9 research outputs found
Penerapan Algoritma Quantum Treemaps Dan Bubblemaps Pada Zoomable Image Browser
Pada umumnya, aplikasi penampil gambar (image browser) menampilkan gambar dengan menggunakan miniatur gambar (thumbnail) yang diatur dalam bentuk grid, dimana pengguna dapat memilih gambar yang hendak dilihat dengan menggunakan mouse. Meskipun aplikasi penampil gambar sangat populer, mereka memiliki beberapa kekurangan. Misalnya, mereka hanya bisa menampilkan gambar yang terletak dalam satu direktori saja. Jika dalam direktori tersebut ada sangat banyak gambar dan tidak cukup untuk ditampilkan semuanya dalam satu layar, maka pengguna harus menggunakan scrollbar untuk melihat sisanya. Untuk beberapa kasus, miniatur gambar yang ditampilkan terlalu kecil sehingga pengguna tidak tahu apa isi dari gambar tersebut. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan diatas, digunakan Zoomable User Interface (ZUI) yang terintegrasi didalam sebuah aplikasi penampil gambar yang diberi nama Zoomable Image Browser yang dapat menampilkan gambar dengan menggunakan miniatur gambar tanpa scrollbar meskipun jumlahnya banyak. Selain itu, pada aplikasi ini pengguna dapat menampilkan gambar-gambar dari banyak direktori sekaligus. Untuk menyusun kelompok-kelompok gambar tersebut secara otomatis, digunakan dua algoritma, yaitu algoritma quantum treemaps dan algoritma bubblemaps. Quantum treemaps adalah algoritma yang membagi daerah yang ada dalam bentuk persegi panjang. Persegi panjang yang dihasilkan akan dibagi-bagi lagi menjadi persegi panjang yang lebih kecil dan begitu seterusnya. Algoritma bubblemaps bekerja dengan mengisi sel-sel yang ada dalam sebuah grid, menyimpan tanda dari sel-sel yang ada, sehingga dapat diketahui bahwa sel tersebut akan ditempati oleh gambar dari kelompok yang mana. Kesimpulan yang dapat diambil adalah karena algoritma bubblemaps menghasilkan daerah dengan bentuk acak, maka pengguna akan kesulitan dalam menemukan kelompok gambar tertentu, tetapi tidak menghasilkan tempat kosong pada kelompok gambar. Sedangkan algoritma quantum treemaps menghasilkan daerah berbentuk persegi panjang untuk menampung kelompok-kelompok gambar, sehingga pada sebagian besar daerah kelompok gambar terdapat tempat kosong, tetapi pengguna akan lebih mudah membedakan kelompok-kelompok gambar
Spatial and seasonal variation of microphytoplankton community and the correlation with environmental parameters in a hypereutrophic tropical estuary - Maranhão - Brazil
O estuário do rio Bacanga apresenta um comportamento hidrodinâmico com fluxo de marés limitado por uma barragem. Ele é considerado como um ambiente hipereutrófico que recebe diariamente altas cargas de esgoto doméstico sem tratamento. Este trabalho teve como objetivo avaliar a variação espaço-sazonal da comunidade fitoplanctônica e suas relações com parâmetros ambientais. Amostragens bimestrais foram realizadas em seis pontos fixos entre 2012 e 2013, obtendo valores dos parâmetros fÃsico-quÃmicos e biológicos (clorofila a, composição e abundância do fitoplâncton) para realização das análises estatÃsticas. Os resultados indicam que a comunidade fitoplanctônica é representada por diatomáceas, sendo Skeletonema costatum a espécie dominante responsável por pulsos de florações em abril e junho de 2012. O predomÃnio dessa espécie está relacionado aos elevados teores de silicato, pH e turbidez da água. Outros eventos de florações como da Euglena gracilis e Chlamydomonas sp. foram registrados em fevereiro de 2013, quando os teores de fósforo total estiveram elevados e as taxas de oxigênio dissolvido foram superiores. Os dinoflagelados, cianobactérias e a diatomácea Thallassiosira sp. apresentaram ampla distribuição no perÃodo de estiagem e estão altamente correlacionados com a salinidade, transparência da água e nutrientes. Desta forma, a distribuição da comunidade fitoplanctônica é mais definida sazonalmente que espacialmenteThe Bacanga River Estuary has a hydrodynamic behavior and its tidal flow is limited by a dam. It is considered as a hypertrophic environment that receives daily high loads of domestic sewage without treatment. This study aimed to evaluate the spatial and temporal variation of phytoplankton community and its relationship with environmental parameters. Bi-monthly sampling campaigns were carried out at six fixed sites between 2012 and 2013. Physical-chemical and biological parameters were collected (chlorophyll a, phytoplankton composition and abundance) to perform the statistical correlations. The results indicate that phytoplankton community is mostly represented by diatoms, with Skeletonema costatum being the dominant species responsible for bloom in April and June of 2012. The dominance of this species is related to the high silicate concentrations, pH and turbidity. Other blooms events as well as the Euglena gracilis and Chlamydomonas sp. were recorded in February 2013, when the total phosphorus concentrations were high and the dissolved oxygen concentrations were higher. Dinoflagellates, cyanobacteria and diatom Thallassiosira sp. were widely distributed in the dry period and highly correlated with salinity, water transparency and nutrients. Hence, the distribution of phytoplankton community is more defined seasonally, rather than spatially
Motion Comic Dongeng Agama Buddha untuk Anak Umur 4-6 Tahun
Cerita dongeng agama Buddha atau disebut jataka adalah cerita dongeng yang menceritakan kelahiran masa lalu Buddha, yang mengandung pesan moral dan pengertian tentang dhamma. Dongeng agama Buddha biasanya diajarkan untuk anak-anak di sekolah minggu Buddhis yang ada di vihara. Namun, penyampaian cerita dongeng agama Buddha masih kurang menarik minat anak-anak dalam memperhatikan cerita dongeng agama Buddha. Buku dongeng agama Buddha dalam bahasa Indonesia sulit didapatkan, kurang menarik, dan kurang mudah dimengerti oleh anak-anak. Oleh karena itu dibuatlah suatu aplikasi cerita dongeng agama Buddha yang menggunakan motion comic supaya meningkatkan minat anak-anak dalam membaca, mendengarkan, serta memahami dongeng agama Buddha. Motion comic yang dibuat memberikan tampilan secara visual 2D, terdapat unsur suara, dan dapat menceritakan dongeng secara lebih baik. Motion comic ini diujicobakan di sekolah minggu Buddhis, kemudian dilakukan wawancara dengan responden guru dan pembagian kuisoner kepada anak-anak usia 4-6 tahun. Hasil dari ujicoba menyatakan motion comic yang dibuat mendapatkan respon positif dari responden. Motion comic membuat anak-anak lebih mengerti dan tertarik membaca dongeng agama Buddha. Selain itu, pesan moral yang terdapat di cerita dongeng agama Buddha tersampaikan dengan baik