11 research outputs found
Identifikasi Bakteri Azospirillum Dan Azotobacter Pada Rhizosfer Asal Komba-komba (Chromolaena Odorata)
Tingginya kandungan N pada komba-komba (Chromolaena odorata) yang dapat tumbuh pada tanah yang miskin hara menguatkan dugaan adanya bakteri nonsimbiotik pemfiksasi N yang berasosiasi dengan akarnya. Tujuan dilaksanakan penelitian ini antara lain untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Azospirillum dan Azotobecter pada rhizosfer asal komba-komba (Chromolaena odorata). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Matematika dan IPA Institut Pertanian Bogor. Sampel tanah diambil dari rhizosfer tanaman komba-komba pada daerah yang berbeda di Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, masing-masing 1 sampel. Isolat yang berasal pada rhizosfer asal komba-komba (Chromolaena odorata) dari kelurahan Mokoau dan Lalolara, bakteri Azospirillum memiliki bentuk koloni lengkung atau setengah spiral dan vibrinoid dan termasuk bakteri gram negatif, bakteri Azotobacter memiliki koloni bakteri berbentuk oval, batang pendek, batang dan terdapat kista serta termasuk bakteri gram negatif. Kata Kunci; Komba-Komba (Chromolaena odorata), Azospirillum, Azotobacte
RESPON PERTUMBUHAN RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum var. Hawaii) YANG DIBERI PUPUK BOKASHI KOTORAN AYAM BROILER DENGAN DOSIS YANG BERBEDA
This study aims to determine the best dose of fertilizer Bokashi broiler chicken manure on the growth of elephant grass. This study uses 64 trees planted elephant grass in a polybag, divided into 16 plots and the design of treatment used is Complete Random Design (RAL). This study consisted of 4 treatment that P0 (0 ton / ha Fertilizer Bokashi manure Broiler), P1 (10 ton / ha Fertilizer Bokashi manure Broiler), P2 (15 ton / ha Fertilizer Bokashi manure Broiler) and P3 (20 ton / ha Broiler Chicken manure Fertilizer Bokashi), and four replications. The research variables include plant height, number of tillers, stem diameter, number of leaves, number of segments, and root length. Analysis of data using analysis of variance followed by Duncan's multiple test. The results are: The average of plant height (cm / week / treatment) is (P0) 99.11, (P1) 132.45, (P2) 133.61, (P3) 129.95. The average number of saplings (tree / week / treatment) is (P0) 0.99, (P1) 1.46, (P2) 1.93, (P3) 2.3. Mean stem diameter (cm / Week / treatment) is (P0) 0.97, (P1) 1.44, (P2) 1.47 (P3) 1.37. The average number of leaves (Overlay / treatment) is (P0) 10.85, (P1) 19.89, (P2) 21.77, (P3) 22.56. The average number of segment (Segment / treatment) is (P0) 2.88, (P1) of 4.93, (P2) 4.38, (P3) 3.88. The average root length (cm / treatment) is (P0) 72.22 (P1) 98, (P2) 104.75 (P3) 98.75. Bokashi fertilizer application broiler chicken manure can increase the growth of elephant grass (Pennisetum purpureum var. Hawaii)with the best dose of 15 ton / ha. Keywords: Fertilizer Bokashi broiler chicken manure, gra
MOTIVASI PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN USAHA SAPI BALI DI KABUPATEN MUNA BARAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pemeliharaan ternak sapi bali, motivasi peternak dalam memelihara sapi bali dan tingkat motivasi peternak dalam memelihara sapi bali di Kabupaten Muna Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan November-Desember 2017,dengan jumlahresponden 60 peternak. Data dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan sapi bali sebagian besar dilakukan secara ekstensif dengan persentase sebesar 70%, semi intensif 18% dan intensif 12%. Motivasi beternak sapi bali di Kabupaten Muna Barat adalah motivasi ekonomi dengan persentase 76,28%, motivasi hiburan 73,73%, motivasi lingkungan 67,03% dan motivasi status sosial 51,73%. Tingkat kategori motivasi beternak sapi bali di Kabupaten Muna Barat yang mendorong peternak untuk beternak sapi bali adalah motivasi ekonomi dan hiburan.Kata Kunci : Motivasi, Sapi Bali.
