56 research outputs found
Evaluasi Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria) Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (Sak Etap) PSAK No 16
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria) dalam perlakuan akuntansi aktiva tetap sudah sesuai dengan PSAK 16. Jenis data yang digunakan adalah primer dan sekunder, data primer adalah wawancaa dan observasi langsung ke perusahaan dan data sekunder berupa data keuangan. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya transaksi yang tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 16), sehingga terjdinya selisih antara pencatatan yang dilakukan perusahaan dan yang diterapkan PSAK 16 yang berpengaruh terhadap laporan keuangan. Jadi, sebaiknya perusahaan melakukan pencatatan sesuai standar yang di terapkan PSAK 1
HARMONISASI NILAI KOSMOPOLITAN DAN ETNISITAS MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENGARUHNYA TERHADAP NASIONALISME SISWA : Penelitian Cross-Sectional Survey pada Siswa Sekolah Menengah di Kota Cimahi
Disertasi ini merupakan hasil penelitian tentang harmonisasi nilai kosmopolitan dan etnisitas dalam pembelajaran PKn dan pengaruhnya terhadap nasionalisme pada Siswa Sekolah Menengah di Kota Cimahi. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah berat mengenai kesadaran nasional (national consciousness) generasi muda saat ini yang memerlukan pembenahan secara serius. Di era globalisasi bangsa Indonesia dihadapkan pada dua kekuatan utama yakni kosmopolitanisme yang beriringan dengan globalisasi dan menguatnya etnisitas dengan ditandai munculnya ide-ide kedaerahan, otonomi luas, penguatan identitas, separatisme maupun konflik SARA. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan masalah pokok penelitian yakni seberapa kuat proses harmonisasi nilai kosmopolitan dan etnisitas dalam pembelajaran PKn dan bagaimana pengaruhnya terhadap nasionalisme peserta didik. Karya ini memanfaatkan berbagai perspektif dalam kajian tentang kosmopolitanisme, etnisitas dan nasionalisme, yang didukung oleh perspektif dari teori situasional, teori primordial, teori relasional, terbentuknya bangsa dan tindakan komunikatif. Lokasi penelitian tersebar di wilayah Cimahi Tengah, Utara, dan Selatan. Populasi penelitian berjumlah 20.702 dan sampel 421 peserta didik. Pendekatan yang digunakan kuantitatif dan metode Cross-Sectional Survey. Pengumpulan data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan tes uji kompetensi yang diolah dengan analisis Structural Equation Modelling. Hasil penelitian adalah bahwa Nilai kosmopolitan yang dipahami Siswa adalah termasuk pada kategori tinggi. Nilai ini membentuk sikap kosmopolitan para siswa yang meliputi dimensi moral, politik, dan budaya. Nilai etnisitas yang dipahami siswa berada pada kategori tinggi. Nilai ini membentuk sikap etnisitas para siswa yang meliputi dimensi masyarakat, kesukun, dan jaringan. Secara konseptual terjadi pertentangan antara nilai kosmopolitan dengan nilai etnisitas, keduanya berada pada kutub yang tarik-menarik, dimana nilai kosmopolitan menarik ke ranah global, sedangkan nilai etnisitas menarik ke ranah suku. Dalam situasi demikian pembelajaran PKn berhasil mengharmonisasikan kedua nilai tersebut. Proses harmonisasi nilai kosmopolitan dan etnisitas melalui pembelajaran PKn berpengaruh signifikan terhadap pembentukan nasionalisme siswa, Artinya, bahwa secara langsung pengaruh pembelajaran PKn terhadap nasionalisme siswa lebih besar dibandingkan dengan pengaruh langsung nilai kosmopolitan dan etnisitas terhadap nasionalisme siswa.Nilai kosmopolitan dan etnisitas menjadi faktor yang sangat menentukan dalam mengembangkan nasionalisme ketika dilakukan melalui pembelajaran PKn yang bermutu, berkualitas dan bermakna. Ini memberikan implikasi kepada pemerintah untuk meninjau kembali kurikulum bidang studi PKn.
