108 research outputs found

    Kajian Kedalaman Mixed Layer Dan Termoklin Kaitannya Dengan Monsun Di Perairan Selatan Pulau Jawa

    Full text link
    Perairan Selatan Jawa merupakan salah satu perairan yang dipengaruhi oleh beberapa fenomena oseanografi, salah satunya yaitu sistem angin monsun yang menyebabkan adanya dinamika suhu vertikal. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji variabilitas kedalaman mixed layer dan termoklin serta kaitannya dengan monsun di perairan selatan Jawa. Penelitian ini menggunakan data suhu vertikal bulanan yang diperoleh dari data model HYCOM selama bulan Juni 2013 – Mei 2015, data suhu vertikal dari CTD yang diukur oleh Balitbang KP pada tanggal 22 September – 1 Oktober 2013, data angin dari ECMWF dan data arus dari My Ocean selama bulan Juni 2013 – Mei 2015. Pengolahan data kedalaman mixed layer dan termoklin dilakukan dengan merata-ratakan suhu dari data model HYCOM yang dirata-rata setiap musimnya dan dihitung gradien suhunya. Batas bawah mixed layer dan termoklin ditentukan berdasarkan nilai gradien suhu yang lebih dari 0,05 °C/m. Hasil penelitian menunjukkan secara temporal kedalaman batas bawah mixed layer paling dalam terjadi pada musim timur dan kedalaman batas bawah termoklin paling dalam terjadi pada musim barat. Secara melintang, kedalaman batas bawah mixed layer semakin dalam menuju laut lepas terjadi pada musim timur dan peralihan II, sedangkan pada musim barat dan peralihan I kedalaman batas bawah mixed layer semakin dangkal menuju laut lepas. Secara membujur kedalaman batas bawah mixed layer paling dalam terjadi pada transek A (selatan Jawa Barat) dan yang terdangkal pada transek C (selatan Jawa Timur). Kedalaman batas bawah termoklin paling dalam terjadi di transek C (selatan Jawa Timur) pada musim timur dan musim peralihan II, sedangkan yang paling dangkal terjadi di transek A (selatan Jawa Barat) pada musim barat dan peralihan I

    Pengaruh Iod (Indian Ocean Dipole) Terhadap Variabilitas Nilai Serta Distribusi Suhu Permukaan Laut Dan Klorofil-a Pada Periode Upwelling Di Perairan Sekitar Bukit Badung Bali

    Full text link
    Perairan Badung Bali merupakan salah satu perairan dengan sumber daya perikanan yang tinggi. Pemahaman IOD terhadap variabilitas suhu permukaan laut dan klorofil-a dapat digunakan untuk membantu menentukan daerah potensi perikanan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pengaruh IOD terhadap variabilitas nilai serta distribusi suhu permukaan laut dan klorofil-a di perairan Badung Bali. Penelitian ini menggunakan data citra MODIS (Moderate-Resolution Imaging Spektroradiometer) level 3(tiga) berupa data SPL dan klorofil-a periode bulanan, data angin, data arus insitu dan permodelan serta data DMI (Dipole Mode Index) periode upwelling pada bulan Agustus-November setiap tahunnya yang dianalisis tahun 2010-2014. Distribusi parameter diolah menggunakan software ArcGIS 10.0, sedangkan data pendukung disajikan dengan software SMS 10.0. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu studi kasus dan pengambilan data arus insitu menggunakan metode Lagrange. Berdasarkan hasil analisis terjadinya variabilitas nilai SPL dan klorofil-a. SPL mengalami peningkatan pada bulan Agustus-November pada setiap tahun yang dianalisis (2010-2014). Hasil sebaliknya pada konsentrasi klorofil-a yang mengalami penurunan. Nilai SPL tertinggi pada tahun 2010 dan terendah pada tahun 2011. Konsentrasi klorofil-a tertinggi pada tahun 2012 dan terendah pada tahun 2010. SPL tinggi dengan nilai maksimal 33,88⁰C, hal ini berkaitan dengan fenomena IOD negative. SPL rendah dengan nilai minimal 24,00⁰C, hal ini berkaitan dengan fenomena IOD positif. Pada sisi lain, konsentrasi klorofil-a di lokasi kajian tersebar di beberapa daerah, dengan nilai maksimal 4,47 mg/m3. Hal ini juga dipengaruhi transport massa air dari lapisan bawah dengan meningkatnya intensitas upwelling, sehingga memicu pertumbuhan produktivitas primer yang mengakibatkan terjadinya peningkatan klorofil-a. Proses hidrodinamika yang mempengaruhi SPL dan Klorofil-a di perairan Badung Bali secara dominan adalah arus ke barat laut dengan kecepatan berkisar 0,0980-0,2083 m/s

