14 research outputs found
Pengujian Keabsahan Sertipikat Hak Milik di Peradilan Tata Usaha Negara (Studi Putusan Nomor : 003/G/2015/PTUN.Smg )
Penelitian ini bersumber pada Putusan PTUN Semarang Nomor : 003/G/2015/PTUN.Smg, bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis prosedur pendaftaran tanah terkait Sertipikat Hak Milik berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dan pertimbangan hukum hakim dalam menentukan keabsahan Sertipikat Hak Milik di Peradilan Tata Usaha Negara pada Putusan Nomor : 003/G/2015/PTUN.Smg. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif, dengan pendekatan perundang-undangan. Penggugat dalam perkara a quo yaitu Ny. Munawaroh, dkk melawan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Demak yang disebut sebagai Tergugat, dan Teguh Priyo Gutomo disebut sebagai Tergugat II Intervensi. Objek sengketanya adalah Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Demak berupa Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Nomor : 202/ Desa Batursari Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah atas nama Teguh Priyo Gutomo luas ± 2.539 m2 dengan surat ukur No. 865/1978 dan tanggal penerbitan Sertipikat 15 Agustus 1978. Berdasarkan penelitian dan pembahasan maka pada intinya bahwa alat uji untuk menentukan keabsahan Keputusan Tata Usaha Negara adalah peraturan perundang-undangan dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik. Dan pertimbangan hakim sudah tepat dalam mengadili sengketa a quo, dengan menyatakan Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa secara wewenang, prosedur dan substansi telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam hal ini yaitu UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor5 Tahun 1973 tentang Ketentuan-Ketentuan Pemberian Hak Atas Tanah
Asas Keseimbangan Tanggung Jawab Hukum dalam Perjanjian Kerja Antara Perusahaan dengan Karyawan di UD. Surya Abadi Furniture Sukoharjo
The making of employment agreement is based on the agreement between two sides;
they are the employer who gives the job and the employee who gets the job instead.
The employment agreement between the company and its employees is made as the
basis of work relationship. In a certain employment agreement, the employees are
bound to the company. This thesis deals with the application of the balanced
principle in the employment agreement seen from how the legal responsibility of the
parties in carrying out their rights and obligations in the employment agreement in
UD. Surya Abadi Furniture. The research method used by the writer is descriptive
method with normative juridical approach. The research result done by the writer in
this thesis can be concluded that the application of the balanced principle in the
employment agreement seen from how the legal responsibility of the parties in
carrying out their rights and obligations in the employment agreement in UD. Surya
Abadi Furniture. still not fully implemented. In terms of legal responsibility, the right
and responsibility have been done in balance, however, there is an unstated provision
of work agreement, that is administrative sanction if the employer breaks the things
that were agreed in the employment agreement
UPAYA BELA NEGARA MAHASISWA DALAM MENANGGULANGI NARKOBA DILINGKUNGAN KAMPUS (STUDI KAMPUS MAHASISWA BASASTRASIA)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keresahan penulis yang juga merupakan mahasiswa, yaitu mengenai banyaknya kasus penyalahgunaan maupun pengedaran narkoba di kalangan mahasiswa. Narkoba adalah salah satu golongan NAPZA yang memiliki banyak jenis dan bentuk, Narkoba dapat mengakibatkan kecanduan serta berbahaya bagi kesehatan pemakainya. Penyalahgunaan narkotika pergaulan dengan kelompok sebaya dilingkungan kampus juga tidak menutup kemungkinan dapat dijadikan sebagai ajang pertukaran informasi, pembagian, jual beli serta perkenalan terhadap penyalahgunaan narkotika yang cukup efektif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Responden penelitian terdiri dari 10 Mahasiswa Aktif dari organisasi HMJ BASASTRASI
Perbandingan Efektivitas Terapi Injeksi Intra-artikular HA, LP-PRP, dan LR-PRP Terhadap Keluhan Nyeri Lutut Pada Osteoarthritis: Meta-analysis
Background: Osteoarthritis can reduce a person's quality of life due to pain and limitation of motion. Treatment of OA using analgesic and anti-inflammatory drugs has the risk of causing gastric bleeding. Invasive therapy with IA injection has become an option, but because of the risks due to injection and the high cost, it is necessary to conduct a meta-analysis to determine which one is the most effective in reducing pain in knee osteoarthritis (KOA) patients. The results of this study are expected to assist the selection of intra-articular injection therapy that is more effective and appropriate in providing therapy to KOA patients.
