17 research outputs found

    PENGARUH GCG DAN ROA TERHADAP UKURAN PERUSAHAAN BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2018

    Get PDF
    Strategi kemajuan perusahaan dapat menggunakan Good Corporate Governance. Apabila perusahaan mampu menerapkan Good Corporate Governance secara produktif akan meningkatkan kepercayaan para investor. Laporan keuangan 6 perusahaan merupakan sampel dengan teknik puposive sampling. Data dikumpulkan dengan dokumentasi. Analisis data yang dipakai yakni regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik, koefisien determinasi, uji-t dan uji-F. Hasil uji-t diperoleh signifikan Good Corporate Governance 0,012 < 0,05 artinya, Good Corporate Governance berpengaruh signifikan terhadap Ukuran Perusahaan. Taraf signifikan Return On Asset sebesar 0,390 > 0,05 berarti, Retrun On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap Ukuran Perusahaan. Hasil pengujian pada uji-F diperoleh taraf signifikan sebesar 0,040 < 0,05 artinya, Good Corporate Governance dan Retrun On Asset secara simultan berpengaruh terhadap ukuran perusahaan. Hasil dari penelitian bisa dijadikan sebagai rujukan mengambil keputusan oleh investor dalam menilai suatu perusahaan

    MARKET BASKET ANALYSIS DENGAN ALGORITME EQUIVALENCE CLASS TRANSFORMATION (ECLAT) PADA PENGELOLAAN PERSEDIAAN MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

    Get PDF
    212 Mart merupakan retail yang menjual kebutuhan pokok dengan kualitas produk yang terjamin, harga dan suasana yang nyaman. Namun seiring berjalannya waktu, muncul pesaing baru. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk mempertahankan bisnis Ritel tersebut. Terdapat permasalahan dalam pengelolaan persediaan yaitu terjadinya kekosongan atau kehabisan barang yang dapat menyebabkan konsumen beralih ke kompetitor untuk mencari barang sejenis dan akan berdampak pada penurunan penjualan. ECLAT dan EOQ dapat diterapkan untuk masalah ini. ECLAT bertujuan untuk mencari kombinasi produk yang paling sering dibeli secara bersamaan, sedangkan EOQ bertujuan untuk mencari jumlah barang yang akan dipesan dari pemasok agar pesanan dapat dilakukan dalam jumlah yang optimal dan ekonomis. Analisis dilakukan dengan menggunakan kumpulan data transaksi penjualan sebanyak 85.038 transaksi pada periode 2021. Data dipelajari menggunakan algoritma ECLAT dengan minimum support 0.1% mendapatkan 20 aturan dengan nilai minimum confidence 30%. Diketahui produk yang paling sering muncul yang akan digunakan dalam perhitungan EOQ adalah 21 jenis produk. Hasil penerapan EOQ didapatkan total jumlah produk yang akan dipesan sebanyak 536 item untuk setiap pemesanan

