12 research outputs found
Analisis Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Cimuncang
Analysis of Real Needs for Operation and Maintenance of the Cimuncang Irrigation Network, Pasirhalang Village, Sukaraja District, Sukabumi Regency. The Cimuncang irrigation network is a canal, main building, and auxiliary buildings that function to provide irrigation water and have a functional area of 299 Ha. However, the current condition of the Cimuncang irrigation area is that there is some damage to the water structures. The Cimuncang irrigation area is included in one of the large irrigation areas which will certainly require a lot of power, supplies and funds to carry out the operation and maintenance of irrigation networks. The results of this study know the Real Needs and Maintenance of the Cimuncang Irrigation Network there are 48.91%, meaning that the performance of irrigation buildings is in the category of heavily damaged, recapitulation of the performance of regulatory buildings, namely 64.1% (moderately damaged) and auxiliary buildings, namely 86% (slightly damaged). , the functional value of the performance of the Cimuncang irrigation canal and road inspection is 71.92%, meaning that the performance of the Cimuncang irrigation canal is included in the category of periodic maintenance that is remedial. The results of the calculation of the RAB for the Real Needs Figures and Maintenance of Irrigation Network activities are Rp. 402,600,000 (Four Hundred Two Million Six Hundred Thousand Rupiah).Analisis Angka Kebutuhan Nyata Operasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Cimuncang Desa Pasirhalang Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Jaringan irigasi Cimuncang adalah saluran, bangunan utama, dan bangunan pelengkap yang berfungsi untuk menyediakan air irigasi serta memiliki luas areal fungsionalnya yaitu 299 Ha. Namun, kondisi daerah irigasi Cimuncang saat ini terdapat beberapa kerusakan di bangunan airnya. Daerah irigasi Cimuncang termasuk ke dalam salah satu daerah irigasi luas yang tentunya akan membutuhkan daya, perbekalan dan dana yang tidak sedikit dalam menjalankan operasi serta pemeliharaan jaringan irigasi. Hasil dari penelitian ini mengetahui Angka Kebutuhan Nyata dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Cimuncang terdapat 48,91% artinya kinerja bangunan irigasi termasuk kategori rusak berat, rekap kinerja bangunan pengatur yaitu 64,1% (rusak sedang) dan bangunan pelengkap yaitu 86% (rusak ringan), nilai fungsional kinerja saluran dan inspeksi jalan irigasi Cimuncang 71,92% artinya kinerja saluran irigasi Cimuncang termasuk kategori pemeliharaan berkala bersifat perbaikan. Hasil perhitungan RAB untuk kegiatan Angka Kebutuhan Nyata dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi yaitu sebesar Rp. 402.600.000 (Empat Ratus Dua Juta Enam Ratus Ribu Rupiah)
SOFTWARE UNTUK MENGHITUNG BERBAGAI HIDROGRAF SATUAN SINTETIS
Perencanaan teknis bangunan air membutuhkan hitungan debit rencana yang akan menentukan dimensi hidrolis sebagai penunjang keberhasilan konstruksi. Seiring kemajuan zaman, pemanfaatan teknologi mampu membantu menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan efektif. Maka dibuatlah software untuk menghitung analisis debit rencana dengan berbagai Hidrograf Satuan Sintetis, yaitu metode HSS Gama I, HSS Snyder, HSS SCS dan HSS Nakayasu dengan studi kasus DAS Cimandiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui debit rencana kala ulang 25 dan 50 tahun DAS Cimandiri dengan cepat dan praktis.
Metodologi penelitian dalam analisis ini meliputi pengumpulan data serta pengolahan data. Langkah pertama dalam penyusunan program adalah pengolahan data yang dilanjutkan dengan kalibrasi. Pengambilan data digunakan sebagai contoh perhitungan program dan dikalibrasikan dengan debit rencana hasil hitungan manual.
