30 research outputs found
Pengaruh Atribut Produk, Bauran Promosi dan Harga Indomie dan Mie Sedaap terhadap Loyalitas Konsumen Indomie
Indofood with lndomie as its brand is the market leader for Indonesian instant noodle. Indomie has been the market leader for instant noodle for the past thirty years. In the beginning of 2003, April 2003 to be exact, WingsFood enter the instant noodle market with Mie Sedaap for its brand. Mie Sedaap imitates lndomies flavour, packaging color, yet with a slight difference in price. Mie Sedaap is cheaper than lndomie. Mie Sedaap existence threat lndomie. Indofood and WingsFood as the producer compete on product attributes, promotion mix and price to attract consumer to buy. Mie Sedaap new offerings attract consumer, they began to try Mie Sedaap. After trying Mie Sedaap, some of them still loyal to lndomie, some of them consume Indomie and Mie Sedaap and the others like Mie Sedaap and switch buying Mie Sedaap. We can see a declining in Indomies loyalty
Co - Branding
Co-branding also called dual branding or brand bundling is two or more well-known existing brands are combined into a joint product and/or marketed together in some fashion
Peranan Personal Selling sebagai Salah Satu Alat Promosi dalam Asuransi
People always face risks in life and they dont like it People want to share it with others, in this case the life insurance companies. People bought life insurance policies and pay the premium, and the insurance company gives protection in return. Buying insurance is buying protection. Unfortunately this idea doesnt work in Indonesia. Indonesian people still have the traditional perception about insurance that the premium of the insurance will be a burden for them. However since May 1998, because of the riots, people changed their view of insurance. They realize that they need protection. Therefore this opens a vast opportunity for much insurance company, to operate in Indonesia for both local and international Competition emerged Insurance companies need marketing strategies in order to win the market. FT.A.J.X cabang Bandung is one of the biggest insurance companies in Indonesia. They use highly trained insurance agents to market their products effectively. Personal selling is only one from many promotion mixes but its a prominent promotion tool to sell unsought goods like insurance
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Anak melalui Bermain Peran pada Kelompok B di Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Aikmel
Subyek penelitian adalah anak kelompok B TK DW Aikmel Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 anak dan terdiri atas 8 anak laki-laki dan 12 anak perempuan dengan usia rata-rata 6 tahun. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, dengan setiap siklusnya dilaksanakan 2 kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan, yaitu mulai Bulan Pebruari sampai dengan April 2017. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi melalui kegiatan bermain peran pada anak kelompok B Semester II di TK Dharma Wanita Aikmel Tahun Pembelajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil analisis data pada tiap siklus, terlihat bahwa hasil dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Pada pelaksanaan pembelajaran dan hasil analisis data siklus I, untuk aktivitas anak diperoleh skor ketuntasan klasikal sebesar 26 dan meningkat pada siklus II menjadi 28. Pada pelaksanaan pembelajaran dan hasil analisis data siklus I, untuk aktivitas guru diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,7 dan aktivitas guru pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 4. 