Method: Search for RCT articles assessing the effectiveness of IA PRP (LP-PRP or LR-PRP) with IA-HA on pain, with WOMAC score as an outcome measure, from Pubmed, Cochrane, Proquest, ScienceDirect, Clinical Key, and EBSCO hosts. Articles are rated for quality on the JADAD scale. Then the selected will be carried out meta-analysis. The flow of article selection will be presented in the PRISMA flow chart.
Results: Six studies met the eligibility criteria separated based on their variable, leukocyte poor platelet rich plasma and HA and leukocyte rich platelet rich plasma and HA. There is a significant mean difference of WOMAC score in LR-PRP compared to HA (mean difference -5,24) and LP-PRP compared to HA (mean difference-3,82).
Conclusion: The findings of this meta-analysis reveal that intra-articular injection therapy with LR-PRP is superior to LP-PRP and HA at 6 and 12 months, especially for symptomatic knee pain.
Keywords: Knee pain · Knee osteoarthritis · PRP · Platelet-rich plasma · Hyaluronic acid · Meta-analysis · Systematic review · Leukocyte Poor Platelet Rich Plasma · Leukocyte Rich Platelet Rich Plasma ·Latar Belakang: Osteoarthritis dapat mengurangi kualitas hidup seseorang akibat nyeri dan keterbatasan gerak. Pengobatan OA menggunakan obat analgesik dan antiinflamasi berisiko mengakibatkan perdarahan pada lambung. Terapi invasif dengan penyuntikan IA menjadi pilihan yang baik namun karena risiko akibat penyuntikan dan biaya yang cukup mahal sehingga perlu melakukan metaanalisis untuk menentukan mana yang paling efektif mengurangi nyeri pada pasien KOA. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemilihan terapi injeksi intra artikular yang lebih efektif dan tepat dalam memberikan terapi pada pasien KOA.
Metode: Pencarian artikel RCT yang menilai efektifitas IA PRP (LP-PRP atau LR-PRP) dengan IA-HA, terhadap nyeri dengan skor WOMAC sebagai alat ukur, dari Pubmed, Cochrane, Proquest, ScienceDirect, Clinical Key, dan EBSCO host. Artikel dinilai kualitasnya dengan skala JADAD. Lalu yang terpilih akan dilakukan meta analisis. Alur pemilihan artikel akan disajikan dalam PRISMA flow chart.
Hasil: Enam penelitian memenuhi kriteria kelayakan yang dipisahkan berdasarkan variabelnya, leukocyte poor platelet rich plasma dan HA dan leukocyte rich platelet rich plasma dan HA. Terdapat perbedaan rerata skor WOMAC yang signifikan pada LR-PRP dibandingkan dengan HA (mean difference -5,24) dan LP-PRP dibandingkan dengan HA (mean difference -3,82).
Kesimpulan: Hasil meta-analisis ini dapat disimpulkan bahwa terapi injeksi intra-artikular dengan LR-PRP lebih unggul daripada LP-PRP dan HA pada 6 dan 12 bulan, terutama untuk nyeri lutut simtomatik.
