2 research outputs found
PELAKSANAAN PENGANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG DENGAN KERETA API DI INDONESIA
Kereta api sebagai salah satu sarana transportasi, merupakan pilihan yang utama untuk melaksanakan pengangkutan penumpang dan barang. Dalam pengangkutan dengan kereta api, terdapat kesediaan dari semua pihak untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan perjanjian pengangkutan kereta api yang dibentuk oleh para pihak berdasarkan UU No. 13 Tahun . 1992 tentang Perkeretaapian.
Penulisan Hukum ini disusun untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pengangkutan dengan kereta api di Indonesia, juga untuk lebih mengetahui batas tanggung jawab serta hambatan-hambatan yang dialami PT. Kereta Api (Persero) dalam pelaksanaan pengangkutan dengan kereta api.
Metode pendekatan yang dipergunakan adalah yuridis empiris dengan wilayah penelitian Propinsi Jawa Tengah berdasarkan purposif sampling, daerah penelitian adalah PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi IV Semarang, dengan subjek penelitian adalah mereka yang terlibat dalam pelaksanaan pertanggungjawaban terhadap penumpang dan pemilik barang. Data primer dan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dan wawancara, sehingga dapat diketahui bahwa hasil dari penelitian tersebut bahwa tujuan dari pengangkut adalah menyelenggarakan proses pemindahan suatu barang maupun orang dari satu tempat ke tempat yang di tuju dengan selamat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pihak kereta api telah berusaha sebaik mungkin untuk menciptakan kenyamanan dalam pelaksanaan pengangkutan. Hal ini bisa dilihat dari peraturan yang telah ditetapkan, dikemas demi kenyamanan dan keselamatan semua pihak yang terkait.
Pengangkutan dengan kereta api telah dilakukan dengan sangat baik, hanya saja kurang didukung dengan partisipasi masyarakat untuk menjaga pelaksanaan pengangkutan tersebut. Oleh karena itu, pihak kereta api harus bekerja lebih keras lagi untuk memberikan pelayanan yang semakin memuaskan bagi para pengguna jasa.
Kata Kunci : Pengangkutan, kereta ap
Talagha: Marketing Communications for Integrated Coastal Tourism Branding
Madura has beach comparative potential as a coastal tourist destination. However, in the marketing communications context, this potential has not been optimized. Therefore, this research aims to explore all the potential for integrated coastal tourism by using the Talagha acronym of Talang Siring, Legend, Jumiang, and Lembung branding identity as an alternative to marketing communication. The Talagha brand identity not only being as destinations acronym but also the equivalent of lake in Madurese. Research locations were conducted on four Pamekasan coastal tourism destinations in Madura, namely Talang Siring Beach, Jumiang Beach, Legend Beach, and Mangruve Lembung. Research population are visitors and residents around the destinations. Samples were obtained using accidental sampling. Based on target population characteristics, as two hundres samples were acquired. Data collection were conducted by survey and analyzed by using SPSS. The results show that Talagha tagline as a brand identity is agreed by majority respondents to be part of integrated tourism branding. The findings confirmed by branding strategies theory as a part of tourist destination marketing communications. This findings are expected to be a catalyst in brand identity usage in tourist destination marketing communications development. It is recommended these findings as literature in brand destination studies as well as reaches triple helix in developing policies brief related to Madura’s integrated coastal tourism branding