The Effects Of Marketing Mix Elements On Brand Equity
Menurut Aaker (2001), ekuitas suatu merek merupakan sekumpulan asset dan kewajiban yang berhubungan dengan suatu merek, bisa merupakan nama dan symbol yang ditambahkan atau dikurangi dari nilai yang ditawarkan oleh suatu barang dan jasa pada Perusahaan dan atau pada pelanggan Perusahaan. Brand equity is an added value endowed to products and services. Nilai ini dapat tercermin dari apa yang konsumen pikirkan, rasakan dan perbuat pada merek, juga pada harga, pangsa pasar, dan keuntungan yang berhubungan dengan merek tersebut. Brand equity is an important intangible asset that has psychological and financial value to the firm. Ada banyak teori mengenai ekuitas merek, salah satunya dari Feldwick. Feldwick memberikan 3 pendekatan untuk ekuitas merek:λ brand value (the total value of company's intangible assets --- financial approach),λ brand strength (the strength of commitment to a particular brand --- behavioristic approach),λ brand description (associations and beliefs consumers have about a particular brand --- cognitive approach).Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan yang sama dengan pendekatan penelitian sebelumnya yaitu pendekatan perilaku terhadap ekuitas merek. Walaupun ekuitas merek menjadi perhatian banyak pihak namun pengaruh dari bauran pemasaran secara individual terhadap ekuitas merek belum pernah diteliti.Penelitian ini didasarkan atas penelitian Edo Rajh mengenai hal yang sama.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh elemen-elemen bauran pemasaran terhadap ekuitas merek. Akan diteliti lebih lanjut apakah model ini bisa digeneralisasi (terutama untuk sample di Bandung, Indonesia), atau lebih jauh lagi apakah model ini bisa berkembang.Tiga kategori produk dipakai dalam penelitian ini, (1) produk minuman berkarbonasi non-alkohol dengan merek Coca-Cola, Pepsi, A&W, (2) produk coklat dengan merek Toblerone, Cadburry, dan Silver Queen (3) produk elektronika dengan merek Philips, Samsung dan Sony. Responden yang diambil sebagai sampel adalah 200 mahasiswa/i Indonesia yang berdomisili di Bandung. Untuk mencari pengaruh masing-masing variabel digunakan metode Structural Equation Modelling (SEM).Ada 11 hipotesis yang akan diuji. Hipotesis 1-5 menguji pengaruh variabel harga, intensitas aktivitas pemasaran, citra toko serta kebijakan harga pada kesadaran merek dan citra merek. Hipotesis 6 dan 7 menguji pengaruh variabel kesadaran merek dan citra merek pada ekuitas merek. Hipotesis 8 sampai dengan 11 menguji pengaruh tidak langsung variabel harga, intensitas aktivitas pemasaran, citra toko serta kebijakan harga terhadap ekuitas merek.Dari hasil penelitian ternyata model ini bisa digeneralisasi.Penelitian ini menunjukkan hasil yang menyerupai hasil penelitian yang sebelumnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa elemen bauran pemasaran memang mempengaruhi ekuitas merek. Untuk itu ketika hendak memilih/mengintegrasikan bauran pemasaran pemasar perlu berhati-hati karena jika salah akan merusak ekutias merek. Melakukan aktivitas pemasaran intensitas tinggi tapi tidak mempedulikan kualitas barang juga bisa berdampak kurang baik pada ekuitas merek. Namun jika dilihat dari sisi positifnya dengan meningkatkan aktivitas pemasaran konsumen akan menjadi lebih sadar akan merek dan bisa meningkatkan citra merek.Pemilihan tempat berpengaruh terhadap citra merek, kalau konsumen membeli produk di tempat yang “berkelas” produk seakan-akan menjadi “berkelas” juga. Perlu dilakukan brand management
PENGEMBANGAN USAHA KICIMPRING KOMUNITAS IBU DI DAYEUHKOLOT & MANGGAHANG KABUPATEN BANDUNG
Artikel ini memaparkan hasil kegiatan pengembangan untuk pelatihan, pembinaan dan pendampingan pada kelompok ibu-ibu di daerah Dayeuhkolot, Manggahang dan Banjaran, Kabupaten Bandung. Kegiatan ini bertujuan untuk : 1) memberikan kesadaran bahwa para ibu harus selalu cantik baik fisik, hati dan pikiran serta cantik secara finansial; 2) Mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupan para Ibu ; 3) Memberikan alternatif solusi terhadap masalah-masalah yang dimiliki oleh para Ibu; serta 4) mengembangkan jejaring para ibu untuk menopang pengembangan potensi lokal agar meningkatkan ekonomi keluargaHasil dari kegiatan ini diantaranya adalah : 1) meningkatkan kesadaran para ibu bahwa menjadi seorang ibu haruslah cantik secara fisik; cantik hati pikiran, dan cantik secara finansial 2) Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi para ibu