Kata Kunci: Nyeri Lutut · Osteoarthritis lutut · PRP · Platelet-rich plasma · Asam Hialuronat · Meta-analysis · Systematic review · Leukocyte Poor Platelet Rich Plasma · Leukocyte Rich Platelet Rich Plasma
Komunikasi Asertif untuk Meningkatkan Komunikasi Interpersonal pada Komunitas ARSA Surabaya
Interpersonal communication within the group becomes an important factor in achieving group goals. From the results of the needs analysis, it was known that interpersonal communication faced by service partner groups was rooted in assertive communication skills. For this reason, assertive communication training was chosen in service activities to improve the knowledge, attitudes, and skills of service partner groups. This community service partner was the “Arsa Community”, with 10 participants. The training was designed as psychoeducation using lecturing methods, giving modules, and online discussions. Data were collected using questionnaires, observations, and interviews. The data were analyzed quantitatively and qualitatively. The results showed that quantitatively, psychoeducation could significantly improve the knowledge, attitudes, and assertive communication skills of service partners. Furthermore, qualitatively it was known that Arsa Community’s members understood much more about the importance of interpersonal communication skills after attending this psychoeducation. The results of this community service were discussed to achieve a more comprehensive perspective in doing as well as choosing several media in community service
Catálogo Taxonômico da Fauna do Brasil: setting the baseline knowledge on the animal diversity in Brazil
The limited temporal completeness and taxonomic accuracy of species lists, made available in a traditional manner in scientific publications, has always represented a problem. These lists are invariably limited to a few taxonomic groups and do not represent up-to-date knowledge of all species and classifications. In this context, the Brazilian megadiverse fauna is no exception, and the Catálogo Taxonômico da Fauna do Brasil (CTFB) (http://fauna.jbrj.gov.br/), made public in 2015, represents a database on biodiversity anchored on a list of valid and expertly recognized scientific names of animals in Brazil. The CTFB is updated in near real time by a team of more than 800 specialists. By January 1, 2024, the CTFB compiled 133,691 nominal species, with 125,138 that were considered valid. Most of the valid species were arthropods (82.3%, with more than 102,000 species) and chordates (7.69%, with over 11,000 species). These taxa were followed by a cluster composed of Mollusca (3,567 species), Platyhelminthes (2,292 species), Annelida (1,833 species), and Nematoda (1,447 species). All remaining groups had less than 1,000 species reported in Brazil, with Cnidaria (831 species), Porifera (628 species), Rotifera (606 species), and Bryozoa (520 species) representing those with more than 500 species. Analysis of the CTFB database can facilitate and direct efforts towards the discovery of new species in Brazil, but it is also fundamental in providing the best available list of valid nominal species to users, including those in science, health, conservation efforts, and any initiative involving animals. The importance of the CTFB is evidenced by the elevated number of citations in the scientific literature in diverse areas of biology, law, anthropology, education, forensic science, and veterinary science, among others
PUSAT WISATA KULINER KHAS KOTA MAGELANG YANG REKREATIF DENGAN PENDEKATAN GREEN ARCHITECTURE
Wisata kuliner merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berperan
penting dalam kemajuan perekonomian Kota Magelang. Kuliner menjadi salah satu identitas
yang mencerminkan ciri khas pada suatu daerah. Saat ini kuliner menjadi peluang bisnis
untuk mengembangkan kemampuan dalam pengembangan di bagian perekonomian daerah
kota Magelang. Di tengah pergempuran berbagai jenis kuliner dari beragam negara asing
serta berkembangnya kuliner modern, eksistensi makanan ataupun kuliner khas tradisional
pada suatu daerah semakin penting dan layak untuk dipertahankan. Pengadaan Pusat Wisata
Kuliner Khas Kota Magelang merupakan proyek yang memiliki tujuan untuk menambah
daya tarik dan pelayanan wisata di Kota Magelang. Dengan adanya Pusat Wisata kuliner
diharapkan agar dapat menarik minat dan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik
yang lokal maupun mancanegara untuk dapat berkunjung ke tempat wisata yang ada di Kota
Magelang ini. Dengan Visi kota Magelang yaitu Kota Magelang Kota Sejuta Bunga yang
memfokuskan pada Ruang Terbuka Hijau, karena semakin berkembangnya kota dengan
adanya Pusat Wisata Kuliner yang sekaligus memberikan rekreasi pada pengunjung dengan
menerapkan bangunan berkonsep green architecture dengan suasana yang rekreatif