    THE ANALYSIS OF SCIENCE PROCESS SKILLS ON SCIENCE WORKSHEET FOR JUNIOR HIGH SCHOOL

    Get PDF
    Kesiapan dalam menghadapi keterampilan abad 21 dan peringkat dalam PISA (Programme for International Student Assessment) menjadi tantangan yang serius bagi siswa-siswi Indonesia. Untuk mempersiapkan para siswa dalam menghadapi tantangan tersebut, menerapkan pembelajaran berbasis keterampilan proses sains (KPS) dalam kelas dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Tujuan dari digunakannya metode deskriptif adalah untuk menggambarkan serta mendeskripsikan kemunculan dari indikator keterampilan proses sains pada lembar kerja peserta didik di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Instrumen yang digunakan pada studi ini adalah tabel analisis lembar kerja peserta didik di mana kemunculan indikator KPS dianalisa. Validitas dan reabilitas instrument diuji dengan menggunakan CVR (Content Validity Ratio). Kesepakatan antar penilai (Interrater agreement) yang melibatkan tiga penilai diadaptasi untuk memvalidasi hasil analisis data. Keterampilan mengamati serta keterampilan menarik kesimpulan menjadi indikator yang paling sering muncul dalam lembar kerja peserta didik sedangkan kemampuan untuk membuat percobaan dan berhipotesis menjadi indikator yang paling sedikit muncul. Hasil analisis lembar kerja peserta didik secara keseluruhan menunjukkan bahwa indikator keterampilan proses sains tidak muncul secara merata pada tiga tingkat kelas 7, 8, dan 9. Kajian lebih lanjut tentang keterampilan proses sains di tingkat Sekolah Menengah Pertama di Indonesia diperlukan untuk memperkaya informasi dan keragaman data. Readiness to face 21st century skill and PISA rank have become a serious challenge for students in Indonesia. To prepare the students in facing those challenges, adapting science process skills-based learning in science class can be considered as one of the ways to achieve the goal. Descriptive method is used in this study. The objective of adapting descriptive method is to profile the occurrence of science process skills indicator on science worksheet in its actual condition without any treatment given. Science worksheet analysis table is the instrument used in this research to analyse the occurrence of science process skills on science worksheet for junior high school. CVR (Content Validity Ratio) is used to test the validity and reliability of the instrument. To validate the result of data analysis, interrater agreement is implemented where three raters are involved. Observation and result-obtaining skill become the most frequent indicator appeared in science worksheet while conducting experiment and hypothesizing become the least indicator present in the worksheet. In conclusion, the result of the worksheet analysis shows that the indicators occurrence of science process skills is not evenly distributed in three grades. Further study on science process skills on junior high school in Indonesia is needed to enrich the information and diversity of data

    EVALUASI MEDIA CAI (COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION) MATA PELAJARN IPA MATERI GERAK DAN GAYA HASIL PRODUKSI MAHASISWA JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN ANGKATAN 2009

    Get PDF
    Evaluasi media merupakan suatu penilaian dan pengukuran untuk mengetahui kelayakan dan keefektifan media. Tercapai atau tidaknya sebuah media yang digunakan dalam pembelajaran maka ditentukan dengan evaluasi. Salah satu contoh media pembelajaran adalah media berbasis komputer yang dikenal sebagai Computer Assisted Instruction (CAI). Salah satu pengembang media dalam dunia pendidikan adalah Mahasiswa Teknologi Pendidikan. Mahasiswa Teknologi Pendidikan UNESA telah mengembangkan berbagai media, salah satu diantaranya yaitu media CAI. Namun media CAI yang dikembangkan tidak sepenuhnya sesuai dengan kriteria.  Berdasarkan latar belakang tersebut, diperoleh alternatif pemecahan masalah yaitu dengan mengevaluasi media CAI (Computer Assisted Instruction) mata pelajaran IPA materi gerak dan gaya hasil produksi mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan angkatan 2009. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) kelayakan media CAI dari aspek materi, 2) kelayakan media CAI dari aspek media, dan 3) keefektifan media CAI dalam pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan model evaluasi formatif serta menggunakan metode angket, wawancara, dan tes untuk mengumpulkan data. Subyek penelitian terdiri dari siswa kelas VI SDN Geluran 1 Taman, ahli materi, dan ahli media. Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif. Hasil penelitian dari dari evaluasi media CAI (Computer Assisted Instruction) mata pelajaran IPA materi gerak dan gaya hasil produksi mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi pendidikan angkatan 2009 berdasarkan rumusan masalah yaitu: 1) kelayakan media CAI dari aspek materi diperoleh persentase sebesar 71,25 dengan kategori baik, 2) kelayakan media CAI dari aspek media diperoleh persentase sebesar 81,02 dari angket siswa dengan kategori sangat baik, 75 dari wawancara ahli materi dengan kategori baik, dan 67,53 dari wawancara ahli media dengan kategori baik, 3) keefektifan media CAI dalam pembelajaran menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan media CAI dengan perolehan thitung lebih besar dari ttabel dengan perbandingan angka 13,9>2,04 menggunakan uji-t. Kata Kunci : Evaluasi, media CAI (Computer Assisted Instruction) ABSTRACT Media evaluation is an assessment and measurement to determine the feasibility and effectiveness of the media. Media can be said as successful media or not is determined by the evaluation. One example of media is a media computer-based learning, known as Computer Assisted Instruction (CAI). One of the developers of media in education is the Student of Education Technology. Student of Education Technology at UNESA has developed a variety of media, one of them is the media CAI. But the media CAI is not fully developed in accordance with the criteria. Based on this background, the solution is by evaluating the media CAI (Computer Assisted Instruction) on science subject focused on motion and style student produced by curriculum and education technology department and 2009.The purpose of this study was to determine: 1) the feasibility of CAI media based on material aspects, 2) feasibility of CAI media based on media aspect, and 3) the effectiveness of CAI media in teaching-learning. This research was conducted by using evaluation formative method, questionnaires, interviews, and test to collect data. The study subjects consisted of the sixth grade students of SDN Geluran 1 Taman, material experts, and media experts. The type of data obtained is qualitative data. The results of science subject focused on motion and style student produced by curriculum and education technology department and 2009 is based on the research problems, they are: 1) the feasibility of CAI media based on material aspects is 71.25 and categorized as good, 2) feasibility of CAI media based on media aspects is for about 81.02 was obtained from a questionnaire students with excellent category, 75 of the expert interview material with good category, and 67.53 of the interviews with media experts in good  category, 3 ) the effectiveness of CAI in teaching media showed improvement in student learning outcomes after using the CAI media with the acquisition of t value is higher than t table with a comparison figure 13.9 > 2.04 using t-test. Keywords : Evaluation, media CAI (Computer Assisted Instruction

