29 research outputs found
PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA UNTUK PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA BAGI ANAK DOWN SYNDROME
Salah satu anak berkebutuhan khusus adalah anak Down Syndrome yang berada ditengah sebuah keluarga. Keberadaannya akan mempengaruhi kualitas hidup keluarga Family Quality of Life (FQoL) tersebut dengan kondisi yang mereka bawa. Judul penelitian ini adalah “Program Pelatihan Orangtua untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Down Syndrome”. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan program pelatihan orangtua dalam mengoptimalkan kemampuan pemerolehan bahasa pertama anak Down Syndrome. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Research and Development (R&D) dengan pendekatan studi kasus. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Subjek penelitian ini adalah tiga keluarga yang terdiri dari dua keluarga informan utama dan satu keluarga untuk uji keterlaksanaan program. Data diolah dengan melakukan analisis isi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kondisi kemampuan pemerolehan bahasa anak dipengaruhi oleh lingkungan micrositemnya (2) pemahaman orangtua terhadap kondisi anak mempengaruhi intervensi terhadap hambatan perkembangannya (3) dimensi FQoL yang ada pada keluarga dapat mewujudkan kualitas hidup keluarga terutama anak (4) perlunya kerjasama ahli bidang layanan bagi anak berkebutuhan khusus untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman orantua dalam intervensi dini anak berkebutuhan khusus.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka sangat diperlukan usaha-usaha peningkatan FQoL pada keluarga dan saran-saran dalam penelitian ini berupa anjuran yang ditujukan pada orangtua, ahli dalam bidang anak berkebutuhan khusus dan peneliti selanjutnya. Program yang dikembangkan berdasarkan konsep FQoL ini dapat menjadi referensi bagi keluarga yang memiliki anak Down Syndrome dalam mengintervensi hambatan kemampuan pemerolehan bahasa pertama anak
Hubungan Peran Orang Tua Dalam Perawatan Anak Autis Di Rumah Dengan Kemajuan Kemampuan Bicara Anak Autis Kota Padang
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan peranan orang tua dalam perawatan anak autis di rumah dengan kemajuan kemampuan bicara anak autis pada lembaga pendidikan anak autis di kota Padang. Metode dalam penelitian ini menggunakan desain crossectional study yang dilaksanakan di Klinik Yamet SDS cabang Padang, SLB Mitra Ananda Padang dan SLB Autisma YPPA Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2023. Subjek penelitian ini adalah anak autis yang mendapat terapi wicara dengan jumlah adalah 65 orang. Hasil penelitian menunjukkan 55 orang responden yang mengalami kemajuan terapi terdapat 1 orang responden (12,5 %) orang tuanya kurang melakukan perawtan di rumah dan 54 orang responden (94,3 %) orang tuanya melakukan perawatan di rumah. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) artinya ada hubungan tempat terapi dengan kemajuan kemampuan bicara anak autis dengan peranan orang tua melakukan perawatan di rumah. Hasil penelitian ini dapat di terapkan pada keparawatan anak khususnya autis specrum disorder
Deskripsi Pelaksanaan Program Intervensi Dini pada Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Down Syndrome melalui Penerapan Konsep Family Quality of Life
One type of child with special needs is Down Syndrome. His existence will affect the family with its limitations. The title of this study is "Description of The Implementation of Early Intervention Program in The Acquisition of The First Language of Down Syndrome Children Through the Application of The Concept of Family Quality Of Life". The purpose of the study was to describe the implementation of early intervention in the acquisition of the first language of Down Syndrome children. The research method is qualitative with qualitative descriptive approach. The data is obtained by interview and observation methods. The study subjects were families with down syndrome children. Data processing is done by