33 research outputs found

    PENGARUH SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TEHNIQUE DAN SUPPORTIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT STRES PASIEN KANKER SERVIKS

    Get PDF
    Tujuan: Kanker serviks saat ini masih menjadi masalah kesehatan bagi wanita yang mengancam kehidupan. Penderita kanker serviks dihadapkan pada masalah fisik dan psikologis. Masalah fisik seperti nyeri, kehilangan berat badan, kehilangan minat seksual, menopause dini, kelelahan, kesulitan tidur, dan neuropati perifer. Sedangkan masalah psikologis adalah stres, marah, mengingkari, takut akan kematian, kecemasan, depresi, kesepian, isolasi, dan keputusasaan. Oleh karena itu masalah penanganan stres pada pasien kankerperlu mendapat perhatian khusus (Husni, 2012). World Cancer Declaration (2013) menyatakan bahwa salah satu tujuan dari penanganan pasien kanker adalah mengurangi nyeri dan manajemen stres. Bentuk kombinasimanajemen stres yang baik adalah menguatkan koping internal dan eksternal pasien.Koping internal pasien diberikan dengan terapi SEFT dan koping ekternal diberikan dengan dukungan orang lain melalui terapi supportive therapy.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh SEFT dan supportive therapyterhadap perubahan tingkat stres pada pasien kanker serviks.Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimental dengan pendekatan nonequivalent control group design. Jumlah sampel sebanyak 24 responden yang terdiri dari 12 kelompok intervensi dan 12 kelompok kontrol dengan teknik purposive sampling. Instrument pengukuran tingkat stres menggunakan kuesioner tingkat stres yang di modifikasi dari DASS 42.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah dilakukan SEFT pada kelompok intervensi (p-value = 0,000).Simpulan: Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah dilakukan SEFT (p-value = 0, 0561), sedangkan untuk tingkat stres sesudah dilakukan SEFT antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol terdapat perbedaan penurunan tingkat stres antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan (p-value = 0,000).Kata kunci: Kanker serviks, Stres, SEFT, Supportive Therap

    Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik terhadap Perkembangan Remaja di Panti Sosial Marsudi Putra Dharmapala Inderalaya

    Full text link
    Tujuan: Terapi kelompok terapeutik dapat membantu remaja memenuhi kebutuhan dan tugas perkembangan secara positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik terhadap kemampuan perkembangan kognitif, emosi, moral dan psikososial remaja di Panti Sosial Marsudi Putra Dharma Pala Inderalaya Sumatera Selatan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre-post test with control group.Total sampel adalah 36 orang yang terpilih dengan menggunakan purposive sampling. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan perkembangan diri remaja dan perbedaan secara bermakna pada kelompok intervensi setelah diberikan terapi kelompok terapeutik dengan p value 0,010. Simpulan: Rekomendasi penelitian adalah perlunya pemberian stimulus dan latihan pencapaian tugas perkembangan remaja secara kontinyu dan holistik dalam bentuk kegiatan terapi kelompok terapeutik di pelayanan komunitas

    The Effect of Therapeutic Group Therapy to Adolescent Development at Social Institutions “Marsudi Putra Dharmapala” in Inderalaya, South of Sumatra

    Full text link
    Background : Therapeutic group therapy can help adolescent fulfill the needs and developmental tasks positively. The purpose of this research was to knew the influence of the therapeutic group therapy on ability adolescent development of cognitive, psychosocial, moral and emotional at Social Institutions “Marsudi Putra DharmaPala” in Inderalaya, South of Sumatra. Method : This research used quasi experimental pre-post test with control group design.It was conducted on 36 respondents, 18 people group intervention and 18 people the control group. Result : The result was showed an increase in the ability of the adolescent development and differences in a meaningful manner to a group of intervention after given therapeutic group therapy with p value 0.010. Conclusion : Research recommendation is the need for granting a stimulus and exercise attainment duty of adolescent development continuously and holistic in the form of activities therapeutic group therapy in community service

    PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA PGRI INDRALAYA TENTANG SEKS PRANIKAH

