4 research outputs found

    PERANCANGAN E-MODUL VIDEO IKLAN UNTUK SISWA SMK PROGRAM KEAHLIAN MULTIMEDIA DALAM MEMPERSIAPKAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN

    Get PDF
    Pembelajaran videografi merupakan salah satu pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran Teknik Pengolahan Audio dan Video pada bidang keahlian Multimedia SMK. Uji Kompetensi Keahlian merupakan ujian kompetensi yang wajib diikuti siswa SMK dalam mewujudkan kebutuhan industri Video iklan merupakan salah satu materi yang diujikan dalam Uji Kompetensi Keahlian Multimedia pada mata pelajaran Teknik Pengolahan Audio dan Video. Penelitian ini merancang produk bahan ajar e-modul video iklan sebagai sumber belajar dalam mempersiapkan Uji Kompetensi Keahlian. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bahan ajar berbasis e-modul yang akan digunakan siswa sebagai sumber belajar, serta untuk mengetahui hasil uji respon dari ahli materi, media, dan siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Design and Development (D&D) dengan model N.J. Manson yang memiliki 5 tahap pengembangan, yakni kepekaan terhadap masalah (Awareness of Problem), penentuan saran (Suggestion), pengembangan (Development), evaluasi (Evaluation), dan penarikan kesimpulan (Conclusion). Setelah perancangan produk, dilakukan tahap penilaian berupa validasi dari ahli materi, media, dan respon siswa untuk melihat kelayakan media yang telah dibuat. Hasil penelitian ini menghasilkan produk e-modul video iklan yang dapat di akses melalui website dan mendapatkan perolehan skor sebesar 99,33% ahli materi, 65,38% ahli media, dan 68,12%, hasil dari respon siswa/pengguna media. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dirancang dapat menjadi sumber belajar untuk siswa SMK dalam mempersiapkan Uji Kompetensi Keahlian dan termasuk kategori baik dan layak sebagai bahan ajar alternatif. ----- Videography learning is one of the lessons that must be fulfilled by students in carrying out the learning process in the subject of Audio and Video Processing Techniques in the SMK Multimedia expertise area. The Expertise Competency Test is a competency test that is mandatory for SMK students to fulfill the needs of the video advertising industry. Video advertising is one of the materials tested in the Multimedia Skills Competency Test in the subject of Audio and Video Processing Engineering. This study designed teaching material products for e-module video advertisements as learning resources in preparing for the Skills Competency Test. This study aims to design e-module-based teaching materials that will be used by students as learning resources, as well as to find out the results of response tests from material experts, media, and students. This research uses the Design and Development (D&D) research method with the N.J. Manson has 5 stages of development, namely awareness of problems, suggestion, development, evaluation and conclusion. After product design, an assessment stage is carried out in the form of validation from material experts, media, and student responses to see the feasibility of the media that has been made. The results of this study resulted in an e-module video product that can be accessed through the website and obtained a score of 99.33% for material experts, 65.38% for media experts, and 68.12% for the responses of students/media users. Thus, it can be concluded that the designed teaching materials can be a learning resource for SMK students in preparing for the Skills Competency Test and are included in the good and appropriate category as alternative teaching materials

    Training Advertising Video for Multimedia Teachers in Improving the Quality of Skills Competency Tests

    Get PDF
    This community service program applied a training method to improve teacher skills as the primary source of learning for students in schools in order to cultivate high-quality of high vocational school students so that they can be absorbed by the business and industrial sectors. The training was carried out within a period of three months covering various topics from basic understanding of videography, utilizing video advertisement ideas, video processing techniques and audio processing techniques. The objective of this training was to equip qualified teachers with the ability to foster high-quality vocational students who possess the skills desired by the business and industrial sectors. The training successfully resulted in six teachers who were able to independently create advertising videos, while the other four teachers still required rfurther training to become more accustomed to video production. As a follow-up to this activity, an electronic book accompanied by a video advertisement production tutorial will be developed to support the professional development needs of the participating teachers at SMKN 14 Bandung

