10 research outputs found
PENGEMBANGAN MODUL BAHASA INDONESIA BERBASIS NILAINILAI KARAKTER TEMA PAHLAWANKU KELAS IV SD/MI DI BANDAR LAMPUNG
Permasalahan penelitian ini beranjak dari data penelitian yang menunjukkan
materi pembelajaran khususnya Bahasa Indonesia yang disajikan belum terintegrasi
nilai-nilai karakter, kemudian bahan ajar berupa modul belum pernah digunakan
dalam proses pembelajaran karena masih menggunakan buku paket atau BUPENA
dan kamus Bahasa Indonesia serta materi pembelajaran dan konten bacaan dalam
buku paket terkesan monoton. Dalam penelitian ini, mengembangkan bahan ajar
berupa modul yang terintegrasi nilai-nilai karakter diyakini dapat menjadi salah satu
referensi sumber belajar pada peserta didik dan pendidik.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and
Development (R&D) yang mengacu pada model Borg and Gall dan dibatasi dari
sepuluh langkah menjadi tujuh langkah, yang meliputi potensi dan masalah,
pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, dan
revisi produk. Instrument yang digunakan berupa skala penilaian untuk mengetahui
kelayakan modul dan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap kemenarikan
modul yaitu menggunakan skala Likert dan disusun dalam bentuk checklist. Analisis
data yang dilakukan yaitu mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif dari ahli
materi, ahli desain, ahli bahasa, guru Bahasa Indonesia, dan peserta didik SD/MI.
Hasil dari penelitian Pengembangan Modul Bahasa Indonesia Berbasis Nilai-
Nilai Karakter menunjukkan bahwa produk Modul layak digunakan sebagai media
pembelajaran. Hal ini didasarkan pada skor penilaian yang diperoleh melalui skor
penilaian dari ahli materi memperoleh persentase 86.15% dengan kriteria sangat
layak, skor penilaian dari ahli desain memperoleh persentase 86.67% dengan kriteria
sangat layak, dan skor penilaian dari ahli bahasa memperoleh persentase 81.78%
dengan kriteria layak. Pada uji coba kelompok kecil didapatkan persentase
kemenarikan modul 97.5% dengan kriteria sangat menarik. Uji coba lapangan didapat
presentase kemenarikan modul 97.34% dengan kriteria sangat menarik. Dari hasil
validasi ahli dan uji coba produk maka penulis dapat menyimpulkan bahwa modul
Bahasa Indonesia materi membaca berbasis nilai-nilai karakter sangat layak untuk
digunakan sebagai bahan ajar
PENDEKATAN ANTROPOLOGI PADA PIIL PESENGGIRI MASYARAKAT ISLAM LAMPUNG PEPADUN
Tujuan dari artikel ini adalah untuk mendeskripsikan pendekatan antropologi pada Piil Pesenggiri terhadap masyarakat Islam beradat suku Lampung Pepadun. Lampung memiliki dua suku yang berbeda yakni saibatin dan pepadun. Dalam kehidupan sehari-hari salah satu suku masyarakat Lampung yakni pepadun memiliki ciri khas pada aktivitas hariannya seperti penggunaan bahasa sehari-hari yang berdialek O digunakan ketika berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Selain bahasa terdapat pedoman hidup bagi masyarakat Lampung suku Pepadun untuk mengarahkan hidup agar lebih baik. Dalam falsafah hidup itu sendiri masyarakat Lampung menyebutnya dengan piil pesenggiri. Piil psenggiri berkaitan erat dengan rukun islam. Berdasarkan kajian yang dilakukan dalam mempelajari dan memahami kehidupan masyarakat dalam suatu daerah tertentu disebut sebagai antropologi. Dengan menggunakan pendekatan antropologi untuk memahami masyarakat Lampung yang beradat Pepadun pada Piil Pesenggiri maka dapat melihat fenomena yang terjadi pada praktek ajaran Islam, serta dengan pendekatan antropologi tersebut kajian ilmu agamanya dipelajari dengan komprehensif pada kebermaknaan kehidupan beragama di suatu masyarakat itu. Dalam hidup manusia nilai spiritual, nilai sosial, maupun nilai material telah dijabarkan yang dibagi-bagi pada sub-sub tertentu yang ada di Pi’il Pesenggiri menyatakan bahwa Al-Qur’an memberikan contoh sebagaimana perlakuan yang ada di hidup manusia agar melakukan sesuai perintahnya.Kata Kunci: Antropologi, Piil Pesengiri, Pepadun
