5 research outputs found
Model Pendekatan Alat Uji Kepadatan Ringan Untuk Tanah Di Laboratorium
The study is motivated, that during compaction test light to ground in the laboratory with standard equipment ISO 1742: 2008. However, this equipment has not been done as a benchmark or model approaches that have the same standards with ISO 1742: 2008 with a margin of error of ≤ 5%. This study aims to determine whether the test equipment density of light to the ground in a laboratory with a model can be used as a means of testing the density of light to the ground in a laboratory with the same standards as ISO 1742: 2008 with a margin of error of ≤ 5% and give the same assessment of the performance heap.The research method with a step that is preparing the soil samples are clay Palangkaraya and 2 pieces of light density test equipment is ISO 1742: 2008 and the model. Then, the next step is to test the density of the two pieces of the tool.The results showed the maximum dry weight of 1,51 g / cm3 and the optimum water content and soil 25,74% including silt-loam with poor performance forecasts pile up good or clay with a pile of bad performance forecast to moderate. While the maximum density of clay based Model for 5, 10, and 15 collisions per layer and for 20 and 25 collisions per layer as much as 2 layers, obtained by bulk density maximum dry and optimum moisture content with a margin of error of <5% of the ISO 1742: 2008, but do not have the same ratings with ISO 1742: 2008 on the performance of the pile, so that the model has not been qualified as light density test equipment to the ground in a laboratory. For 30 collisions per layer as much as 2 layers, has a bulk density maximum dry and optimum moisture content with a margin of error of <5% of the ISO 1742: 2008 and similar assessments to ISO 1742: 2008 on the performance of the pile, then the model qualifies as test equipment light density to the ground in a laboratory and have the same standards SNI1742: 2008
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Paket Pelebaran Jalan RTA Milono Palangkaraya
Setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pasti menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik dampak positif maupun dampak negatif. Untuk itu perlu diperhatikan bagaimana melaksanakan pembangunan untuk mendapatkan hasil dan manfaat yang maksimum dengan dampak negatif terhadap lingkungan yang minimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian kajian AMDAL dan permasalahan AMDAL pada Paket Pelebaran Jalan RTA Milono Palangka Raya serta cara penanggulangannya. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kegiatan yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan disebut berwawasan lingkungan. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah salah satu instrumen yang sifatnya formal dan wajib bagi kegiatan-kegiatan yang kemungkinan akan menimbulkan dampak besar dari penting terhadap lingkungan hidup. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan untuk pencegahan terjadinya kebisingan, agar mengikuti aturan yang ada seperti peredam suara. Kemudian membuat aturan atau sanksi dalam menjalankan AMDAL sehingga diharapkan dapat meminimalisir dampak lingkungan
Studi Perencanaan Sistem Pengolahan Limbah RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Perencanaan system instalasi air limbah menggunakan metode mathematical equations model for completely mixed activated sludge dengan analitis data terhadap hasil perencanaan meliputi kriteria pembebanan untuk merencanakan pengolahan limbah dan produksi lumpur serta kebutuhan oksigen, sedangkan bak sedimentasi didasarkan konsep pengendapan ideal dengan pengendapan dari partikel mandiri (discrate pertikel) pada bak klorinasi prinsipnya sama dengan proses pengolahan air minum, hanya saja adanya kandungan padatan tersuspensi dan terlarut sehingga dibutuhkan klorin dengan dosis tergantung derajat pembunuhan bakteri yang diinginkan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa hasil dimensi rancangan unit pengolahan air limbah RSUD dr. Doris Sylvanus memberikan suatu data yang menggambarkan kemampuan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yakni untuk bak penampungan (B=1.5m, L=3m, d=3m), bak aerasi (B=1m, L=2m, d=2m). Bak sedimentasi (B1=2m, L1=2m, d1=1.6m), (B2=0.356m, L2=0.35m, d2=2.529m), dan bak klorinasi (B=2m, L=1m, d=1.6m). Dengan dimensi tersebut dapat mengolah air limbah sebesar 150 m3/hari. Sedangkan besarnya produksi lumpur pada bak aerasi 0.899 kh/hari, massa padatan total pada bak sedimentasi 2.4 kg dan dosis klorin maksimum yang diperlukan sebesar 1.2 mg/har