POTENSI DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI DESA ALEBO KECAMATAN KONDA KABUPATEN KONAWE SELATAN
The purpose of this study to determine the potential of seed, feed, land, housing, capital, labor and equipment, and to determine the feasibility fianansial beef cattle breeding business in the Village Alebo District Konda. The population in this study were all breeders of beef cattle, amounting to 142 households with a fixed number of samples studied as much as 30% (47 families) from the existing population. Population breeders for 3 (three) parts, namely: 1) the eastern region, 2) the middle region, and 3) the western region. Determination of the sample with use strafetied proportional random sampling technique. Variables observed are the characteristics of the respondents, the potential for beef cattle breeding business, business expenses, revenues and financial feasibility. To determine the characteristics and potential of beef cattle business in the descriptive analysis and to determine the feasibility of beef cattle breeding business financially in the analysis by the Revenue Cost Ratio analysis (R/C Ratio), Pay Back Period (PBP) and Breack Even Point (BEP). Beef cattle breeding business in the Village Alebo District Konda enough potential to be developed. These conditions can be seen from the availability of seed, feed, land, housing, drugs, capital, labor and equipment beef cattle breeding business. Financial analysis of beef cattle breeding research in the area deserve to be developed. The results obtained by averaging the research conducted by breeders of beef cattle receipts on average Rp. 11,765,958,- total average income Rp. 7,246,035,-, analysis of R/C Ratio obtained by the average value 1.6, the value obtained PBP 0.3 year in which the value of investments shorter than the age of 9.5 years of investment and BEP value of 0.8 (1 tail) with a value of Rp. 2,259,961,-.Key words: Potential, Financial Feasibility, Livestock Farming, Beef CattleABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi bibit, pakan, lahan, kandang, modal, tenaga kerja dan peralatan, dan mengetahui kelayakan fianansial usaha peternakan sapi potong di Desa Alebo Kecamatan Konda. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peternak sapi potong yang berjumlah 142 KK dengan jumlah sampel yang diteliti ditetapkan sebannyak 30% (47 KK) dari populasi yang ada. Populasi peternak di bagi 3 (tiga) bagian wilayah yaitu ; 1) Wilayah bagian timur, 2) Wilayah bagian tengah, dan 3) Wilayah bagian barat. Penentuan sampel dengn menggunakan teknik propotional strafetied random sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik responden, potensi usaha peternakan sapi potong, biaya usaha, pendapatan usaha dan kelayakan finansial. Untuk mengetahui karakteristik dan potensi usaha ternak sapi potong di analisis secara deskriptif serta untuk mengetahui kelayakan finasial usaha peternakan sapi potong digunakan analisis Revenue Cost Ratio (R/C), Pay Back Period (PBP) dan Breack Even Point (BEP). Usaha peternakan sapi potong di Desa Alebo Kecamatan Konda cukup potensi untuk dikembangkan. Kondisi tersebut dapat dilihat dari ketersediaan bibit, pakan, lahan, kandang, obat-obatan, modal, tenaga kerja dan peralatan usaha peternakan sapi potong. Analisis finansial usaha peternakan sapi potong layak untuk dikembangkan. Hasil yang diperoleh rataan penerimaan per peternak sapi potong rata-rata Rp.11,765,958,- total pendapatan rata-rata Rp. 7,246,035,-, analisis R/C Ratio diperoleh nilai rata-rata 1.6, nilai PBP diperoleh 0.3 tahun dimana nilai investasi lebih pendek dari umur investasi 9.5 tahun dan nilai BEP sebesar 0.8 (1 ekor) dengan nilai Rp. 2,259,961,-.Kata Kunci ; Potensi, Kelayakan Finansial, usaha peternakan, Sapi Poton
