22 research outputs found
Kepastian Hukum Pemberian Rehabilitasi Oleh Tim Asesmen Terpadu Bagi Pengguna Narkotika Pada Tahap Pra-Ajudikasi BNN Sumatera Selatan
Abstrak: Pemberian rehabilitasi oleh tim asesmen terpadu harus melalui putusan hakim terlebih dahulu untuk rehabilitasi pengguna narkotika namun dilihat dalam segi waktu pemberian rehabilitasi membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak efesien dalam segi waktu yang membuat tingkat kecanduan tidak di proses dengan cepat, dari hal tersebut timbul permasalahan yang harus dianalisa yaitu permasalahannya apa kriteria pemberian rekomendasi rehabilitasi bagi penyalahguna narkotika di lembaga rehabilitasi pengguna narkotika oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Selatan dan apa kendala yang dihadapi oleh Tim Asesmen Terpadu Badan Narkotika Provinsi Sumatera Selatan dalam proses perumusan rekomendasi rehabilitasi dan bagaimana kepastian hukum dalam pemberian rehabilitasi oleh tim asesmen terpadu bagi pengguna narkotika yang dilakukan pada tahap pra-ajudikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode hukum empiris. Bahan hukum yang diperoleh dari data primer dan data sekunder,bahan tersebut akan dianalisis dengan analisis kualitatif dan akan ditarik kesimpulan dengan cara induktif. Pembahasan Kriteria pemberian rekomendasi rehabilitasi dapat dilihat dari pemeriksaan riwayat hukum, riwayat penggunaan narkotika dugaan status hukum, pelacakan jaringan. Kendala yang dihadapi oleh tim asesmen terpadu adalah Surat Rekomendasi Tim Asesmen Terpadu hanya bersifat rekomendasi rekomendasi, pandangan yang berbeda antara tim asesmen terpadu, susahnya dalam mengundang tim asesmen terpadu untuk pelaksanaan pemeriksaan rehabilitasi, sarana dan prasarana kurang memadai. Kepastian Hukum dalam pemberian rehabilitasi diatur didalam Pasal 54 Undang-Undang Nomor. 35 Tahun 2009,Peraturan Bersama Nomor: PERBER/ 01/III/2014/BNN6, Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010.Ā Kata Kunci: Kepastian Hukum, Pra Ajudikasi, Rekomendasi Rehabilitasi, Tim Asesmen Terpad
The Role of Pesantren on the Development Islamic Science in Indonesia
: The success of Pesantrens in developing Islamic sciences has significantly contributed to the development of national education. However, with the emergence of formal schools and universities, especially in the post-independence era the Pesantrens have to adapt to the novel system. This study is a literature review of research at three Islamic Boarding Schools namely, Pesantren Tebuireng, Tambakberas and Gontor; what role do they play in developing Islamic sciences through modernization of education. The research uncover that Pesantren Tambakberas Bahr Ulum and Tebuireng while maintaining the Islamic tradition each has modernized the educational system by providing formal schools at primary and elementary to university levels. However, adaptation to modern system is much easier for Modern Pesantren Gontor as it has applied modern educational system since the beginning of its establisment
INKLUSIFISME PESANTREN DALAM MERESPON PERUBAHAN SOSIO-POLITIK DI KABUPATEN SAMPANG
Abstrak:
Perbincangan pesantren Kabupaten Sampang tidak hanya mengenai operasionalisasinya dalam dunia pendidikan secara kognitif tapi sekaligus kearifan merefleksikan dalam skala sosial termasuk eksistensinya dalam merespon tranformasi sosio-politik. Karenanya, penting dilakukan penelitian untuk memahami secara holistik. Peneliti menggunakan tiga fokus, yaitu 1. Bagaimana inklusifisme pesantren dalam menyikapi gerakan politisi di Kabupaten Sampang? 2. Bagaimana inklusifisme pesantren dalam menyikapi perilaku pemilih di Kabupaten Sampang? 3. Bagaimana inklusifisme pesantren dalam menyikapi kinerja politisi pasca terpilih di Kabupaten Sampang?. Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif-kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa dalam menyikapi gerakan politisi di Kabupaten Sampang pesantren memilih sikap inklusif dalam tiga gerakan: nyabis, minta doāa dan memberi bantuan asalkan tidak politisasi pesantren. Dalam inklusifisme menyikapi perilaku pemilih di Kabupaten Sampang pesantren terbagi dua. Pertama, inklusif dengan membuka kebebasan pemilih dalam menentukan hak pilihnya sendiri. Kedua, ekslusif dengan memobilisasi rakyat untuk memilih sesuai dengan versi pesantren. Dalam inklusifisme menyikapi kinerja politisi pasca terpilih di Kabupaten Sampang pesantren sangat inklusif kecuali bagian kecil pesantren eks anggota Front Pembela Islam (FPI).
