19 research outputs found
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I
Kegiatan asesmen kemampuan motorik kasar perlu dilakukan oleh guru sebelum membuat program pembelajaranbagi anak tunagrahita, hal tersebut dilakukan agar program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bentuk instrumen asesmen keterampilan motorik kasar bagi anak tunagrahita ringan kelas I. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif, melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi dan semiloka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak tunagrahita ringan kelas I mampu melakukan gerakan kasar sesuai dengan tugas yang diberikan guru, akan tetapi instrumen asesmen yang ada di sekolah tersebut belum memadai sehingga peneliti bersama kepala sekolah serta guru mengembangkan instrumen asesmen mengenai kemampuan motorik kasar dan divalidasikan kepada guru kelas I di dua sekolah yang berbeda. Direkomendasikan kepada para pelaksana pendidikan untuk menyusun instrumen asesmen berdasarkan tugas perkembangan anak
WORK SKILLS PROGRAM THROUGH APPRENTICESHIP PROGRAM FOR CHILDREN WITH MILD MENTAL RETARDATION
Work skills for children with mild mental retardation are very important, since the skills will be their assets for the future.There are two benefits that will be obtained if the learning skills are acquired directly in the workplace, namely; First the children will quickly understand the work. Second, the childrenâs skill will directly be recognized by the employer â thus it does not require any tests for applying for the job. The research is intended to find out the learning skill work through apprentices whether to accelerate the comprehension of the child compared with learning work skill at school. The selection of skill programs is adjusted according to the work with the physical, mental / cognitive, social and conditions, and the childrenâs interest on the job as well as the employerâs acceptance for the children with mild mental retardation.Some work can be done by the children with mild mental retardation, because the available work is not too difficult and does not require thinking. The available jobs tend to require hand work. The used method in this research is research and development(R& D). The data are obtained through observation, interview, documentation workshop discussion, and limited validation. The results showed that the children with mild mental retardation were able to do semi-skilled jobs, as well as the employers are willing to accept the children who want to work in the workplace. As for the recommendations the schools should try to apply work skills program through apprenticeship
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
Anak tunagrahita ringan adalah anak yang mengalami keterlambatan perkembangan kecerdasan intelektual, akibat dari kondisi tersebut anak tunagrahita ringan kurang mampu memahami dalam pembelajaran akademiknya sehingga memerlukan pengembangan dalam pembelajaran lain yaitu melalui pembelajaran keterampilan salah satunya yaitu pembelajaran keterampilan menanam sayuran . Tujuan dari pembelajaran keterampilan menaanm sayuran yaitu untuk membuat anak menjadi mandiri dan memiliki kemampuan untuk bekal menjalani kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran keterampilan menanam sayuran di SLB SUkagalih dan SLB-ABC YPLAB Lembang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumen. Sedangkan dalam teknik analisis data penelitian ini dengan analisis deskriptif kualitatif, dan untuk pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran berupa Program keterampilan yang disusun oleh guru sedangkan metode yang digunakan adalah metode demonstrasi, dan untuk media yang digunakan berupa alat-alat alat dan bahan-bahan yang dapat mudah diperoleh. Evaluasi dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai jadwal pada setiap minggunya, kesulitan yang dihadapi adalah kemampuan anak tunagrahita ringan yang memiliki kemampuan berbeda satu sama lainnya. Upaya yang dilakukan adalah melakukan asesmen sebelum Menyusun program pembelajaran. Rekomendasi untuk Kepala Sekolah agar Sekolah menjalin Kerjasama dengan pihak penyedia pekerjaan serta melengkapi fasilitas untuk pembelajaran keterampilan
PROGRAM KETERAMPILAN KERJA MELALUI MAGANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB KABUPATEN BANDUNG BARAT
Keterampilan kerja bagi anak tunagrahita ringan sangatlah penting dimiliki, karena keterampilan kerja tersebut akan menjadi bekal untuk kehidupannya di masa mendatang. Terdapat dua keuntungan yang akan diperoleh apabila pembelajaran keterampilan kerja dilakukan secara langsung di tempat penyedia pekerjaan yaitu; pertama anak akan cepat memahami pekerjaan yang dpelajari kedua anak secara langsung akan terlihat kemampuan keterampilan kerjanya oleh penyedia pekerjaan, sehingga tidak perlu lagi ada tes ketika melamar pekerjaan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pembelajaran keterampilan kerja melalui magang apakah dapat mempercepat pemahaman anak dibandingkan dengan pembelajaran keterampilan kerja yang dilakukan di sekolah. Adapun pemilihan program keterampilan disesuaikan antara pekerjaan dengan kondisi fisik, mental/kognisi, sosial dan minat anak terhadap pekerjaan tersebut serta penerimaan terhadap tenaga tunagrahita ringan oleh penyedia pekerjaan.  Beberapa pekerjaan bisa dilakukan oleh anak tunagrahita, karena pekerjaan yang tersedia dapat dikatakan tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan pemikiran, pekerjaan yang tersedia cenderung memerlukan kerja tangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/RD). Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi, semiloka/diskusi dan validasi terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak tuangrahita ringan mampu mengerjakan pekerjaan yang semi-skilled, serta penyedia pekerjaan bersedia menerima anak tunagrahita yang mau bekerja di tempat tersebut. Rekomendasi kepada pihak sekolah hendaknya mencoba menerapkan program keterampilan kerja melalui magang
