2 research outputs found
Evaluation of the Productive Age Health Services Implementation in Bekasi City
AbstractIntroduction: Productive-age health services in Bekasi have not reached the standard target of 100%. By 2023, the percentage of productive-age health services was 27.96%. Therefore, this study aims to conduct a formative evaluation of the implementation of productive-age health services in Bekasi City based on the logical framework, especially in the Mustika Jaya Community Health Centre and Rawa Tembaga Community Health Centre.Methods: This was a qualitative study with a case study design conducted over two weeks. The data were collected through in-depth interviews. The informants were selected based on the principles of appropriateness and adequacy.Results: The study found that while health equipment, funding, and human resources are generally adequate, challenges persist in data management and human resource capacity-building. The recording and reporting system, SI-PTM, requires improvement in integrated data management. There is a need for increased awareness among the target population through innovative outreach programmes. The short-term goal of productive-age health services aligns with the long-term vision outlined in RPJMD.Conclusion: Â The implementation of productive-age health services in Bekasi City requires further improvement to achieve the 100% minimum health service standard. Community Health Centers in Bekasi City can enhance cross-program and cross-sectoral collaboration with productive-age health services, increase people's awareness with an innovative outreach, and ensure that human resources in productive-age health services receive training.Â
Mal Orang Sehat Sebagai Penerapan Paradigma Sehat Dan Respon Masyarakat Berdasarkan Precaution Adoption Process Model Di Puskesmas Sobo, Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi pada awal tahun 2019 meresmikan program pelayanan âMal Orang Sehat (MOS)â dan diimplementasikan pada seluruh 45 Puskesmas di Banyuwangi. MOS bertujuan untuk
mewujudkan paradigma sehat yang juga merupakan salah satu prinsip penyelenggaraan Puskesmas. Kunjungan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan MOS disebut juga dengan, âKunjungan sehatâ. Target capaian MOS adalah persentase kunjungan sehat yang lebih tinggi dari kunjungan sakit.
Berdasarkan data dari Dinas Kabupaten Kesehatan Banyuwangi, diketahui bahwa pada bulan Januari
sampai Desember 2019, persentase kunjungan sehat terendah di Kabupaten Banyuwangi berada di Puskesmas Sobo dengan persentase sebesar 7,47%. Penelitian yang menggunakan metode deskriptif kuantitatif ini ini dilakukan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap pelayanan MOS di Puskesmas
berdasarkan Precaution Adoption Process Model (PAPM). Teknik sampling yang digunakan adalah proportional sampling dengan sejumlah 100 orang sampel yang merupakan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sobo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden masyarakat (51%) berada pada stage 1 berdasarkan PAPM, yang berarti mayoritas masyarakat wilayah kerja Puskesmas Sobo sama sekali belum mengetahui adanya pelayanan MOS di Puskesmas. Oleh karena itu, rekomendasi yang dapat diberikan adalah dengan meningkatkan dan memperkuat promosi kesehatan MOS, agar lebih banyak
masyarakat yang mengetahui pelayanan MOS dan demi terwujudnya target capaian MOS di Puskesmas