means of content analysis. The results showed that (1) early intervention programs through the application of the concept of family quality of life can help parents of down syndrome children overcome problems in the acquisition of first language (2) FQoL dimensions in the family can realize the quality of life of the family, especially children (3) the need for expert cooperation in the field of services for children with special needs to improve the knowledge and understanding of parents in providing early intervention in children with special needs.Salah satu jenis anak berkebutuhan khusus adalah Down Syndrome. Keberadaannya akan mempengaruhi keluarga tersebut dengan keterbatasannya. Judul penelitian ini adalah “Deskripsi Pelaksanaan Program Intervensi Dini Pada Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Down Syndrome Melalui Penerapan Konsep Family Quality Of Life”. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan pelaksanaan intervensi dini pada pemerolehan bahasa pertama anak Down Syndrome. Metode penelitian yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data didapatkan dengan metode wawancara dan observasi. Subjek penelitian merupakan keluarga yang mempunyai anak down syndrome. Pengolahan data dilakukan dengan cara analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)program intervensi dini melalui penerapan konsep family quality of life dapat membantu orangtua anak down syndrome mengatasi permasalah pada pemerolehan bahasa pertama (2)dimensi FQoL yang ada pada keluarga dapat mewujudkan kualitas hidup keluarga terutama anak (3)perlunya kerjasama ahli bidang layanan bagi anak berkebutuhan khusus untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman orangtua dalam memberikan intervensi dini pada anak berkebutuhan khusus
Pemanfaatan Asystasia gangetica (L.) T. Anderson sebagai Biomulsa untuk Meningkatkan Laju Infiltrasi pada Lahan Kelapa Sawit Menghasilkan
Planting cover crop or biomulch as one of land conservation methods could be applied to increase the availability of groundwater. Asystasia gangetica is a plant that has the potential as biomulch on mature oil palm plantations. This research aimed to determine the roles of A. gangetica increasing water availability by improving the infiltration rate. The research was conducted on Cikabayan Experimental Field IPB from August 2020 to January 2021. The treatments were types of biomulch consisting of without biomulch, A. gangetica, Ageratum conyzoides, Borreria alata, and Arachis pintoi which were arranged using a randomized block design with five replications. The biomulches were planted on plots 5 m x 2 m. The results showed that A. gangetica had the best growth and was able to cover the soil faster than other biomulches. A. gangetica could increase the infiltration rate by 42% compared to without biomulch treatment with infiltration capacity of 20.42 cm per hour at 20 weeks after planting (WAP).
Keywords: cover crop, land conservation, water availabilityPenanaman tanaman penutup tanah atau biomulsa dilakukan sebagai upaya konservasi lahan untuk meningkatkan ketersediaan air tanah. Asystasia gangetica merupakan tumbuhan yang berpotensi sebagai biomulsa pada lahan kelapa sawit menghasilkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi A. gangetica dalam peningkatan ketersediaan air melalui peningkatan laju infiltrasi. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan IPB pada Agustus 2020 hingga Januari 2021. Perlakuan terdiri atas tanpa biomulsa, A. gangetica, Ageratum conyzoides, Borreria alata dan Arachis pintoi yang dirancang menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) satu faktor dengan lima ulangan. Masing-masing biomulsa ditanam pada plot berukuran 5 m x 2 m. Hasil penelitian menunjukkan A. gangetica memiliki pertumbuhan paling baik dan mampu menutup tanah lebih cepat dibandingkan biomulsa lainnya. A. gangetica dapat meningkatkan laju infiltrasi sebesar 42% dibandingkan tanpa biomulsa dengan kapasitas infiltrasi sebesar 20.42 cm per jam pada 20 minggu setelah tanam (MST).
