31 research outputs found

    Penyuluhan Kesehatan : Pentingnya Vaksinasi Lansia Guna Tercapainya Pandemi Yang Terkontrol

    Get PDF
    Covid-19 atau yang biasa disebut Corona oleh masyarakat, telah ditetapkan sebagai pandemi dunia oleh asosiasi kesehatan dunia (WHO). Virus ini memiliki efek berbahaya ketika menjangkit manusia, dengan menyerang sistem pernapasan manusia secara akut. Sistem atau mekanisme penularan virus ini melalui beberapa jalur seperti dari percikan droplet antar manusia, atau bahkan hingga sentuhan terhadap benda yang terpapar virus Covid-19 lalu setelah menyentuh benda tersebut terhirup lewat hidung. Virus Covid-19 ini sangat rentan untuk menularkan ke masyarakat yang memiliki beberapa gangguan kesehatan (khususnya pernapasan), anak-anak, dan juga sangat rentan terhadap lansia. Kegiatan penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan antusiasme para lansia agar supaya mengikuti vaksinasi. Kegiatan penyuluhan memiliki total responden sebanyak 25 orang yang memiliki alamat tinggal yang berbeda-beda, pengambilan data penyuluhan ini dengan memberikan kuisioner kepada para responden yang dijawab ketika sebelum mendapatkan edukasi dan setelah mendapatkan edukasi. Data yang didapatkan, para responden memiliki antusiasme keinginan vaksinasi sebelum edukasi sebesar 60% dan antusiasme setelah mendapatkan edukasi sebesar 88%. 20 responden telah berhasil didaftarkan ke Puskesmas Banjaran Nambo, Kab. Bandung dengan menggunakan format sama seperti pada link Pemerintah Kota Bandung https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdPEAnVr0aKQmbh0OYvmSrYw0aUT0LdH606m2bjIoJQg8sG9A/viewform. Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa edukasi yang diberikan memberikan dampak yang signifikan dalam peningatan antusiasme minat lansia untuk vaksinasi.Kata kunci: Covid-19, Penyuluhan Kesehatan, Vaksinasi, Lansi

    Penyuluhan Kesehatan Tentang : Pentingnya Vaksinasi Covid-19 Pada Lansia Di RW.01 Kelurahan Batu Ampar Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur

    Get PDF
    Presiden menandatangani dan mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang pengadaan vaksin dan pelaksanaan program vaksinasi untuk menanggulangi pandemi COVID-19. Perpres tersebut menetapkan bahwa pemerintah akan mempersiapkan pengadaan dan distribusi vaksin serta pelaksanaan vaksinasi. Salah satu sasaran diberikannya vaksinasi COVID-19 yaitu golongan lansia. Tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dana antusiasme para lansia agar supaya mengikuti vaksinasi COVID-19 di rw 01 Kelurahan Batu Ampar Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur.  Pengumpulan data menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Hasil penelitian setelah diberikan penyuluhan kesehatan menunjukkan sebesar 25 lansia (100%) di RW 01 Kelurahan Batu Ampar Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur bersedia untuk melakukan vaksinasi COVID-19. Para responden memiliki antusiasme keinginan vaksinasi sebelum eduksi sebesar 65% dan setelah mendapatkan edukasi sebesar 89%.Responden yang berhasil didaftarkan sebanyak 25 ke puskesmas kecamatan Kramat Jati, Kelurahan Batu Ampar Jakarta Timur dengan menggunakan format sama seperti pada link Pemerintah Kota Jakarta https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScJz6ae82XTzqJkbFztR4PBBNw6hmHazFypqE0e9JthAYH08Q/viewform. Berdasarkan data tersebut, bahwa edukasi yang di berikan memberikan dampak yang signifikan dalam peningkatan antusiasme minat lansia untuk divaksinasi

    ANALISA HUBUNGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIASMA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN ASMA PERSISTEN RAWAT JALAN DI RSUP PERSAHABATAN JAKARTA PERIODE JULI-AGUSTUS 2017

