100 research outputs found
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Praktik DAGUSIBU Obat pada Pengunjung Apotek Indobat Pakerisan
Kesehatan merupakan hal terpenting bagi semua masyarakat. Berbagai masalah kesehatan khususnya terkait obat masih ditemui di masyarakat. Mulai penggunasalahan obat, penyalahgunaan obat, terjadinya efek samping obat dari yang paling ringan sampai berat dan sebagainya. Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang Obat (DAGUSIBU) merupakan program edukasi kesehatan guna mewujudkan Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan praktik DAGUSIBU obat pada pengunjung Apotek Indobat Pakerisan Kecamatan Denpasar Barat Bali. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan pengumpulan data secara prospektif. Sampel penelitian adalah responden yang datang ke Apotek Indobat Pakerisan sebanyak 100 responden selama bulan Juli 2021 dengan teknik accidental sampling. Responden diberikan kuesioner yang sebelumnya sudah diuji validasi dan reliabilitasnya. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji gamma. Hasil penelitian tingkat pengetahuan tentang DAGUSIBU dengan kategori baik sebanyak 28 responden (28%), kategori cukup sebanyak 53 responden (53%) dan kategori kurang sebanyak 19 responden (19%). Praktik DAGUSIBU dengan kategori baik sebanyak 22 responden (22%), kategori cukup sebanyak 49 responden (49%) dan kategori kurang sebanyak 29 responden (29%). Berdasarkan uji gamma didapatkan nilai R sebesar 0,910 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kesimpulan penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan DAGUSIBU dan Praktik DAGUSIBU dengan arah hubungan yang positif atau searah serta memiliki korelasi atau hubungan yang tinggi
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Praktik DAGUSIBU Obat pada Pengunjung Apotek Indobat Pakerisan
Kesehatan merupakan hal terpenting bagi semua masyarakat. Berbagai masalah kesehatan khususnya terkait obat masih ditemui di masyarakat. Mulai penggunasalahan obat, penyalahgunaan obat, terjadinya efek samping obat dari yang paling ringan sampai berat dan sebagainya. Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang Obat (DAGUSIBU) merupakan program edukasi kesehatan guna mewujudkan Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan praktik DAGUSIBU obat pada pengunjung Apotek Indobat Pakerisan Kecamatan Denpasar Barat Bali. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan pengumpulan data secara prospektif. Sampel penelitian adalah responden yang datang ke Apotek Indobat Pakerisan sebanyak 100 responden selama bulan Juli 2021 dengan teknik accidental sampling. Responden diberikan kuesioner yang sebelumnya sudah diuji validasi dan reliabilitasnya. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji gamma. Hasil penelitian tingkat pengetahuan tentang DAGUSIBU dengan kategori baik sebanyak 28 responden (28%), kategori cukup sebanyak 53 responden (53%) dan kategori kurang sebanyak 19 responden (19%). Praktik DAGUSIBU dengan kategori baik sebanyak 22 responden (22%), kategori cukup sebanyak 49 responden (49%) dan kategori kurang sebanyak 29 responden (29%). Berdasarkan uji gamma didapatkan nilai R sebesar 0,910 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kesimpulan penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan DAGUSIBU dan Praktik DAGUSIBU dengan arah hubungan yang positif atau searah serta memiliki korelasi atau hubungan yang tinggi
Tingkat Pengetahuan Penggunaan Antibiotik pada Siswa SMK PGRI 1 Salatiga
Antibiotics are a class of drugs used to fight infections caused by bacteria. Antibiotics used inappropriately and wisely can cause resistance problems. Inappropriate use of antibiotics often occurs among the public. This is likely due to a lack of knowledge regarding the use of antibiotics. This study aims to analyze the level of antibiotic knowledge among students at SMK PGRI 1 Salatiga. This research is an observational study with a cross sectional and prospective approach conducted at SMK PGRI 1 Salatiga. The research sample is part of the population that meets the inclusion and exclusion criteria using a sampling technique, namely total sampling, and 66 respondents were obtained. Inclusion criteria include students of SMK PGRI 1 Salatiga class XII who are over 16 years old, willing to be respondents, able to write and read. Exclusion criteria include respondents who did not fill out the questionnaire completely. The data was tested using Chi-square and Gamma to determine the relationship between respondent characteristics and the level of knowledge of antibiotic use. Research shows that the gender of the students who took part in the research was 3 respondents (4.55%) male and 63 respondents (95.45%) female. The age of class as many as 2 respondents (3.03%). The level of good knowledge was 49 respondents (74.24%), sufficient knowledge was 13 respondents (19.70%) and poor knowledge was 4 respondents (6.06%). Gender and age are not related to the level of knowledge with significance values ​​of 0.282 and 0.564 respectively.