Kata kunci: ketersediaan air, konservasi lahan, tanaman penutup tana
KECAKAPAN MEMBUAT MODEL MATEMATIS DAN DAYA JUANG PRODUKTIF SISWA KELAS VIII DALAM MEMECAHKAN MASALAH KONTEKSTUAL
Pemecahan masalah dengan menggunakan matematika dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari mendorong pentingnya kecakapan membuat model matematis siswa. Kesulitan terkait aspek-aspek membuat model matematis dapat menghambat kecakapan pemecahan masalah siswa, khususnya dalam memecahkan masalah dunia nyata atau kontekstual. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa perlu memiliki daya juang produktif. Penelitian ini membahas tentang kecakapan membuat model matematis dan daya juang produktif siswa kelas VIII dalam memecahkan masalah kontekstual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kecakapan siswa dalam membuat model matematis beserta kesulitannya, dan daya juang produktif siswa dalam menghadapi kesulitan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang terdiri dari: 1) tahap desain yang meliputi penentuan fokus penelitian, 2) tahap persiapan yang meliputi pengembangan instrumen penelitian, 3) tahap pengumpulan data yang meliputi pelaksanaan penyelidikan dengan menggunakan tes, kuesioner, dan wawancara, 4) tahap analisis data yang meliputi penjelasan hasil penyelidikan, dan 5) tahap pelaporan yang meliputi peninjauan dan penyusunan ulang seluruh tahapan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam memecahkan masalah kontekstual, capain siswa pada umumnya hanya mencapai level 3 dari kompetensi membuat model matematis. Hal ini mencerminkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam proses membuat model matematis, terutama dalam mencapai level 4 dan level 5. Meskipun demikian, siswa memiliki daya juang produktif yang tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa belum cakap dalam membuat model matematis. Guru dapat memanfaatkan daya juang produktif siswa untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya sehingga siswa dapat meningkatkan kecakapannya.
Problem-solving using mathematics in various aspects of daily life encourages the importance of students' mathematical modelling skills. Difficulties related to aspects of mathematical modelling can hinder students’ problem-solving skills, especially in solving real-world or contextual problems. To overcome these difficulties, students need to have productive struggles. This research discusses the mathematical modelling skills and the productive struggles of 8th grade students in solving contextual problems. This research aims to investigate the students' mathematical modelling skills along with the difficulties, and their productive struggles in dealing with these difficulties. The case study method was used in this research which consists of: 1) the design stage that includes determining the research focus, 2) the preparation stage that includes developing the research instruments, 3) the data collection stage that includes conducting investigations by using test, questionnaires, and interview, 4) the data analysis stage that includes explaining the investigations results, and 5) the reporting stage that includes reviewing and rearranging all of the research stages. The results showed that in solving contextual problems, students’ achievement in general only reached level 3 of the mathematical modelling competence. This reflects that the students are experiencing difficulties in the process of mathematical modelling, especially in achieving level 4 and level 5. However, they do have high productive struggles. Therefore, it can be concluded that the students are not yet competent in mathematical modelling. Teacher can utilize students’ productive struggles to overcome students’ difficulties so that they can improve their skills
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG TELUR AYAM TERHADAP KARAKTERISTIK PERMEN JELLY JAMBU BIJI (Psidium guajava.L)
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah penambahan tepung cangkang telur yang tepat terhadap karakteristik terbaik permen jelly jambu biji dan untuk mengetahui bagaimana penerimaan konsumen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 5 perlakuan dan 3 ulangan konsentrasi penambahan tepung cangkang telur (0%, 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%). Pengamatan permen jelly jambu biji meliputi pH, kadar air, kadar abu, vitamin C, gula reduksi , sakarosa, kalsium, angka lempeng total dan organoleptik. Hasil menunjukkan bahwa perbedaan jumlah penambahan tepung cangkang telur terhadap permen jelly jambu biji berpengaruh nyata terhadap pH, kadar air, vitamin C, gula reduksi, sakarosa, dan kalsium, namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar abu. Hasil terbaik adalah permen jelly jambu biji dengan penambahan 0,5% tepung cangkang telur, dengan kadar kalsium 0,22%, kadar air 14,15%, kadar abu 2,40%,kandungan vitamin C 35,38 mg/100g, kadar gula reduksi 14,02%, kadar sakarosa 34,56%,dan angka lempeng total 2,5 x 103 CFU/g. Perlakuan tersebut juga menghasilkan nilai penerimaan panelis tertinggi (terutama dari parameter rasa) pada uji organoleptik.