Manajemen Pembelajaran Keterampilan sebagai Persiapan Pekerjaan Anak Tunagrahita Ringan Jenjang SMALB
Salah satu tujuan pendidikan bagi anak tunagrahita ringan adalah mempersiapkan anak untuk memperoleh pekerjaan . Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen pembelajaran keterampilan sebagai persiapan pekerjaan di SLB Sukagalih dan SLB ABC YPLAB Lembang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi serta diskusi kelompok terpumpun (Focus Group Discussion/FGD), perolehan data diolah dan dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; guru-guru di 2 SLB telah melaksanakan prinsip-prinsip manajemen pembelajaran. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya belum optimal, penyusunan bahan ajar masih memakai pola-pola umum. Guru-guru menyatakan telah melakukannya pengorganisasian bidang studi, akomodasi kurikulum dilakukan melalui duplikasi, substitusi, modifikasi, omisi, dan program individual, serta urutan materi dan karakteristik materi pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran belum ada bimbingan belajar secara individual yang sesuai dengan kemampuan dan irama belajar anak. Beberapa kesulitan dihadapi guru-guru dalam menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran baik secara umum maupun secara khusus. Namun, berbagai upaya telah dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan tersebut, akan tetapi hasilnya belum sesuai harapan.The Extraordinary School for mentally retarded is a formal education that aims to develop and optimize their potential. This study aims to describe the learning skills management as a preparation for work carried out in SLB Sukagalih and SLB ABC YPLAB Lembang. The method used was descriptive method with a qualitative approach. The results showed that; the teachers in the two schools have implemented learning management. However, the implementation is not optimal and the preparation of materials still uses general patterns. The teachers stated that they had organized the field of study and the accommodation of the curriculum was done through duplication, substitution, modification, omission, and individual programs, and order of study material characteristics, but it was not well documented. The implementation of learning has no individual tutoring in accordance with the ability and learning rhythm of mentally retarded children. Various attempts have been made by the teacher to overcome these difficulties, but the results are not as expected
PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN MENCUCI PERALATAN MAKAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN JENJANG SMA LB
Memerlukan Program Pembelajaran mencuci peralatan makan yang digunakan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Yakalimu Wanayasa memerlukan penambahan di beberapa aspek. Hal ini perlu dilakukan karena disesuaikan dengan kebutuhan lapangan, dalam hal ini di Rumah Makan Saung Panuju sebagai tempat Anak Tunagrahita melalukan pembelajaran melalui magang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk Pengembangan Propgram Pembelajaran mencuci piring melalui magang di Rumah Makan, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi, diskusi terpumpun, dan validasi. Subjek penelitian terdiri dari 1 (satu) orang Guru Keterampilan dan 3 (tiga) orang anak tunagrahita kelas XI. Hasil penelitian diperoleh pengembangan program yang dilandasi atas kebutuhan di lapangan di mana program sebelumnya pembelajaran mencuci peralatan makan hanya dilakukan di Sekolah, dalam Program pembelajaran hasil pengembangan pembelajaran keterampilan mencuci peralatan makan di lakukan di Rumah Makan saung Panuju. Tujuannya agar anak tunagrahita dapat secara langsung mempelajari situasi yang nyata manfaatnya Ketika nanti bekerja di tempat tersebut anak tunagrahita sudah terbiasa. Rekomendasi bagi Sekolah adanya Kerjasama dengan pihak pemilik usaha agar lulusan Sekolah tersebut dapat memilki peluang pekerjaan setelah lulus
Learning Management In Increasing Students' Learning Motivation At Ma Karya Bakti Sukasari Kertasari Bandung District
Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya peserta didik yang motivasi belajarnya kurang karena disebabkan beberapa faktor salah satunya yaitu faktor lingkungan, kurangnya motivasi belajar dalam diri peserta didik, peserta didik tidak menyukai mata pelajaran tertentu, dan pengaruh perkembangan teknologi yang tidak dimanfaatkan dengan baik yang menyebabkan peserta didik malas dalam belajar dan prestasi belajar menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah manajemen pembelajaran, motivasi belajar, dan peserta didik. Deskripsi hasil penelitian disajikan dalam uraian kata-kata. Hasil penelitian menunjukan bahwa manajemen pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di MA Karya Bakti telah melakukan manajemen pembelajaran secara umum dibuktikan dengan membuat perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Adapun kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan, salah satunya ada saja guru yang tidak membuat RPP terbaru tetapi menggunakan yang sebelumnya, juga berkaitan kendala benda dan sarana prasarana yang masih kurang