ABSTRAK
Antibiotik merupakan golongan obat yang digunakan untuk melawan infeksi yang diakibatkan oleh bakteri. Antibiotik yang digunakan tidak tepat dan bijak dapat menyebabkan munculnya masalah resistensi. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat tersebut banyak terjadi di kalangan masyarakat. Hal ini kemungkinan karena kurangnya pengetahuan terkait dengan penggunaan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengetahuan antibiotik di kalangan siswa SMK PGRI 1 Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional dan bersifat prospektif yang dilakukan di SMK PGRI 1 Salatiga. Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dan didapatkan 66 responden. Kriteria inklusi meliputi siswa siswi SMK PGRI 1 Salatiga kelas XII yang berusia lebih dari 16 tahun, bersedia menjadi responden, dapat menulis dan membaca. Kriteria eksklusi meliputi responden yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap. Data diuji dengan Chi-square dan Gamma untuk mengetahui hubungan karakteristik responden dengan tingkat pengetahuan penggunaan antibiotik. Penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin siswa yang mengikuti penelitian yaitu laki-laki sebanyak 3 responden (4,55%) dan perempuan 63 responden (95,45%). Usia siswa kelas XII yang mengikuti penelitian yaitu usia 17 tahun sebanyak 25 responden (37,88%), usia 18 tahun sebanyak 31 responden (46,97%), usia 19 tahun sebanyak 8 responden (12,12%) dan usia 20 tahun sebanyak 2 responden (3,03%). Tingkat pengetahuan baik sebesar 49 responden (74,24%), pengetahuan cukup sebesar 13 responden (19,70%) dan pengetahuan kurang sebesar 4 responden (6,06%). Jenis kelamin dan usia tidak berhubungan dengan tingkat pengetahuan dengan nilai signifikansi masing-masing 0,282 dan 0,564
PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU-IBU PKK DALAM SWAMEDIKASI DAN ASUHAN KEPERAWATAN MANDIRI
Self-medication is an action taken by a person to treat a disease without a doctor's prescription. Apart from self-medicating with drugs, people often treat illnesses with non-pharmacological therapy. Non-pharmacological therapy such as lifestyle modification which includes various actions that can support healing such as fever, pain and others. The aim of this service is to provide knowledge to PKK mothers in carrying out self-medication, using medication and treating minor illnesses appropriately independently, such as treating high fever in children with tepid sponges. The service activity was carried out in Siroto RT 3 RW 1, Candirejo Village and was carried out with a target group of 25 PKK women. Before counseling is carried out, screening or data collection is carried out using a questionnaire regarding knowledge of self-medication, introduction to drugs and examples as well as independent nursing care as pre-test data. After that, education was provided and data collection continued as a post-test. After obtaining the pre and post test data, proceed with data processing. Based on the evaluation before being given education, PKK mothers' understanding was in the poor category as many as 4 respondents (16.00%), sufficient as many as 14 respondents (56.00%) and good as many as 7 respondents (28.00%). Evaluation after being given education, the understanding of PKK mothers has increased, namely in the very good category of 25 respondents (100.00%)
EVALUASI KETEPATAN DOSIS ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS PANDAN AGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR SUMATERA SELATAN PERIODE JANUARI – JUNI 2021
Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Di Indonesia penggunaan antibiotik
melalui peresepan cukup tinggi dan kurang bijak, hal inilah yang menyebabkan
kejadian resistensi bakteri semakin meningkat. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi
ketepatan dosis antibiotik di Puskemas Pandan Agung Sumatera Selatan periode
Januari – Juni 2021.
Metode: Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang
mendapatkan terapi antibiotik selama bulan Januari – Juni 2021 yang dilihat dari data
buku regester di Puskesmas Pandan Agung Sumatera Selatan. Pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Ketepatan dosis berdasarkan
Permenkes RI No.5 tahun 2014, panduan Dasar Pengobatan Puskesmas dan Drugs
Information Handbook edisi 17.
Hasil : Karakteristik berdasarkan rentang usia terbanyak yaitu usia 46-65 tahun yang
berjumlah 24 pasien (26,67%), jenis kelamin perempuan menduduki jumlah pasien
terbanyak sebanyak 56 pasien (62,22%) dan distribusi jenis penyakit infeksi
terbanyak yaitu infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) atas 50 pasien (55,56%).