Kata kunci : tepung cangkang telur, jambu biji, permen jelly, karakteristik
Implementation of 5S in Improving of Palm Oil Mill Working Environment
A work environment describes a place for employees affect them to do their tasks. A good work environment will certainly make employees do and spend all their energy and mind to work optimally. A comfortable feeling of the work environment can reduce boredom at work. This comfort feelings have an impact on increasing motivation and producing employee job satisfaction. The condition of the working environment in palm oil industry is currently classified as messy where there are still some tools scattered on the factory floor, there is mud and slippery puddles in various places such as floors or stairs. Conditions like this certainly need to be repaired immediately to avoid the risk of work accidents and increase employees' comfortable. Improvement of working environment conditions can be done by various methods, one of the methods is 5S method. 5S spelling as (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) is one of the effective tool in management to improve the work culture of workers and the conditions of the work environment in a factory. Based on the evaluation results, the evaluation categories of 5S implementations are Seiri of 16 score, Seiton of 16 score, Seiso of 9 score, Seiketsu of 8 score, Shitsuke of 7 score. The results of this total score show the 5S value of palm oil mill is in the average score of 56 total score
Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.), Studi Kasus pada Kebun Sungai Sagu, Riau
Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kebun Sei Sagu, Riau pada tanggal 5 Februari 2018 hingga 4 Juni 2018. Pemupukan perlu dikelola dengan baik untuk mencapai efektivitas dan efisiensi. Pengamatan dilakukan terhadap manajemen pemupukan meliputi kaidah 6T (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, tepat tempat, dan tepat alat), kehilangan pupuk (losses), dan prestasi kerja penabur. Hasil pengamatan menunjukkan manajemen pemupukan di Kebun Sei Sagu telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan standar perusahaan. Ketepatan dosis pada pemupukan mekanis diamati dari hasil uji paper trap dan ketepatan jenis dibuktikan melalui uji hara menggunakan perangkat uji pupuk. Rata-rata persentase ketepatan menurut kaidah 6 T ialah lebih dari 90%. Tenaga penabur yang digunakan memiliki prestasi kerja dengan rata-rata prestasi kerja melebihi standar yaitu 4.58 ha HK-1 atau 491.07 kg HK-1. Jumlah kehilangan pupuk pada pemupukan manual dan mekanis sangat kecil dan dianggap tidak merugikan perusahaan, yaitu sebesar 0.14% pada pemupukan manual dan 0.09% pada pemupukan mekanis
Profil Gangguan Bahasa Bicara Anak dengan Hearing Impairment Usia 7 Tahun
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gangguan bahasa bicara yang terjadi pada anak dengan hearing impairment usia 7 tahun. Metode penelitian ini adalah studi kasus (deskirptif kualitatif). Hasil dari penelitian ini adalah karakteristik gangguan bahasa bicara pada klien dengan hearing impairment adalah bahasa ekspresif dan reseptifnya mengalami masalah, gangguan artikulasi masih terdapatnya SODA (substitusi, omisi, distorsi, dan adisi pada setiap ucapannya), suara hipernasal, dan klien mengalami masalah pada pendengarannya (memakai alat bantu dengar). Pelaksanaan penelitian pada kasus ini dimulai dari wawancara dengan orangtua, observasi klien dan tes kemampuan bahasa dan bicara klien. Dari hasil penelitian ini sebagai acuan dalam pembutan program pada klien. Kesimpulan yang didaptkan klien mengalami masalah reseptif, eksperif, masalah pragmatic dan gangguan pada artikulasinya
PEMBERIAN MEJA POTONG KAIN ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI KERJA USAHA JAHIT
Usaha Jahit yang berada di Kota Medan sangat berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh tingginya minat masyarakat untuk menjahitkan bahan dasar pakaian sehingga akhirnya didapat sebuah desain yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Demi mendapatkan ukuran dan desain yang susai tersebut, maka tiap usaha jahit harus menggunting kain sesuai dengan pola yang telah ditetapkan. Dalam proses kerja penjahitan, pemotongan pola merupakan bagian yang paling menentukan tingkat kesesuaian antara model pakaian dan hasil akhir berupa produk pakaian. Berdasarkan hasil observasi awal dengan mitra, mereka sering kesulitan pada saat proses pemotongan kain tersebut dikarenakan sempit dan terbatasnya ukuran meja potong kain. Dampak dari terbatasnya meja potong adalah pola kain yang digunting menjadi tidak sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Target yang telah tercapai adalah tersedianya meja potong ergonomis yang sesuai dengan dimensi dan ukuran tubuh pekerja sehingga dapat mendukung proses kerja jahit dan nantinya dapat mkeningkatkan kualitas produksi usaha jahit