This study scrutinizes the harmonisation of cosmopolitan values and ethnicity in Civic Education and their influences towards the nationalism of high school students in Cimahi. It is conducted due to the low national consciousness of the youth that requires serious correction. Furthermore, in the era of globalisation, Indonesians are also confronted with two major forces of cosmopolitanism coexisting with globalisation and the increasing magnitude of ethnicity marked by the emergence of locality ideas, the widespread of autonomy, identity empowerment, separatist movement as well as conflicts of ethnicity, religion, and race (SARA). Based on such issues, this study aims to investigate how strong the harmonisation process of cosmopolitan values and ethnicity embedded in Civic Education is and how they affect the nationalism of the students.Relevant theories applied in this study are situationism, relational theory, the theory of nation formation, communication action, and also theories of cosmopolitanism, ethics, and value system. Numerous perspectives of studies on cosmopolitanism, ethnicity, and nationalism supported by the perspectives of situationism, relational theory, the theory of nation formation, and communicative action are adopted in this study. The data of this study was collected throughout central, north, and south Cimahi. The population of this study was 20.702 students and 421 students were chosen as the sample. This study applied quantitative approach and Cross-Sectional Survey. The data were collected by means of questionnairres and the data were analyzed by using Structural Equation Modelling (SEM). The analysis results substantiated that the students’ had high level of comprehension of cosmopolitan values. Such values establish the cosmopolitan attitude of the students that comprise the moral, political, and cultural dimensions. Similarly, the students had high level of comprehension of ethnicity values. The values establish the students’ ethnicity attitude which encompass the dimensions of society, ethnics, and network. Furthermore, there conceptually was a conflict between comopolitan and ethnicity values in which both were attacting each other: cosmopolitan values led to global domain, whereas ethnicity values led to ethnic domain. Under such circumstances, Civic Education managed to harmonise the cosmopolitan values and ethnicity as instantiated by the result that Civic Education significanty influenced the establishment of the students’ nationalism. Such a result indicated that the direct influence of Civic Education towards the students’ nationalism is greater than the direct influences of cosmopolitan values and ethnicity towards the students’ nationalism. All in all, cosmopolitan values and ethnicity are significant factors that determine the development of nationalism when embedded in high quality and meaningful Civic Education learning. Such a result poses implications to the government to review the curriculum of Civic Education
Malind-Papua Ethnomathematics: Kandara Musical Instrument as Learning Media for Geometry Concepts in Elementary School
Each regions has a local culture that is the identity of the area. The Malind (Anim Ha) tribe as the original tribe of Merauke has a musical instrument that has a copyright kandara. Kandara was used as a musical accompaniment of dances and songs at traditional ceremonies. Kandara can be used as a learning media for the concept of geometry in elementary schools. This article aimed to describe the instrument of the musical instrument as an ethnomatematics of the Malind-Papua tribe that can be used as a learning medium for geometrical concepts in elementary schools. It was qualitative research using the ethnographic approach. Sampling using a cluster random sampling technique. The results showed that, the first ethnomatematics were found in parts of the kandara such as the handle or hands of the kandara, head, bodyor middle part and the tail of the kandara. Secondly, the musical instrument of kandara can be used as a learning medium to explain the concepts of geometry in elementary school in the form of the concept of angles, flat shapes (triangles, rectangles and circles) and building spaces (incised cones and tubes). Thirdly, ethnomatematics can be a learning material in elementary schools based on local culture, not only can help students understand mathematical concepts well but also maintain and respect the cultures of local communities (Malind tribe as an indigenous of Merauke).
Keywords: Ethnomathematics, Kandara, Learning Media, Geometry Concept
Implementing Pancasila Values in Facing the COVID-19 Pandemic – A Study from the City of Cimahi
Pancasila as the basis and ideology of the state cannot be separated from community programs, because the values in it are the original characteristics of the Indonesian. These values teach how to think and act in overcoming various problems in the life of the nation and state. During the COVID-19 pandemic, it has caused a crisis for the Indonesian, especially for the economic sector. This study aimed to find out the embodiment of Pancasila values that grew and developed in people's lives in Cimahi City during the COVID-19 pandemic. The approach used was qualitative approach. There were 115 respondents who were interviewed in three sub-districts and sub-districts, namely 30 respondents in Cibeureum Subdistrict (South Cimahi Subdistrict), 20 respondents in Cimahi Subdistrict, and 20 respondents in Setiamanah Subdistrict (Cimahi Tengah Subdistrict), 25 respondents in Citereup Subdistrict, and 20 respondents in Cipageran Subdistrict (North Cimahi District). The results of the study show that the values of Pancasila as the basis and ideology of the Indonesian state, are the values that could strengthen community resilience in overcoming crises. The strength of these values was shown by their belief in God the Almighty and obedience to worship both horizontally and vertically, the belief that humans are born and created with the same dignity, respected each other without discrimination, promoting unity, togetherness and mutual cooperation, prioritizing deliberation based on the spirit of kinship in overcoming problems, being fair by maintaining an equality between obligations and rights. The people in Cimahi City were able to implement values in Pancasila as a way of thinking and acting to overcome the crisis of social life, as faced in the current pandemic situation
The Influence Of Honesty Cantine On Improvement Student Understanding About Anti-Corruption Values At SMPN 2 Cipunagara Subang
