3 research outputs found
Perjuangan Perempuan Papua dalam Novel Namaku Teweraut dan Tanah Tabu
Novel Tanah Tabu dan Namaku Teweraut bercerita tentang kondisi perempuan Papua yang tengah berada dalam belenggu tradisi. Dalam kedua novel terdapat upaya perjuangan tokoh-tokohnya untuk berusaha keluar dari tradisi yang tidak memihak kepada perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan persamaan dan perbedaan kedua novel tersebut dari segi struktur dan cara perjuangan para tokoh digambarkan serta memberikan alasan mengapa mereka melakukan perjuangan tersebut. Teori yang digunakan adalah teori sastra bandingan dan kajian gender. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analitis. Berdasarkan analisis dan perbandingan data dapat disimpulkan bahwa kedua novel yang diteliti memiliki persamaan latar, penokohan, alur, dan tema. Perbedaan di antara keduanya tampak dalam unsur sudut pandang. Berdasarkan temanya dapat disimpulkan lebih jauh bahwa perjuangan perempuan Papua dalam dua novel memiliki pandangan yang sama, yaitu pendidikan menjadi jalan keluar bagi perempuan Papua untuk memperoleh derajat yang setara dengan laki-laki
Estimasi Potensi dan Pemetaan Zona Potensi Penangkapan Ikan Tuna di Laut Flores: Perspektif Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis [Estimating Total Allowable Catch And Mapping Potential Fishing Zones For Tuna In The Flores Sea: A Remote Sensing-geographic Information System Perspective]
Laut Flores merupakan salah satu daerah potensial penangkapan tuna di Indonesia, namun informasi potensi, distribusi dan kelimpahannya belum banyak diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi potensi sumber daya ikan tuna yang dinyatakan dalam jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) dan memetakan zona potensi penangkapan ikan (ZPPI) tuna tersebut (didominasi oleh ikan tuna madidihang) di Perairan Laut Flores. Analisis dikembangkan dalam dua tahap, pertama mengestimasi hasil tangkapan maksimum lestari (MSY) dan JTB menggunakan enam tahun data time series produksi dan upaya penangkapan (2008-2013), dan kedua, data satelit suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a digunakan untuk memetakan ZPPI tuna berdasarkan tingkat probabilitas kesesuaian faktor oseanografi terha-dap kelimpahan ikan tuna pada periode musim puncak Oktober-Desember 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan sumber daya ikan tuna di Laut Flores adalah 55% dari JTB atau 44% dari MSY berdasarkan pro-duksi rata-rata enam tahun terakhir. Formasi ZPPI tuna paling produktif ditemukan pada bulan Desember di sekitar per-airan Selayar dan dari perairan barat daya Pulau Jampea, Kayuadi, Tarupa hingga ke timur laut Laut Flores. Hasil pre-diksi ZPPI ini konsisten dengan data lapangan. Untuk mengeksploitasi potensi tuna secara optimal di Laut Flores pada level JTB, nelayan diharapkan beroperasi pada ruang dan waktu yang tepat di ZPPI tersebut. Penelitian ini menyajikan informasi spasial dan temporal tentang lokasi ZPPI tuna yang divisualisasi dari data satelit untuk mendeteksi keberada-an dan kelimpahan ikan tuna pada musim puncak di Laut Flores
Karakteristik Daerah Potensial Penangkapan Ikan Cakalang Di Teluk Bone-Laut Flores Berdasarkan Data Satelit Suhu Permukaan Laut Dan Klorofil-A Pada Periode Januari-Juni 2014
Teluk Bone-Laut Flores merupakan salah satu daerah potensial penangkapan ikan cakalang terbaik di Indonesia timur. Perairan tersebut menjadi target utama operasi penangkapan bagi nelayan pole and line. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik daerah potensial penangkapan ikan tersebut menggunakan data suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a pada periode Januari-Juni 2014. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan mengumpulkan data hasil tangkapan dan posisi penangkapan setiap kali melakukan kegiatan penangkapan. Data SPL dan klorofil-a dari citra satelit Terra/MODIS kemudian diekstrak dari lokasi penangkapan ikan cakalang untuk mempelajari kondisi oseanografi yang sesuai dengan keberadaan ikan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan cakalang tertinggi didapatkan pada bulan Mei yaitu sekitar 138 ekor/setting. Hasil tangkapan tersebut bersesuaian dengan kondisi SPL berkisar antara 29,75°C dan 30,25°C dan konsentrasi klorofil-aantara 0,125 dan 0,213 mg m-3. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kedua faktor oseanografis tersebut menjadi indikator penting untuk memahami dinamika spasial pergerakan dan konsentrasi ikan cakalang di Teluk Bone terutama pada periode Januari-Juni