Kata kunci: Inklusifisme, Pesantren, Sosio-Politik, Sampang
THE ROLE OF PESANTREN ON THE DEVELOPMENT ISLAMIC SCIENCE IN INDONESIA
Abstrak: Peran Pesantren dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman di Indonesia. Keberhasilan pesantren dalam mengembangkan ilmu-ilmu keislaman klasik telah memberikan kontribusi konkret bagi perkembangan pendidikan nasional. Akan tetapi, munculnya sekolah formal dan Perguruan Tinggi Islam terutama pasca kemerdekaan menjadikan pesantren harus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Studi ini adalah literatur review hasil penelitian pada tiga pesantren: Tebuireng, Tambakberas dan Gontor; bagaimana peran masing-masing dalam mengembang- kan ilmu keislaman melalui modernisasi pendidikan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Pesantren Tambakberas dan Tebuireng telah melakukan modernisasi dengan membuka sekolah formal dari tingkat MI dan SMP/MTs. sampai Perguruan Tinggi dan pada saat yang sama tetap menjaga tradisi klasiknya. SebaliknyaĀ pola pendidikan di Pesantren Gontor lebih mudah beradaptasi karena sejak awal pendiriannya telah menerapkan sistem pendidikan Modern.Abstract: The success of Pesantrens in developing Islamic sciences has significantly contributed to the development of national education. However, with the emergence of formal schools and universities, especially in the post-independence era the Pesantrens have to adapt to the novel system. This study is a literature review of research at three Islamic Boarding Schools namely, Pesantren Tebuireng, Tambakberas and Gontor; what role do they play in developing Islamic sciences through modernization of education. The research uncover that Pesantren Tambakberas Bahr Ulum and Tebuireng while maintaining the Islamic tradition each has modernized the educational system by providing formal schools at primary and elementaryĀ to university levels. However, adaptation to modern system is much easier for Modern Pesantren Gontor as it has applied modern educational system since the beginning of its establisment.Keywords: pesantren, Islamic science, Indonesia, educatio
Meretas pendidikan Islam dari klasik hingga modern
Pendikan Islam pada masa periode awal/klasik telah menunjukkan keunggulannya, yaitu dengan dibuktikannya muncunya generasi yang unggul, dinamis, dan kreatif. Generasi Sahabat, Tabi'in, dan masa tabi'tabi'in merupakan generasi yang tangguh, memihki komitmen yang tinggi terhadap nilai-nilai ajaran risalah Muhammad. Begitu juga pada masa pertengahan, pada priode Abbasiah, pola pendidikan Islam memiliki banyak varian, dan hampir semua lembaga pendidikanwaktuitu mendapatkan support penuh dan pemerintah dalam bidang pendanaan, atau dari funding-funding yang kaya, sehingga hampir setiap penuntut ilmu tidak ada yang dipungut biaya. Oleh sebab itu Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Sedangkan pada masa pra-modem, dunia Islam dikejutkan oleh kemunduran yang cukup memprihatinkan. Itulah jaman kemunduran. Jaman itu diidentifikasi sebagai Zaman padamnya api peijuangan Islam, sehingga dunia pendidikanpun tidak banyak mencatat prestasi gemilang sebagaimana generasi-generasi sebelumnya
PENGOPTIMALAN PRODUKSI DANDANG DESA PASAREAN ADIWERNA TEGAL MELALUI MANAJEMEN INVENTORY
Salah satu usaha kerajinan logam yang berada di Desa Pasarean Kecamatan Adiwerna Kabuaten Tegal, yaitu UD Berkah Lestari adalah usaha yang bergerak di bidang kerajinan olahan logam, yakni Dandang. Permintaan akan produk Dandang di pasaran sangat besar. Produksi Dandang yang berlebihan akan menimbulkan penumpukan produk yang berakibat menurunkan kualitas barang sedangkan produksi Dandang yang sedikit akan tidak terpenuhinya permintaan pasar sehingga dapat kehilangan pelanggan.Permasalahan yang dihadapi oleh UD Berkah Lestari adalah bagaimana memanajemen inventory (persediaan) Dandang sehingga terjadi keseimbangan antara produksi dengan permintaan akan Dandang. Permintaan produk tetap terpenuhi dengan biaya yang dikelurkan seminimal mungkin sehingga dapat meningkatkan keuntungan.Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan masukan akan manajemen inventory suatu usaha dengan biaya operasional yang dikeluarkan seminimal mungkin dan keuntungan yang didapatkan semaksimal mungkin melalui seberapa besar produk optimal yang harus diproduksi.Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah mengelompokan masalah dalam aspek bidang yang kemudian dipilih berdasarkan prioritas permasalahan serta IPTEKS yang diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan prioritas. Manjemen inventory diterapkan pada persediaan akan produk dandan