Pengembangan Media Pembelajaran Power Point Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Kelas IV MI/SD
In learning teachers have used Powerpoint media but still lacking in learning design and often teachers use image media in learning. The purpose of this study is Powerpoint media design. The method used is R&D (Research and Development) adopted from Borg and Gall by combining assure models. The results of this study obtained two validators namely validator A is 3.52 out of 4 while validator B is 3.59 out of 4, has "excellent" criteria. On the score of two teachers obtained, teacher A scored 3.09 out of 4 good criteria while teacher B scored 3.31 out of 4 excellent categories
Behavioral Patterns of Placement of CIN (Children In Need) and Regular Students in Inclusive Classes Learning
Purpose – In one school institution, there is two formal education consisting of CIN and regular students so that social inequality does not occur, and the same pattern of behavior is applied without distinguishing students’ shortcomings. This study aimed to analyze the behavior patterns of placement of students with special needs and regular students in learning in inclusive classes.Design/methods/approach – The method used in this research is the qualitative method of the Miles and Huberman case study. The population and sample in this study were 8 grade IV elementary school teachers, while the sampling technique was carried out using the proportional sampling method. The types of research data are primary and secondary, while the research data collection techniques are carried out by observation, interviews, and recording methods. The research stages include data reduction; data analysis starts from teacher planning in learning, evaluation of learning in inclusive classes, as well as teacher behavior patterns during the learning process for students with special needs and regular students; data verification or conclusions are drawn by reporting the results of the analysis.Findings – The research findings prove that the behavior to not differentiate between CIN and regular students is to use group learning methods consisting of CIN and regular students and to instill character education in CIN students, and through a motivational approach that strengthens the confidence of CIN students to partner with regular students.Research implications/limitations – This study was limited to where inclusive schools must prepare everything, be it teachers, students, or learning tools. Practical implications – Pattern behavior placement CIN and regular students in learning same without distinguishing and see the social status, physical, and intellectual intelligence. The differences are not in behavior patterns but learning tools such as syllabi, lesson plans, and exam questions. Teachers and students have stable values and a sense of tolerance for the differences and drawbacks of CIN students.Originality/value – In one class with special and regular students, learning activities are only in inclusive schools but in formal, informal, and non-formal schools.
Paper type Case stud
Pengembangan LKPD Tematik Berbasis Kearifan Lokal Budaya Lampung Selatan Tema Indahnya Keberagaman Kelas IV MI/SD
