68 research outputs found
Pengaruh Media Massa Terhadap Perubahan Sosial Budaya Dan Modernisasi Dalam Pembangunan
Culture is the creation of a society devoted to the interests of society in order to continue to exist and thrive. Culture reflects human responses to lifes basic needs. In terms of content or komponenya, culture can be identified into five principal, the ideas, norms of ideology, technology, and materials. The components of culture is always changing, whether the changes are slow and rapid changes in the nature. Socio-cultural changes occur because of pressure from a variety of factors, whether originating from within the community itself, as well as from outside the community. Change is a condition that we experience in every aspect of life. Like it or not, the change tends to take place every turn. In the era of information technology, a rapid change of pace. Although it seems every change promises many benefits, but it is quite clear that the promise would be realized if all the people in charge of the work was trying hard to realize that promise. communication through the mass media both print and electronic media, providing a crucial role in the political culture of social change. In line with the modernization of its speed of movement, means of communication, in this case the mass media communication needs serious attention. Planning well in the field of communications relating to software and hardware should be in line with the development of motion. This can be understood as a means of communication other than to express opinions in connection with the ideas of renewal, as well as an effective mediator in bridging the government by the people. At least three ways that can be taken by the mass media to influence cultural norms. First, mass communication messages can reinforce cultural patterns prevailing and guiding the public to believe that these patterns are still in effect and adhered to the public. Second, the media can create a new cultural patterns that do not conflict with the existing culture, and even improve it. Third, the mass media can change the cultural norms that apply to the behavior of individuals in society changed at all. These messages are not a bit of development which is distributed to the public through various media, so that people accept and support the development of movement in every aspect of life that has been programmed by the government
Komunikasi Antarumat Berbeda Agama (Studi Kasus Sikap Sosial dalam Keragaman Beragama di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat)
Untuk menciptakan toleransi (kerukunan hidup) antarumat berbeda agama, faktor komunikasi memegang peranan penting. Melalui kajian komunikasi antarbudaya, diharapkan dapat terbentukadanya sikap saling percaya dan saling menghormati antarpemeluk agama sebagai bangsa yang berbudaya dalam rangka memperkokoh hidup berdampingan secara damai, dapat menerima perbedaan, budaya sebagai berkah daripada bencana, dan melakukan upaya damai dengan mereduksi perilaku agresif,serta mencegah terjadinya konflik yang dapat merusak peradaban dengan cara menciptakan forum-forum dialog, untuk mencapai kesepahaman.Secara annum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalmn dan menjelaskan tentang perilaku komunikasi antarumat berbeda agama dalam upaya menciptakan kerukunan hidup beragama. Teori yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menielaskan hal tersebut adalah teori tindakan sosial, teori interaksi simbolik, teori sikap sosial, komunikasi (kelompok dan Interpersonal dan teori akomodasi.Pendekatan yang dijadikan acuan sebagai salah satu acuan dalam menganalisis masalah sikap sosial antarumat berbeda agama dalam upaya menciptakan kerukunan hidup antarumat berbeda agar adalah teori tindakan sosial (social action). Sebagaimana dikemukakan oleh Max Weber bahwa "tindakan sosial meliputi semua perilaku manusia ketika dan sejauh individu memberikan suatu makna subyektif terhadap perilaku tersebut" (Mulyana, 2001:61). "Tindakan bermakna sosial, sejauh berdasarkan makna subjektifnya yang diberikan oleh individu atau individu-individu dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan diorientasikan dalam penampilannya " (Ritzei: 1992:43-44), Bertolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antarhubungan sosial, Weber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian, yakni: 1) Tindakan manusia, yang menitrut si pelaku, mengandung makna subyektif; melipuli berbagai tindakan nyata. 2) Tindakan dalam hal ini dappat merupakan tindakan terbuka dan tersembunyi serta bersifat subyektif 3) Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam. 4) Tindakan itu diarahkan kepada individu atau kepada bebera individu. 5) Tindakan itu memperhatikan tindakan orang, lain dan diarahkan kepada orang lain(Ritzer,1992:45)
Komunikasi Antarumat Berbeda Agama (Studi Kasus Sikap Sosial dalam Keragaman Beragama di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat)
