7 research outputs found
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Dalam Pengembangan Diri Guru PAUD
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan pengembangan kompetensi pendidik yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan setiap guru dalam rangka meningkatkan profesionalitas. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan temuan tentang pengembangan keprofesian berkelanjutan dalam aspek pengembangan diri guru di gugus PAUD 1 dan Gugus PAUD 2 Kapanewon Pajangan Bantul Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil temuan menunjukan bahwa : (1) Kesadaran dan motivasi dalam pengembangan diri guru PAUD. (2) Upaya dalam pengembangan diri dalam meningkatkan profesionalisme guru. (3) Aksi nyata pengembangan diri dalam meningkatkan profesionalisme guru
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Dalam Pengembangan Diri Guru PAUD
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan pengembangan kompetensi pendidik yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan setiap guru dalam rangka meningkatkan profesionalitas. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan temuan tentang pengembangan keprofesian berkelanjutan dalam aspek pengembangan diri guru di gugus PAUD 1 dan Gugus PAUD 2 Kapanewon Pajangan Bantul Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil temuan menunjukan bahwa : (1) Kesadaran dan motivasi dalam pengembangan diri guru PAUD. (2) Upaya dalam pengembangan diri dalam meningkatkan profesionalisme guru. (3) Aksi nyata pengembangan diri dalam meningkatkan profesionalisme guru
Pengaruh model brain based learning terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa ditinjau dari kreativitas
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Brain Based Learning terhadap kemampuan komunikasi matematis yang ditinjau dari kreativitas. Penelitian dilaksanakan di SDN Pantai Harapan Jaya 01 Kecamatan Muara Gembong, dengan menggunakan penelitian eksperimen desain treatment by level 2 x 2. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa; 1) Kemampuan komunikasi matematis siswa yang diberikan perlakukan model Brain Based Learning, 2) Terdapat interaksi model pembelajaran terhadap kemampuan komunikasi matematis ditinjau dari kreativitas, 3) Kemampuan komunikasi matematis yang diberikan perlakuan model Brain Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberikan perlakuan model Ekspositori pada siswa yang memiliki kreativitas tinggi, dan 4) Kemampuan komunikasi matematis yang diberikan perlakuan model Brain Based Learning lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang diberikan perlakuan model Ekspositori pada siswa yang memiliki kreativitas rendah
PELATIHAN PENINGKATAN KREATIVITAS GURU MELALUI PENGEMBANGAN ALAT PERAGA DARI BARANG BEKAS DI PULAU TUNDA
ABSTRAKKegiatan ini merupakan hasil survei awal yang dilakukan menunjukkan pentingnya alat peraga yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan barang bekas. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Pulau Tunda mengalami permasalahan dengan keterbatasan alat peraga. Keberadaan alat peraga menjadi salah satu kunci dalam melaksanakan proses pembelajaran. Masih rendahnya kreativitas guru dalam membuat alat peraga dalam hal ini menjadi kedala untuk proses pembelajaran. Alat peraga ini bisa dibuat dengan meningatkan kreativitas antara guru melalui pelatihan pemanfaatan barang bekas. Pelatihan ini bertujuan memanfaatkan barang di sekitar dan dijadikan media pembelajaran anak untuk guru dan siswa. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam pelatihan ini terdapat siswa yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki serta 10 guru. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil pelatihan ini memberikan pemahaman dan keterampilan bagi guru untuk memanfaatkan barang bekas menjadi alat peraga, dapat mempermudah cara pembelajaran baik di sekolah dan mengurangi limbah barang bekas. Kata kunci: alat peraga; barang bekas; kreativitas guru ABSTRACTThis activity is the result of an initial survey conducted showing the importance of environmentally friendly teaching aids by utilizing used goods. The implementation of teaching and learning activities on Tunda Island experienced problems with limited teaching aids. The existence of teaching aids is one of the keys in carrying out the learning process. The low creativity of teachers in making teaching aids in this case is a problem for the learning process. These teaching aids can be made by increasing creativity among teachers through training on th eutilization of used goods. This training aims to utilize items around and be used as children's learning media for teachers and students. This research approach uses descriptive qualitative methods in this training there are 30 students consisting of 10 female students and 20 male students and 10 teachers. Data collection techniques through observation, interviews and documentation. The results of this training provide an understanding and skills for teachers to utilize used goods into teaching aids, can facilitate good learning methods at school and reduce used good swaste. Keywords: teaching aids; used items; teacher creativit
Analysis of Basic School Education Policies Related to Learning During Pandemic in Serang City
This study aims to analyze the policies of education in primary school related to learning during a pandemic in Serang city. The method used is a descriptive qualitative method using this type of survey. Techniques in data collection use techniques to find information in indirect communication in using technology-based media intermediaries by using questionnaires in Google Form. Respondents involved in this study were in An-Nur Modern Islamic School with 90 students, eight teaching staff, one school principal, and five educational staff. The result showed that education is divided into the family environment (informal education), school environment (formal education), and community environment (nonformal education). Then education policy is seen as a set of rules that the government has to create education that follows the ideas to reach the desired goal; alignments here include politics, budget, empowerment, and rules. In the implementation of education policy, there are seven steps: analyzing the situation, making some new policy, evaluating policy choices, making decisions, planning the implementation, assessing the impact of policy implementation, and determining the subsequent policy cycles
Early Children's Attachment In Female Working Family
This study aims to determine the three dimensions of parenting carried out by families of female workers, namely parenting, communication that is built and children's independence using qualitative research methods with case study research designs. Three participants consisting of Family members who have been caregivers since their mother left them become migrant workers. Interviews and observations were conducted to obtain data that were analyzed sharply and in depth with John Bowbly's theory of attachment. The results of the study show that all parents do parenting with love like their own children. Communication is carried out intensively and mutually agreed upon between the child and his mother. The habit of independence is carried out through daily activities such as changing clothes and eating. This study found that parenting in the family of female workers who was carried out since the child was a baby had a very strong attachment to the caregiver. Children do not really understand the sense of losing a mother figure and have dependence, comfort and security in being in a caregiver's famil
Kebijakan Pendidikan Inklusi Sebuah Solusi di Sekolah Dasar
Kebijakan pendidikan inklusi masih dipandang belum maksimal dilihat dari pengelolaan maupun implementasinya. Tujuan penelitian ini yakni mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam kebijakan pendidikan inklusi di sekolah dasar negeri Sunter Jaya 03 Jakarta Utara, serta upaya atau solusi apa yang telah diupayakan kepala sekolah dan guru untuk mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara dapat diketahui faktor pendukung dari kebijakan pendidikan inklusi di sekolah dasar adanya kerjasama antara kepala sekolah, guru, dinas pendidikan dan masyarakat untuk mendukung berjalannya program pendidikan inklusi. Meskipun pada implementasi pendidikan inklusi di sekolah dasar masih ditemukan beberapa kendala, akan tetapi kepala sekolah, guru, dinas pendidikan dan masyarakat terus berupaya melakukan kerjasama untuk melakukan peningkatan pengelolaan dan implementasi agar dapat memberikan solusi dan layanan yang tepat bagi siswa pada umumnya dan anak berkebutuhan khusus sebagai upaya peningkatan kualitas layanan pendidikan di sekolah dasar