    Get PDF
    Asma merupakan penyakit peradangan kronis pada saluran penafasan. Salah satu tujuan dari penatalaksanaan asma yaitu meningkatkan kepatuhan dan kualitas hidup pasien.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan penggunaan obat antiasma dengan kualitas hidup pasien asma persisten rawat jalan di RSUP Persahabatan Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Subjek penelitian ini terdiri dari 60 pasien asma persisten yang diperoleh dengan teknik quota sampling pada bulan Juli-Agustus 2017.Penilaian kepatuhan pengobatan asma dengan menggunakan Morisky Medication Adherence Scales 8 (MMAS-8) dan kualitas hidup dinilai dengan Mini Asthma Quality of Life Questionnaire (MINI-AQLQ). Hasil analisa dengan Uji Chi-square (Confident 95%; α=0.05) didapat nilai p= 0,005 (p<α) OR=8,636 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan penggunaan obat antiasma dengan kualitas hidup pasien asma persisten. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa terdapat hubungan antara kepatuhan dengan kualitas hidup pasien asma persisten rawat jalan di RSUP Persahabatan Jakarta. Semakin tinggi tingkat kepatuhan penggunaan obat antiasma maka semakin tinggi juga kualitas hidup pasien asma persisten.Asthma is a chronic inflammatory disease of the respiratory tract. One of the goals of asthma management is to improve patient adherence and quality of life. This study aims to determine the relationship of adherence antiasma drug use to the quality of life of persistent asthma patients outpatient in RSUP Persahabatan Jakarta. This study used a cross-sectional study design. The subjects of this study consisted of 60 persistent asthma patients obtained by quota sampling technique in July-August 2017. Assessment of asthma treatment adherence using Morisky Medication Adherence Scales 8 (MMAS-8) and quality of life was assessed with Mini Asthma Quality of Life Questionnaire( MINI-AQLQ). Result of analysis with Chi-square test (Confident 95%; α = 0.05) got p value = 0,005 (p <α) OR = 8,636 indicated that there was significant correlation between adherence of antiasma drug usage with quality of life of persistent asthma patient. Based on the results of research that has been done that there is a relationship between adherence to the quality of life of persistent asthma patients outpatient in RSUP Persahabatan Jakarta. The higher the level of adherence to antiasma drug use, the higher the quality of life of persistent asthma patients

    DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) BERDASARKAN KATEGORI PCNE V6.2. PADA PASIEN HIPERTENSI GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TARAKAN JAKARTA

    Get PDF
    High prevalence of using drug combination and pharmacokinetics and pharmacodynamics changes of age-related cause the geriatrics of hypertension patients who susceptible to drug related problems (DPSs). The purpose of this research to identification related problems on geriatrics of hypertension patients in RSUD Tarakan Jakarta which analyzed based PCNE V6.2. Data collected retrospectively using prescriptions, medical records and index records/nurse records. From 31 samples which got in inclusion criteria obtainable that primer hypertension was the most found (77,24%) and happened at 60 – 65 years old (51,61%). Long term care was ≤ 7 days (67,74%). The use of combination antihypertension drugs were 2 drugs (48,39%) and ACE Inhibitors was groups the most frequently used (32,05%). There were 124 causes from 83 DRPs incidences successfull identified. Percentage of therapeutic effectiveness issues (57,83%) and unwanted drug reactions (42,17%) with the biggest causes was because of inexactly combination of drug-drug or drug-meals include the incidence drugs interactions.Tingginya prevalesi penggunaan kombinasi obat serta perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik terkait usia menyebabkan pasien hipertensi usia lanjut rentan terhadap masalah terkait obat (DRPs). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi DRPs pada pasien rawat inap hipertensi geriatri di RSUD Tarakan Jakarta yang dianalisis berdasarkan PCNE V6.2. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan resep, rekam medis, kardeks/catatan perawat. Dari 31 sampel yang memenuhi kriteria inklusi diketahui bahwa hipertensi primer paling banyak ditemukan (77,24%) dan terjadi pada usia 60 – 65 tahun (51,61%). Lama masa perawatan ≤ 7 hari (67,74%). Penggunaan antihipertensi kombinasi 2 obat paling banyak digunakanan (48,39%) dan golongan yang paling sering digunakan adalah ACE Inhibitor (32,05%). Terdapat 124 penyebab dari 83 kejadian DRPs yang berhasil teridentifikasi. Persentase masalah efektivitas terapi (57,83%) dan reaksi obat yang tidak diinginkan (42,17%) dengan penyebab paling besar dikarenakan kombinasi obat-obat atau obat-makanan tidak tepat termasuk kejadian interaksi obat (39,52%)

    TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CEMPAKA PUTIH, JAKARTA PUSAT TAHUN 2016

    Get PDF
    Pelayanan merupakan suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan memberi kepuasan kepada pelanggan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah tingkat kepuasan pasien pada saat pemberian pelayanan dalam pemanggilan nama berdasarkan nomor urut, ketepatan waktu pelayanan, etiket, dan wadah obat, pemberian Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE), dan sikap pemberian obat di puskesmas Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Metode penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross sectional.untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di puskesmas Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Sample yang digunakan adalah 124 responden. Analisa data menggunakan rumus IKM(Indeks Kepuasan Masyarakat) kemudian nilai IKM tersebut dikonversikan. Dari hasil analisa data didapatkan tingkat kepuasan pasien pada saat pemberian pelayanan dalam pemanggilan nama berdasarkan nomor urut, ketepatan waktu pelayanan, etiket, dan wadah obat sebanyak 1545, pemberian informasi mengenai obat yang diminum, aturan pakai obat, efek samping obat,  dan penyimpanan suatu obatsebanyak 1702, sedangkan cara bertatap muka, pemberian ucapan lekas sembuh, pemberian salam dan kesopanan petugas dalam melayani resep sebanyak 1765. Semua nilai IKM dari masing-masing unsur pelayanan kefarmasian termasuk dalam kategori B (baik)

    PENANGGULANGAN SANITASI DAN PENYULUHAN UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA BENJOT PASCA GEMPA CIANJUR

    Get PDF
    Indonesia merupakan wilayah rawan bencana alam salah satunya adalah gempa bumi. Bencana alam gempa bumi yang terjadi di Cianjur berdampak pada kualitas hidup masyarakat, baik secara fisik, social dan kesehatan. Permasalahan kesehatan akibat bencana adalah meningkatnya potensi kejadian penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Akibat banyak bangunan yang roboh menyebabkan sanitasi menjadi butuk dan rawan penyakit. Untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat perlu dilakukan di desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Jawa Barat untuk meningkatkan kualitas kesehatan warga korban pasca gempa. Kegiatan pengabdian masyarakat ini terbagi menjadi dua tahap atau metod yakni pemberian inventaris yang dibutuhkan masyarakat terdampak dan sosialisasi mengenai pentingnya sanitasi, kesehatan dan penyakit menular. Dari kegiatan pengabdian masyarakt ini adalah dihasilkan teknologi sanitasi yang baik untuk masyarakat desa Cianjur yang terdampak gempa. Selain itu pelaksanaan penyuluhan tentang diare dan hubungan nya dengan sanitasi yang baik serta konseling penyakit terhdap warga desa Benjot korban gempa disambut dengan positif oleh warga sehingga memberikan pengetahuan kepada warga untuk mencegah penyakit yang mungkin terjadi akibat kurang baiknya sanitasi. Kegiatan penanggulangan sanitasi kepada masyarakat dan penyuluhan penyakit kepada warga korban gempa cianjur telah terlaksana sehingga dapat membantu warga dalam meningkatkan kualitas kesehatan.Kata Kunci: Sanitasi, Dampak Gempa,  Kesehatan, Penyuluha