Untuk menciptakan toleransi (kerukunan hidup) antarumat berbeda agama, faktor komunikasi memegang peranan penting. Melalui kajian komunikasi antarbudaya, diharapkan dapat terbentukadanya sikap saling percaya dan saling menghormati antarpemeluk agama sebagai bangsa yang berbudaya dalam rangka memperkokoh hidup berdampingan secara damai, dapat menerima perbedaan, budaya sebagai berkah daripada bencana, dan melakukan upaya damai dengan mereduksi perilaku agresif,serta mencegah terjadinya konflik yang dapat merusak peradaban dengan cara menciptakan forum-forum dialog, untuk mencapai kesepahaman.Secara annum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalmn dan menjelaskan tentang perilaku komunikasi antarumat berbeda agama dalam upaya menciptakan kerukunan hidup beragama. Teori yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menielaskan hal tersebut adalah teori tindakan sosial, teori interaksi simbolik, teori sikap sosial, komunikasi (kelompok dan Interpersonal dan teori akomodasi.Pendekatan yang dijadikan acuan sebagai salah satu acuan dalam menganalisis masalah sikap sosial antarumat berbeda agama dalam upaya menciptakan kerukunan hidup antarumat berbeda agar adalah teori tindakan sosial (social action). Sebagaimana dikemukakan oleh Max Weber bahwa "tindakan sosial meliputi semua perilaku manusia ketika dan sejauh individu memberikan suatu makna subyektif terhadap perilaku tersebut" (Mulyana, 2001:61). "Tindakan bermakna sosial, sejauh berdasarkan makna subjektifnya yang diberikan oleh individu atau individu-individu dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan diorientasikan dalam penampilannya " (Ritzei: 1992:43-44), Bertolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antarhubungan sosial, Weber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian, yakni: 1) Tindakan manusia, yang menitrut si pelaku, mengandung makna subyektif; melipuli berbagai tindakan nyata. 2) Tindakan dalam hal ini dappat merupakan tindakan terbuka dan tersembunyi serta bersifat subyektif 3) Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam. 4) Tindakan itu diarahkan kepada individu atau kepada bebera individu. 5) Tindakan itu memperhatikan tindakan orang, lain dan diarahkan kepada orang lain(Ritzer,1992:45)
Pengaruh Media Massa terhadap Perubahan Sosial Budaya dan Modernisasi dalam Pembangunan
Culture is the creation of a society devoted to the interests of society in order to continue to exist and thrive. Culture reflects human responses to lifes basic needs. In terms of content or komponenya, culture can be identified into five principal, the ideas, norms of ideology, technology, and materials. The components of culture is always changing, whether the changes are slow and rapid changes in the nature. Socio-cultural changes occur because of pressure from a variety of factors, whether originating from within the community itself, as well as from outside the community. Change is a condition that we experience in every aspect of life. Like it or not, the change tends to take place every turn. In the era of information technology, a rapid change of pace. Although it seems every change promises many benefits, but it is quite clear that the promise would be realized if all the people in charge of the work was trying hard to realize that promise. communication through the mass media both print and electronic media, providing a crucial role in the political culture of social change. In line with the modernization of its speed of movement, means of communication, in this case the mass media communication needs serious attention. Planning well in the field of communications relating to software and hardware should be in line with the development of motion. This can be understood as a means of communication other than to express opinions in connection with the ideas of renewal, as well as an effective mediator in bridging the government by the people. At least three ways that can be taken by the mass media to influence cultural norms. First, mass communication messages can reinforce cultural patterns prevailing and guiding the public to believe that these patterns are still in effect and adhered to the public. Second, the media can create a new cultural patterns that do not conflict with the existing culture, and even improve it. Third, the mass media can change the cultural norms that apply to the behavior of individuals in society changed at all. These messages are not a bit of development which is distributed to the public through various media, so that people accept and support the development of movement in every aspect of life that has been programmed by the government
Strategi Public Relations dalam Membentuk Opini Publik Tentang Pencitraan di PT. Bukit Asam (Persero) TBK. Unit Pelabuhan Tarahan - Bandar Lampung
PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. merupakan perusahaan tambang batu bara yang memiliki lahan pertambangan di wilayah Sumatra Bagian Selatan tidak terlepas dari sorotan publik dengan berbagai permasalahannya karena berbagai dampak aktivitas penambangan batubara. Untuk keberlangsungan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan perlu mendapat dukungan dari masyarakat sekitar. Oleh karena itu, PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan perlu memberikan perhatian kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak merasa dirugikan atas keberadaan perusahaan tersebut. Bagaimanakah strategi public relations dalam membangun opini sebagai upaya pencitraan perusahaan sehingga PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan tetap eksis di masyarakat merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan strategi public relations dalam membentuk opini publik tentang pencitraan ditinjau berdasarkan ilmu komunikasi, khususnya teori tindakan sosial, intraksi simbolik, komunikasi massa, komunikasi kelompok dan komunikasi interpersonal. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan penelitian kualitatif pada perusahaan dan masyarakat Kecamatan Tarahan â Panjang. Data yang dikumpulkan terdiri data primer dan data skunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan secara langsung dan wawancara tak berstruktur dengan menggunakan informan yang ditentukan. Sedangkan data skunder diperoleh melalui dokumen serta arsip perusahaan. Analisis data dilakukan dengan mereduksi semua catatan lapangan, menyajikan data dalam bentuk deskripsi sesuai dengan keadaan lapangan, dan menarik kesimpulan. Pola analisis ini berlangsung selama peneliti di lapangan berlangsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi public relations merupakan suatu cara yang menyeluruh dan terpadu mengenai kegiatan utama yang ada pada perusahaan untuk menentukan keberhasilannya. Jenis strategi yang dilakukan oleh public Relation PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan yaitu melalui komunikasi massa, komunikasi kelompok dan komunikasi interpersonal. Komunikasi yang dilakukan oleh public Relation PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan merupakan salah satu bentuk komunikasi keterbukaan antara perusahaan dan masyarakat serta menanamkan pengertian dan meningkatkan opini publik yang positif dalam mempertahankan citra positif di masyarakat.PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. was acoal mining company that had mining areas in Southern Sumatra region and could not be separated from the public spot light with a variety of problems due to the various impacts of mining activities. For its sustainability, PT. Bukit Asam(Persero) Tbk.,Tarahan PortUnit needed to give the attention of the surrounding community so that people were not be aggrieved over the existence of the company. How the public relations strategy in an effort to build the imaging opinion of company so that PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Port still exist in society was a matter of interest for further investigation.This study aimed to reveal the public relations strategy informing the public opinion on imaging which was reviewed based on communication science, particularly the theory of social action, symbolic interaction, mass communication, group communication and interpersonal communication.This study was conducted using qualitative research on company and society in Tarahan District, Panjang. The data collection consisted of primary andsecondary data. Primary data were obtained through direct observation and unstructured interviews with specified informants. While the secondary data obtained through documents and corporate records. Data analysis was performed by reducingall field notes, presented data in accord ance with the description of the state ofthe field, anddrew conclusions. This pattern analysis applied while this research was conducted.The results showed that the public relations strategy was acomprehensive and integrated manner about the main activities that exist in the company to determineits success. Types of strategies under taken by public relations of PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.,Tarahan Port Unit were mass communication, group communication and interpersonal communication. The communication made by public relation of PT. Bukit Asam(Persero) Tbk.,Tarahan Port Unit was a formof communication openness between the company and the community and still understanding and increase positive public opinionin maintaininga positive imagein the communit
Ahmad Sanoesi (1888-1950): Penggerak Organisasi Al-ittihadijatoel Islamijjah (Aii)