Pendidik dalam mengimplementasikan bahan ajar LKPD tematik masih belum menyentuh pada ranah kearifan lokal daerah setempat, terlebih mengaitkan dengan daerah Lampung pada pembelajaran yang berlangsung. Dengan mengaitkan materi ajar yang disajikan melalui bahan ajar LKPD secara tidak langsung siswa akan mengenali daerah setempat. Studi penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendesain sumber belajar berupa LKPD tematik berbasis kearifan lokal kabupaten Lampung Selatan. Peneliti juga ingin mengetahui dari pengembangan yang dibuat apakah layak untuk siswa dan guru dalam pembelajaran kelas IV MI/SD. Peneliti menggunakan metodologi penelitian Research and Development yang dikembangkan Borg and Gall. Data yang dikumpulkan peneliti berasal dari wawancara, observasi, dan lembar penilaian berupa ceklis yang diberikan kepada siswa dan guru kelas IV MI/SD. Peneliti menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. Berdasarkan studi penelitian bahwa telah dikembangkannya LKPD tematik yang berbasis kearifan lokal daerah Lampung Selatan yang dibuktikan melalui skor penilaian ahli materi dengan persentase 85.56% dari 100%, skor penilaian ahli media dengan persentase 85.1%, dan skor penilaian ahli bahasa dengan persentase 83.11%. Dari penilaian validasi ahli maka bahan ajar LKPD dikategorikan sangat layak sedangkan pada ujicoba yang dilakukan peneliti dalam skala kelompok kecil didapatkan skor persentase 81.75% kemudian pada ujicoba kelompok luas dengan persentase 90.25% kriteria sangat layak atau menarik
IMPLIKASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK TERHADAP PEMBELAJARAN DARING DENGAN MENGGUNAKAN GOOGLE CLASSROOM
Abstrak:Tujuan studi penelitian ini untuk mengkaji teori sibernetik terhadap pembelajaran daring menggunakan google classroom. Pendekatan penelitian yang dilakukan berupa studi pustaka atau literature. Sumber data yang dikumpulkan yaitu buku, artikel, jurnal. Analisis data berupa analisis isi, reduksi data, menyajikan data, sampai pada konstruksi yang memunculkan pemikiran baru. Hasil penelitian ini bahwa teori baru yang mengindikasikan sistem informasi atau pengolahan informasi mampu memecahkan masalah pada pembelajaran tanpa tatap muka menggunakan aplikasi software google classroom. Selain itu pembaharuan teori belajar ini mempengaruhi sikap dan perkembangan pada paradigm pembelajaran yang dialami pada pekan terakhir ini. Teori belajar yang terbaru tersebut adalah teori sibernetik. Dengan teori sibernetik menjadi bahan perbandingan antara teori belajar sebelumnya. Keefektifan belajar terjadi karena pada pembelajaran siswa dapat mengakses informasi yang sama pada proses belajar yang dilakukan siswa namun dalam penerimaannya berbeda. Selain itu, teori belajar sibernetik mampu merubah sikap siswa dalam kemandirian dan disiplin dalam mengerjakan tugas. Kata Kunci: Sibernetik; Pembelajaran Daring; Google classroo
Implementasi Pembelajaran Daring Menggunakan Model Kurikulum Teknologi Dalam Merdeka Belajar di MI
Pembelajaran yang terjadi pada kondisi pandemi Covid-19 dilakukan secara daring atau online yang pelaksanaannya memerlukan persiapan dari berbagai pihak, agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Pada bidang pendidikan seiring perkembangan IPTEK yang begitu cepat berdampak pada berbagai bidang keilmuan untuk ikut berubah dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkembang. Untuk menanggapi perkembangan IPTEK maka berubahlah kurikulum menjadi Merdeka Belajar yang mampu merespon dari perubahan revolusi industri 4.0. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pada pembaharuan implementasi pembelajaran dengan menggunakan teknologi yang disesuaikan dengan kurikulum merdeka belajar. Subjek penelitian ini adalah guru dan kajian literatur yang relevan bersumber dari jurnal ilmial online. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah kualitatif melalui pendekatan studi literatur. Hasil dari penelitian menyatakan jika pada pembelajaran online pendidik maupun siswa telah menerapkan teknologi dengan mumpuni dan dikonsep secara sederhana terhadap kurikulum merdeka belajar agar memudahkan pembelajaran yang sedang berlangsung dan tidak memberatkan siswa
Analysis of learning implementation according to Jean Piaget's Theory in the context of elementary school children's cognitive development.