NILAI NUTRISI DAGING SAPI SETELAH PERENDAMAN DALAM JUS RIMPANG LAOS (Alpinai Galanga)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak laos (Alpinia galanga) terhadap komposisi kimia daging sapi bali. Penelitian ini menggunakan ekstrak laos dengan konsentrasi 20% dan 40% dengan lama simpan 6 jam. Penelitian terdiri atas 3 perlakuan (P0 = kontrol atau tanpa perlakuan, P1 = 20% ekstrak laos, P2 = 40% ekstrak laos) dengan 4 ulangan. Variabel yang diukur adalah kadar air, lemak, protein dan bahan anorganik (abu). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rancangan Acak Lengkap dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar air daging sapi Bali yang dilumuri ekstrak laos mengalami peningkatan yaitu 74,13 – 76,06 %, kadar protein mengalami penurunan berkisar antara 19,32 – 11,19%, kadar lemak mengalami peingkatan yaitu 5,51 – 5,95 %, dan kadar abu menurun yaitu 1,06 – 0,84 %. Dapat disimpulkan bahwa pelumuran ekstrak laos berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein daging sapi Bali dan berpengaruh tidak nyata (p<0,05) terhadap kadar lemak daging sapi Bali. Pelumuran ekstrak laos pada daging sapi Bali sebanyak 20% dan 40% dapat meningkatkan kadar air dan kadar lemak dan menurunkan kadar abu dan kadar protein. Kata kunci: Rimpang Laos, Daging sapi, Kadar air, Kadar Protein, Kadar lemak, Kadar abu
Identifikasi Fungi Mikoriza Arbuskula pada Rizhosfer Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
ABSTRAKFungi mikoriza arbuskula (FMA) sangat berperan dalam memacu pertumbuhan hijauan tanaman pakan ternak. Hijauan tanaman pakan khususnya rumput dan leguminosa. FMA telah banyak diteliti dan teridentifikasi berbagai jenisnya pada rizhosfer tanaman leguminosa jenis pohon. Jenis FMA belum diketahui pada tanaman hijauan pakan ternak khususnya rumput gajah yang tumbuh di Sulawesi Tenggara, oleh karena itu sangatlah penting dilakukan penelitian mengenai identifikasi FMA pada tanaman rumput gajah. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis fungi mikoriza arbuskula pada rizhofer rumput gajah. Sampel tanah dan sampel akar rumput gajah diambil masing-masing sebanyak 500g. Analisis sampel tanah untuk mengidentifikasi FMA dilakukan di pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rizhosfer rumput gajah ditemukan 5 jenis fungi mikoriza arbuskula dari 3 genus (Glomus, gigaspora dan acalauspora) yaitu Glomus sp (1 spora), gigaspora sp (57 spora), giga spora gregaria N.C. Schenck & T.H. Nicolson (48 spora), Acaulospora tuberculata Janos & Trappe (12 Spora) dan Acaulospora scrobiculata Trappe (2 spora). Jenis FMA terjadi kolonisasi pada rizhosfer rumput gajah, ditandai dengan ditemukannya struktur FMA. Struktur FMA yang ditemukan pada akar rumput gajah adalah hifa internal dan hifa eksternal. Persentae kolonisasi FMA pada akar rumput gajah berkisar 47-88% dengan rata-rata 72,93%.Kata kunci: mikoriza, rumput gajah, pennisetum, glomus Identification of Arbuscular Mycorrhiza Fungi in the Rhizosphere of Elephant Grass (Pennistum purpureum)ABSTRACTArbuscular mycorrhizal fungi (AMF) plays a role forage growth of animal feed crops. Forage feed plants, especially grass and Leguminosae. AMF has been widely studied and identified in various types in the rhizosphere of legume tree plants. The type AMF is not widely known in forage animal feed, especially elephant grass that grows in