    Identifikasi Variabiltas Upwelling Berdasarkan Indikator Suhu dan Klorofil-a di Selat Lombok

    Full text link
    Upwelling merupakan proses terangkatnya massa air dalam yang kaya nutrien ke lapisan permukaan. Fenomena upwelling sangat membantu dalam menyediakan nutrien dengan konsentrasi tinggi. Selat Lombok memiliki produktivitas perairan yang tinggi akibat adanya fenomena upwelling yang terjadi secara musiman di Selat Lombok, maka diperlukannya analisa suhu dan klorofil-a sebagai indikator pendugaan daerah upwelling yang dikaitkan dengan pola angin di perairan Selat Lombok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabilitas SPL secara musiman dan pengaruhnya terhadap klorofil-a, mengetahui waktu kejadian upwelling di Selat Lombok serta mengetahui pengaruh angin muson terhadap kejadian upwelling di Selat Lombok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan SPL dan klorofil-a di perairan Selat Lombok yang digunakan untuk menentukan daerah upwelling, kemudian dihubungkan dengan angin dari ECMWF. Survei lapangan dilakukan dengan pengukuran Suhu secara vertikal dengan CTD. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai SPL pada musim timur (Juni-Agustus) dan peralihan II (September-November) lebih dingin (23,380C-29,540C) dibandingkan dengan musim barat (Desember-Februari) dan Musim peralihan I ( Maret-Mei) (25,460C-33,320C). Hal ini tidak mempengaruhi kadar klorofil-a di Selat Lombok yang ditunjukkan dengan korelasi (r) Sebesar 0,19. Upwelling terjadi pada bulan Juni sampai dengan bulan November 2015 dengan puncak terluas terjadi pada bulan Juni. Angin muson tenggara tampak berpengaruh positif terhadap kejadian upwelling dengan indikator korelasi antara kecepatan angin dan SPL sebesar -0,88

    Pengaruh Arus terhadap Sebaran Material Padatan Tersuspensi di PT. Pertamina Ru VI Perairan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat

    Full text link
    Aktivitas pada pelabuhan khusus PT. Pertamina RU VI Balongan Indramayu menyebabkan kondisi perairan di sekitar lokasi pelabuhan menjadi dinamis. Proses hidro-oseanografi memberikan pengaruh terhadap tingginya suatu nilai padatan tersuspensi di suatu lokasi. Dalam hal ini perlu dilakukan penelitian mengenai pola arus laut terhadap sebaran material padatan tersuspensi di PT. Pertamina RU VI Perairan Balongan Indramayu, Jawa Barat. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh arus laut terhadap sebaran MPT di PT. Pertamina RU VI Perairan Balongan Indramayu. Penelitian dimulai dari tahap pengambilan data di lapangan pada tanggal 8-15 November 2014 di PT. Pertamina RU VI Perairan Balongan Indramayu dan tahap pengolahan data serta analisis data hasil pengukuran lapangan. Materi yang digunakan meliputi data primer berupa arus dan sampel air sedangkan data sekunder berupa data pasut dan peta batimetri Tanjungpriok hingga Cirebon. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bersifat eksploratif, penentuan lokasi pengambilan sampel air menggunakan metode sampling purposive, pengambilan data arus menggunakan metode lagrange. Model matematik yang digunakan adalah model ADCIRC untuk pola arus dan ArcGIS untuk sebaran MPT. Berdasarkan hasil sebaran MPT di PT. Pertamina RU VI Perairan Balongan mempunyai nilai konsentrasi rerata MPT pada saat menuju pasang sebesar 122 mg/l dan saat menuju surut sebesar 89 mg/l. Dalam proses penyebaran nilai konsentrasi di perairan tidak hanya dipengaruhi oleh arus melainkan ada faktor lain, yaitu faktor kedalaman dan aktivitas kapal

