7 research outputs found
PROSEDUR PENERIMAAN BAGI HASIL PAJAK ROKOK PADA DINAS PENDAPATAN PROVINSI RIAU
Penelitian ini dilakukan di instansi pemerintah yakni Dinas Pendapatan Provinsi
Riau Kota Pekanbaru yang berlangsung pada 5 Februari 2014 sampai 4 April 2014.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur penerimaan bagi hasil
Pajak Rokok pada Dinas Pendapatan Provinsi Riau, dalam meningkatkan pendapatan
daerah (PAD) serta mengetahui kendala yang ditemui dalam penerimaan Pajak Rokok
dan membandingkan prosedur yang diketahui masyarakat dengan prosedur yang ada pada
instansi tersebut. Sesuai PERDA Nomor 8 Tahun 2013. Sedangkan manfaat dari
penelitian ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis
sehingga menjadi motivasi untuk kedepannya dan juga bisa menjadi masukan bagi
pemerintah Kota Pekanbaru dalam meningkatkan PAD terutama untuk pelayanan
kesehatan masyarakat, serta menjadi bahan informasi dan perbandingan bagi peneliti lain
yang berhubungan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian berdasarkan wawancara secara langsung yakni mengetahui
Prosedur Penerimaan Bagi Hasil Pajak Rokok. Prosedur yang ada sudah cukup baik,
namun masih ada upaya-upaya yang harus dilakukan agar Pajak Rokok ini berjalan
sesuai peraturannya. Yaitu dengan meningkatkan pengawasan terhadap sumber daya
manusia dalam penerimaan bagi hasil Pajak Rokok ini agar dana yang diterima dapat
dialokasikan sesuai perencanaan untuk meningkatkan pelayanan masyarakat serta
kepentingan umum.
Kata Kunci : Pajak Roko
PELATIHAN PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN APLIKASI SI APIK PADA UMKM DI DESA BUSUNG, KABUPATEN BINTAN
Informasi akuntansi mempunyai peranan penting untuk mencapai keberhasilan usaha, termasuk bagi UMKM. Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain. Minimnya pemahaman pelaku UMKM terhadap proses bisnis pencatatan atas laporan keuangan usahanya berakibat pada pembagian antara dana operasional usaha dan dana pribadi masih satu kesatuan, sehingga kinerja bisnis tidak dapat terinformasi dengan baik. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk membantu pelaku UMKM dalam menyusun dan membuat laporan keuangan melalui pelatihan yang menggunakan aplikasi dari smart phone sehingga memudahkan pelaku UMK dalam mempelajari dan menerapkan aplikasi tersebut untuk pelaporan keuangan usahanya. Peserta pelatihan terdiri dari 6 UMKM yang berlokasi di Desa Busung. Pelatihan dilaksanakan melalui penyampaian materi dan diskusi, serta mendemonstrasikan penggunaan aplikasi SI APIK, mulai dari install, inisialisasi data bisnis, input data saldo awal, penginputan transaksi, hingga penyusunan laporan keuangan. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terimplementasinya pencatatan laporan melalui Aplikasi SI APIK
PEMBERDAYAAN UMKM MELALUI PEMBUKUAN MANUAL DAN DIGITAL DENGAN PENERAPAN DIGITAL MARKETING PADA MASYARAKAT DESA BUSUNG
Desa Busung terletak di kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan. Mata pencaharian penduduk Desa Busung pada umumnya adalah nelayan,pekerja sektor swasta dan buruh. Mayoritas penduduk di Desa Busung memiliki usaha kecil- kecilan dengan berbagai macam kuliner seperti kue, keripik, kue deram-deram, kerupuk ikan, kerupuk gonggong, air tahu dan tempe. Sebagian besar pelaku usaha masih banyak kurang memahami mengenai akuntansi berupa pelaporan keuangan dan cenderung masih mengambil keputusan berdasarkan pengalaman, walaupun ada pencatatan pembukuan yang dilakukan selama ini dengan sangat sederhana dan mengabaikan kaidah administrasi keuangan. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta meningkatkan pengetahuan akan pembukuan manual dan digital serta digital marketing di Desa Busung. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini kami menggunakan metode pemberian materi dalam bentuk powerpoint dan panduan bagaimana tahapan dalam pembuatan. Hasil dari pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berjudul “Edukasi Digital Marketing dan Pelatihan Pembukuan Manual dan Digital” pelatihan ini berguna untuk menambah wawasan dan informasi mengenai pembukuan digital serta bisa menerapkan digital marketing yang bagus di Desa Busung. Dengan demikian akan membantu masyarakat Desa Busung menjadi lebih menguasai dan paham akan cara pembukuan secara manual dan digita
Alat Ukur Portabel Kadar Logam Mangan dan Besi dalam Air Menggunakan Prinsip Spektrofotometer
Ketersediaan air bersih yang layak dikonsumsi di berbagai daerah semakin menurun. Hal tersebut mendorong berbagai pihak untuk mengolah air sehingga layak dikonsumsi. Pada dasarnya, beberapa parameter yang menunjukan kelayakan air untuk dikonsumsi dapat dideteksi secara langsung. Parameter tersebut diantaranya tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Akan tetapi, terdapat parameter lain yang menentukan kualitas air minum, yaitu tidak mengandung mikroorganisme berbahaya serta tidak mengandung logam berat. Sehubungan dengan hal tersebut, keberadaan mikoorganisme dapat diatasi dengan memasak air. Sementara itu, kadar logam berat pada air tidak dapat dideteksi secara langsung. Oleh karena itu penulis mengembangkan alat ukur portabel kadar logam berat yang terkandung pada air berdasarkan prinsip spektrofotometer. Alat ukur ini mampu menganalisis kadar logam secara lebih praktis dan cepat. Rancang bangun alat ini tersusun dari sumber cahaya yaitu lampu halogen, monokromator, fotodetektor yaitu berupa fototransistor, mikroprosesor, modul penampil hasil pengukuran serta catu daya. Prinsip kerja alat ini adalah mengukur besaran transmisi cahaya menggunakan fotodetektor. Dalam hal ini, semakin banyak logam yang terkandung pada air maka akan semakin banyak pula cahaya yang diabsorbsi, sehingga cahaya yang ditransmisikan menjadi lebih kecil dan tegangan keluaran dari detektor akan semakin kecil pula. Pada penelitian ini terdapat dua logam berat yang diukur, yaitu Mangan dan Besi. Cahaya dengan panjang gelombang 521 nm ± 20 nm digunakan untuk pengukuran kadar Mangan dan 500 nm ± 20 nm untuk pengukuran kadar Besi. Hasil pengujian karakteristik alat untuk mengukur kadar Mangan menunjukan nilai akurasi sebesar 84,80%, nilai presisi sebesar 80,23%, dan nilai kesalahan sebesar 15,20%. Adapun pada hasil pengujian karakteristik alat untuk mengukur kadar Besi, didapatkan nilai akurasi sebesar 90,75%, presisi 79,16%, dan nilai kesalahan 9,25%.