Southeast Sulawesi, therefore it is very important to research the identification of AMF in elephant grass plants. The study aims to identify the arbuscular mycorrhiza fungi in the elephant grass rhizosphere. Samples of rhizosphere soil and elephant grassroots samples were taken by as much as 500g each. Analysis of soil samples to identify AMF was conducted at LIPI Bogor Biological Research Centre. Analysis of soil samples to identify AMF was conducted at LIPI Bogor Biological Research Center. The results showed in the rhizosphere elephant grass found 5 types of AMF from 3 genera (glomus, gigaspora, and acalauspora) namely glomus sp. (1 spora), gigaspora sp. (57 spora), gigaspora gregaria N.C. Schenk & T.H Nicolson (48 spora), acaulospora tuberculata Janos & Trappe (12 spora), and acaulospora scrobiculata Trappe (2 spora). Colonization has occurred in the rhizosphere of elephant grass, characterized by the discovery of AMF structures. The AMF structures found at elephant grassroots are internal hyphae and external hyphae. The colonization AMF percentage at the elephant grassroots ranges 47-88% with average of 72.93%.Keywords: mycorrhiza, elephant grass, pennisetum, glomu
PENINGKATAN PENGETAHUAN PETERNAK SAPI DI DESA ALEBO KECAMATAN KONDA MELALUI BIMBINGAN TEKNIS CARA BETERNAK YANG BAIK
Sulawesi Tenggara termasuk daerah sumber ternak sapi di Indonesia. Secara umum peternakan sapi masih dikelola secara tradisional oleh masyarakat, sehingga terdapat banyak problematika dalam pengembangannya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini berjudul peningkatan pengetahuan peternak sapi di alebo desa kecamatan konda melalui bimbingan teknis cara beternak yang baik. Mitra Program Kemitraan Masyarakat adalah Kelompok Peternak Sapi Sumber Rejeki di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara yang diketuai oleh bapak Jasruddin dan sekretaris bapak Sampun. Permasalahan yang dialami peternak adalah masih rendahnya produktivitas berupa rendahnya pertumbuhan ternak (rendahnya pertambahan bobot badan harian), rendahnya nafsu makan ternak, kualitas pakan yang rendah dan banyak kejadian ternak cacingan dan gejala sakit lainnya. Solusi dari permasalahan di atas dapat diatasi dengan memberikan bimbingan teknis cara beternak yang baik berupa pemberian pengetahuan kepada peternak sapi di Kelompok Peternak Sumber Rejeki Di Alebo Desa Kecamatan Konda. Luaran yang dapat diperoleh dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan pengetahuan peternak tentang cara beternak yang baik dan artikel ilmiah yang siap dipublikasikan pada jurnal pengabdian masyarakat. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan bimbingan teknis pendampingan cara beternak sapi potong yang baik. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa bimbingan teknis yang terkait dengan upaya mengatasi permasalahan yang selama ini terjadi pada peternak sapi di desa Alebo, khususnya pada Kelompok Ternak Sumber Rejeki. Materi yang dipaparkan pada bimbingan teknis berupa pemilihan bibitternak yang baik, manajemen reproduksi dan sistem perkawinan, sistem perkandangan, manajemen pemeliharaan ternak, dan hijauan pakan ternak dan teknologi pengolahan pakan serta kesehatan dan pengendalian penyakit mendapat sambutan dan respon yang sangat baik dan antusias dari peserta, ditandai dengan banyaknya pertanyaan dan permintaan peserta agar desa Alebo di jadikan desa binaan agar selalu mendapat bimbingan teknis teknologi peternakan yang berkesinambungan. Disimpulkan bahwa peternak sapi di desa Alebo masih banyak mengalami kendala dalam usaha peternakannya yang bersifat tradisional. Kendala utama adalah gangguan reproduksi, investasi cacing, rendahnya kualitas, kuantitas dan kontinyuitas pakan, manajemen pemeliharaan yang masih tradisional, perkandangan dan sanitasi yang perlu diperbaiki. Disarankan agar peternak sapi di desa Alebo dibina secara berkala oleh LPPM Universitas Halu Oleo sehingga bias menjadi kawasan peternakan sapi yang maju dan modern