    Studi Pengaruh El Nino Southern Oscillation (Enso) Dan Indian Ocean Dipole (Iod) Terhadap Variabilitas Suhu Permukaan Laut Dan Klorofil-a Di Perairan Karimunjawa

    Full text link
    Variabilitas iklim El Nino Southern Oscilation (ENSO) dan Indian Oscillation Dipole (IOD) adalah variabilitas iklim global yang dapat mempengaruhi kondisi oseanografi diantarranya SPL dan klorofil-a. Studi tentang pengaruh ENSO dan IOD telah banyak dilakukan sebelumnya di Perairan Indonesia, namun belum ada kajian di Perairan Karimunjawa yang dapat mempengaruhi produktivitas perikanan. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari variabilitas ilkim antar tahunan ENSO dan IOD terhadap variabilitas SPL dan klorofil-a di Perairan Kepulauan Karimunjawa serta mengetahui faktor fisis yang mendasari pengaruh tersebut. Penelitian ini menggunakan data near real-time SPL dan klorofil-a serta indeks ENSO dan IOD dari satelit penginderaan jauh. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan data pendukung angin dan arus laut sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas mengenai objek yang diteliti. Hasil penelitian menunjukan pengaruh variabilitas iklim ENSO terhadap SPL dan klorofil-a tampak rendah, dengan masing-masing memiliki indeks korelasi -0,045 dan -0,035, hal serupa juga terlihat pada pengaruh IOD terhadap klorofil-a yang memiliki indeks korelasi sebesar 0,025. Pengaruh variabilitas iklim antar tahunan yang tampak cukup tinggi terjadi antara iklim IOD dengan SPL yang memiliki indeks korelasi sebesar -0,433. Pengaruh ENSO dan IOD terhadap variabilitas SPL dan klorofil-a terjadi pada periode-periode khusus, yaitu ketika fenomena El Nino kuat berlangsung bersamaan dengan IOD(+) kuat memicu terjadinya SPL dingin dan klorofil-a tinggi, selanjutnya ketika fenomena La Nina kuat berlangsung bersamaan dengan IOD(-) kuat memicu terjadinya SPL hangat dan klorofil-a rendah. Pola angin permukaan diduga menjadi faktor fisis yang mendasari keterkaitan antara IOD dengan variabilitas SP

    Pengaruh Sebaran Dan Gesekan Angin Terhadap Sebaran Suhu Permukaan Laut Di Samudera Hindia (Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia 573)

    Full text link
    Perubahan arah dan kecepatan angin yang bertiup diatas perairan mengakibatkan terjadinya Perubahan dinamika pada perairan tersebut, diantaranya adalah fenomena upwelling dan downwelling, sehingga mempengaruhi tinggi rendahnya Suhu Permukaan Laut (SPL). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh sebaran dan gesekan angin terhadap distribusi dan fluktuasi SPL di Samudera Hindia tepatnya di Wilayah Pengelolaan Perikanan Repubik Indonesia 573 (WPP RI 573). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data model angin dari ECMWF, data SPL dari citra satelit MODIS Level III dari Tahun 2007 hingga 2011 dan data insitu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pada Musim Timur kecepatan angin tinggi dan bergerak dari arah tenggara menuju barat daya. Karena posisi WPP RI 573 yang berada di Belahan Bumi Selatan, arus cenderung dibelokkan kearah kiri dari arah datangnya angin sebagai akibat pengaruh dari Gaya Coriolis, sehingga menyebabkan terjadinya Transpor Ekman ke arah kiri. Hal ini menyebabkan kekosongan massa air laut permukaan yang kemudian diisi oleh massa air laut di bawahnya. Proses ini dikenal dengan peristiwa upwelling yang berpengaruh langsung menurunkan SPL. Tingginya SPL pada Musim Barat dan Peralihan I tampak terkait dengan melemahnya kecepatan angin dan Perubahan arah angin (timur ke barat menjadi barat ke timur) yang diduga berdampak menguatnya Arus Pantai Jawa (APJ) yang membawa air hangat dari Barat Sumatera dan terjadi downwelling di Selatan Jawa, serta melemahnya adveksi dan tingginya evaporasi karena posisi matahari yang berada di Belahan Bumi Selatan (BBS). Distribusi dan fluktuasi SPL, secara tidak langsung dipengaruhi oleh kecepatan angin sebesar 0,5% dan komponen gesekan angin tegak lurus pantai (τy) sebesar 43,974%

