189 research outputs found

    Pemberian Mulsa Jerami Padi Dan Pupuk Hijau Crotalaria Juncea L. Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Varietas Kretek Tambin

    Full text link
    Rendahnya produksi jagung disebabkan oleh faktor lingkungan misalnya curah hujan rendah, kandungan bahan organik rendah, tingkat kesuburan tanah rendah dan penggunaan benih bermutu rendah. Penggunaan mulsa dan pupuk hijau merupakan alternatif yang dapat digunakan dalam memperbaiki sifat biologi, kimia dan fisik tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kombinasi tingkat ketebalan mulsa jerami padi dan tingkat pupuk hijau pada tanaman jagung var. Kretek Tambin serta untuk menentukan kombinasi tingkat ketebalan mulsa jerami padi dan tingkat pupuk hijau yang tepat pada tanaman jagung var. Kretek Tambin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok sederhana. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2014 desa Karang kemasen, Bangkalan dengan ketinggian 100 m dpl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mulsa jerami serta penambahan pupuk hijau mampu meningkatkan N total tanah sebanyak 0,07 % serta meningkatkan pertumbuhan sehingga hasil meningkat menjadi 44,17 % pada tanaman jagung var. Kretek Tambin. Serta, pemberian mulsa jerami 9 cm dengan penambahan 20 ton ha-1 pupuk hijau meningkatkan bobot biji per hektar sebesar 0,88 ton ha-1 di bandingkan dengan potensi di Kabupaten Bangkalan

    Pengaruh Macam Bahan Organik Dan Inokulum Rhizobium Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merril)

    Get PDF
    Kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan tanaman pangan yang penting di Indonesia. Sebagai tanaman golongan Leguminoceae, tanaman kedelai mampu mengadakan simbiosis dengan bakteri tertentu sehingga dapat langsung memfiksasi nitrogen dari udara. Tujuan penelitian ini ialah mempelajari pengaruh interaksi macam bahan organik dan dosis legin terhadap peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril). Hipotesis yang diajukan ialah macam bahan organik dapat mempengaruhi kebutuhan dosis legin untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril). Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian desa Jatikerto, kecamatan Kromengan, kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai bulan September 2014. Alat yang digunakan pada penelitian ialah Leaf Area Meter (LAM), timbangan analitik, meteran dan oven. Bahan yang digunakan adalah benih kedelai varietas Grobogan. Perlakuan yang diberikan yaitu faktor satu adalah pemberian bahan organik yang terdiri dari: B1=tanpa aplikasi bahan organik, B2=residu biochar dan B3= kompos 10 ton ha-1. Faktor kedua adalah penggunaan legin yang terdiri dari: L1 = tanpa legin, L2 = dosis legin 8 g kg-1 dan L3 = dosis legin 12 g kg-1. Hasil penelitian menunjukkan penambahan bahan organik kompos 10 ton ha-1 dan residu biochar tidak mempengaruhi kebutuhan dosis legin. Kompos 10 ton ha-1 nyata untuk meningkatkan jumlah polong per tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) sebesar 71,21 %. Dosis legin tidak nyata terhadap hasil panen tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril)

    Pengaruh Komposisi Media Tanam Pada Teknik Bud Chip Tiga Varietas Tebu (Saccharum Officinarum L.)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi akibat perlakuan komposisi media tanam dan varietas serta mendapatkan komposisi media tanam yang tepat untuk pertumbuhan bibit dengan teknik bud chip dari tiga varietas tebu (Saccharum officinarum L.). Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli 2012 di Pusat Penelitian Gula PTPN X (Persero). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan faktor pertama varietas dan faktor kedua komposisi media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara komposisi media tanam dan varietas pada tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah ruas batang, luas daun dan bobot kering total tanaman. Pembibitan tanaman tebu pada media dengan komposisi tanah : kompos : pasir (10% : 70% : 20%) menghasilkan nilai rerata diameter batang, jumlah ruas batang, luas daun, bobot segar total tanaman dan bobot kering total tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan komposisi tanah : kompos : pasir (70% : 20% : 10%) dan (20% : 10% : 70%). Varietas PSJK 922 cocok ditanam pada media dengan komposisi tanah : kompos : pasir (10% : 20% : 70%). Sebaiknya pembibitan tebu dengan teknik bud chip ditanam pada media dengan perbandingan komposisi media tanah : pasir : kompos (10% : 20% : 70%) menggunakan varietas PSJK 922

    Pengaruh Aplikasi Pupuk N Dan K Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa Var. Chinensis) Flamingo F1