Educating islamic values through wiwitan tradition
Javanese traditions such as wiwitan have often been perceived as being rooted in Hindu and Buddhist culture, and thus syncretic in nature. As the Javanese people have increasingly emphasized rationalāfunctional values, and as orthodox (Islam as represented by santri has become more mainstream, these traditions have been transformed, allowing the ritual wiwitan to become Islamic tradition, expressing gratitude, alms, family, and tolerance. This article explores the educating processes of Islamic values through wiwitan tradition. Data are collected through observations, interviews, and focus group discussions. The analyses use a descriptive and interpretative approach. The findings have revealed that the wiwitan tradition by East Java's farmers is not a syncretic tradition, as commonly argued, but rather has experienced two important transformations. First, it has become more Islamic as an orthodoxy has become mainstream in Java. Second, the wiwitan tradition has a socio-religious purpose of providing a cultural space for divine (ilahiyah) and humanitarian (insaniyah) values. Wiwitan has thus offered a means of educating Islamic values, because it contains the values of shukr, sadaqah, kinship, and tolerance
Jihad Nir Kekerasan dalam Penafsiran Sholeh Darat Pada Ayat-Ayat QitÄl
Several verses of the Qur'an, especially those discussing qitÄl,, are often used as legitimacy to commit acts of violence and terror. Al-Baqarah 190-193 instructs Muslims to kill non-Muslims in the name of Allah or it is called the Holy War. Several scholars, both salaf and contemporary, have interpreted this verse with various methods and produced various ideas. In this article, the author tries to explain the Isyari exegesis method that has been used by Sholeh Darat in this verse and produces the values of Sufism and non-violence in Islam. With the isyari method, Sholeh Darat interprets the word war or qitÄl,in this verse as a war within ourselves. Even though he lived during the Dutch colonial period, he did not necessarily use this verse to inflame the spirit of war but interpreted it with nonviolent values, namely self-improvement through controlling emotions, desires, and lust. This research found that war in the interpretation of Sholeh Darat focused on the spiritual, namely fighting whatever hindered the soul from reaching its God. Besides that, Sholeh Darat's response to colonialism will also be presented. He used a cultural and intellectual approach to fight colonialism rather than physical resistance. Therefore, this study concludes that the Isyari-Sufi interpretation is closely related to the values of peace and non-violence
Contextual thinking in islamic education using transformative theology approach
Transformative theology was established as a critique of social inequalities. The inequality was due to the pettiness of thinking, ignorance, and closeness to understand the teachings of his religion. Adopting transformative theology to Islamic education is expected to be able to provide solutions to various social problems as a result of modernization. This paper discussed the contribution of transformative theology to the development of Islamic education. The study of transformative theology in Islamic education can be seen from the perspective of reality and partiality of social problems: poverty, ignorance, and backwardness. This implied the emergence of 3 (three) pedagogical orientations; Islamic education thinking, institutional development, and Islamic education practice. The thought of Islamic education created the concept of Islamic education toward the development of modernity. The institutional development produced the quality of human resources and become a choice for educational society. Educational practices have an impact on educational policies and educational activities for solutions to various social problems