4 research outputs found

    ETIKA KOMUNIKASI PEMERINTAH DI MEDIA SOSIAL TERHADAP PENANGANAN COVID-19 PERSPEKTIF AL-QUR’AN

    Get PDF
    Wabah Covid-19 telah menjangkit publik khususnya warga negara Indonesia. Managemen komunikasi krisis sangat diperlukan oleh pemerintah. Sumber data yang peneliti dari twitter akun @Jokowi dan situs resmi pemerintah (Covid19.go.id). Pertama, peneliti menemukan data terkait informasi yang dipublikasikan oleh pemerintah dilakukan secara cepat serta efisien sehingga publik dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan terkait penangangan Covid-19. Informasi dipublikasikan secara transparan (terbuka), data tersebut murni niat idealis pemerintah dalam menangani Covid-19 tanpa adanya niat pragmatis dalam artian pemerintah mempunyai niat terselubung yang beresensi menguntungkan pihak pemerintah sendiri. Informasi dipublikasikan secara konsisten antara pemerintah satu dengan yang lain. Kedua, etika komunikasi krisis pemerintah di media sosial relevan dengan indikator terminologi term qaulan dalam al-Qur’an. Terdapat indikator term qaulan sadidan bahwa data yang peneliti paparkan menginterpretasikan perkataan yang benar, jujur, tranparan dan konsisten. Qaulan balighan pemerintah memberikan informasi yang membekas di hati publik, sehingga publik lebih memperketat serta mematuhi protokol kesehatan sehingga meminimalisir terjadinya krisis baru. Term qaulan ma’rufan, qaulan kariman, qaulan layyinan bahwa semua data dalam akun @Jokowi dan situs resmi memerintah dalam hal kebaikan dan mencegah hal-hal yang berdampak negatif. Adapun indikator terminologi terakhir yakni qaulan maysuran pemerintah memberikan empati, simpati serta bantuan moril maupun materiil terhadap publik yang terdampak wabah Covid-19. Kata Kunci: Etika Komunikasi Krisis, Media Sosial, Al-Qur’a

    Etika Komunikasi Krisis Pemerintah di Media Sosial Terhadap Penanganan Covid-19 Perspektif al-Qur’an

    Get PDF
    Wabah Covid-19 telah menjangkit publik khususnya warga negara Indonesia. Managemen komunikasi krisis sangat diperlukan oleh pemerintah. Sumber data yang peneliti dari twitter akun @Jokowi dan situs resmi pemerintah (Covid19.go.id). Pertama, peneliti menemukan data terkait informasi yang dipublikasikan oleh pemerintah dilakukan secara cepat serta efisien sehingga publik dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan terkait penangangan Covid-19. Informasi dipublikasikan secara transparan (terbuka), data tersebut murni niat idealis pemerintah dalam menangani Covid-19 tanpa adanya niat pragmatis dalam artian pemerintah mempunyai niat terselubung yang beresensi menguntungkan pihak pemerintah sendiri. Informasi dipublikasikan secara konsisten antara pemerintah satu dengan yang lain. Kedua, etika komunikasi krisis pemerintah di media sosial relevan dengan indikator terminologi term qaulan dalam al-Qur’an. Terdapat indikator term qaulan sadidan bahwa data yang peneliti paparkan menginterpretasikan perkataan yang benar, jujur, tranparan dan konsisten. Qaulan balighan pemerintah memberikan informasi yang membekas di hati publik, sehingga publik lebih memperketat serta mematuhi protokol kesehatan sehingga meminimalisir terjadinya krisis baru. Term qaulan ma’rufan, qaulan kariman, qaulan layyinan bahwa semua data dalam akun @Jokowi dan situs resmi memerintah dalam hal kebaikan dan mencegah hal-hal yang berdampak negatif. Adapun indikator terminologi terakhir yakni qaulan maysuran pemerintah memberikan empati, simpati serta bantuan moril maupun materiil terhadap publik yang terdampak wabah Covid-19

    Analisis kritis gaya bahasa dakwah ulama pendukung pasangan calon presiden dalam Pemilihan Presiden 2019