The word corruption is covered almost every day by the mass media and has become a topic of discussion in various circles of society. Corruption is an extraordinary crime because it can affect the community, and in the long run, it is more dangerous for the younger generation's behavior. If conditions like that are allowed, the country's future will be very bleak. Therefore, it is necessary to instill anti-corruption values through education to internalize anti-corruption values in various ways, one of which is through the application of an honesty canteen. The purpose of this study was to determine the effect of the honesty canteen in increasing students' understanding of anti-corruption values at SMPN 2 Cipunagara. The method used is quantitative with descriptive verification method. The population is 391 students with a sample of 78 students. The approach used is quantitative with a descriptive verification method.Data collection techniques through questionnaires, interviews, observation, and document analysis. Data analysis relies on statistical tests of questionnaire results which are supported by interviews, observations, and document analysis. The results showed that the honesty canteen development model had a significant effect on the culture of anti-corruption values. This is evidenced by finding a correlation coefficient (r) of 0895 which means that the degree of relationship between variable X, namely honesty canteen, is very close and even perfectly related to variable Y, namely understanding anti-corruption values. The magnitude of the significance in the regression analysis is 0.174 0.05. The t value is 17.463 t table 00003289 so it can be concluded that H1 is accepted, that is, there is an effect of X on Y. And the R-square value of 0.800 in the analysis of the coefficient of determination, which means the effect of X on Y is seen as 80 ,0%. This shows that the existence of honesty canteen activities in schools has a very positive impact on students' understanding of anti-corruption values.Kata korupsi hampir setiap hari diliput oleh media massa dan menjadi perbincangan di beragai kalangan masyarakat. Korupsi merupakan kejahatan yang tidak biasa (ekstra ordinary crime) karena dapat menimpa masyarakat dan dalam jangka panjang lebih membahayakan perilaku generasi muda. Jika kondisi seperti itu dibiarkan masa depan suatu negara akan sangat suram. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah menanamkan nilai-nilai antikorupsi melalui pendidikan untuk menginternalisasikan nilai-nilai antikorupsi dengan berbagai cara salah satunya melalui penerapan kantin kejujuran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kantin kejujuran dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai-nilai antikorupsi di SMPN 2 Cipunagara. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif verifikatif. Populasi adalah 391 siswa dengan sampel 78 siswa. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif verifikatif. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Analisa data bertumpu kepada uji statistika hasil kuesioner yang didukung hasil wawancara, observasi, dan analisa dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model pengembangan kantin kejujuran berpengaruh signifikan terhadap budaya nilai-nilai anti korupsi. Hal ini diuktikan dengan ditemukannya koefisien korelasi (r) sebesar 0895 yang berarti bahwa derajat hubungan antara variael X yaitu kantin kejujuran sangat erat bahkan berhubungan sempurna dengan variael Y yaitu pemahaman anti- nilai korupsi. Besarnya signifikansi dalam analisis regresi adalah  0,174 0,05 dan nilai t hitung 17.463 t tabel 00003289 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yaitu terdapat pengaruh X terhadap Y. Dan nilai Rsquare sebesar 0.800 pada analisis koefisien determinasi yang berarti pengaruh X terhadap Y seesar 80,0%. Hal ini menunjukkanb bahwa adanya kegiatan kantin kejujuran di sekolah berdampak sangat positif terhadap pemahaman siswa terhadap nilai-nilai antikorupsi
Pemanfaatan Digital Library dalam Program TISEA SEAMOLEC Kemdikbud sebagai Sumber Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 8 Naringgul
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan digital library dalam program TISEA SEAMOLEC Kemdikbud sebagai sumber belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 8 Naringgul. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa digital library membantu meningkatkan akses informasi dan sumber belajar yang lebih luas bagi siswa. Selain itu, digital library juga mendukung keterampilan literasi digital siswa dan memperkaya bahan ajar yang tersedia. Selain itu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami Pemanfaatn digital library dalam program TISEA SEAMOLEC Kemendikbud sebagai sumber belajar pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 8 Naringgul Kabupaten Cianjur dalam mewujudkan pembelajarn yang aktif, kreatif dan inovatif, sesuai denga kurikulum yang berlaku yang diharapkan oleh pemerintah. Serta meningatakan kompetensi Guru maupun siswa di bidang Teknologi. Dan menyesuaikan gambara pembelajaran di abad 21.Digital library ini merupakan program SEAMOLEC Kemendikbud,yang bekerjasama dengan Negara ASEAN yang bergerak di bidang pendidikan dan bertujuan untu memajukan pendidikan khususnya di Indonesia, penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus (case study). Hasil dari penelitian menunjuka bahwa digital library apabila di libatkan sebagai perangkat pembelajaran yang berbasis Teknologi sesuai dengan kurikum yang berlaku yaitu kurikulm merdeka yang menganjurkan harus ada konte-konten pembelajarn selain itu dapat di gunakan sebagai sumber belajar siswa dan membantu memudahkan memahami materi yang di sampaikan, serta mengembangan kompetensi guru dan kekreatifan siswa di bidang Teknolog
Eksistensi budaya erturtur atau tradisi santun bertegur sapa pada Komunitas Persadaan Batak Karo Kota cimahi
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk menganalisis budaya ertutur atau suatu tradisi bertegur sapa adat Batak Karo yang semakin hari semakin mulai ditinggalkan para generasi mudanya. Mereka umumnya tidak mengenal kembali silsilah atau keturunan terdahulunya. Di Kota Cimahi sendiri sebagian besar di Komunitas Batak Karo sebagian besar tidak mengenal budaya erturtur. Metode penelitan yamh digunakan adalah kualitatif dengan teknik wawancara kepada anggota Komunitas Batak Karo. Hasil penelitian meunjukkan bahwa budaya erturtur sudah mulai dipahami oleh komunitas tersebut. Hal ini menjadi tugas para tokoh adat, para pemimpin keagaan untuk membumikan kembali budaya erturtur di kalangan generasi muda agar tidak hilang ditelan zaman
- …