Penggunaan antibiotik terbanyak yaitu golongan penicillin (amoxicillin) sebanyak 71
pasien (78,89%). Mayoritas bentuk sediaan antibiotik yang digunakan tablet sebesar
84 pasien (93,33%). Ketepatan dosis sebesar 87 pasien (96,67%) dan ketidaktepatan
dosis antibiotik sebesar 3 pasien (3,33%).
Kesimpulan: Penggunaan antibiotik di Puskesmas Pandan Agung periode Januari –
Juni 2021 meliputi chloramfenicol, ciprofloxacin, amoxycillin, cefixime,
cotrimoxazole, dan clindamicin, ketepatan dosis sebesar 87 pasien (96,67%) dan
ketidaktepatan dosis antibiotik sebesar 3 pasien (3,33%)
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN COVID-19 DI DESA KANDANGAN
Latar Belakang : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan
secara sadar yang dilakukan masyarakat dalam rangka peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit serta perwujudan lingkungan yang sehat. Covid-19 adalah
penyakit yang disebabkan oleh corona virus, virus ini bermula dari Wuhan China
dan berkembang ke seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan masyarakat mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dan Covid-19 di Desa Kandangan.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling
dengan jumlah sampel 290 orang, menggunakan instrumen penelitian yaitu
kuisioner google form.
Hasil : Hasil uji validitas untuk tingkat pengetahuan PHBS yaitu 0,849 (valid)
dan tingkat pengetahuan Covid-19 yaitu 0,941 (valid) dan hasil uji reliabilitas
untuk tingkat pengetahuan PHBS yaitu 0,897 (reliabel), hasil uji reliabilitas untuk
tingkat pengetahuan Covid-19 yaitu 0,931 (reliabel). Hasil persentase kuisioner
PHBS tertinggi berada pada kuisioner mengenai larangan untuk mengonsumsi
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) sebesar 77,31% dengan
kategori baik, untuk persentase kuisioner Covid-19 tertinggi pada kuisioner
upaya pencegahan penularan Covid-19 dengan mencuci tangan dengan sabun atau
handsanitizer sebesar 84,41% dengan kategori baik.
Simpulan : Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat
pengetahuan masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat di Desa
Kandangan didapatkan skor 70,91% dengan kategori Cukup. Hasil tingkat
pengetahuan masyarakat terhadap Covid-19 didapatkan skor 63,79% dengan
kategori Cukup.
Kata kunci : Covid-19, PHBS, pengetahua
Evaluasi Dosis Antibiotik Pada Pasien Demam Tyfoid Anak di Instalasi Rwat Inap RSI Sultan Agung Semarang dan RSUD Tugurejo
Latar Belakang : Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik yang bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella Typhi. Demam tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi yang pengobatannya memerlukan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan pada beberapa kasus yang tidak tepat penggunaannya dapat menyebabkan masalah kekebalan antibiotic. Tujuan : Untuk mengetahui ketepatan dosis antibiotik pada pasien demam tifoid anak di instalasi rawat inap RSI Sultan Agung dan RSUD Tugurejo Semarang.Metode : Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian non eksperimental menggunakan pendekatan retrospektif. Teknik pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Analisa data dilakukan secara deskriptif. Hasil : Penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid anak adalah amoxicilline (23,08%), cefotaxime (28,67%) dan ceftriaxone (48,25%). Dari hasil evaluasi diketahui bahwa tepat dosis ( 67,13%) dan tidak tepat dosis (underdose)Â (32,87%). Â Simpulan : Evaluasi ketepatan dosis antibiotik pada pasien demam tifoid anak adalah tepat dosis sebanyak 67,13% dan tidak tepat dosis (underdose) sebanyak 32,87%
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI SITIKOLIN DAN PIRASETAM PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD DR. GONDO SUWARNO UNGARAN PERIODE JANUARI-JUNI 2022
Latar Belakang : Salah satu terapi yang diberikan pada penderita stroke iskemik
adalah sitikilon dan pirasetam. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas
biaya terapi sitikolin dan pirasetam pada pasien stroke iskemik di instalasi rawat
inap RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengambilan data
secara retrospektif. Sampel pada penelitian ini sebanyak 34 pasien diantaranya 21
pasien menggunakan sitikolin dan 13 pasien menggunakan pirasetam. Data
dianalisis dengan metode CEA dengan parameter Average Cost Effectiveness
Ratio (ACER) dan Incremental Cost Effectiviness Ratio (ICER) dilihat dari
outcome lama rawat inap.