dengan jelas sehingga dapat memetakan kecenderungan yang sering terjadi di kelompok para ibu; 3) Mengetahui dan memberikan alternatif solusi dari masalah-masalah yang muncul dari di kalangan para Ibu; 4) Memperoleh jejaring yang membuka pintu pengembangan para ibu agar menjadi cantik secara fisik, cantik hati pikiran dan cantik secara finansial dengan cara mengembangkan diri berdasarkan potensi yang ada pada dirinya agar ekonomi keluarga pun dapat meningkat.Metode yang digunakan di dalam kegiatan pengabdian ini adalah memberikan seminar-seminar sehari untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan bagaimana para ibu menjadi cantik secara fisik, cantik hati pikiran dan cantik secara finansial.Kata Kunci : Cantik hati, cantik hati pikiran dan cantik finansialÂ
PERAN BUDAYA TERHADAP KINERJA PENGRAJIN TENUN DI KAMPUNG TENUN GARUT JAWA BARAT
Ketaatan para Pengrajin Tenun dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang berorientasi pada upaya pencapaian target kelompok (organisasi). Sebagai suatu variabel dalam organisasi, budaya dipelajari sebagai bagian dari sistem organisasi secara keseluruhan. Dalam konteks ini, budaya dilihat sebagai sesuatu yang hidup di dalam suatu kelompok yang mengikat seluruh anggota kelompok dalam upaya mencapai tujuan bersama. Budaya juga dapat dilihat sebagian dari suatu lingkungan kelompok yang mempengaruhi perilaku dan penampilan (performance) anggota di dalam kelompok tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya kelompok Pengrajin Tenun memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja para Pengrajin tenun di Kampung Tenun Garut. Setiap kelompok memiliki budaya dan pengaruh yang signifikan terhadap sikap dan perilaku anggotanya. Seringkali budaya dalam suatu kelompok berkembang dengan kuat, sehingga dalam kondisi demikian, setiap anggota mengetahui dengan baik tujuan kelompok yang akan dicapainya. Akhirnya budaya suatu kelompok akan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi produktivitas kerja dan kinerja dari kelompok tersebut
Pengaruh Media Sosial Terhadap Citra Merek Dan Niat Beli
Currently half of the world's population uses various social media platforms, so social media is a source of commercial activity. This study aims to determine the effect of social media marketing on brand image on purchase intention of generation Z at a university with brand image as a mediation variable. The method used in this research is to use descriptive quantitative analysis, descriptive that is to explain, analyze and find out the value of a variable against other variables. While the quantitative research method is to examine the population or sample where the sample is taken randomly to collect data with research instruments to test a hypothesis. The results of this study are that there is a positive effect of social media marketing on brand image, there is a positive effect of brand image on purchase intention of generation Z, there is a positive effect of social media marketing on purchase intention of Generation Z, and there is also a positive influence of social media on generation Z purchase intentions by mediating brand image
Keywords: Social Media Marketing, Brand Image, Purchase Intention, Generation
Peran Budaya terhadap Kinerja Pengrajin Tenun di Kampung Tenun Garut Jawa Barat
Ketaatan para Pengrajin Tenun dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang berorientasi pada upaya pencapaian target kelompok (organisasi). Sebagai suatu variabel dalam organisasi, budaya dipelajari sebagai bagian dari sistem organisasi secara keseluruhan. Dalam konteks ini, budaya dilihat sebagai sesuatu yang hidup di dalam suatu kelompok yang mengikat seluruh anggota kelompok dalam upaya mencapai tujuan bersama. Budaya juga dapat dilihat sebagian dari suatu lingkungan kelompok yang mempengaruhi perilaku dan penampilan (performance) anggota di dalam kelompok tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya kelompok Pengrajin Tenun memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja para Pengrajin tenun di Kampung Tenun Garut. Setiap kelompok memiliki budaya dan pengaruh yang signifikan terhadap sikap dan perilaku anggotanya. Seringkali budaya dalam suatu kelompok berkembang dengan kuat, sehingga dalam kondisi demikian, setiap anggota mengetahui dengan baik tujuan kelompok yang akan dicapainya. Akhirnya budaya suatu kelompok akan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi produktivitas kerja dan kinerja dari kelompok tersebut