2 research outputs found

    Kepuasan Pasien Dalam Penjadwalan Operasi Elektif Melalui Josi (Jadwal Operasi Pasti) di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan

    Get PDF
    Di era BPJS dengan rujukan berjenjangnya banyak pasien mengeluh semakin lama dan rumit untuk dilakukan operasi elektif pada antrian operasinya. Kami berusaha merancang JOSI (Jadwal Operasi Pasti) untuk membuat sistem penjadwalan operasi elektif baru dan memberi kepuasan bagi pasien operasi elektif di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. Penelitian dengan menggunakan cross sectional dan quasy experimental diantara 32 pasien yang dibagi menjadi 2 kelompok (JOSI dan tanpa JOSI). Usia rerata pada penelitian ini adalah 48,59 tahun ±11,16. Laki-laki dan perempuan memiliki kesamaan jumlah responden 16 (50%). Responden terbanyak adalah berpendidikan SD yaitu 12 orang (37.5%). Analisis statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pasien operasi elektif yang diberi penjadwalan JOSI dengsan yang tidak (p=0.724). Penjadwalan JOSI dapat digunakan sebagai rancangan alur baru utnuk memberi dan menambah kepuasan pada pasien elektif di RSUD Bangkalan yamg kedepannya dapat juga menambah jadwal operasi keseluruhan dengan penajdwalan yang efektif dari JOSI ini

    HIGH SENSITIVE TROPONIN I DAN EXTENDED RANGE C-REACTIVE PROTEIN SEBAGAI PREDIKTOR KARDIOTOKSIK PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA LANJUT LOKAL YANG MENDAPATKAN KEMOTERAPI NEOAJUVAN CAF (CYCLOPHOSHPAMIDE, ADRIAMYCIN/DOXORUBICIN, 5FU)

    Get PDF
    Latar Belakang: Pasien kanker payudara kiri stadium lanjut lokal dengan borok memerlukan kemoterapi neoajuvan CAF namun mempunyai risiko terjadinya kardiotoksik. Keterbatasan Ekokardiografi dalam menilai kardiotoksisitas kemoterapi pada pasien kanker payudara kiri lanjut lokal dengan borok dinilai kurang memberikan hasil yang baik. Maka dicari petanda biologis lain untuk menilai kardiotoksisitas. HsTnI dan erCRP adalah petanda biologis jantung yang murah, mudah dilakukan, dan tersedia di RS. Dr. Soetomo Surabaya. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan kadar HsTnI dan erCRP dapat digunakan untuk memprediksi adanya efek kardiotoksik pemberian neoajuvan CAF pada penderita kanker payudara lanjut lokal. Metodologi Penelitian : Studi “one group pretest and posttest design“ pada 23 pasien. Pemeriksaan ekokardiografi, erCRP, dan HsTnI dilakukan sebelum dan setelah 3 siklus kemoterapi kemudian dibandingkan. Hasil Penelitian : Rerata usia pasien adalah 49,78 ± 8,7. Penurunan LVEF signifikan didapatkan setelah perlakuan (67.98%±4.06 dan 64.07%±3.53, p=0.000). Peningkatan HsTnI signifikan didapatkan setelah perlakuan (0.007μg/mL±0.004 dan 0.043μg/mL±0.051 p=0.000). Namun didapatkan penurunan erCRP yang signifikan setelah perlakuan (1.043mg/dL±0.913 dan 0.573mg/dL±0.444 p=0.044). Penurunan LVEF dan peningkatan HsTnI dibandingkan berdasarkan cutoff kardiotoksiknya, HsTnI signifikan lebih baik dan cepat (p=0.002) dengan nilai sensitivitas 100% dan spesifisitas 52.4% Kesimpulan : Terdapat kesesuaian yang signifikan antara HsTnI dengan LVEF untuk menilai efek kardiotoksik. HsTnI lebih cepat dan dapat digunakan sebagai alternatif dalam mendeteksi dini kardiotoksisitas doksorubisin pada kemoterapi neoajuvan CAF
    corecore