanyak 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara level molases dan lama proses ensilase memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap tekstur, warna, bau silase serta keberadaan jamur. Kesimpulan penelitian ini adalah kombinasi penambahan molases sebesar 5% dengan lama ensilase selama 21 hari menunjukkan silase ransum komplit berbasis limbah tanaman jagung dengan kualitas terbaik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level pemberian molases dengan perbedaan lama proses ensilase terhadap karakteristik fisik silase ransum komplit berbasis limbah tanaman jagung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi jerami jagung (batang dan daun), molases, bahan konsentrat (pollard, bungkil kelapa, dan bungkil kedelai). Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor yang terdiri dari faktor A yang merupakan level molasses (0%, 5%, 10%) dan faktor B yang merupakan lama proses ensilase (7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari) dan diulang sebanyak 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara level molases dan lama proses ensilase memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap tekstur, warna, bau silase serta keberadaan jamur. Kesimpulan penelitian ini adalah kombinasi penambahan molases sebesar 5% dengan lama ensilase selama 21 hari menunjukkan silase ransum komplit berbasis limbah tanaman jagung dengan kualitas terbaik
PRODUKSI GAS IN VITRO ASAM AMINO METIONIN TERPROTEKSI DENGAN SERBUK MIMOSA SEBAGAI SUMBER CONDENSED TANNIN (CT)
The aim of this research was to evaluate the effect mimosa powder as CT source to protect methionine from degradation using in-vitro gas production technique. Four treatments were assigned in a Randomized Block Design: T0 = methionine + 0% CT; T1 = methionine + 6% CT; T2 = methionine + 8% CT; T3 = methionine + 10% CT. Gas production was measured at time intervals and terminated after 48 hour incubation. The results showed that gas production was decreased as the level CT increased. The corresponding values for gas production at 48 hour were respectively 23.58 ml/500mg (P0); 22.37 ml/500mg (P1); 21.54 ml/500mg (P2); and 20.62 ml/500mg (P3). It can be concluded that mimosa powder can be used as CT source to protect methionine from rumen microbes degradation. It is suggested to do further studies on the effect of adding protected methionine in a complete ration on animal production.
Â
Keyword: Methionine, condensed tannin (CT), in-vitro gas productio