    Peningkatan Kualitas Kayu Lapis (Plywood) Skala Ekspor Menggunakan Metode Seven Tools dan New Seven Tools

    Get PDF
    Perusahaan kayu lapis ini adalah perusahaan yang memproduksi kayu lapis, blockboard, dan polyester. Dalam proses pembuatan kayu lapis masih ditemukan produk cacat dengan persentase rata-rata dari bulan September 2020 sampai dengan februari 2021 (23,94%) melebihi standar perusahaan (2,5%) sehingga tidak dapat di ekspor. Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan kualitas pada penelitian ini adalah Metode Seven Tools. Metode Seven Tools adalah metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan kualitas dalam proses produksi. Metode New Seven Tools merupakan metode untuk memetakan permasalahan kualitas secara terstruktur untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan terhadap tindakan usulan perbaikan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan cacat dominan yang menjadi prioritas perbaikan kualitas, menentukan penyebab kecacatan dominan dan hubungan sebab-akibat, menentukan usulan perbaikan yang tepat untuk meminimasi cacat dominan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa jumlah cacat dominan terdapat pada jenis cacat lekang samping dengan jumlah cacat sebesar 18.976 dengan presentase cacat sebesar 61,17%. Jenis cacat dominan berikutnya adalah gembung dengan jumlah cacat sebesar 7.721 dengan presentase 24,89%. Faktor penyebab cacat lekang samping dan gembung yang paling berpengaruh terhadap kualitas kayu lapis adalah kadar air pada material kayu 21%, panas platen pada mesin hot press tidak rata, serta lem kayu tidak merata pada lembaran kayu dengan skor 9. Adapun usulan yang diberikan dan dapat diterapkan kepada perusahaan PT. Asia Forestama Raya adalah memberikan pelatihan kepada operator setiap tiga bulan, melakukan pengecekan dan perawatan mesin setiap bulan, mengganti roll pada mesin glue spreader serta melakukan inspeksi bahan baku setiap hari kerja

    DESAIN SISTEM MONITORING FLOWMETER KOMUNIKASI RS 232 MENGGUNAKAN SOFTWARE NODE-RED PADA FUEL CELL ELECTRIC VEHICLE

    Get PDF
    One of the applications of fuel cells is Fuel Cell Electric Vehicles (FCEV). FCEV is more efficient and produces no carbon emissions than conventional internal combustion engine vehicles. FCEV emitting only water vapor and warm air. This research hoped will provide new knowledge regarding the monitoring system for hydrogen output in FCEVs using the Node-RED software application, as well as regarding flowmeters with RS 232 output. The design of this serial flowmeter monitoring system was carried out in the fuel cell laboratory, the Energy Conversion and Conservation Research Center (PRKKE). This research was carried out by direct observation of the laboratory where fuel cell electric cars were studied, and collected data directly in the laboratory. The Node-RED flow design begins by providing a timestamp every 10 seconds when FCEV is operated, debugging to determine how the results of trials and failures occur. When FCEV is operated, a tenth of a second of data from the flowmeter enters the Moxa Nport device server. This monitoring design combines the Moxa NPort 5230 device server, battery supply, flowmeter with RS232 communication, and several electronic circuits. The flowmeter testing experiment for hydrogen output data on Fuel Cell Electric Vehicles obtained 1.38 with a speed of 1.46 l/min