    Kaitan Monsun Terhadap Variabilitas Suhu Permukaan Laut Dan Klorofil-a Untuk Prediksi Potensi Fishing Ground Di Perairan Karimunjawa

    Full text link
    Nilai SPL dan klorofil-a di suatu perairan dapat mempengaruhi produktivitas perikanan di perairan tersebut. Hal ini disebabkan karena ikan pelagis suka hidup di perairan yang memiliki nilai SPL dan klorofil-a yang optimum untuk kehidupannya. Kondisi lingkungan dapat menggambarkan bahwa perairan tersebut cocok untuk kehidupan ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh monsun terhadap variabilitas SPL dan klorofil-a untuk prediksi potensi fishing ground secara temporal dan spasial di perairan Karimunjawa. Pengambilan data lapangan dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 20 – 21 September 2015. Alat dan bahan yang digunakan yaitu Water Quality Checker (WQC), Global Positioning System (GPS), anemometer, bola duga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data yang digunakan di penelitian ini bersumber dari data insitu dan data yang di download dari website. Angin monsun secara temporal berpengaruh terhadap SPL dan klorofil-a, SPL terendah terjadi bulan Januari dan Agustus sebesar 28,70C dan 28,40C dan klorofil-a tertinggi bulan Januari dan Juni sebesar 0,39 mg/m3 dan 0,45 mg/m3. Potensi fishing ground mengikuti pola kenaikan klorofil-a, dimana potensi fishing ground tertinggi pada bulan Mei – Agustus (Peralihan I dan Musim Timur). Pengaruh monsun secara spasial terlihat dari perbedaan suhu antara bagian selatan Karimunjawa yang lebih panas dibandingkan dengan bagian utara. Sedangkan untuk distribusi klorofil-a dan potensi fishing ground umumnya berpusat di sekitar pantai

    Keterkaitan Varibilitas Angin terhadap Perubahan Kesuburan dan Potensi Daerah Penangkapan Ikan di Perairan Jepara

    Full text link
    Salah satu upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perikanan laut di perairan Jepara melalui pendugaan potensi daerah penangkapan ikan. Faktor oseanografi yang memiliki keterkaitan dengan pendugaan potensi daerah penangkapan ikan salah satunya adalah angin. Hal tersebut disebabkan variabilitas angin mempengaruhi klorofil-a dan suhu permukaan laut sebagai dasar indikator dalam pendugaan potensi daerah penangkapan ikan. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pola sirkulasi angin dan kaitannya dengan klorofil-a, SPL (Suhu Permukaan Laut) dan potensi daerah penangkapan ikan untuk nelayan kecil di perairan Jepara. Penelitian ini dilakukan pada 4-5 November 2015 di perairan Jepara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penentuan lokasi pengambilan titik lokasi dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan angin dalam satu tahun mengalami peningkatan dua kali, peningkatan kecepatan angin pertama terjadi pada musim barat (bulan Februari) sebesar 5,17 m/dtk dan peningkatan kedua terjadi pada musim timur (bulan Juli) sebesar 4,94 m/dtk. Penurunan kecepatan angin terjadi pada musim peralihan 1 dan musim peralihan 2, yang puncak terendah terjadi pada bulan April dan November masing-masing kecepatannya sebesar 1,40 m/dtk dan 1,34 m/dtk. Potensi daerah penangkapan ikan mengikuti pola peningkatan klorofil-a dan SPL (Kunarso et al.,2015), dimana potensi daerah penangkapan ikan di perairan Jepara tertinggi terjadi pada bulan Februari dan Juli. Sedangkan distribusi potensi daerah penangkapan ikan secara spasial kategori tinggi dominan berada di tiga lokasi yaitu, disebelah barat Kecamatan Kedung, di utara Kecamatan Donorojo dan di utara Kecamatan Keling
    corecore