Fungi Mikoriza Arbuskula pada Rhizosfer Rumput Mulato (Brachiaria hybrid cv. Mulato)
ABSTRAKRumput mulato tumbuh subur pada lahan-lahan marginal, tanah yang unsur hara sangat rendah. Kemampuan rumput mulato tumbuh dengan subur pada lahan tersebut menandakan adanya unsur lain yang bersimbiosis dengannya. Kemungkinan yang menyebabkan rumput mulato tumbuh dengan baik adalah keberadaan mikoriza yang mengkoloni akar atau yang berada pada rhizosfer. Penelitian bertujuan untuk mengekspolorasi dan mengidentifikasi jenis fungi mikoriza arbuskula pada rhizosfer rumput mulato. Sampel tanah dan akar rumpu mulato diambil dilahan laboratorium lapangan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo. Analisis sampel tanah untuk mengekspolorasi dan mengidentifikasi jenis fungi mikoriza arbuskula dilakukan di pusat penelitian Biologi LIPI Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rhizozfer rumput mulato ditemukan 5 jenis FMA yang berasal dari 3 genus mikoriza misalnya glomus sp, gigaspora sp, dan acaulospora sp. Jenis glomus sp ditemukan sejumlah 7 spora, giga spora gregaria ditemukan sejumlah 1 spora. Sedangkan jenis gigaspora gregaria N.C. Schenck dan T.H. Nicolson ditemukan sejumlah 13 spora. Acaulospora tuberculata Janos dan Trappe diemukan sejumlah 4 spora, sedangkan acaulospora scrobiculata Trappe ditemukan sejumlah 1 spora. Pada rhizosfer rumput mulato terjadi kolonisasi mikoriza karena ditandai dengan adanya struktur FMA. Struktur FMA yang ditemukan adalah hifa eksternal, hifa internal, vesikula dan arbuskula. Persentase kolonisasi FMA pada akar rumput mulato yakni 49-88% atau rata-rata sekitar 72,87%.Kata Kunci: Mikoriza arbuskula, glomus, Brachiaria hybrid cv. MulatoExpoloration Arbuscular Mycorrhizal Fungi in Rhizosphere Mulato Grass (Brachiaria hybrid cv. Mulato)ABSTRACTMulato grass thrives on marginal lands, very low nutrients soils. The ability of mulato grass to thrive on the land indicates the presence of other elements that symbiosis with it. The possibility that causes mulato grass to grow will is the presence of mycorrhizal that colonizes the roots or that resides in the rhizosphere. The study aimed to explore and identify the type of arbuscular mycorrhizal fungi in the rhizosphere of mulato grass. Soils and roots samples mulato grass were taken at the field laboratory of the Faculty of Animal Science, Halu Oleo University. Analysis of soil samples to expolore and identify the type of arbuscular mycorrhiza fungi was conducted Biology research center LIPI, Bogor. The results showed that in rhizosphere mulato grass 5 types were found of AMF derived genera three of mycorrhizal such as glomus sp, gigaspora sp and acaulospora sp. The glomus sp types found 7 spores number. Gigaspores gregaria found 1 spores number. The gigaspores gregaria N.C Schenck and T.H. Nicolson found 13 spores number. The acaulospora tuberculata Janis and Trappe found 4 spores number. While acaulospora scrobiculata Trappe found 1 spores number. In the rhizosphere of mulato grass there are colonization at mulato grass roots 49-88% ranges with 72,87% average. Keywords: Mycorrhiza arbuskula, glomus, Brachiaria hybrid cv. Mulat