    Get PDF
    Seks pranikah merupakan perilaku seksual yang melibatkan sentuhan fisik antara perempuan dan laki-laki yang telah mencapai tahap hubungan intim dilakukan sebelum adanya ikatan yang sah. Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan cenderung ingin menjelajah serta mencoba sesuatu yang belum pernah dialaminyatermasuk yang berkaitan dengan seksualitas namun rendahnya pengetahuan tentang masalah seksualitas disebabkan kurangnya informasi tentang seksual yang didapatkan remaja. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap tentang seks pranikah di SMA PGRI Indralaya Utara. Penelitian bersifat kuantitatif dengan menggunakan rancangan deskriptif. Populasi dalam penelitian adalah 57 pelajar SMA PGRI Indralaya Utara dengan sampel sebanyak 40 orang. Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling melalui simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 orang berpengetahuan baik 3 orang (7,5%), pengetahun cukup 10 orang (25,0%) dan pengetahuan kurang 27 orang (67,5%) dengan sikap positif 23 orang (57,5%) dan sikap negatif 17 orang (42,5%). Analisis data menggunakan distribusi frekuensi yang menunjukkan bahwa pengetahuan remaja kategori kurang lebih besar dibandingkan remaja yang memiliki pengetahuan baik dengan sikap positif lebih besar dibandingkan sikap negatif. Disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pranikah adalah berpengetahuan kurang dengan sikap positif.Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Seks Pranika

    Barrier to Reproductive Health Services in Adolescents in Sukoharjo, Central Java

    Get PDF
    Background: Adolescent reproductive health in­for­mation and services (KRR) are right, teen­agers are helped to recognize themselves and m­at­ters relating to reproductive health. By having co­rrect information, adolescents can equip them­selves with behaviors and skills that can protect themselves from various reproductive health risks. This study aimed to analyze the factors that in­­fluence barriers to adolescent reproductive health services in schools.Subjects and Method: This was a cross sec­ti­onal study was conducted at high schools in Su­ko­­harjo, Central Java, from April to May 2018. The sample was 281 students selected by purpo­sive sampling. The dependent variable is barriers to adolescent reproductive health services. The in­dependent variables are attitude, information, dis­tance of service, ability of service personnel, and utilization of health service facilities. Data were analyzed using Chi square.Results: The use of reproductive health services increased with knowledge of reproductive health (OR= 4.06; 95% CI= 1.8 to 9.2; p <0.001), posi­tive attitude towards reproductive health (OR= 2.43; 95% CI= 1.2 to 5.1; p= 0.016), get in­for­mation on KRR services (OR= 2.15; 95% CI= 1.05 to 4.4; p= 0.034), easy access to KRR services (OR= 2.2; 95% CI= 1.5 to 4.6; p= 0.033), the abi­li­ty of officers in provide services (OR= 2.47; 95% CI= 1.2 to 5.2; p= 0.014), and utilization of health ser­­vice facilities (OR= 1.5; 95% CI= 0.78 to 3.1; p= 0.21).Conclusion: Low service barriers are influenced by knowledge of reproductive health, positive at­ti­tudes towards reproductive health, obtaining in­formation on KRR services, easy access to KRR services, the ability of officers to provide services, and utilization of health service facilities.Keywords: service barriers, adolescent repro­duc­tive healthCorrespondence: Maryatun. Study Program of Nursing, School of Health Sciences Aisyiyah, Surakarta. Email: tun­mar­[email protected] of Health Policy and Management (2020), 5(1): 85-88https://doi.org/10.26911/thejhpm.2020.05.01.0

    Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik Terhadap Perkembangan Remaja di Panti Sosial Marsudi Putra Dharmapala Inderalaya

    Get PDF
    Tujuan: Terapi kelompok terapeutik dapat membantu remaja memenuhi kebutuhan dan tugas perkembangan secara positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik terhadap kemampuan perkembangan kognitif, emosi, moral dan psikososial remaja di Panti Sosial Marsudi Putra Dharma Pala Inderalaya Sumatera Selatan.   Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre-post test with control group.Total sampel adalah 36 orang yang terpilih dengan menggunakan purposive sampling.   Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan perkembangan diri remaja dan perbedaan secara bermakna pada kelompok intervensi setelah diberikan terapi kelompok terapeutik dengan p value 0,010.   Simpulan: Rekomendasi penelitian adalah perlunya pemberian stimulus dan latihan pencapaian tugas perkembangan remaja secara kontinyu dan holistik dalam bentuk kegiatan terapi kelompok terapeutik di pelayanan komunitas.   Kata Kunci: Remaja, terapi kelompok terapeutik, perkembanga

    UPAYA MENURUNKAN HIPERTENSI DAN GULA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN INTERVENSI SEFT PADA LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS PEMULUTAN INDERALAYA