Hasil penelitian ini adalah software untuk menghitung analisis debit rencana dengan 4 metode HSS dan hasil hitungan kalibrasi. Hasil perhitungan program dan kalibrasi secara manual menghasilkan nilai yang mendekati, walaupun terdapat sedikit perbedaan yang disebabkan oleh sistem pembulatan hitungan
Pengaruh Subtitusi Serbuk Karet Ban Bekas Sebagai Pengganti Agregat Halus terhadap Kuat Tekan Beton
Limbah ban karet adalah salah satu dampak yang dihasilkan dari perkembangan infrastruktur di bidang transportasi. Penumpukan limbah ban terjadi seiring dengan peningkatan jumlah kepemilikan kendaraan dalam suatu masyarakat. Upaya daur limbah diperlukan untuk mengurang pencemaran lingkungan. Salah satu pemanfaatan limbah ban bekas adalah untuk bahan pengganti sebagian agregat halus pada campuran beton, sehingga dihasilkan produk beton yang ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penambahan serbuk karet terhadap kuat tekan beton. Metode yang diterapkan adalah eksperimen pembuatan beton dengan substitusi agregat halus menggunakan persentase serbuk karet 0%, 5%, dan 15% terhadap subtitusi agregat halus. Benda uji yang digunakan berjumlah 9 buah silinder beton berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dengan masing-masing variasi desain campuran berjumlah 3 buah silinder beton. Beton tersebut diuji terhadap kuat tekan dengan hasil uji kuat tekan beton dengan persentase serbuk karet 0%, 5%, dan 15% berturut-turut sebesar 27,12 MPa, 19,37 MPa, dan 16,29 MPa. Rubber tire waste is one of the impacts resulting from the development of infrastructure in the transportation sector. The accumulation of tire waste occurs along with an increase in the number of vehicle owners in a society. Waste recycling efforts are needed to reduce environmental pollution. One of the uses of used tire waste is to replace some of the fine aggregate in the concrete mixture, so that an environmentally friendly concrete product is produced. The purpose of this study was to analyze the effect of the addition of rubber powder on the compressive strength of concrete. The method applied is an experiment in making concrete with fine aggregate substitution using rubber powder percentages of 0%, 5%, and 15% for fine aggregate substitution. The specimens used were 9 concrete cylinders with a diameter of 150 mm and a height of 300 mm, with 3 concrete cylinders for each mix design variation. The concrete was tested for compressive strength with the results of the concrete compressive strength test with the percentage of rubber powder of 0%, 5% and 15% respectively of 27.12 MPa, 19.37 MPa and 16.29 MPa
Pengaruh Variasi Molaritas Pada Kuat Tekan Beton Geopolymer Fly Ash Dengan Agregat Halus Pasir Kuarsa
Beton adalah material konstruksi yang banyak digunakan untuk membangun berbagaiinfrastruktur, namun pada salah satu bahan penyusun beton yaitu semen mempunyaidampak negatif terhadap lingkungan, karena pada proses produksi semen menghasilkan gaskarbon dioksida (CO2) yang menyebabkan pemanasan global. Beton geopolymermerupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah penggunaan semen yang kurangramah lingkungan. Dalam penelitian ini beton geopolymer dibuat tanpa menggunakansemen sebagai bahan pengikat, sebagai pengganti digunakan fly ash dari PLTUPalabuhanratu yang mengandung silika dan alumina yang bereaksi dengan cairan alkalinaktivator untuk menghasilkan bahan pengikat. Selain itu, agregat yang digunakan adalahpasir kuarsa Kp. Mekar Alam Desa Sekarwangi Cibadak yang dapat menghasilkan 15.000ton perbulannya.Pada penelitian ini kuat tekan beton pada umur 7, 14, 28 dan 56 hari diuji melalui tes kuattekan. Material yang digunakan adalah fly ash PLTU Palabuhanratu, pasir kuarsa, natriumsilikat (Na2SiO3), natrium hidroksida (NaOH) dengan konsentrasi 10M, 12 M, 14M, danSuperplastisizer Viscocrete-10. Benda uji yang digunakan adalah silinder ukuran 15/30 cm,dengan metode perawatan beton ditutup menggunakan plastik pada suhu ruang. Nilaimaksimum rata-rata kuat tekan beton geopolymer dalam penelitian ini sebesar 32,88 MPadidapatkan pada variasi 14 M NaOH dengan umur pengujian 56 hari
Penentuan Kualitas Material Agregat Lokal sebagai Campuran Flexible Pavement pada Lapisan Penetrasi Macadam