The effects of microorganism on coffee pulp pretreatment as a source of biogas production
Coffee pulp waste composition consist of cellulose, hemicellulose, lignin, pectin and caffeine, tannin, and polyphenol as inhibitor substance. The high cellulose compound in coffee pulp can be used for alternative raw materials in the manufacture of biogas. This study aims to define the composition of the mixture of microorganisms of Pseudomonas putida, Trichoderma harzianum, and Aspergillus niger that are best to use in coffee pulp pretreatment to degrade inhibitor substance. The best result of pretreatment will be applied to biogas production. The first step is to do a pretreatment of the coffee pulp with variable Pseudomonas putida : Trichoderma harzianum : Aspergillus niger with a ratio of 1:1:1, 1:2:1, 1:1:2, 1:2:2, 2:1:1, 2:1:2, 2:1:1 (v:v:v), then variables that are most excellent in degrading inhibitor substance are selected. The second step, is doing anaerobic fermentation for 20 days at mesophilic temperature (30-40°C) on a reactor working volume of 4.5 L. In the making of biogas, a varied starter as much as 10% of the total are put into the reactor in the form of a mixture of cow dung : rumen fluid with a ratio of 1:0, 0:1, 1:1, 1:2, 2:1 (w/v). The parameters measured include the decreasing of the inhibitor substance, Chemical Oxygen Demand (COD), biogas (CH4 and CO2) and calorific value of combustion (Heating value). This study results a composition of ingredients within the pretreatment process which includes a mixture of microorganisms with a ratio of Pseudomonas putida : Trichoderma harzianum : Aspergillus niger is 1:2:1 (v:v:v). For biogas, a mixture of cow dung and rumen fluid can produce higher methane gas is the ratio of cow dung : rumen fluid is 1:2 (w/v) with the concentration of methane (CH4) formed at 1.825%. At the concentration of methane is 1.825%, the heating value obtained is 76.032 kcal/kg with volume biogas 0.0032 m3/ kg converted of COD
The effects of microorganism on coffee pulp pretreatment as a source of biogas production
Coffee pulp waste composition consist of cellulose, hemicellulose, lignin, pectin and caffeine, tannin, and polyphenol as inhibitor substance. The high cellulose compound in coffee pulp can be used for alternative raw materials in the manufacture of biogas. This study aims to define the composition of the mixture of microorganisms of Pseudomonas putida, Trichoderma harzianum, and Aspergillus niger that are best to use in coffee pulp pretreatment to degrade inhibitor substance. The best result of pretreatment will be applied to biogas production. The first step is to do a pretreatment of the coffee pulp with variable Pseudomonas putida : Trichoderma harzianum : Aspergillus niger with a ratio of 1:1:1, 1:2:1, 1:1:2, 1:2:2, 2:1:1, 2:1:2, 2:1:1 (v:v:v), then variables that are most excellent in degrading inhibitor substance are selected. The second step, is doing anaerobic fermentation for 20 days at mesophilic temperature (30-40°C) on a reactor working volume of 4.5 L. In the making of biogas, a varied starter as much as 10% of the total are put into the reactor in the form of a mixture of cow dung : rumen fluid with a ratio of 1:0, 0:1, 1:1, 1:2, 2:1 (w/v). The parameters measured include the decreasing of the inhibitor substance, Chemical Oxygen Demand (COD), biogas (CH4 and CO2) and calorific value of combustion (Heating value). This study results a composition of ingredients within the pretreatment process which includes a mixture of microorganisms with a ratio of Pseudomonas putida : Trichoderma harzianum : Aspergillus niger is 1:2:1 (v:v:v). For biogas, a mixture of cow dung and rumen fluid can produce higher methane gas is the ratio of cow dung : rumen fluid is 1:2 (w/v) with the concentration of methane (CH4) formed at 1.825%. At the concentration of methane is 1.825%, the heating value obtained is 76.032 kcal/kg with volume biogas 0.0032 m3/ kg converted of COD