    Education of making and distribution of betel leaves hand sanitizers to kefamenanu Pasar Baru sellers

    Get PDF
    The business’ level, lack of knowledge about the making process and use of hand sanitizers from natural ingredients caused sellers in Pasar Baru Kefamenanu do not apply the health protocols during transactions with buyers. Therefore, there needs to be educated about natural ingredients that can be used as hand sanitizers, the making process, and how to use them. Natural ingredients that are found in Kefamenanu are betel leaves. Education on making hand sanitizers from betel leaves helps sellers to be able to make their own hand sanitizers. The addition of aloe vera to betel leaves extract aims to make the liquid hand sanitizer becomes softer. While lime and perfume are to get rid of the betel leaves’ smell. The distribution of hand sanitizers that has been made can be an example of products from natural ingredients and the storage bottles provided can be used as a refill place for hand sanitizer

    Endoglin and squamous cell carcinomas

    Get PDF
    Despite the fact that the role of endoglin on endothelial cells has been extensively described, its expression and biological role on (epithelial) cancer cells is still debatable. Especially its function on squamous cell carcinoma (SCC) cells is largely unknown. Therefore, we investigated SCC endoglin expression and function in three types of SCCs; head and neck (HNSCC), esophageal (ESCC) and vulvar (VSCC) cancers. Endoglin expression was evaluated in tumor specimens and 14 patient-derived cell lines. Next to being expressed on angiogenic endothelial cells, endoglin is selectively expressed by individual SCC cells in tumor nests. Patient derived HNSCC, ESCC and VSCC cell lines express varying levels of endoglin with high interpatient variation. To assess the function of endoglin in signaling of TGF-β ligands, endoglin was overexpressed or knocked out or the signaling was blocked using TRC105, an endoglin neutralizing antibody. The endoglin ligand BMP-9 induced strong phosphorylation of SMAD1 independent of expression of the type-I receptor ALK1. Interestingly, we observed that endoglin overexpression leads to strongly increased soluble endoglin levels, which in turn decreases BMP-9 signaling. On the functional level, endoglin, both in a ligand dependent and independent manner, did not influence proliferation or migration of the SCC cells. In conclusion, these data show endoglin expression on individual cells in the tumor nests in SCCs and a role for (soluble) endoglin in paracrine signaling, without directly affecting proliferation or migration in an autocrine manner.</p

    MATERNAL KNOWLEDGE REGARDING THE FIRST 1000 DAYS OF LIFE WITH THE INCIDENCE OF STUNTED CHILDREN UNDER THE AGE OF FIVE IN THE WORKING AREA OF SUKOMULYO COMMUNITY HEALTH CENTER

    Get PDF
    Background: Stunting is a global and national health problem. The World Health Organization (WHO) determines that if the prevalence of stunting is between 30-39%. Based on the reports of Riskesdas in 2010, it was reported that 35.6% of Indonesian children under five were stunted. Stunting is a condition that describes a linear growth disorder characterized by height that is below normal standards for age and sex that is commonly associated with malnutrition and chronic (non-endocrine) infections. The stunting intervention was focused on 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) period, which is a golden period of a child and if not utilized appropriately, permanent damage could occur. Objective: To determine the correlation between maternal knowledge levels regarding 1000 HPK and the incidence of stunting in children under five. Methods: This study used an observational analytic method with a cross sectional design. Sampling was done with consecutive sampling technique. In this study, will be examined for body length using a stadiometer. After that, the mother will be interviewed to find out the correlation between mother's knowledge regarding 1000 HPK and the incidence of stunting in toddlers. Then the stunting and normal children will be grouped based on the standardized WHO growth chart. Results: Kendall's tau-b statistical test showed a significant relationship (p = 0.000) with positive moderate strength correlation (τ = 0.442). Conclusion: There is a significant relationship and a moderate strength positive correlation between the mother's level of knowledge regarding 1000 HPK and the incidence of stunting Keywords: Maternal knowledge of 1000 HPK, Stunted, Children under fiv
    corecore