4 research outputs found
Measurement of TECHNOLOGY Acceptance Model (TAM) in Using E-Learning in Higher Education
Information and Communication Technology (ICT) growth triggers various educational institutions, especially universities, to use technology in their learning. The learning model with ICT is known as e-learning which is designed using a Learning Management System (LMS). Ahmad Dahlan University (UAD) has been using e-learning since 2009. Currently, an e-learning system is very much needed in the online learning process. The UAD e-learning development team developed a new e-learning system to overcome distance education during the pandemic. This study was carried out to measure TAM in the use of UAD's new e-learning. The factors used are based on previous research using two primary factors from TAM, namely perceived usefulness and perceived ease of use by adding other aspects (1) instructor characteristic, (2) habit, (3) computer self-efficacy, and (4) system quality. The number of samples was determined using the slovin method with the results of 86 people, and the technique of deciding respondents was using purposive sampling. The data processing method in this study was carried out using the SPSS 20 application. The analysis results showed that habit, computer self-efficacy, system quality, and perceived ease of use significantly correlated with perceived usefulness. In contrast, instructor characteristics had no significant relationship with perceived usefulness. The immense contribution of the influence of instructor characteristic and habit factors on perceived usefulness simultaneously is 45.8%, for computer self-efficacy and system quality factors on perceived ease of use are 41.3% and for perceived ease of use factors on perceived usefulness is other variables influence 33, 2% and the rest
Penentuan Open/Closed Fasilitas Tempat Pembuangan Sampah dengan Mempertimbangkan Design Fasilitas dan Sarana Pendidikan Formal
Adanya aduan dari masyarakat maupun dari walikota Kota Yogyakarta mengenai keberadaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang dianggap memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Selain itu, beberapa lokasi TPS menyebabkan kemacetan saat pengambilan sampah untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Menurut data dari DLH Kota Yogyakarta 32,7% Tempat Pembuangan Sementara (TPS) berada di Sektor Krasak. TPS di sektor krasak lebih didominasi Tempat Pembuangan Sementara berukuran kecil. Kapasitas TPS yang tersedia di sektor Krasak lebih besar dibandingkan volume sumber sampah. Ketidakseimbangan tersebut dapat dipenuhi dengan melakukan penutupan TPS yang berukuran kecil. Selain itu terdapat TPS yang tidak dapat menampung sumber sampah dengan jarak terdekat, sehingga perlu dilakukan perluasan Fasilitas (redesign). Fasilitas umum berupa pendidikan formal dapat memberikan tambahan penyumbang timbulan sampah. Penelitian ini mencoba untuk meminimalkan jumlah TPS di Sektor Krasak dengan mempertimbangkan kapasitas penampungan TPS. Pendekatan penyelesaikan permasalahan ini menggunakan set covering problem. Penentuan Fasilitas yang diperluas dilakukan secara diskrit. Keputusan terbaik menggunakan tiga kondisi yaitu: (1) Peningkatan kapasitas TPSS Tribrata, (2) Peningkatkan kapasitas TPSS Kusbini I dan (3) Peningkatan kapasitas keduanya. Berdasarkan ketiga kondisi tersebut terpilih keputusan terbaik merupakan kondisi 2, dimana peningkatkan TPSS Kusbini I sesuai kapasitas maksimal untuk TPSS sebesar 32 m3 dari lima kelurahan di Kecamatan Gondokusuman dan keseluruhan sarana pendidikan formal memerlukan total kapasitas TPS total sebesar 118 m3. Sehingga, TPS yang akan tetap dibuka yaitu Depo Sagan, Landasan Kontainer RRI, TPSS Pengok dan TPSS Kusbini
Peningkatan Motivasi Pengembangan Padukuhan Edu-ekowisata Padukuhan Ngunan-ngunan, Bantul, YOGYAKARTA
Konsumsi dan produksi berkelanjutan merupakan dua aspek yang mendukung adanya green economy. Prinsip green economy ini akan diaplikasikan dalam kegiatan yang dilakukan warga di Padukuhan Ngunan-unan, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Padukuhan Ngunan-unan sangat potensial dikembangkan menjadi destinasi wisata Edu-ekowisata yang fokus pada edukasi mengenai kelestarian lingkungan sebagai bentuk contoh green economy. Perlu adanya partisipasi dari masyarakat untuk menjadi destinasi wisata. Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan antusiasme masyarakat dalam pengembangan Padukuhan Ngunan-unan menjadi destinasi wisata Edu-ekowisata. Metode yang digunakan berupa sosialisasi dan edukasi manfaat objek wisata bagi masyarakat khususnya Padukuhan Ngunan-unan. Pelaksanaan kegiatan pada tanggal 7 Agustus 2022. Peserta pengabdian merupakan masyarakat yang terdiri dari warga dan pengurus komunitas yang ada di Padukuhan Ngungan-unan. Berdasarkan respon dari mitra dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan tentang edu ekowisata, kebermanfaatan kegiatan, peningkatan pemahaman, dan pemahaman materi, motivasi dan antusiasme peserta