    Fotografi Komersial dalam Foto Potrait Fashion Vogue

    No full text
    Perkembangan zaman yang semakin maju menuntut kita untuk melakukan inovasi yang selalu baru dari tiap generasinya. Banyak ide yang dpat dikembangkan serta dikolaborasikan sehingga menimbulkan penemuan yang baru, khususnya salam bidang fotografi. Fotografi kini sudah tidak terbatas dan dapat ditemukan dimanapun, seperti pada bidang fotografi komersial. Banyak sekali cakupn yang dapat dilihat pada fotografi komersial misalnya pada foto portrait yang selalu berkembang pada dunia fashion. Vogue merupakan suatu produk majalah yang terkenal di berbagai kalangan dunia, bahkan dapat dikatakan sebagai kiblatnya fashion di seluruh negeri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh fotografi komersil Vogue dengan model Blackpink sebagai foto portrait dalam dunia fashion. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis semiotik dari Charles Sanders Peirce sehingga dapat mengetahui serta pemahaman dari penelitian ini

    Membentuk Karakter Wirausaha pada Siswa SMK melalui Penerapan Model Teaching Factory

    No full text
    Abstract: From data from the Central Statistics Agency, in 2019 the Open Unemployment Rate (TPT) in Indonesia was still dominated by residents with the latest education graduates from high school (SMK). It is believed that the cultivation and application of an entrepreneurial spirit in students can reduce the number of unemployed in Indonesia. So that the application of the Teaching Factory (TeFa) learning model can be a land or place for SMK students to practice entrepreneurship learning. The research was conducted using a literature study or documentation method, by collecting data from various media and documents, regarding the Teaching Factory Model and the entrepreneurial character. Most SMKs that have implemented TeFa use the 2013 curriculum, but not all of them have adapted to the needs of the industry. Entrepreneurship or entrepreneurial character is one of the goals of achievement in the application of TeFa learning. the school's TeFa model can monitor and evaluate the implementation of the next program. Schools can assist students in fostering TeFa activities at school, and can even innovate and engineer technology that is beneficial for both student independence and the industrial world. Students can increase their potential, thereby building the entrepreneurial potential of SMK and fostering the character of a successful entrepreneur. With the application of the Teaching Factory learning model, schools can monitor and evaluate the implementation of the TeFa program in schools so that they can form innovations for both student independence and industry. Keywords: Entrepreneurial character; learning model; teaching factory; vocationAbstrak: Dari data Badan Pusat Statistika, pada tahun 2019 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia masih didominasi oleh penduduk dengan lulusan pendidikan terakhir Sekolah Menengah Keatas (SMK). Penanaman dan penerapan jiwa wirausaha pada siswa, diyakini dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Sehingga penerapan model pembelajaran Teaching Factory (TeFa) dapat menjadi lahan atau tempat peserta didik SMK untuk mempraktekkan pembelajaran kewirausahaan. Penelitian dilakukan menggunakan metode studi literatur atau dokumentasi, dengan mengumpulkan data dari berbagai media dan dokumen, mengenai Model Teaching Factory dan karakter wirausaha. Kebanyakan SMK yang sudah menerapkan TeFa menggunakan kurikulum 2013, namun belum semuanya menyesuaikan dengan kebutuhan industri. Entrepreneurship atau karakter wirausaha merupakan salah satu tujuan ketercapaian dalam penerapan pembelajaran TeFa. model TeFa sekolah dapat memonitoring serta mengevaluasi dalam penyelenggaran program selanjutnya. Sekolah dapat membantu siswa dalam membina kegiatan TeFa di sekolah, bahkan dapat melakukan inovasi dan rekayasa teknologi yang bermanfaat baik untuk kemandirian siswa maupun dunia industri. Siswa dapat meningkatkan potensi yang dimiliki, sehingga membangun potensi kewirausahaan SMK dan membina karakter wirausahawan yang sukses. Dengan penerapan model pembelajaran Teaching Factory, sekolah dapat memonitoring dan mengevaluasi dalam penyelenggaraan program TeFa di sekolah sehingga dapat membentuk inovasi baik untuk kemandirian siswa maupun industri. Kata kunci: Karakter wirausaha; model pembelajaran; teaching factory; vokas
    corecore