    Get PDF
    Seorang pendakwah tidak lepas dari gaya bahasa dakwah. Bagaimana seorang pendakwah tersebut mengkomunikasikan pesan dakwah kepada objek dakwah. Penulis memfokuskan objek penelitian terhadap gaya bahasa dakwah seorang ulama pendukung pasangan calon pilpres 2019. Empat macam klaim kesahihan dalam konsensus rasional Jurgen Habermas menjadi pisau analisis dalam transkrip naskah ceramah ulama pendukung pasangan calon dalam Youtube. Hasil dari penelitian ini antara lain: (1) Berdasarkan tipologi dakwah, penulis menemukan gaya bahasa dakwah ta’lim dan tarbiyah, targhib dan tabsyir, tadhkir dan tanbih, qasas dan riwa>yat, amar dan nahi dalam kutipan ceramah masing-masing ulama pendukung pasangan calon Pilpres. Gaya bahasa dakwah ulama tersebut dipengaruhi oleh pemikiran Islam, jadi berdasarkan tipologi pemikiran Islam, penulis menemukan dua indikator yang ditawarkan oleh Khaled yakni “Sifat-Dasar Hukum dan Moralitas” dan “Demokrasi dan Hak Asasi Manusia” sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam hal ini, ulama masing-masing pendukung Pasangan calon Pilpres mempunyai kecederungan pemikiran moderat. (2) Dalam pencapaian klaim kebenaran dan klaim ketepatan bahwa rata-rata ulama pendukung pasangan calon 01 dan 02 cenderung menjunjung praktik demokrasi dan hak asasi manusia yakni hak konstitusional dalam memilih dan dipilih yang sudah menjadi konsensus publik, sehingga relevan dengan hukum normatif yang berlaku. Tetapi rata-rata para ulama pendukung masing-masing pasangan calon meleburkan niat idealis dengan niat pragmatis, sehingga kedua gaya bahasa dakwah ulama pendukung masing-masing pasangan calon tidak mencapai klaim komprehensibilitas

    Analisis kritis gaya bahasa dakwah ulama pendukung pasangan calon presiden dalam Pemilihan Presiden 2019

    Get PDF
    Seorang pendakwah tidak lepas dari gaya bahasa dakwah. Bagaimana seorang pendakwah tersebut mengkomunikasikan pesan dakwah kepada objek dakwah. Penulis memfokuskan objek penelitian terhadap gaya bahasa dakwah seorang ulama pendukung pasangan calon pilpres 2019. Empat macam klaim kesahihan dalam konsensus rasional Jurgen Habermas menjadi pisau analisis dalam transkrip naskah ceramah ulama pendukung pasangan calon dalam Youtube. Hasil dari penelitian ini antara lain: (1) Berdasarkan tipologi dakwah, penulis menemukan gaya bahasa dakwah ta’lim dan tarbiyah, targhib dan tabsyir, tadhkir dan tanbih, qasas dan riwa>yat, amar dan nahi dalam kutipan ceramah masing-masing ulama pendukung pasangan calon Pilpres. Gaya bahasa dakwah ulama tersebut dipengaruhi oleh pemikiran Islam, jadi berdasarkan tipologi pemikiran Islam, penulis menemukan dua indikator yang ditawarkan oleh Khaled yakni “Sifat-Dasar Hukum dan Moralitas” dan “Demokrasi dan Hak Asasi Manusia” sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam hal ini, ulama masing-masing pendukung Pasangan calon Pilpres mempunyai kecederungan pemikiran moderat. (2) Dalam pencapaian klaim kebenaran dan klaim ketepatan bahwa rata-rata ulama pendukung pasangan calon 01 dan 02 cenderung menjunjung praktik demokrasi dan hak asasi manusia yakni hak konstitusional dalam memilih dan dipilih yang sudah menjadi konsensus publik, sehingga relevan dengan hukum normatif yang berlaku. Tetapi rata-rata para ulama pendukung masing-masing pasangan calon meleburkan niat idealis dengan niat pragmatis, sehingga kedua gaya bahasa dakwah ulama pendukung masing-masing pasangan calon tidak mencapai klaim komprehensibilitas
    corecore