    Get PDF
    Pakcoy ialah sayuran yang digemari oleh masyarakat. Pupuk nitrogen dan kalium menentukan kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh nitrogen dan kalium serta memperoleh dosis pupuk nitrogen dan kalium yang tepat agar diperoleh hasil panen pakcoy yang tinggi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bawang, Tunggulwulung, Malang pada bulan April–Mei 2015. Penelitian ini merupakan percobaan sederhana yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan [N kg ha-1 (Urea) + K2O kg ha-1 (KCl) + K2O kg ha-1 (KNO3 Merah)] yaitu: P1 [100 + 100 K2O (KCl)], P2 [100 + 75 + 25], P3 [100 + 50 + 50], P4 [100 + 25 + 75], P5 [100 + 100 K2O (KNO3 Merah)], P6 [75 + 100 K2O (KCl)], P7 [75 + 75 + 25], P8 [75 + 50 + 50], P9 [75 + 25 + 75], P10 [75 + 100 K2O (KNO3 Merah)]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot segar panen tanaman-1 lebih tinggi pada perlakuan (100 + 75 + 25) dan (100 + 50 + 50). Sedangkan bobot segar panen hektar-1 pada perlakuan (100 + 75 + 25), (100 + 50 + 50), (100 + 25 + 75) dan (75 + 25 + 75) memberikan hasil yang lebih tinggi, Perlakuan pupuk nitrogen yang dikombinasikan dengan pupuk KNO3 Merah memberikan hasil yang lebih tinggi terhadap diameter bonggol, bobot segar per tanaman, bobot segar panen hektar-1 tanaman pakcoy, Dosis 100 + 100 dan 100 + 50 + 50 memberikan jumlah stomata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainya

    Pengaruh Dosis Pupuk Anorganik Dan Pengendalian Gulma Pada Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) Varietas Ps. 881

    Get PDF
    Kebutuhan gula semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk dan beraneka ragamnya jenis makanan (Fatimah, 2010). Hal ini belum bisa dipenuhi oleh beberapa industri gula dalam negeri. Ini disebabkan oleh produktivitas tebu yang rendah. Penyebabnya adalah keberadaan gulma. Selain itu, pupuk juga berpengaruh terhadap pertumbuhan gulma di sekitarnya. Penggunaan dosis pupuk anorganik yang tepat dibutuhkan pula agar dapat mengurangi gulma. Penelitian yang bertujuan untuk menentukan dosis pupuk dan pengendalian gulma yang tepat pada pertumbuhan tanaman tebu telah dilaksanakan di lahan milik PG Kebon Agung, Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Juni-September 2012. Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial di-rancang secara acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu dosis pupuk (A) dan pengendalian gulma (G) yang diulang 3 kali. Pada dosis pupuk ada pupuk majemuk NPK 200 kg ha-1 dan pupuk ZA 600 kg ha-1 (A1), pupuk majemuk NPK 400 kg ha-1 dan pupuk ZA 800 kg ha-1 (A2); dan pupuk majemuk NPK 600 kg ha-1 dan pupuk ZA 1000 kg ha-1 (A3) dan pada pengendalian gulma ada penyiangan pada 30 hst (G1), aplikasi herbisida 2,4-D (G2), aplikasi herbisida Ametrin dosis (G3), dan aplikasi herbisida 2,4-D dosis dan herbisida Ametrin dosis (G4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pem-berian pupuk majemuk NPK dosis 400 kg ha-1 dan pupuk ZA 800 kg ha-1 menghasilkan diameter batang yang lebih besar. Kombinasi perlakuan pupuk majemuk NPK dosis 200 kg ha-1 dan pupuk ZA 600 kg ha-1 yang diikuti oleh aplikasi herbisida Ametrin (A1G3) menghasilkan bobot kering gulma yang lebih rendah

    Aplikasi Pupuk Kandang Dalam Meminimalisir Pupuk Anorganik Pada Produksi Padi (Oryza Sativa L.) Metode Sri

    Full text link
    Kebutuhan beras sebagai bahan pangan penduduk Indonesia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan ialah dengan menerapkan penanaman padi dengan metode SRI. Penelitian dilakukan di KebunPercobaan Jatikerto, Malang pada bulan April-Agustus 2013. Pecobaan ini dirancang dengan menggunakan Racangan Petak Terbagi (RPT) dengan pupuk kandang sapi sebagai petak utama dan pupuk anorganik sebagai anak petak. Petak utama terdiri dari K0: tanpa pupuk kandang, K1: 10 ton ha-1 pupuk kandang, K2: 15 ton ha-1 pupuk kandang, dan K3: 20 ton ha-1 pupuk kandang, sedangkan anak petak terdiri dari A1: 100% dosis pupuk anorganik, A2: 85% dosis pupuk anorganik, dan A3: 70% dosis pupuk anorganik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 20 ton ha-1 pupuk kandang diikuti dengan aplikasi 100% dosis pupuk anorganik menghasilkan produksi tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Penggunaan pupuk kandang dapat meminimalisir penggunaan pupuk anorganik sebesar 15%. Hal ini dapat terlihat pada penggunaan pupuk kandang 15 ton ha-1 dengan 85% dosis pupuk anorganik memiliki berat gabah lebih tinggi dibandingkan tanpa pupuk kandang dengan 100% dosis pupuk anorganik (35,53 g) dan penggunaan 20 ton ha-1 pupuk kandang dengan 85 % dosis pupuk anorganik (38,12 g) meningkatkan berat gabah lebih tinggi dibandingkan penggunaan pupuk kandang 15 ton ha-1 dengan 85% dosis pupuk anorganik