Mayoritas pembangunan perkerasan jalan lokal dan jalan desa di wilayah SagarantenKabupaten Sukabumi menggunakan material lokal. Namun belum diketahui kualitas dankemampuan material lokal tersebut sesuai dengan standar (SNI 6751:2016, 2016) sebagaicampuran bahan lapis penetrasi makadam (LAPEN). dan spesifikasi umum Bina Marga Revisi3 2010 Divis 6 Seksi 6.6 Lapis Penetrasi Makadam. Adapun lokasi aggregat yang berada diwilayah Sagaranten antara lain quarry Cisero, quarry Puncakkalong dan quarry Pareang.Metoda pengujian dengan analisa saringan, indeks kepipihan, abrasi dengan mesin los angeles,bidang pecah agregat dan penyelimutan dan pengelupasan terhadap aspal.Hasil Uji Gradasi, Keausan, Indeks Kepipihan dan penyelimutan serta pengelupasan padaagregat Cisero lebih baik dari agregat Puncakkalong dan Pareang. Bidang pecah di agregatPareang lebih baik dari agregat Cisero dan agregat Puncakkalong karena material berasal daribatuan di perbukitan. Secara umum agregat yang baik digunakan sebagai konstruksi lapenadalah Cisero dan Puncakkalong. Agregat dari quarry Pareang diatas bisa dipakai untukperkerasan jalan Lingkungan dan Jalan Setapak. Dari hasil tersebut, agregat untuk CampuranKonstruksi lapis penetrasi Macadam yang mengunakan quarry Cisero dan quarryPuncakkalong lebih baik dari pada quarry Parean
Uji Karakteristik Batu Pasang Sebagai Pengganti Batu Bata Untuk Bangunan Rumah Tinggal Di Kecamatan Surade Sukabumi Selatan
Pembangunan di Indonesia dalam arti fisik seperti perumahan dan sarana lain semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Disisi lain pembangunan rumah tinggal dengan biaya murah merupakan program yang senantiasa diupayakan pemerintah dan didambakan masyarakat pada saat ini. Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian eksperimental terhadap material Batu Pasang/ Pipih sebagai pengganti penutup dinding pada rumah tinggal yang ada di Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi untuk kemudian dibandingkan dengan material Bata Merah yang lazim digunakan sebagai penutup dinding untuk rumah tinggal dan dinilai kelayakannya terhadap Standar ASTM (American Society for Testing and Material) dan SNI (Standar Nasional Indonesia). Dari hasil pengujian komposisi didapatkan bahwa karakter kimiawi dari batu pasang sangat berbeda dengan batu bata, ditunjukkan dengan jenis senyawa dan jumlah yang berbeda secara signifikan.Paling dominan menunjukkan adalah jumlah kapur yang tinggi dan senyawa organik yang tinggi yang terdapat dalam batu pasang, sedangkan pada batu bata memiliki senyawa silika yang tinggi yang menunjukkan bahwa batu bata bersifat pozolan.Sedangkan dalam hal kuat tekan dan daya serap belum memenuhi standar yang ditetapkan. Namun demikian sebagai pertimbangan ekonomis, material tersebut secara praktis masih bisa tetap digunakan apabila diberi perlakuaan khusus seperti proses pembakaran pada suhu tertentu sehingga kadar organiknya menjadi berkurang dan volume batu menjadi lebih kecil dan lebih padat
Karakteristik Susut Beton Dengan Alwa Murni
Shringkage is one of the important concrete properties which, decreasingdurability of concrete and causeing concrete cracking. The shrinkage willdepend on aggregate selected. In this researd used a pute alwa aggregate whichmade from expanded clay burned in rotary kiln at high temperature (>6000C).Alwa has a rough surface shape, high absorption that allows aggregate to storewater needed for concrete hydration which can be removed from the shrinkage.This analysis uses experimental methods, and uses mortar specimens with 5x5x5cm cubes. Mixed mortar design using the DoE method and for testing in test arecompressive strength, porosity, and shrinkage of concrete. The results show that concrete mortar using alwa enough effective to reduceshrinkage with optimum addition of 18% for 20 - 30% percent did not meet thecompressive strength of the planned
ANALYSIS OF REAL NEEDS FOR OPERATION AND MAINTENANCE OF THE CIMUNCANG IRRIGATION NETWORK
Analysis of Real Needs for Operation and Maintenance of the Cimuncang Irrigation Network, Pasirhalang Village, Sukaraja District, Sukabumi Regency. The Cimuncang irrigation network is a canal, main building, and auxiliary buildings that function to provide irrigation water and have a functional area of 299 Ha. However, the current condition of the Cimuncang irrigation area is that there is some damage to the water structures. The Cimuncang irrigation area is included in one of the large irrigation areas which will certainly require a lot of power, supplies and funds to carry out the operation and maintenance of irrigation networks. The results of this study know the Real Needs and Maintenance of the Cimuncang Irrigation Network there are 48.91%, meaning that the performance of irrigation buildings is in the category of heavily damaged, recapitulation of the performance of regulatory buildings, namely 64.1% (moderately damaged) and auxiliary buildings, namely 86% (slightly damaged). , the functional value of the performance of the Cimuncang irrigation canal and road inspection is 71.92%, meaning that the performance of the Cimuncang irrigation canal is included in the category of periodic maintenance that is remedial. The results of the calculation of the RAB for the Real Needs Figures and Maintenance of Irrigation Network activities are Rp. 402,600,000 (Four Hundred Two Million Six Hundred Thousand Rupiah)