74 research outputs found

    Bukit Bunuh Lenggong Malaysia A new Evidence of Late Pleistocene Culture in Malaysia and Southeast Asia.

    Get PDF
    A new Palaeolithic site- Bukit Bunuh- discovered tn 2002 has thrown light on Malaysia's Palaeolithic, and findings from this site will have to be considered in the interpretation of other Palaeolithic sites in Southeast Asia

    Penempatan awal di Pulau Pinang.

    Get PDF
    Pada 17 Julai 1786, iaitu sekitar 217 tahun yang lalu, Francis Light dan kumpulannya memulakan penempatan di PuIau Pinang. Hampir kesemua rekod penulisan sejarah tentang ketibaan East India Company ini mendedahkan telah ada beberapa perkampungan Melayu seperti di Sungai Pinang, Teluk Kumbar, Sungai Gelugor dan juga Tanjong Tokong. Walau bagaimanapun, tidak ada kajian terpeinci dan data yang holistik untuk membuktikan kewujudan masyarakat melayu awal ini. Dari segi arkeologi, bukti pertama prasejarah negara ditemui di Guar Kepah, Seberang Prai pada 1860 oleh G W Earl. Guar Kepah mendedahkan timbunan cengkerang kepah dan kerang yang di dalarnnya ditemui rangka manusia, alat batu, sisa makanan, manik dan pecahan tembikar. Earl tidak melaporkan sebarang pentarikhan bagi tapak tersebut. Walau bagaimanapun, apabila dibandingkan artifak yang ditemui di Guar Kepah dengan tapak prasejarah lain adalah dijangka berusia sekurang-kurangnya sekitar 3,000 - 4,000.tahun dahulu atau mungkin lebih tua. Selain Guar Kepah, laporan penemuan alat batu beliung di Pulau Pinang seperti di tapak pembinaan Komtar, Kampung Gelugor dan Sungai Ara menunjukkan bukti Neolitik, iaitu era pertanian awal juga ada di Pulau Pinang,yang dijangkakan berusia sekurang-kurangnya 5,000 tahun dahulu. Kajian terbaru juga menemui perkuburan yang batu nisannya berciri batu nisan Acheh di Mukahead. Berdasarkan bentuknya, batu nisan ini dijangka mewakili era awal1700. Maka, kesemua bukti arkeologi dan sejarah di atas menunjukkan bahawa telah ada penduduk di Pulau Pinang jauh lebih awal sebelum 17 Julai 1786

    KERAMIK ASIA TENGGARA DARI SITUS LAMREH, ACEH-INDONESIA

    Get PDF
    Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi keramik-keramik Asia Tenggara di situs Lamreh, Aceh-Indonesia. Keramik diperoleh dari hasil survei sistematik yang dilakukan pada tahun 2017. Semua keramik yang ditemukan dianalisis untuk menghasilkan sebuah klasifikasi lengkap keramik Asia Tenggara di situs Lamreh. Oleh karena itu, untuk menjawab permasalahan tersebut maka digunakan dua jenis analisis yaitu analisis morfologi untuk mengetahui jenis, bentuk dan hiasan keramik berdasarkan negara penghasilnya dan analisis perbandingan atau perbandingan relatif untuk menentukan usia keramik. Hasil analisis mendapati keramik-keramik Asia Tenggara di situs Lamreh berasal dari tiga negara yaitu Vietnam, Thailand dan Myanmar. Jenis keramik Vietnam yang ditemukan ialah keramik monokrom putih dengan motif hitam di bawah glasir yang dihasilkan di dapur Thanh-Hoa abad ke-14 Masehi. Kemudian, jenis keramik Thailand yang ditemukan adalah keramik Sukothai dan Si-Satchanalai yang dihasilkan pada abad ke-15 Masehi di utara Thailand. Terakhir adalah kendi hitam Myanmar yang dihasilkan di dapur Martavan pada abad ke-15 Masehi. Keramik-keramik Asia Tenggara dari abad ke-14 sehingga 15 Masehi tersebut adalah bukti nyata tentang kontak kebudayaan dan hubungan ekonomi antara Lamreh-Aceh dengan Asia Tenggara (Vietnam, Thailand dan Myanmar) sejak 700 tahun lalu

    A digital platform to (re) link heritage of Malaysia : co-producing information concerning ICH / Irfan Ullah, Mokhtar Saidin and Abdul Mutalib

    Get PDF
    Since its implementation, the UNESCO’s Convention for the Protection and safeguarding of Tangible and Intangible Cultural Heritage (2003) remains a field of co-operation in what concerns its application in community and nation-wide strategies for the countries that approved the document. One of its the tangible influences has been the consciousness that new creativities must take place to recognise and document the living tradition of each region. Consequently, identifying Intangible Cultural Heritage is a keyword for the expansion of safeguarding and protection strategies, as it remains a dominant issue when it comes to pleasing to action any plan in this arena. The “Repository of Penang Cultural Diversity” is a working process project designed as a digital platform to enhance the broadcasting of knowledge and information about ICH in the Penang region (West Malaysia). It imagines a comprehensive approach to cultural heritage: material (buildings, objects, museum collections), intangible (know-how, cultural practices) and natural (cultural landscapes). Also, highlights a historical perception as well a modern view of how folk practices are taking place these days and highlights the active and developing nature of ICH. This short paper deliberates the concepts that guide the project, objectives and methodologies

    The Maritime Historical Background Of Bogak Port (8-20 Century), Tanjung Tiram District, Batubara Regency, North Sumatera Province

    Get PDF
    On January 2008 in the bank of the Bogak Beach, in the front of Fisherman Housing, Dusun XII Bogak Village, Tanjung Tiram District, Batubara Regency, North Sumatera Province found a boat. It was already researched that it was a heritage and related to that area in 18 century, and in that era was trade lines witches’ traders and fishermen from foreign countries sailed to Sumatera. Not only boat but also found Chinese ceramic and coins in 1734, 1752, 1760, 1780, 1781, 1788 and 1790 years.  This paper tries to describe the role of Pantai Bogak Port at 18th Century until 20th Century in the east coast maritime, and to research the archaeological and historical resources in Tanjung Tiram Regency; to look for the authenticity from Batubara Regency, North Sumatera Province. It could be proud Indonesia, and give a horizon about the activities and the cultural human history in 18th century until 20th century.The data was from collecting data observation in the field, and to analysis data then to give recommendation. The information process is from collecting data about historical data and the archaeological data, and the collecting data was also used from the primer data through observation. The secondary data was from rapport, inventories register, study result, and from libraries
    corecore