56 research outputs found
POLA KONSUMSI AIR BERSIH PADA KAMPUS POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Suatu lembaga pendidikan yang modern, harus didukung oleh sarana dan fasilitas yang dapat menunjang segala aktivitas yang berlangsung di dalam kampus, termasuk tersedianya sarana jaringan dan penyediaan air bersih yang memadai. Pendistribusian air bersih tentunya juga harus merata baik debit maupun tekanannya, karena itu diperlukan suatu sistem pendistribuaian yang handal sehingga dapat menjamin tersedianya air setiap saat dengan debit dan tekanan yang memadai. Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai jaringan distribusi air bersih yang sudah berusia lebih dari 30 tahun, sementara pada saat ini beban pendistribusiannya jauh lebih besar dibandingkan dengan beban di saat berdirinya kampus politeknik di awal tahun delapanpuluhan. Mengingat jumlah civitas akademika pada saat ini jauh meningkat dibandingkan dengan awal berdirinya politeknik, diperlukan pengkajian ulang tentang beban pendistribusian pada jaringan pipa distribusi air bersih di dalam kampus. Untuk pengkajian beban pendistribusian air bersih tersebut dilakukan penelitian untuk mengetahui realita pemakaian air bersih serta pola konsumsinya. Penelitian dilakukan dengan mengambil empat gedung utama sebagai sample untuk mendapatkan data konsumsi air bersih. Data yang didapatkan diolah dan dianalisis sehingga hasilnya dapat mencerminkan pola konsumsi air bersih di kampus Politeknik Negeri Sriwijaya
OPTIMALISASI PENGGUNAAN FILLER PASIR LAUT PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE UNTUK LALU LINTAS TINGGI
Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap material Asphalt Concrete-Binder Course (AC-BC) dengan menggunakan agregat kasar dari Merak, agregat halus dari Tanjung Raja dan aspal dari PT.Caltex dengan Pen. 80/100, sementara bahan filler yang akan digunakan adalah pasir laut yang berasal dari Pantai Matras terletak di Desa Sinar Baru, Kecamatan Sungailiat tepatnya berada di sebelah timur Pulau Bangka Belitung.
Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui penggunaan filler pasir laut dari Pantai Matars Desa Sinar Baru, Kecamatan Sungailiat Pulau Bangka yang paling optimum pada campuran panas jenis Asphalt Concrete-Binder Course pada perkerasan lentur (Flexible) untuk lalu lintas tinggi. Adapun variasi kadar filler pasir laut Pantai Matras yang akan dilakukan pengujian ini sebesar 6,5%; 8%; 9,5%; 11% dan 12,5%. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari pengujian Marshall didapat VMA tertinggi pada filler 6,5 % dengan nilai VMA 14,48 % dan nilai VMA terendah pada filler 12,5 % dengan nilai VMA 14,15 %. Nilai VFB tertinggi pada filler 12,5 % sebesar 87,64 % dan terendah pada filler 6,5 % sebesar 84,04 %. Nilai stabilitas tertinggi sebesar 4666kg diperoleh dari filler 12,5 %. Sedangkan nilai kadar optimum prosentase filler pasir laut adalah 11,19 % dengan nilai flow 3 mm dan nilai stabilitas 4108,46 kg
PPTTG PENERAPAN INSTALASI PENGOLAHAN BERSIH MENGGUNAKAN SISTEM FILTRASI BERTINGKAT
Application of technology to the community program is intended to help solve the problem of clean water that exists in SMP Negeri 3 and SMP PPT in Kenten Laut, Talang Kelapa District, Banyuasin. Before this program was held, the condition of the water used by the school was quite apprehensive because it only utilized the water available in the swamps and rivers around the school. The available water has poor characteristics, especially containing turbidity and iron that have not yet met the standard. Considering such conditions, we apply the results of our research to be able to assist these two schools in providing clean water through the Application of Water Treatment Plants. This installation is quite simple and easy to operate, where the installation consists of several main process such as netralitation, coagulation, floculation, sedimentation, and stage of filtration. The quality of clean water product from the installation has fulfill the requirements as a source of clean water based on Permenkes RI No.492 / Menkes / Per / IV / 2010
PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN TAMBAH AGREGAT HALUS UNTUK MENINGKATKAN KUAT TEKAN BETON
Concrete is a building which is composed by an aggregate (sand rocks), cement and water (plus the other ingredients can be additive or admixture). Much research has been done on the concrete technology to meet the needs in infrastructure development started from the street, buildings, bridges, etc. The more concrete and more widespread use of the increasing scale of development also shows the more concrete needs in the foreseeable future, thus affecting the development of concrete technology which will demand new innovations regarding the concrete itself The times in the era of globalization, this resulted in a rapid increase of the number of goods waste residu which existence can be a problem for life, one of which is the presence of household glass waste. In this regard the efforts made are the utilization of powder glass as fine aggregate additive to enhance strong press concrete. Glass powder is used as a supplement for is smooth, with the addition of different variations, it is hoped to provide strong value press the concrete which is more varied and can be determined the optimum levels of glass powder. As for the variation of the addition of powder glass used is 0 %, 25 %, 50 %, 75 %, and 100 %, with tests on a 3-day, 7-day, 14-day and 28 days. The result shows that glass powder can increase the strength of the concrete of compressive strength of concrete press 12 % normal, whereas for the optimum proportion is 25%
VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC)
Lapis permukaan konstruksi perkerasan jalan adalah lapisan yang paling besar menerima beban. Oleh sebab itu material penyusun lapisan ini haruslah material yang berkualitas baik. Kadar agregat dalam perkerasan lentur umumnya berkisar antara 90-95% dari berat total. Partikel pipih dan kelonjongan dari agregat pada perbandingan antara 1:5, tidak boleh lebih besar dari 10 % (spesifikasi divisi 6, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh agregat pipih dalam campuran aspal beton dengan menambahkan kadar agregat pipih yang bervariasi: 0%; 5%; 10%; 15%; 20% dan 25% pada campuran aspal beton yang mempunyai kombinasi agregat yaitu: 18% Batupecah 2/3 + 17% Batupecah 1/2 + 19% Batu pecah 1/1 + 44% abubatu + 2% Filler. Setelah dibuat masing-masing 3 benda uji dengan kadar aspal berkisar antara: 5%; 5,5%; 6,0%; 6,5% dan 7,0%, maka didapat kadar aspal sebesar 6% yang akan dipergunakan untuk pembuatan sampel benda uji untuk menentukan pengaruh agregat pipih terhadap nilai karaktristik aspal beton. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar agregat yang akan dipergunakan pada campuran aspal beton tidak boleh >10% karena hal ini akan mempengaruhi stabilitas dari aspal beton
PENGARUH PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (AC-BC)
Asphalt Concrete - Binder Course (AC-BC) merupakan salah satu bagian dari perkerasan yang berfungsi sebagai lapis antara yang menahan beban maksimum akibat beban lalu lintas. Batukapur merupakan salah satu bahan mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor industri, tapi belum termanfaat secara optimal sebagai bahan penstabilan jalan raya. Selama ini sebagai bahan pengisi pada aspal beton biasanya digunakan batupecah, oleh sebab itu pada kesempatan ini penggunaan batupecah sebagai agregat halus akan diganti dengan batukapur.Dengan membuat benda uji marshall dengan variasi batu kapur sebagai pengganti agregat halus pada kadar 10%, 25%, 50%, 75%, dan 100% serta kadar aspal yang direncanakan adalah 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, 10%, 11%,12%, dan 13% yang kemudian dibandingkan dengan aspal beton lapis AC-BC yang menggunakan agregat halus batu pecah, maka akan diketahui Kadar Aspal Optimum, stabilitas, kelelehan, VIM, VMA, VFA, dan MQ pada campuran aspal beton AC-BC yang menggunakan batu kapur sebagai pengganti agregat halus.Berdasarkan hasil pengujian Marshall diperoleh KAO dengan proporsi batu kapur 0%, 10%, 25%, 50%, 75%, dan 100% adalah 6,5%, 7,4%, 7,55%, 8,05%, 9,25%, dan 10,05%. Nilai untuk stabilitas proporsi batu kapur 0%, 10%, 25%, 50%, 75%, dan 100% adalah 2400kg, 2600 kg, 2700 kg, 3200 kg, 2800 kg dan 2750 kg. Setelah dianalisa tentang kadar Aspal Optimum, stabilitas, kelelehan, VIM, VMA, VFA, dan MQ, bahwa penggunaan batu kapur sebagai pengganti agregat halus pada aspal beton AC-BC maksimum pada kadar 50%
KERUSAKAN DINI LAPISAN PERKERASAN ASPAL BETON AC-BC
Kerusakan dini lapisan perkerasan jalan umumnya dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang saling kait- mengait. Menurut Manual Pemeliharaan Jalan No: 03/MN/B/1983 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, kerusakan-kerusakan jalan yang disebabkan oleh bahan perkerasan/material yang digunakan kurang baik diantaranya : retak halus , Retak selip (slippage cracks ), cacat permukaan dan terlepasnya butir-butir agregat di mana tidak adanya ikatan antar butir agregat. Dengan mengambil sampel di lapangan pada daerah yang terjadi kerusakan sebanyak 7 sampel, maka akan diteliti apakah bahan/material yang digunakan memenuhi persyaratan berdasarkan spesifikasi lapis aspal beton menurut BinaMarga. Dari Hasil pengujian didapatkan bahwa agregat yang digunakan banyak mengandung lumpur dengan kadar lumpur > 1%. Dan agregat halus yang digunakan ternyata mengandung pasir> 15%. Hal ini tentunya akan mempengaruhi daya ikat aspal tehadap agregat
Pemanfaatan Serbuk Kaca Sebagai Bahan Tambah Agregat Halus Untuk Meningkatkan Kuat Tekan Beton
Concrete is a building which is composed by an aggregate (sand rocks), cement and water (plus the other ingredients can be additive or admixture). Much research has been done on the concrete technology to meet the needs in infrastructure development started from the street, buildings, bridges, etc. The more concrete and more widespread use of the increasing scale of development also shows the more concrete needs in the foreseeable future, thus affecting the development of concrete technology which will demand new innovations regarding the concrete itself The times in the era of globalization, this resulted in a rapid increase of the number of goods waste residu which existence can be a problem for life, one of which is the presence of household glass waste. In this regard the efforts made are the utilization of powder glass as fine aggregate additive to enhance strong press concrete. Glass powder is used as a supplement for is smooth, with the addition of different variations, it is hoped to provide strong value press the concrete which is more varied and can be determined the optimum levels of glass powder. As for the variation of the addition of powder glass used is 0 %, 25 %, 50 %, 75 %, and 100 %, with tests on a 3-day, 7-day, 14-day and 28 days. The result shows that glass powder can increase the strength of the concrete of compressive strength of concrete press 12 % normal, whereas for the optimum proportion is 25%
- …