Background: Learning at the elementary school level plays an important role in forming children's cognitive foundations. One of the prominent theories in understanding children's cognitive development is Jean Piaget's theory. This theory emphasizes that learning must be adapted to the child's stage of cognitive development to achieve optimal results.Aim: Â To analyze the implementation of learning according to Jean Piaget's theory in the context of cognitive development of elementary school children Method: Qualitative research method with library research type . The research objects are elementary school students, teaching and learning activities, and teaching materials. Data was collected via Google Scholar , Researchgate , Science Direct , and Semantics . Data analysis uses content analysis .Results: The cognitive abilities of elementary age children vary at each age level. Piaget in his theory that in elementary age children, children's cognitive development is divided into 2 stages, namely concrete operations which occur at the age of 7 years to 11 years, in this stage children are able to think about things that are logical, rational, scientific and objective at every thing that is real. The KBM process carried out must be contextualized in real life. The second is the formal operational stage, which occurs in children aged 11 to 12 years and over. In this stage, children begin to be able to think about things that will happen in the future and things that are imaginary or imagined. In the teaching and learning process, children can apply constructivist and inquiry learning models which in principle require high levels of reasoning and require students to actively think, think and draw meaning from empirical and abstract things.Conclusion: The application of Piaget's theory in elementary schools has a positive impact on children's cognitive development. Teachers who adapt learning methods according to students' cognitive development stages are able to help children understand the material better, improve critical thinking skills, and make the learning process more effective and enjoyable
PENGEMBANGAN E-MODUL BAHASA INDONESIA BERBASIS 4C (COMMUNICATION, COLLABORATION, CRITICAL THINKING, AND CREATIVITY) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
The learning process has components related to learning including media. The selection of the right media can determine the success of learning. In the digital era, electronic media, for example, in e-modules are indispensable. In addition, the learning presented affects the quality and ability of students. Therefore, students have four basic skills, namely critical thinking, collaboration, communication, creativity and innovation. Indonesian is the language of communication used in learning. In order for the learning objectives to be achieved, you can use the e-module. The purpose of this study is to develop and test the effectiveness of 4C-based Indonesian e-modules to improve learning outcomes.
This research uses the ADDIE model R&D research method and the type of research used is pre-experimental design (nondesign) one group pretest and posttest design. Data collection techniques use questionnaires, observations, interviews, documentation, and tests. Data analysis used a nor-mality test, homogeneity test, and a difference test of two average t-tests with paired sam-pel t-tests assisted by statistical calculations of SPSS 16 for windows. The field test sample totaled 60 grade IV students. The design stage consists of five steps, namely (a) analyzing needs through observation, interviews, material selection and student environment; (b) designing e-modules by specifying KI and KD, creating flowcharts, designing the design of the initial draft of e-modules in word format, creating a testing strategy; (c) product development, expert validation and product revision; (d) implement by field trials; (e) validate the product by providing pre-test and post-test from before and after the use of the 4C-based Indonesian e-module.
The results of the e-module design research use the Articulate Storyline 3 application which integrates 21st century skills. The feasibility of e-modules based on material expert validation obtained an average percentage of 81.54%, media expert validation obtained an average percentage of 79.11%, language expert validation obtained an average percentage of 76.66% with valid/feasible criteria. Field trials obtained an average percentage of 84.48% with practical or feasible criteria. Pre-test and post-test e-module are known to have a significance level (2-tailed) of 0.000 < 0.005 resulting from the two-on-average difference test using paired simple t-tests so that significant differences are obtained between pre-test and post-test data. Then it can be concluded that H1 is accepted and H0 is rejected. Learning outcomes of e-modules Indonesian based on 4C before and after being given treatment show differences that can affect the learning outcomes of grade IV students
Implementing Computational Thinking Skills in Socio Scientific Issue (SSI) of Force Material Around Us at Elementary School
Computational thinking is a sophisticated problem-solving approach based on computer science. Implementing computational thinking in elementary schools remains a challenge for education, particularly for teachers and students. Teachers must construct learning experiences using computational thinking to make the learning process more engaging, while students must solve issues logically, systematically, and effectively. This study aims to present an overview of the application of computational thinking in natural and social sciences (IPAS) learning and identify its application in fifth-grade elementary school students. The research employed a qualitative research design with a single one-shot case study. The research subjects were 40 fifth-grade students and four teachers. This investigation was conducted during a single meeting that followed the lesson plan for the force material around us. The findings revealed that (a) analysis of student activity data yielded a percentage of 81.25%; (b) the data analysis of student responses to learning yielded favorable results, approaching 100%. According to interviews and observations of CT (Computational Thinking) in SSI (Socio-scientific Issue) in IPAS subjects, implementing CT learning on the forces around us might bring up aspects of the CT foundation, such as pattern recognition decomposition, abstraction, and algorithms. The learning scenario is that students are requested to assess many types of activities that occur in everyday life. Additionally, students will outline various actions that use force