    Market Basket Analysis with Equivalence Class Transformation Algorithm (ECLAT) For Inventory Management Using Economic Order Quantity (EOQ)

    Get PDF
    212 Mart is a retail that sells basic needs with guaranteed quality products, prices and a comfortable atmosphere. But over time, new competitors emerged. Therefore, strategies are needed to maintain the Retail business. There are problems in inventory management, namely the occurrence of vacancies or running out of goods which can cause consumers to turn to competitors to look for similar goods and will have an impact on decreasing sales. ECLAT and EOQ can be applied to this problem. ECLAT aims to find the most frequently purchased product combinations together, , while EOQ aims to find the number of goods to be ordered from the supplier so that orders can be made in optimal and economical quantities. The analysis is carried out using a sales transaction data set of 85,038 transactions in the 2021 period. The data was studied using the ECLAT algorithm with a minimum support of 0.1% getting 20 rules with the minimum confidence value of 30%. It is known the most frequently occurring product that will be used in calculating EOQ are 21 types of products. The results of the implementation of EOQ obtained the number of products to be ordered as many as 536 items for each order

    Gardening education in early childhood: Important factors supporting the success of implementing it

    Get PDF
    Preparing children to become the Rabbani, or godly, generation is the parents’ choice when educating their children. In Indonesia, children are seen as an investment in the nation, state and religion as they will become the generation to change civilisation for the better. Through gardening education in nursery school, it is hoped that children’s monotheism and cognitive, psychomotor and affective development will be achieved. This article offers a service-learning program, developed with the aid of agricultural science and early childhood university education, and partnered with a large social charity, Muhammadiyah. Methods used in this program are group discussion forums, gardening education for class teachers and class action by students in the class. The program involves 60 students aged six at a nursery school, Aisyiyah Bustanul Athfal, in East Java Province, Indonesia. This program is important as it involves measurable assessment of the educational model, learning tool requirements, methods of delivery and evaluation of activities. The program and results shared here demonstrate that gardening education can be accomplished at the nursery school level. Gardening tools are needed, but can be modified to suit this age group. Gardening education for these young children is conducted in accordance with pre-prepared lesson plans. Multilevel learning methods, ranging from reading books, telling stories and watching documentaries to practising and reflecting on gardening activities, are part of the success of this type of gardening education. School support for the implementation of this program markedly determined its success

    TURNITIN_Market Basket Analysis with Equivalence Class Transformation Algorithm (ECLAT) For Inventory Management Using Economic Order Quantity (EOQ)

    Get PDF
    212 Mart is a retail that sells basic needs with guaranteed quality products, prices and a comfortable atmosphere. But over time, new competitors emerged. Therefore, strategies are needed to maintain the Retail business. There are problems in inventory management, namely the occurrence of vacancies or running out of goods which can cause consumers to turn to competitors to look for similar goods and will have an impact on decreasing sales. ECLAT and EOQ can be applied to this problem. ECLAT aims to find the most frequently purchased product combinations together, , while EOQ aims to find the number of goods to be ordered from the supplier so that orders can be made in optimal and economical quantities. The analysis is carried out using a sales transaction data set of 85,038 transactions in the 2021 period. The data was studied using the ECLAT algorithm with a minimum support of 0.1% getting 20 rules with the minimum confidence value of 30%. It is known the most frequently occurring product that will be used in calculating EOQ are 21 types of products. The results of the implementation of EOQ obtained the number of products to be ordered as many as 536 items for each order

    Internalisasi nilai-nilai karakter melalui kegiatan keagamaan pada siswa SD kelas IV dan V di SD Plus Qurrata A’yun Malang