Learning to Make Hydroponic-Based Animal Feed
Mild intellectually disabled is an individual who has intelligence far below the average individual in general. Although the intellectually disabled have intelligence that is far below the average, their abilities can be optimized and empowered through learning simple skills that do not require complex thinking or semi-skills. Hydroponic-based animal feed production is an activity in the semi-skills category that has the potential to be used as a medium for learning and empowering the intellectually disabled. This study aims to evaluate the potential of hydroponic-based animal feed production activities as a medium of learning and empowerment to improve the ability and physical suitability of the intellectually disabled. The research method used is field testing and Research and Development (R&D), and data is obtained through observation, interviews, and Focus Group Discussions (FGD). We found that the intellectually disabled can perform stages of work in the manufacture of hydroponic-based animal feed, the introduction of tools and materials, the manufacture of animal feed, the maintenance of tools and materials, and the maintenance of results. The results showed that every step in hydroponic-based animal feed production activities had been implemented and could be used as a medium of learning and empowerment to optimize and empower the intellectually disabled
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU SLB KOTA BANDUNG DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN VOKASIONAL ANAK TUNAGRAHITA
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan kemampuan dalam pembelajaran vokasional bagi anak tunagrahita belum optimal dan kurang efektifnya penyelenggaraan kelompok pelatihan vokasional yang diselenggarakan oleh beberapa yayasan penyelenggara pendidikan tunagrahita di kota Bandung. Berdasarkan pada keadaan tersebut penelitian ini bertujuan untuk: 1) memperoleh gambaran tentang kondisi obyektif pembelajaran vokasional bagi anak tunagrahita 2) . Konsep dan teori yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan penelitian ini, meliputi: hakekat pembelajaran vokasional yang ada di SLB, hakekat vokasional, dan pendidikan vokasional tunagrahita ringan. Kenyataan dilapangan bahwa tidak semua anaktunagrahitadapat mengenyam pendidikan formal melalui Sekolah Luar Biasa karena berbagai kendala seperti jarak sekolah yang jauh dari tempat tinggal, keterbatasan biaya, kasadaran orang tua anak tunagrahita yang masih rendah, kepedulian masyarakat terhadap penyandang tunagrahita yang masih sangat rendah pula dan juga bagi mereka yang bersekolah merasakan ketidakseimbangan antara program kurikulum dengan kebutuhan belajar penyandang tunagrahita yang disertai keterbatasan-keterbatasan mereka maka hasil pendidikan formal dirasakan belum cukup bagi mereka untuk bekal meraih kemandiriannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode penelitian dan pengembangan, yang berlokasi di gugus 18 di kota Bandung. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, semiloka dan diskusi dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: keberadaan pembelajaran vokasional belum optimal, artinya dalam prencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut belum sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita.Oleh karena itu diperlukan pelayanan pendidikan yang lebih fleksibel, berdiversifikasi, dan lebih berorientasi pada pendidikan kecakapan hidup termasuk keterampilan vokasional yang dapat diakses sepanjang hidupnya.Kesimpulan dari penelitian bahwapembelajaran vokasional bagi anak tunagrahita ringan dapat dikatakan efektif dalam meningkatkan kemampuan kerja, seperti pengetahuan, keterampilan, Rekomendasi hasil penelitian ini adalah pengembangan vokasional bagi anak tunagrahita dan dapat mengantarkan anak tunagrahita memperoleh pekerjaan sebagi bekal hidupnya
Wheelchairs with Portable Ramps (Waffle) Help the Daily Mobilty of Students with Disabilities
Students with physical disabilities often face various complex and diverse challenges in living their campus life. These challenges are not only limited to academic aspects, but also cover various aspects of daily life, including social interaction, access to campus facilities, and participation in various extracurricular activities. One of the most crucial aspects and often a major obstacle is the issue of mobility. Mobility is a very important basic need, but for students with physical disabilities, moving from one place to another on campus is often a very big challenge. Many buildings and facilities on campus are not designed with accessibility needs for people with disabilities in mind, so they have to struggle harder to be able to move around, attend classes, or simply participate in campus activities. This is where the important role of the Wheelchair with Portable Ramp (WAFEL) comes in, an innovation specifically designed to help overcome this mobility problem. WAFEL offers a very practical and effective solution, allowing students with physical disabilities to move more freely and independently in carrying out daily activities on campus. With WAFEL, students with physical disabilities are not only helped in terms of mobility but also have greater opportunities to participate fully in campus life, which can ultimately improve their quality of life and academic achievemen