    Pengaruh Dosis Rhizobium Serta Macam Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Varietas Kancil

    Get PDF
    Peningkatan produksi kacang tanah dapat dilakukan dengan penambahan inokulum rhizobium dan pupuk kandang. Rhizobium merupakan bakteri yang mampu mengikat nitrogen di udara. Bakteri Rhizobium sebagai salah satu contoh kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman. Apabila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar. Pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan tanah, selain itu juga memperbaiki struktur tanah.. Pemberian pupuk kandang meningkatkan aktivitas rhizobium sehingga dapat menginfeksi akar tanaman kacang tanah dan dapat meninggkatkan Nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman kacang tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2014 di Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Bahan yang digunakan pada percobaan adalah benih kacang tanah varietas Kancil, inokulum rhizobium (legin),, pupuk kandang sapi , pupuk kandang ayam, Urea, KCl dan pestisida. Alat yang digunakan adalah timbangan, alat pengukur luas daun (leaf area meter), oven untuk mengeringkan tanaman, cangkul, sekop, parang, sabit. Penelitian menggunakan RAK faktorial terdiri dari perlakuan pertama I0: Tanpa inokulum, I1: Inokulum rhizobium (legin) (5 g/kg benih), I2: Inokulum rhizobium (legin) (10 g/kg benih), I3: Inokulum rhizobium (legin) (15 g/kg benih). Perlakuan kedua P0: Tanpa pupuk P1: pupuk kandang sapi, P2: pupuk kandang ayam. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian inokulum rhizobium 10 g/kg benih dan jenis pupuk kandang ayam memberikan hasil jumlah polong lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian inokulum rhizobium 0 g/kg benih dan tanpa pupuk kandang. Pemberian inokulum rhizobium 5 g/kg benih dan tanpa pupuk kandang dapat memberikan hasil indeks panen tertinggi

    Pengaruh Waktu Pemberian Pupuk Kandang Dan Dosis Urea Terhadap Hasil Pertumbuhan Dan Kadar Nitrogen Tanaman Kailan (Brassica Oleraceae L. Var .Nova)

    Get PDF
    Peningkatan produksi tanaman kailan dilakukan melalui pemupukan. Penelitian bertujuan untuk. Mendapatkan aplikasi waktu pemberian pupuk kandang lebih baik dengan dosis Urea yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil kadar Nitrogen Tanaman Kailan (Brassica oleracea L.). Percobaan dilaksanakan pada bulan Mei - Juli 2014 di Pandanrejo Bumiaji Batu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 dan 3 kali ulangan. P1W0 = Pupuk Urea dosis 100 kg ha-1 dengan pupuk kandang 0 minggu sebelum tanam P1W1 = pupuk Urea dosis 100 kg ha-1 dengan pupuk kandang 1 minggu sebelum tanam P1W2 = pupuk Urea dosis 100 kg ha-1 dengan pupuk kandang 2 minggu sebelum tanam P1W3 = pupuk Urea dosis 100 kg ha-1 dengan pupuk kandang 3 minggu sebelum tanam P2W0 = pupuk Urea dosis 200 kg ha-1 dengan pupuk kandang 0 minggu sebelum tanam P2W1 = pupuk Urea dosis 200 kg ha-1 dengan pupuk kandang 1 minggu sebelum tanam P2W2 = pupuk Urea dosis 200 kg ha-1 dengan pupuk kandang 2 minggu sebelum tanam P2W3 = pupuk Urea dosis 200 kg ha-1 dengan pupuk kandang 3 minggu sebelum tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pengaruh antara perlakuan interval waktu pemberian pupuk kandang dengan dosis pupuk urea terhadap panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar total tanaman, namun tidak terjadi interaksi pada bobot segar bagian tanaman yang dapat dikonsumsi, bobot segar panen, dan indeks panen. Panen terbaik per hektar adalah 1,94 ton ha-1 pada perlakuan P1W1 yaitu kombinasi 1 minggu sebelum tanam pupuk kandang sapi, dosis urea 100 kg ha-1
    corecore