Terdapat perbedaan sikap politik yang dilakukan Sanoesi terhadap pemerintah Hindia Belanda dan pemerintah pendudukan Jepang. Ia memilih konflik dengan pemerintah Hindia Belanda, sebaliknya kompromi dengan pemerintah pendudukan Jepang. Ia begitu antipati terhadap pemerintah Hindia Belanda, sebaliknya simpati terhadap pemerintah pendudukan Jepang. Penelitian ini bermaksud merekonstruksi pergerakan yang dilakukan Sanoesi semasa hidupnya (1888-1950). Ini menjadi penting, di tengah kecenderungan masyarakat yang selalu mengidolakan tokoh global, kita dituntut bersikap arif terhadap tokoh lokal yang mempunyai andil besar dalam upayanya menemukan sejarah bangsa. Dengan menggunakan metode penelitian sejarah, ditemukan bahwa pergerakan Sanoesi telah dirintis sejak masa muda hingga wafat menjemputnya. Sanoesi telah banyak memberikan kontribusi bagi tumbuhnya pola-pola pergerakan yang kemudian diikuti oleh generasi sesudahnya. Sanoesi pun berhasil memberikan solusi bagi masyarakat pribumi terutama dalam bidang pendidikan dan dakwah. Kehadiran organisasi Al-Ittihadijatoel Islamijjah (AII) di Indonesia adalah fakta. Fakta lainnya, mewakili organisasi yang dipimpinnya ia terpilih menjadi Wakil Residen Bogor, anggota Cuo Sangi In, anggota Dokuritu Zyunbi Tyoosakai (BPUPKI), dan anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
Pengaruh Komunikasi Celebrity Worship Terhadap Perilaku Compulsive Internet Use Pada Kasus Subcriber Youtuber Ria Sukmawijaya Selama Periode Tahun 2022
Menarik untuk mempelajari proses perkembangan selebritis mikro saat ini. Akses gratis bagi siapa saja yang mengupload karya audio visual ke YouTube telah melahirkan fenomena baru yang dikenal sebagai micro-celebrity. Studi selebriti diperkaya dengan perkembangan media baru, seperti YouTube, mikro-selebriti, dan hubungan antara penggemar dan idolanya. Adapun hubungan dengan selebriti , ada juga hubungan dengan selebriti mikro terkenal melalui media sosial seperti YouTube. Peneliti kemudian menemukan salah satu perilaku unik yang diamati pada pelanggan Ria SW yang menarik untuk diteliti, yaitu perilaku penggemar/pelanggan ketika mereka menghormati konten Ria Sukmawijaya atau ketika Ria SW mengenal mereka dengan baik. Peneliti mengetahui hal tersebut dengan mengomentari isi Ria SW. Berdasarkan hal tersebut, hal ini mencoba untuk memahami hubungan antara pemujaan selebriti dengan penggunaan internet kompulsif yang dialami oleh penggemar/pelanggan mikroselebriti Ria SW. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan data dikumpulkan melalui penyebaran survei online. Survey dilakukan terhadap 100 responden yang merupakan subcribers atau pelanggan Ria Sukmawijaya atau yang dikenal dengan Ria SW dan menunjukkan penggunaan internet yang berlebihan yaitu. melihat konten Ria SW lebih dari satu kali. Hasil yang diperoleh diolah di SPSS dengan menentukan metode analisis deskriptif, uji analisis klasik, uji hipotesis, uji korelasi regresi berganda, uji validitas, uji reliabilitas, dan uji tabulasi silang. Informasi tersebut kemudian dijelaskan dengan jelas. Didapatkan hasil yaitu : Ada korelasi yang sangat diterima termasuk pribadi yang intens dan penggunaan Internet kompulsif. Kekuatan hubungan antara pelanggan Entertainment Social, Ria SW Perilaku penggunaan internet intense personal pelanggan Ria SW adalah 0,916, para peneliti kemudian menemukan bahwa variabel pemujaan selebriti memiliki dampak 87,3 persen terhadap perilaku penggunaan internet kompulsif
Biografi K.H. Abdul Halim (1887-1962)
Kehadiran tokoh Abdul Halim di panggung sejarah kaum Muslim bumiputera telah membawa spirit tersendiri. Di tengah berkecamuknya wajah masyarakat yang cenderung statis, fatalis, Abdul Halim membesut pola kehidupan dinamis, progresif, dan mewartakan perang kepada segala bentuk penindasan dan ketidakadilan. Pengaruhnya, dari gerak perjuangan yang diamininya, telah banyak memberikan kontribusi bagi tumbuhnya pola-pola perjuangan yang kemudian diikuti generasi sesudahnya. Penelusuran Abdul Halim dan sejumlah aktivitasnya bermaksud mencari dan mereguk otentisitas perjuangannya. Ini menjadi penting, di tengah pergumulan gaya hidup yang selalu mengidolakan tokoh global, “kita” mesti bersikap arif terhadap tokoh lokal yang mempunyai andil besar dalam upayanya menemukan sejarah bangsa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang meliputi empat tahap, yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Untuk memperoleh eksplanasi tentang persoalan yang diteliti digunakan pendekatan multi-dimensional dengan menggu-nakan teori konflik dari Ralp Dahrendorf.
Berdasarkan hasil kajian ditemukan fakta sebagai berikut: Pertama, perjuangan Abdul Halim dalam menemukan identitas kebangsaan telah dirintis sejak masa mudanya hingga wafat menjemputnya. Kedua, melalui organisasi yang didirikannya, Abdul Halim berhasil memberikan solusi bagi masyarakat pribumi terutama dalam pendidikan, dakwah, dan sosial. Ketiga, sebagai penghargaan pemerintah terhadap segala perjuangan yang dimainkannya adalah anugerah tanda kehormatan dari Pemerintah Republik Indonesia berupa Bintang Mahaputera Utama pada 1992, anugerah Bintang Mahaputera Adipradana dan Pahlawan Nasional pada 2008
- …