    Get PDF
    Lansia sering terkena hipertensi akibat perubahan elastisitas pembuluh darah sehingga tejadi kekakuan pada arteri dan mengakibatkan tekanan darah meningkat. Selain hipertensi, permasalahan penyakit Diabetes Mellitus juga menjadi perhatian dimana dengan perubahan penuaan secara fisiologis,maka respon kerja pengaturan insulin dihati dan pankreas menurun fungsinya untuk mencukupi kebutuhan gula darah ditubuh sehingga mengakibatkan kadar gula darah meningkat. Permasalahan penyakit hipertensi dan Diabetes mellitus (DM) adalah kebutuhan lansia yang harus dicarikan penyelesaian masalahnya.Terapi SEFT merupaka terapi non farmakologis yang efektif sederhana dan aman dilakukan namun memberikan manfaaat yang signifikan. Terapi SEFT menggunakan ketukan ringan (tapping) pada 18 titik meridian tubuh yang merangsang dan mengaktifkan 12 jalur utama meridian tubuh, sehingga terjadi keseimbangan antara energi tubuh dan menimbulkan relaksasi. Khalayak sasaran adalah 20 orang lansia di wilayah puskesmas Pemulutan Inderalaya.Pengabdian berupa pendidikan kesehatan, simulasi atau peragaan prosedur SEFT terapi.Tujuan kegiatan ini untuk menurunkan tekanan darah bagi lansia hipertensi dan membantu terapi pengobatan medis untuk menurunkan gula darah bagi lansia yang menderita DM. Kegiatan ini dilakukan dengan posisi lansia duduk dengan nyaman di atas matras.Kegiatan pertama diawali dengan penjelasan tentang terapi SEFT serta manfaatnya.Selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan mengidentifikasi masalah pikiran lansia terkait dengan penyakitnya Setelah itu dilanjutkan dengan mengidentifikasi titik itik meridian tubuh yang akan distimulasi dengan cara diketuk-ketuk dengan tapping menggunakan jari telunjuk dan jari tengah.Beberapa lansia secara mandiri bisa menentukannya, namun sebagian lain dibantu oleh fasilitator untuk menemukan titik merdian tubuh lansia. Berikutnya dilanjutkan dengan latihan afirmasi yaitu mengucapkan kalimat “pengakuan terhadap penyakitnya dan pasrah dangan penyakitnya serta kalimat akhir sebagai penguat atau harapan terhadap kekuatan mental. “ Setiap lansia melafadzkan kalimat afirmasi sesuai dengan masalahnya masing-masingSelama mengikuti kegiatan, hampir seluruh lansia melakukannya dengan antusias, bersemangat, konsentrai dan sungguh memperhatikan dan mempraktekkan Hasil kegiatan diperoleh bahwa 100 % lansia mampu mengikuti langkah langkah terapi SEFT dari awal sampai akhir dan 80 % lansia menunjukkan perubahan penurunan tekanan darah dan gula darah dalam rentang normalDiharapkan kegiatan pengabdian ini dapat dijadikan program rutinitas dalam kegiatan panti dan dapat diterapkan secara mandiri bagi lansia untuk mencegah terjadinya hipertensi sehingga kualitas hidup lansia meningka

    STUDI FENOMENOLOGI: NUTRISI SEBAGAI MEKANISME KOPING PASIEN KANKER PAYUDARA

    Get PDF
    Kanker payudara adalah suatu penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan keganasan pada sel-sel di jaringan payudara, dapat berasal dari komponen kelenjarnya yaitu epitel saluran maupun lobulusnya seperti fat tissues, pembuluh darah, dan persyarafan jaringan payudara. Terapi pengobatan pada pasien kanker payudara dapat beragam tergantung stadium kanker yang diderita, terapi yang digunakan salah satunya adalah kemoterapi. Terapi ini dapat memberikan efek samping terhadap fisik, psikologis, sosial, dan spiritual hingga dapat mempengaruhi nutrisi pasiennya. Nutrisi pada pasien kanker payudara hendaknya tetap dipertahankan sebgai upaya dalam mempertahankan mekanisme kopingnya. Penelitian ini dilakukan untuk memahami secara mendalam mengenai mekanisme koping pada pasien kanker payudara setelah kemoterapi dalam meningkatkan nutrisi. Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologis digunakan sebagai metode penelitian. Sampel terpilih dengan menggunakan teknik purposive samping dengan kriteria inklusi pasien kanker payudara, usia 18-65 tahun, melakukan kemoterapi minimal 1 seri dan memiliki kesadaran compos mentis. Responden terpilih sebanyak empat orang dengan menggunakan wawancara mendalam. Hasil penelitian didapatkan empat buah tema yaitu: proses berduka yang dialami, kemoterapi dan efek sampingnya, pemenuhan nutrisi untuk mengatasi masalah fisik akibat kemoterapi dan keberhasilan kenaikan status gizi. Berdasarkan penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa informan mengetahui bahwa terdapat efek samping dari tatalaksana kemoterapi sehingga informan melakukan beberapa Tindakan yang dapat dipergunakan dalam mengatasi permasalahan nutrisinya dan juga memperbaiki mekanisme koping dirinya.Kata kunci: Mekanisme koping, nutrisi, kanker payudar
    corecore