    Get PDF
    INDONESIA: Dalam kegiatan keagamaan di Sekolah Dasar atau di Madrasah Ibtidaiyah harus ditunjang dengan keteladanan atau pembiasaan tentang sikap yang baik dalam menanamkan pendidikan karakter terhadap siswa. Tanpa adanya pembiasaan dan pemberian teladan yang baik, pembinaan tersebut akan sulit mencapai tujuan yang diharapkan, dan sudah menjadi tugas guru sebagai orang tua siswa di sekolah untuk memberikan keteladanan atau contoh yang baik dan membiasakannya bersikap baik. Pada penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan konsep internalisasi pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan pada siswa SD kelas atas di SD Plus Qurrata A’yun Malang, 2) Mendeskripsikan internalisasi pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan pada siswa SD kelas atas di SD Plus Qurrata A’yun Malang, 3) Mendeskripsikan hasil internalisasi pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan pada siswa SD kelas atas di SD Plus Qurrata A’yun Malang. Untuk mencapai tujuan dari penelitian di atas, menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus (case study). Penelitian dilakukan di SD Plus Qurrata A’yun Malang, dengan subyek penelitian adalah siswa kelas IV dan V. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi atau pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian internalisasi pendidikan karakter yang dilakukan dalam kegiatan keagamanaan, (1) Pada konsep internalisasi pendidikan karakter yang dilakukan melalui kegiatan keagamaan ini, diharapkan siswa dan siswi SD Plus Qurrata A’yun dapat menjadi individu yang berkarakter baik, yakni siswa-siwi yang mampu berusaha melakukan hal-hal terbaik terhadap lingkungan, sesama, dirinya sendiri, serta bangsa dan Negara. (2) Pelaksanaan Internalisasi pendidikan karakter sudah berjalan dengan baik, dimana guru menggunakan beberapa pendekatan dan strategi.Yakni pendekatan inspiratif dan keteladanan dan juga menggunakan beberapa strategi yakni strategi pembiasaan dan keteladanan. (3) Hasil penanaman pendidikan karakter yang di internalisasikan melalui kegiatan keagamaan telah menghasilkan hasil yang baik. Dimana siswa dan siswi SD Plus Qurrata A’yun memiliki karakter yang disiplin, tanggung jawab dan berani dalam melakukan semua tindakan. Hal tersebut tidak hanya dilakukan dalam kegiatan keagamaan saja tetapi dalam semua kegiatan. ENGLISH: In religious activities at elementary school or Madrasah Ibtidaiyah should be supported with an exemplary or conditioning of good manners in instilling character education towards the students. Without of conditioning and the granting of a good role model, coaching it will be difficult to achieve the expected goal, and had the task of the teacher as the parents of students in the school to give a exemplary or good example and get used to being nice. This research aims to: 1) Describe the concept of internalization of character education through religious activities in students of Elementary School classes over the in Elementary School Plus of Qurrata A’yun of Malang, 2) Describe of internalization of character education through religious activities in students of Elementary School classes over the in Elementary School Plus of Qurrata A’yun of Malang, 3) Describe out the result of the internalization of character education through religious activities in students of Elementary School classes over the in Elementary School Plus of Qurrata A’yun of Malang. To achieve the objectives of the research above, this research using qualitative research that is descriptive and the design used in this research is the research case studies (case study). Research is carried out in Elementary School Plus of Qurrata A’yun of Malang, with the subject of research is IV class. The data collection is done by holding observation, interviews, documentation. The results of the research of internalization of character education is done in religious activities, (1) on the concept of internalization of character education is done through this religious activities, it is expected students and Elementary School Plus of Qurrata A’yun used can be individual character, either students who be able to try to do the best thing for the environment, fellow, himself, as well as the nation and the state. (2) The implementation of internalization of character education is already well underway, where teachers use a number of approaches and strategies. Either Inspirative approach and exemplary and also use some strategy that is strategy of conditioning and example. (3) The results of the character education in the cultivation of the internalized through religious activities have given good results. Where students of Elementary School Plus of Qurrata A’yun has a character that is discipline, responsibility and bold in doing all the acts. It’s not just done in the religious activities but in all activities
    corecore