Hasil : Nilai ACER pada kelas VIP paling cost-effective adalah sitikolin dengan
nilai ACER Rp. 1.040.240,-. di kelas I paling cost-effective adalah pirasetam
dengan nilai ACER Rp. 468.340,-. di kelas II paling cost-effective adalah sitikolin
dengan nilai ACER Rp. 712.815,-. di kelas III paling cost-effective adalah sitikolin
dengan nilai ACER Rp. 22.304. Nilai ICER pada ruang kelas VIP sebesar Rp. -
1.601.515/hari, sedangkan ruang kelas I sebesar Rp. -1.778.883/hari.
Simpulan : Biaya obat neuroprotektan yang paling cost-effective pada kelas VIP,
kelas II dan III adalah sitikolin, paling cost-effektive pada kelas I adalah
pirasetam.
Kata Kunci : efektivitas biaya terapi, sitikolin, pirasetam, stroke iskemi
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIDEPRESAN DI INSTALASI RAWAT JALAN PUSKESMAS SELALONG KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2020
Gangguan depresi merupakan salah satu jenis gangguan jiwa
yang sering dijumpai dan kejadiannya di dunia mencapai 3 sampai 8%.
Antidepresan merupakan salah satu obat yang digunakan pada pasien yang
mengalami gangguan tersebut. Penggunaan antidepresan yang tidak sesuai dengan
dosis terapi bisa menyebabkan resiko kekambuhan 45% hingga 70%. Tujuan
penelitian ini untuk mengevaluasi penggunaan antidepresan di Instalasi Rawat
Jalan Puskesmas Selalong Kabupaten Sekadau.
Metode: Penelitian dilakukan secara non eksperimental (observasional)
menggunakan metode deskriptif yang bersiat retrospektif. Teknik sampling
menggunakan purposive samplingdan didapatkan sampel sebanyak 45 pasien.
Analisa data secara deskriptif dengan menggunakan acuan Drug Information
Handbook 21 edition.
Hasil: Karakteristik pasien terbanyak di Puskesmas Selalong Kabupaten Sekadau
pada tahun 2020berjenis kelamin laki-laki sebanyak 34 pasien (75,57%) dan pada
rentang umur 26-35 tahun sebanyak 14 pasien (31,11%). Penggunaan
antidepresan meliputi golongan TCA (Tricyclic Antidepressan) yaitu amitriptyline
sebesar 40 pasien (88,89%), kombinasi TCA (Tricyclic Antidepressan) + SSRI
(Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) sebesar 5 pasien (11,11%).Ketepatan
penggunaan antidepresan meliputi tepat indikasi sebanyak 45 pasien (100%), tepat
obat sebanyak 45 pasien (100%) dan tepat dosis sebanyak 43 pasien (95,65%.).
Kesimpulan: Ketepatan penggunaan antidepresan meliputi tepat indikasi
sebanyak 45 pasien (100%), tepat obat sebanyak 45 pasien (100%) dan tepat dosis
sebanyak 43 pasien (95,65%.)
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG COVID-19 DAN PERILAKU MASYARAKAT DI MASA PANDEMI COVID-19 DI KELURAHAN TAMPANG TUMPANG ANJIR KECAMATAN KURUN KABUPATEN GUNUNG MAS
Corona virus merupakan virus jenis baru dengan nama SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2) yang disebut Corona virus disease 2019 (COVID-19). Saat ini virus corona menyebar di berbagai negara hingga di tanah air Indonesia yang menyebabkan kekwatiran dan krisis baik di bidang kesehatan maupun ekonomi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap Covid-19 di Kelurahan Tampang Tumbang Anjir Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental yang menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional (potong lintang). Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling berjumlah 100 responden. Intrumen penelitian berupa kuisioner tertutup melalui google form. Analisis data secara deskriptif dan uji korelasi gamma.
Hasil: Responden dengan pengetahuan baik sebesar 83 responden (83%), tingkat pengetahuan cukup sebesar 16 responden (16%), dan tingkat penegtahuan kurang hanya sebesar 1%. perilaku yang baik sebesar 81 responden (81%), perilaku cukup sebesar 18 responden (18%), dan perilaku kurang sebesar 1 responden (1%). Sedangkan hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19 didapatkan analisis uji gamma nilai p 0,000 (<0,05) dan koefisien korelasi value 0,913 (0,76-0,99).
Simpulan: Mayoritas responden memiliki pengetahuan baik tentang Covid-19 sebanyak 83 responden (83%) dan perilaku yang baik sebesar 81 responden (81%). Sedangkan hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku memilki hubungan signifikan dengan nilai p dibawah 0,05 yaitu 0,000 dan koefisien korelasi value 0,913 masuk range 0,76-0,99 dengan tingkat kekuatan hubungan yang sangat kuat
- …